DISUSUN OLEH:
PUTRI DANIL ULANDARI (08041281722062)
WANDA DESWIKA ANDINI (08041281722036)
DOSEN PENGAMPU:
DR. YUANITA WINDUSARI, S. SI., M. SI.
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
anugerah yang dilimpahkan, sehingga dapat menyelesaikan makalah
ekotoksikologi ini dengan lancar dan sesuai dengan jadwal. Salawat dan salam
tidak lupa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
semua dari zaman kegelapan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
kemampuan ilmu serta pengalaman penulis yang dimiliki masih rendah. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr. Yuanita Windusari, S. Si., M. Si. selaku dosen ekotoksikologi yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis dan semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, semoga apa yang telah diberikan mempunyai
arti tersendiri bagi penulis dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………...
1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………………….
1.4. Manfaat Penulisan……………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..
2.1. Sejarah Stronsium……………………………………………………...
2.2. Sumber Stronsium di Alam.……………………………………………
2.3. Sifat Kimia dan Sifat Fisika……………………………………………
2.4. Penggunaan Stronsium…………………...…………………………….
2.5. Mekanisme Stronsium dalam Tubuh dan Efeknya…………………….
BAB III KESIMPULAN…………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana sifat fisika dan sifat kimia senyawa stronsium?
1.2.2. Bagaimana mekanisme penguraian senyawa stronsium?
1.2.3. Bagaimana efek yang ditimbulkan pada tubuh manusia?
Universitas Sriwijaya
BAB II
PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya
secara kimia, bahkan lebih reaktif dalam air. Logam Sr menyala kuning saat
terkena udara. Hal ini terjadi secara alami dalam mineral celestite dan strontianite.
Logam Sr terbakar di udara menghasilkan oksida stronsium dan nitrida stronsium,
tetapi tidak bereaksi dengan nitrogen di bawah suhu 380 °C, sehingga pada suhu
kamar hanya akan membentuk oksida secara spontan. Elemen ini harus direndam
dalam minyak tanah (kerosene) untuk menghindari oksidasi.
Stronsium lebih lunak dibanding kalsium dan terdekomposisi dalam air
secara cepat. Garam-garam stronsium memberikan warna yang indah pada lidah
api dan digunakan di pertunjukan kembang api dan produksi flares. Stronsium
alami merupakan campuran dari 4 isotop yang stabil. Stronsium-90, sebuah
radioaktif isotop dari stronsium, merupakan sebuah produk umum dari ledakan
nuklir. Stronsium-90 ini terutama mematikan karena memiliki waktu paruh relatif
lama, sangat radioaktif dan dapat diserap oleh tubuh, di mana terakumulasi dalam
sistem rangka.
Universitas Sriwijaya
Orang bisa terpapar tingkat kecil (radioaktif) stronsium dengan menghirup
udara atau debu, makan makanan, air minum, atau melalui kontak dengan tanah
yang mengandung stronsium. Konsentrasi stronsium dalam makanan
berkontribusi pada konsentrasi stronsium dalam tubuh manusia. Bahan pangan
yang mengandung konsentrasi cukup tinggi stronsium adalah biji-bijian, sayuran,
dan produk susu. Senyawa stronsium yang dianggap amat berbahaya bagi
kesehatan manusia, bahkan dalam jumlah kecil, adalah stronsium kromat.
Stronsium kromat diketahui menyebabkan kanker paru-paru, tetapi risiko terpapar
telah sangat dikurangi dengan prosedur keselamatan di berbagai industri.
Penyerapan konsentrasi tinggi stronsium umumnya tidak menjadi bahaya
besar bagi kesehatan manusia. Namun pada anak-anak, asupan stronsium dalam
konsentrasi tinggi dapat memicu masalah pertumbuhan tulang. Stronsium
radioaktif memiliki lebih banyak risiko kesehatan dibandingkan stronsium stabil.
Serapan terlalu tinggi stronsium radioaktif menyebabkan anemia dan kekurangan
oksigen, dan pada konsentrasi yang sangat tinggi diketahui menyebabkan kanker
sebagai akibat dari kerusakan bahan genetik dalam sel.
Universitas Sriwijaya
BAB III
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sriwijaya