AWAL PEMERINTAHAN
Membentuk KPN :
-
KEBIJAKAN KONTROVERSIAL
1. Pemberhentian Kapolri Jendral Roesmanhadi
Roesmanhadi dinilai tidak mampu mengantisipasi terjadinya
pembakaran sekolah Kristen STT Doulos.
2. Pemberhentian Kapuspen Hankam Mayjen TNI Sudrajat yang
digantikan dengan Marsekal Muda TNI Graito dari TNI AU
Pemberhentian tersebut dilatar belakangi oleh pernyataan Mayjen
Sudrajat bahwa Presiden bukan Panglima Tinggi TNI.
3. Mengeluarkan pengumuman tentang adanya menterimenteri Kabinet Persatuan Nasional yang terlibat KKN
4. Referendum Aceh
Gusdur sempat berkeinginan untuk memilih mengadakan
referendum Aceh, untuk memilih merdeka atau bergabund dengan
RI. Namun hal ini dibantah oleh pemerintah karena bila diadakan
AKHIR PEMERINTAHAN
SKANDAL
BULOGGATE :
Pada bulan Mei, Badan Urusan Logistik (BULOG) melaporkan bahwa $4 juta
menghilang dari persediaan kas Bulog. Kasus Buloggate begitu terkenal karena sering
kali menjerat petinggi-petingggi negara. Kasus-kasus yang melibatkan nama Badan
Urusan Logistik (Bulog) serta jajaran pimpinannya sejak lama sudah mengemuka. Kasus
ini melibatkan Yanatera (Yayasan Bina Sejahtera) Bulog yang dikelola oleh mantan
Wakabulog Sapuan. Sapuan akhirnya divonis 2 tahun penjara dan terbukti bersalah
menggelapkan dana non bujeter Bulog sebesar 35 milyar rupiah.
Keterlibatan Presiden Gus Dur sendiri baru terungkap secara terbatas, yaitu
adanya pertemuan antara Presiden dan Sapuan (Wakil Kepala Bulog) di Istana. Dalam
pertemuan itu, Presiden menanyakan dana nonbudgeter Bulog dan kemungkinan
pengunaannya. Sapuan mengatakan, dana nonbudgeter itu ada, tetapi penggunaannya
harus melalui keppres (keputusan presiden). Meskipun uang berhasil dikembalikan,
musuh Gus Dur menuduhnya terlibat dalam skandal ini.
BRUNEIGATE :
Pada waktu yang sama, Gus Dur juga dituduh menyimpan uang $2 juta untuk
dirinya sendiri. Uang itu merupakan sumbangan dari Sultan Brunei untuk membantu di
Aceh. Namun, Gus Dur gagal mempertanggungjawabkan dana tersebut. Skandal ini
disebut skandal Bruneigate. Walaupun tidak terbukti melalui pengadilan, skandal ini
mengakibatkan kredibilitas rakyat terhadap presiden semakin turun. Serta perekonomian
yang tidak berkembang.
PERISTIWA
24 Desember 2000, terjadi serangan bom terhadap gererja-gereja di
Jakarta dan delapan kota lainnya di seluruh Indonesia
Pada malam Natal 24 Desember 2000, terjadi serentetan serangan bom di
sejumlah gereja di Indonesia. Serangan tersebut diduga dilakukan oleh
kelompok Jamaah Islamiyah.
Beberapa kota yang gerejanya menerima serangan bom adalah Jakarta,
Batam, Sukabumi, Pangandaran, Bandung dan Pekanbaru.
KELEBIHAN
1. Politik Luar Negeri yang Bebas Aktif
Seringnya Gus Dur berkunjung ke luar negeri mendapat respon
positif dari dunia. Selain itu, kunjungan-kunjungan ini membuka
peluang kerja sama (terutama dalam perdagangan), walaupun
banyak pihak yang merasa tindakan Gus Dur tersebut hanya
menghabiskan uang negara.
Padahal dengan adanya berbagai kunjungan ke luar negeri, banyak
memberi manfaat bagi Indonesia. Salah satunya adalah membawa
Indonesia ke Forum Ekonomi Dunia. Pada Januari 2000, Gus Dur
melakukan perjalanan ke luar negeri ke Swiss untuk menghadiri
Forum Ekonomi Dunia. Sehingga Indonesia lebih dikenal oleh dunia.
2. Iklim politik yang Demokratis
Di masa pemerintahan Gus Dur, suasana demokratis mulai tampak
wujudnya. Walaupun pada pemerintahan sebelumnya (Presiden
Habibie), demokrasi sudah mulai tampak, tapi, pada masa Gus Dur
begitu terasa.
Bukti- buktinya adalah penghapusan berbagai peraturan yang
merugikan kaum minoritas, pembubaran instansi negara yang tak
lagi efektif (departemen Penerangan dan Sosial) hingga niat Gus
Dur untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara Israel.
Bukti- bukti tersebut menggambarkan bahwa Gus Dur sangat
menghargai kebebasan individu.
KEKURANGAN
1. Rendahnya Tingkat Popularitas Gus Dur
Rendahnya tingkat popularitas Gus Dur disebabkan karena Gus Dur
sering membuat keputusan- keputusan yang kontroversial.
Selain itu, Gus Dur memang disegani kepemimpinannya. Tapi,
sebagai seorang negarawan yang harus arif dalam membuat
kebijakan, Gus Dur diragukan kemampuannya.
2. Tak Punya Basis Politik yang Kuat di Parlemen (MPR/ DPR)