NIM : 2021080
MK : Kepemimpinan Pendidikan
DOSEN : Mr. Fajar Suryono
Abdurrahman Wahid
A. Abdurraman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur menjabat presiden RI ke-4 mulai 20
oktober 1999 hingga 24 Juli 2001. Beliau lahir tanggal 4 Agustus 1940 di desa Denanyar,
Jombang, jawa Timur. Gus Dur adalah putra pertama dari 6 bersaudara. Ayahnya adalah
seorang pendiri organisasi besar Nahdlatul Ulama, yang bernama KH. Wahid Hasyim.
Sedangkan ibunya bernama Hj.Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar
jombang, K.H Bisri Syamsuri. Dari perkawinanya dengan Sinta Nuriyah, mereka dikaruniai
4 orang anak yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh, Annita
Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari.
Sejak kanaak-kanak Gus dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan
perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu beliau juga aktif berkunjung keperpustakaan
umum jakarta. Dan pada usia belasan tahun Gus Dur telah akrab denganberbagai majalah,
surat kabar, dan Novel dan buku-buku lainnya. Disamping membaca beliau juga hobi
bermain bola, catur dan musik.
Pada tahun 1979 gus dur pindah kejakarta mula-mula merintis pesantren ciganjur.
Sementara pada awal tahun 1980 gus dur dipercaya sebagai wakil khatib syuriah PBNU.
Di sini gus dur terlibat dalam diskusi dan perdebatan serius masalah Agama, suku dan
disiplin. Gusdur semakin serius menulis dan bergelud dengan dunianya, baik dilapangan
kebudayaan, politik, maupun pemikiran KeIslaman. Karier yang dianggap menyimpang
dalam kapasitasnya sebagai tokkoh Agama sekaligus pengurus PBNU dan mengundang
cibiran adalah ketika menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1983. Beliau juga
menjadi ketua juri dalam festival film Indonesia (FFI0 tahun 1986,1987.
Pada tahun 1984 gusdur dipilih secara aklamasi oleh sebuah tim ahl hall wa al-‘aqdi yang
diketuai K.H. As’ad syamsul Arifin untuk menduduki jabatan ketua umum PBNU pada
muktamar ke-27 di situbondo. Jabatan tersebut kembali dikukuhkan pada muktamar ke-
28 dipesantren krapyak Yogyakarta (1989), dan muktamar di cipasung jawa barat (1994).
Jabatan ketua umum PBNU kemudian dilepas ketika gusdur menjabat presiden RI ke-4
selama menjadi presiden, tidak sedikit pemikiran gusdur kontroversial. Seringkali
pendapatnya berbeda dari pendapat banyak orang.
Abdurrahman wahid wafat dalam usianya yang ke-69 pada tanggal 30 Desember 2009
pukul 18.40 WIB dirumah sakit Cipyo mangunkusumo Jakarta
B. Yang membuat Gusdur menjadi pemimpin yang hebat dan bermanfaat bagi Indonesia
adalah “Menghargai Pemimpin” . hikam mengatakan tiak banak pemimpin indonesia
yang memiliki jiwa kenegarawan. Salah satu pemimpin yang memiliki jiwa kenegarawan
adalah Gusdur.
Gusdur juga merupakaan pemimpin yang fleksibel yang diartikan sebagai pemimpin
dengan kekmampuan adaptasi yang baik untuk menghadapi situasi. Dan gusdur
mengutamakan konsensus dalam pengambilan keputusan dan juga berkarisma.