Abdurrahman Wahid yang dikenal sebagai Gus Dur adalah presiden ke-empat menggantikan B.J.
Habibie. Beliau lahir di Jombang, Jawa Timur pada 07 September 1940 dan dilantik menjadi
presiden saat berusia 59 tahun.
Nama Gus dur tidaklah asing dikalangan pemeluk agama Islam, karena beliau adalah Putra
pemimpin Nadhatul Ulama dan cucu dari K.H Hasyim Asy'ari.
Gus Dur sendiri adalah pendiri Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ), dan didampingi oleh
Megawati Soekarno Putri sebagai Wakil Presiden dengan jabatan dua tahun.
Dalam dua tahun Gus Dur mendapat banyak kontroversi-kontroversi yang cukup banyak,
sehingga jabatan nya hanya berlangsung selama dua tahun sebelum diberhentikan oleh MPR.
•Program Kerja
3 Pencabutan peraturan larangan terhadap PKI dan penyebaran Marxisme dan Leninisme.
-Gus Dur mengusulkan kebijakan pembatalan Tap MPRS No. XXV Tahun 1966.
•Kontroversi
- Hal tersebut dianggap kontroversial karena Soeharto dan keluarga Cendana sedang menjadi
sorotan publik.
-Gus Dur menerima tamu dari kalangan mana saja bahkan di tengah malam.
Kroversial Lain
Siapapun orangnya (umat beragama Islam), baik yang taat maupun yang tidak taat
pasti akan terhenyak dan emosi jika simbol identitas Islam dilecehkan. Ide ‘gila’ apa
dan dari mana sumber inspirasi pemikiran Gus Dur sehingga berani mencoba untuk
mensejajarkan, menyetarakan, bahkan mempergantikan ucapan assalamualaikum
dengan ucapan selamat pagi maupun dengan sejenisnya.
Pada waktu itu, para ulama sepakat meminta Gus Dur agar mempertanggung
jawabkan atas pernyataan-pernyataan, pandangan-pandangan, dan langkah-
langkahnya yang disinyalir menggelisahkan dan menggeramkan publik, termasuk
para kiai terkait dengan isu-isu keagamaan. Salahsatu yang diminta pertanggung
jawaban yakni permasalahan yang sedang dibicarakan pada tulisan ini.
Hanya dengan penyampaian yang lugas, berbobot, sedikit canda tawa namun penuh
arti, Gus Dur meyakinkan dan membuat kagum para peserta ‘sidang’ untuk percaya
dengan apa yang telah dipikirkannya. Sembari menyampaikan pandangannya terkait
dengan situasi nasional dan internasional saat itu khususnya dalam perpolitikan, Gus
Dur pula menyampaikan terkait dengan tradisi kajian di pesantren yang menurutnya
harus mempunyai metodologi dan kontekstualisasi dalam membaca zaman,
termasuk di dalamnya membaca permasalahan agama, sosial, budaya, maupun
politik dalam tatanan lokal, global dan internasional.
Jika kita cermati bersama, pernyataan Gus Dur yang kontroversial itu seolah
mendapatkan jawabannya sendiri. Bagaimana kita saksikan di ruang-ruang publik
saat ini (dunia nyata dan maya) ucapan-ucapan semisal Insyaallah, Astagfirullah,
Alhamdulillah sudah menjadi bagian yang tidak hanya diucapkan oleh orang muslim
saja, melainkan juga oleh non-muslim.
Banyak acara-acara reality show (hiburan) yang diperankan oleh para artis-artis non-
muslim, dengan gamlang dan tak canggung mereka mengucapkan ucapan yang
mengandung simbolisasi Islam. Terlebih lagi dengan ucapan-ucapan simbolisasi Islam
lainnya yang dipakai dalam suasana demo anarkis. Dengan realita seperti itu seolah
menjadikan sebagian identitas simbolisasi Islam sudah tidak sakral dan transenden
lagi.
Boleh jadi, berdasarkan realita semacam itulah kemudian menginspirasi Gus Dur
untuk sedikit memberi solusi bagaimana agar identitas simbolisasi Islam itu tetap
terjaga dan tetap dimiliki oleh orang Islam itu sendiri.
Gus Dur telah memberi arah kepada kita, meskipun pelik namun jelas, bagaimana
agar permasalahan-permasalahan yang menyangkut dengan kesakralan simbolisasi
Islam dapat tetap terjaga dengan baik.
Disusun oleh :
Kelompok ll
-Dika Yuliana
-Herlina Susanti
-Hilmi Mubarok