0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
148 tayangan2 halaman
Film Surga Yang Tak Dirindukan bercerita tentang perjalanan cinta antara Pras dan Arini yang
terganggu oleh keputusan Pras untuk menikahi wanita lain, Meirose, karena alasan kemanusiaan. Film
ini mengangkat tema poligami secara realistis dengan mengeksplorasi perasaan dan perspektif ketiga
tokoh utama dalam menghadapi situasi tersebut. Walaupun mengangkat topik sensitif, film ini
berupaya memberikan pesan bahwa poligami d
Film Surga Yang Tak Dirindukan bercerita tentang perjalanan cinta antara Pras dan Arini yang
terganggu oleh keputusan Pras untuk menikahi wanita lain, Meirose, karena alasan kemanusiaan. Film
ini mengangkat tema poligami secara realistis dengan mengeksplorasi perasaan dan perspektif ketiga
tokoh utama dalam menghadapi situasi tersebut. Walaupun mengangkat topik sensitif, film ini
berupaya memberikan pesan bahwa poligami d
Film Surga Yang Tak Dirindukan bercerita tentang perjalanan cinta antara Pras dan Arini yang
terganggu oleh keputusan Pras untuk menikahi wanita lain, Meirose, karena alasan kemanusiaan. Film
ini mengangkat tema poligami secara realistis dengan mengeksplorasi perasaan dan perspektif ketiga
tokoh utama dalam menghadapi situasi tersebut. Walaupun mengangkat topik sensitif, film ini
berupaya memberikan pesan bahwa poligami d
Esai Terhadap Film Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia
Oleh : Nike Anisa Setya M. (XII MIPA 6/27)
Film ini disutradarai oleh Kuntz Agus diangkat dari sebuah novel yang berjudul Surga Yang Tak Dirindukan yang ditulis oleh Asma Nadia. Film ini bertemakan poligami. Ada tiga tokoh utama dalam film ini yang diperankan oleh Fedi Nuril sebagai Prass, Laudya Cynthia Bella sebagai Arini, Raline Shah sebagai Meirose. Film yang berjudul "Surga yang Tak Dirindukan" bercerita tentang perjalanan cinta antar Pras dan Arini. Film ini mengangkat tema yang cukup sensitif di indonesa, yaitu poligami yang sering terjadi dimasyarakat. Kisah poligam di film ini lebih banyak menimbulkan konflik yang dikemas dengan apik oleh sutradara. Sutradara seolah terinsprasi dari banyak kasus poligam di Indonesia yang cenderung tidak baik, pihak yang berpoligam seolaholah menglalalkan “pernikahan terlarang” di balik agama. Film ini dikemas dengan sangat baik oleh akting beberapa aktor yang sudah terkenal sering memainkan film dengan tema sejenis, yaitu kehidupan keluarga. Salah satunya adalah Ferd Nuril yang telah beberapa kali memerankan sosok suami yang “terpaksa” berpoligami. Walaupun film ini mengangkat judul yang sama dengan novelnya, tentu hasil akhirnya berbeda antara film dengan novel. Para pemain yang terlihat sangat bagus dan alami. Film ini diangkat dari novel, Surga yang Tak Dirindukan. Namun , ada beberapa bagian yang tidak sama persis dengan novelnya. Dalam film ini, perasaan Prass sangat ditunjukkan. Salah satu contohnya adalah adegan Prass tidak berdayanya ia saat malihat seorang wanita yang baru saja menjadi ibu mencoba untuk bunuh diri. Lalu ,dengan mudahnya Prass memutuskan untuk menikahi Meirose karena ia tidak ingin bayi wanita itu memiliki nasib yang sama dengannya. Dibagian ini, tokoh Prass terlihat memiliki hati yang sangat lembut dan tidak berpikir panjang sampai dia lupa memikirkan bagaimana perasaan Arini, istrinya, jika mengetahui bahwa ia telah menikah lagi. Keputusan tersebut membuat ia gelisah memikirkan alasan dan waktu yang tepat untuk berbicara kepada Arini di tengah kebahagiaan kehidupan keluarga mereka. Sampai akhirnya, Arini sangat marah dan sakit hati atas perlakuan Prass yang telah berjanji kepada ayahnya untuk tidak menyakiti hatinya. Pada adegan Arini mendatangi Meirose, terlihat Meirose tidak berdaya dan tidak langsung berusaha memberi penjelasan alasan Prass menikahinya dengan gamblang sengingga penonton terlihat “gemas” saat adegan itu. Semuanya berhasil mencabik hati dan emosi para penonton. Kebanyakan dari para penonton menangis saat menonton film ini Penonton didorong untuk berpikir bukan hanya dari sudut pandang satu tokoh, melainkan dari ketiga tokoh utama. Bagaimana jika menghadapi posisi yang dialami Prass, Arini, ataupun Meirose. Film ini menekankan sebuah poligami akan menjadi indah jika keduanya saling ikhlas dan saling mengerti. Akan tetapi mayoritas wanita yang tidak mau dimadu. Poligami terjadi bukan karena kesalahan siapapun, karena memang itu adalah jalan yang telah digariskan oleh AllahAda balasan surga bagi wanita yang ikhlas dan ridha jika dirinya dimadu. Tema poligami sangat sesuai dengan fenomena di masyarakat. Penulis mencoba memberi pelajaran bahwa poligami tidak selalu berakhir sedih karena film ini diakhiri dengan kehidupan yang senang dari sudut pandang Arini. Film ini cocok ditonton oleh remaja sampai orang dewasa, baik perempuan maupun laki-laki. Film ini bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi perempuan bahwa di Al-Qur’an disebutkan bahwa laki-laki boleh menikahi perempuan lebih dari satu dan jika mereka telah ikhlas dan ridha sesungguhnya Allah telah memiliki balasan yang sangat indah juga tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Bagi laki-laki film ini mengajarkan bahwa jika ingin berpoligami maka dia harusmemikirkannya dengan matang apakah ia bisa adil atau tidak. Walaupun istri pertama telah mengaku ikhlas dan ridha, apakah hal itu benar-benar diucapkan dan diakuinya dari dalam hati. Film ini menyajikan warna warni kehidupan yang tidak bisa kita prediksi terlebih dahulu apa yang akan terjadi besok, lusa dan seterusnya. Film yang sangat bagus dan sangat menyentuh. Film yang sangat direkomendasikan untuk Anda tonton.