ABDURRAHMAN WAHID
Kelompok 4 (empat)
Kelompok 4 (empat)
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain agar pembaca dapat
mengetahui bagaimana sosok Abdurrahman Wahid atau yang biasa disapa Gus
Dur serta untuk mengetahui bagaiamana Gus Dur sebagai Presdien Republik
Indonesia dalalm menjalani roda pemerintahan.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I : Pendahuluan
A. Biografi
B. Kebijakan/Program
C. Kelebihan/Prestasi
D. Kekurangan
Daftar Pustaka
BAB I
Indonesia Pasa Masa Pemerintahan Abdurrahman
Wahid
A. Biografi
Abdurrahman Wahid, Presiden Indonesia Keempat ini lahir di Jombang,
Jawa Timur, 7 September 1940 dari pasangan Wahid Hasyim dan Solehah. Ia
lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil atau “Sang Penakluk”, dan kemudian
lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. “Gus” adalah panggilan kehormatan
khas pesantren kepada anak kiai.
Gus Dur merupakan putra pertama dari enam bersaudara, dari keluarga
yang sangat terhormat dalam komunitas muslim Jawa Timur. Kakek dari
ayahnya, KH. Hasyim Asyari, adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara
kakek dari pihak ibu, KH Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren. Ayah Gus
Dur, KH Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri
Agama pada 1949. Ibunya, Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren
Denanyar Jombang.
Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat orang
anak: Alissa Qotrunnada, Zanubba Ariffah Chafsoh (Yenny), Anita
Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari. Yenny aktif berpolitik di PKB dan saat
ini adalah Direktur The Wahid Institute.
Gus Dur wafat, hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto
Mangunkosumo, Jakarta, pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi penyakit,
diantarnya jantung dan gangguan ginjal yang dideritanya sejak lama. Sebelum
wafat dia harus menjalani cuci darah rutin. Seminggu sebelum dipindahkan ke
Jakarta ia sempat dirawat di Surabaya usai mengadakan perjalanan di Jawa
Timur.
1. Pendidikan
a. Ketua PBNU
b. Anggota MPR RI
Baru pada Juli 1998 Gus Dur menanggapi ide itu karena
mendirikan partai politik adalah satu-satunya cara untuk melawan
Golkar dalam pemilihan umum. Partai itu adalah Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB). Pada 7 Februari 1999, PKB resmi menyatakan Gus
Dur sebagai kandidat presidennya.
3. Penghargaan Gusdur