Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur kimia, yaitu sifat
logam,elektron valensi, dan jumlah kulit elektron. Brdasarkan sifat logamnya, unsur kimia
dikelompokan menjadi logam, semilogam, nonlogam, dan gas mulia. Berdasarkan elektron
valensinya unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan transisi. Golongan utama
terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Adapun golongan
tarnsisi dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida dan aktinida.
Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat dikelompokan
menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. sifat logam unsur-unsur seperiode dari kiri
kekanan semakin bersifat nonlogam. Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki
sifat kimia dan sifat fisika yang bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga
adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang
(S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur
menyusut, sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat.
Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al) menjadi
semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam umumnya
membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metaloid membentuk struktur
molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam cenderung membentuk
struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia cenderung dalam keadaan gas
monoatomik.
Logam M Nonlo Gas
etaloid gam mulia
IA,IIA,IIIA IV VA,V VIIIA
A IA,VIIA
Cl S Si Al Mg Na Ar P
Gambar unsur periode 3.
a. Natrium (Na)
Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan
seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam
(terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan
bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif,
natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari sangat jelas.
Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di
kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali.
b. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang terletak pada golongan IIA,
memiliki simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen
terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut
ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat
campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut
"magnalium" atau "magnelium".
C. Aluminium (Al)
Aluminum ialah unsur kimia dalam tabel periodik unsur yang terletak pada golongan
IIIA, dengan simbol Al dan nomor atom 13. Aluminium adalah logam yang paling
berlimpah, merupakan konduktor listrik yang baik, terang dan kuat serta tahan terhadap
korosi. Aluminium dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi
menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Aluminium banyak digunakan
dalam kabel bertegangan tinggi, bingkai jendela dan badan pesawat terbang, ditemukan di
rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu. Aluminium juga digunakan
untuk melapisi lampu mobil.
d. Silikon (Si)
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan
nomor atom 14. Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk bersifat
paramagnetik. Unsur kimia ini dtemukan oleh Jns Jakob Berzelius. Silikon hampir 25.7%
mengikut berat. Biasanya dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon sering
digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi
bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone.
e. Fosfor (P)
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran yang
terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor berupa berbagai jenis
senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah
tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan
fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen,
sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar
dalam gelap (glow in the dark).
f. Sulfur (S)
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S
dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan
multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di
alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide
dan sulfate. Sulfur adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam
amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu,
korek api, insektisida dan fungisida.
g. Klorin(Cl)
Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat"), adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan
nomor atom 17. Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen (VIIA). Dalam
bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam
dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua
bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan,
dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan,
pemutih, atau desinfektan.
h. Argon (Ar)
Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor
atom 18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.
Nama "argon" berasal dari kata Yunani berarti "malas" atau "yang tidak aktif",
sebuah referensi untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet
lengkap (delapan elektron) di kulit atom terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap
ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Titik triple suhu 83,8058 K adalah titik tetap yang
menentukan dalam Skala Suhu Internasional 1990.
B. Sifat-sifat Unsur Periode Ketiga
1. Sifat Fisik Unsur Periode Ketiga
Data sifat periodic unsur-unsur periode ketiga
Sifat Na Mg Al Si P S Cl Ar
Senyawa
Nomor 11 12 13 14 15 16 17 18
atom
Elektron 35 352 3523p1 352p 3523 3523p4 3523p5 3523p6
valensi 32 p3
Jari-jari 1,86 1,60 1,43 1,17 1,10 1,04 0,99 0,97
atom
Energi 495,8 737, 577,6 786, 1011 999,6 1251,1 1520,4
ionisasi(Kj 7 4 ,7
/ma)
Keelektro 0,93 1,31 1,61 1,90 2,19 2,58 3,16 -
negatifan
Titik leleh 97,81 648, 660,37 1,41 44,1 119,0 -100,98 -189,2
(0C) 8 0
Titik didih 903,8 1,10 2467 2,35 280 44,67 -34,6 -185,7
5 5
Berdasarkan tabel tersebut, kita dapat mengetahui bahwa dari kiri ke kanan, jumlah elektron
valensi semakin banyak, sedangkan jumlah kulitnya tetap. Akibatnya, jari-jari atom semakin
kecil sehingga semakin sukar melepaskan elektron (ionisasinya semakin besar). Harga
keelektronegatifan unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar dan sebaliknya,
harga keelektropositifan semakin kecil. Unsur Na, Mg, Al, Si, P, S berwujud padat pada suhu
kamar karena unsur-unsur tersebut memiliki harga (t.l) dan (t.d) di atas suhu ruangan (di atas
250C). Sedangkan unsur Cl dan Ar berwujud gas karena memiliki (t.l) dan (t.d) di bawah
suhu ruangan. Dalam periode ketiga, letak logam disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam
semakin reaktif, Na >Mg> Al. Jadi Na paling reaktif.
Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga memiliki harga potensial reduksi 5 standart yang
semakin positif sehingga sifat pereduksinya semakin berkurang dan sifat pengoksidasinya
semakin bertambah.
Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi magnesium lebih
lemah dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air panas.
Contoh :
2Na (5) + 2H O (l) 2Na OH (ag) + H2 (g)
Sedangkan silicon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium sehingga
silicon yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.
Contoh :
Si (5) + O2 (g) Si O2 (5)
b. Sifat Logam dan Nonlogam
Unsur-unsur periode ketiga, seperti Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, sedangkan
unsur-unsur P, S, dan Cl merupakan unsur nonlogam. Adapun Si merupakan unsur yang
memiliki sifat peralihan antara unsur logam dan nonlogam sehingga disebut unsur metalloid
(semi logam). Argon (Ar) termasuk golongan gas mulia yang bersifat insert (sulit bereaksi)
sehingga tidak dibahas lebih lanjut dalam bab ini.
c. Sifat Asam-Basa
Sifat asam berkaitan dengan sifat non logam,sedangkan sifat basa berkaitan dengan logam.
Sifat basa atau sifat asam dari suatu unsur bergantung pada konfigurasi electron dan harga
ionisasi unsur - unsur tersebut.
Sifat Basa
Dari kiri ke kanan, unsur - unsur periode ketiga memiliki harga ionisasi yang semakin besar
sehingga semakin sukar melepas electron. Penyebabnya electron Dari unsur tersebut akan
kurang tertarik kea rah atau oksigen sehingga kecenderungan untuk membentuk ion OH
menjadi berkurang.
Contoh :
M OH M+ + OH-
Jadi, dari kiri kekanan sifat basa usnur periode ketiga semakin lemah.
Sifat Asam
Energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar sehingga semakin
mudah menarik electron dari atom oksigen. Jadi dari kiri ke kana sifat asam unsur periode
ketiga semakin kuat.
Contoh :
M OH MO- + H+
Senyawa asam unsur periode ketiga, yaitu : asam siukat (H2SiO3) asam fosfat (H3DO4) asam
sinfat (H2SO4) dan asam paklorat (HCO4). Senyawa H2SiO3 merupakan asam sangat lemah
sehingga mudah terurai menjadi senyawa SiO2 dan H2O.
C. Pengujian Unsur Unsur Periode Ketiga
Reaksi dengan Air
1. Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen
dan larutan NaOH yang tak berwarna.
2. Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam
uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya
akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium
ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan
magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi. Magnesium terbakar dalam uap air
dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida dan hidrogen.
3. Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida.
Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada
logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
4. Silicon
Terdapat beberapa perbedaan dalam beberapa buku atau web mengenai bagaimana reaksi
silikon dengan air atau uap air. Sebenarnya hal ini tergantung pada silikon yang digunakan.
Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir tidak
reaktif.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu
tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.
Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan
bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
5. Fosfor dan sulfur
Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.
6. Klor
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna bijau. Terjadi
reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit.
Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu
Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses
lainnya
Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses
Untuk mendeteksi sumber air tanah
Dipakai dalam roda mobil mewah: