Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PRO KONTRA GENETIC MODIFIED FOOD

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Manusia)


Dosen Pengampu: DR. Fransiska Lanni, MS

Disusun oleh:
Mayhani Aulia Putri
22120105
A19.3

PROGRAM STUDI GIZI S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Pro dan Kontra Genetic Modified Food ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan penulis menulis makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Biologi Manusia. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
tentang genetic modified food bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis juga berterima kasih kepada Ibu DR. Fransiska Lanni, MS,
selaku dosen mata kuliah Biologi Manusia yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang


sudah membagikan sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata


sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 19 Desember 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian......................................................................................................3
B. Sekilas tentang produk GMF........................................................................4
C. Jenis-jenis GMF di pasaran...........................................................................5
D. Pro dan kontra terkait GMF..........................................................................6
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

III
IV
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontroversi makanan yg dimodifikasi secara genetik merupakan


perselisihan wacana penggunaan makanan dan barang-barang lainnya dari
tumbuhan transgenik alih-alih tumbuhan konvensional, dan penggunaan lain asal
rekayasa genetika dalam produksi pangan. Perselisihan melibatkan konsumen,
petani, perusahaan bioteknologi, regulator pemerintah, organisasi non-pemerintah,
dan ilmuwan.

isu-berita primer kontroversi ini terkait menggunakan kuliner yg


dimodifikasi secara genetik (baik kuliner GM maupun makanan GMO) ialah:
apakah kuliner tersebut wajib diberi label, kiprah regulator pemerintah,
objektivitas penelitian dan publikasi ilmiah, efek tumbuhan transgenik terhadap
kesehatan dan lingkungan, efek pada resistensi pestisida, akibat berasal tumbuhan
tersebut bagi petani, dan kiprah tanaman pada memberi makan populasi global.
Selain itu, produk yang asal asal GMO berperan dalam produksi bahan bakar
etanol serta farmasi.

Kekhawatiran spesifik termasuk tercampurnya produk yang dimodifikasi


secara genetik dengan produk yang tidak dimodifikasi secara genetik dalam
pasokan makanan, dampak GMO terhadap lingkungan, proses regulasi yg tegas,
dan konsolidasi kontrol pasokan kuliner pada perusahaan yang menghasilkan
serta menjual transgenik. grup advokasi seperti Center for Food safety, Organic
Consumers Association, Union of Concerned Scientists, serta Greenpeace berkata
risiko belum diidentifikasi dan belum dikelola secara memadai, dan mereka
mempertanyakan objektivitas pihak yg berwenang.

evaluasi keamanan produk makanan yg direkayasa secara genetika oleh

1
badan pengawas dimulai menggunakan evaluasi apakah makanan tersebut
setara secara substansial dengan produk yang tidak direkayasa secara genetika
serta telah diklaim layak buat dikonsumsi manusia. Belum terdapat laporan
tentang akibat buruk terhadap manusia yg sudah didokumentasikan, berasal
kuliner yang dimodifikasi secara genetik ini.

mufakat ilmiah menyatakan bahwa makanan yg tersedia saat ini yang asal
dari tumbuhan transgenik tak mempunyai risiko lebih akbar bagi kesehatan insan
daripada kuliner konvensional, tetapi setiap makanan transgenik perlu diuji sesuai
kasus per kasus sebelum dipasarkan. Meskipun demikian, hanya sedikit anggota
rakyat yang berpandangan sama seperti para ilmuwan, yang menduga kuliner GM
menjadi makanan yg safety. Status aturan dan peraturan kuliner GM bervariasi
pada setiap negara, beberapa negara melarang atau membatasi kuliner GM,
sedangkan negara lainnya mengizinkan dengan tingkat regulasi yang berbeda-
beda.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pro kontra genetic modified food


2. Jelaskan sekilas tentang GMF
3. Apa saja hasil dari GMF

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian dari pro kontra genetic modified food


2. Dapat mengetahui sekilas tentang GMF
3. Dapat mengetahui apa saja hasil GMF
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

genetically modufied food adalah kuliner yang dapat di hasilkan


menggunakan teknik modifikasi genetika. modifikasi genetika atau rekayasa
genetika adalah kegiatan sengaja melakukan manipulasi materi genetika
menggunakan teknik biokimia serta bioteknologi terbaru. di kegiatan bioteknologi
terbaru dengan teknologi rekombinan DNA (rDNA), pengklonan atau teknik
homogen menggunakan pemindahan suatu sifat tertentu yang di bawa gen, dari
suatu spesies ke spesies yang sama atau yang tidak selaras buat menghasilkan
spesies baru yang lebih unggul.

akibat rekayasa genetika bisa berupa yang akan terjadi tanaman, ternak
dan ikan, dalam bentuk varitas/klon/jenis baru yg memiliki sifat unggul tertentu.

para pakar rekayasa genetika pertanian berharap buat menggunakan


metode baru tadi, menjadi kelanjutan kegiatan pemuliaan tumbuhan. hal ini
bertujuan untuk perkembangan varitas tumbuhan pangan yang mempunyai
produktivitas tinggi, yg tahan hama penyakit serta gulma, dapat hidup tidak di
batasi animo, buat memperbaiki nilai gizi serta daya simpannya.

produk modifikasi genetika pangan hendaknya telah di uji coba sebelum


dikonsumsi oleh manusia. akibat yang dapat pada timbulkan terhadap kesehatan
insan akan memerlukan saat relatif lama buat mengambarkan suatu produk
modifikasi genetika itu aman. produk ini jua memerlukan sosialisasi kepada
konsumen sebagai akibatnya konsumen dapat memilih pilihannya menggunakan
mempertimbangkan keuntungan serta kerugiannya. hal-hal mirip itu perlu diatur
menggunakan suatu peraturan perundang-undangan atau suatu etika yang resmi
dari pemerintah atau organisasi pangan atau organisasi profesi sesuai di
bidangnya.

buat melakukan sosialisasi pada konsumen bisa dilakukan melalui media


massa mirip surat berita,televisi, dan majalah. produk yang dipasarkan Produsen
pula perlu mengingatkan balik konsumen menggunakan memberikan pelabelan
produk yg jujur. hal ini akan memungkinkan konsumen untuk menentukan
pilihannya terhadap produk hasil modifikasi genetika tersebut.

B. Sekilas tentang produk GMF

perjalanan suatu bahan pangan hingga disebut sebagai pangan transgenik


sebenarnya cukup panjang, dan telah mengalami proses penelitian yang cukup
lama. kemajuan teknologi dan penelitian telah mencapai struktur terkecil dari
unsur penyusun makhluk hidup yaitu gen. gen inilah merupakan faktor yang
membedakan fisiologis manusia,hewan, dan tumbuhan. pada tahapan
selanjutnya, karakterisasi gen telah mampu menghasilkan urut-urutan tertentu
yang menghasilkan sifat unik suatu spesies makhluk hidup. urut urutan ini
kemudian secara sederhana dapat disimpan dalam wujud plasmid. plasmid ini
dapat dipindah pindahkan ke organisme lain, sehingga memiliki sifat unik
yang sama dari spesies asalnya.
pada awalnya proses rekayasa genetika dilakukan untuk menciptakan
makhluk yang sempurna dalam bidang pertanian misalnya tomat yang
awalnya tidak bisa ditanam di daerah bersuhu rendah direkayasa supaya dapat
menjadi tanaman tahan Beku dan memiliki musim tumbuh lebih lama. caranya
sungguh unik, yakni dengan "menggunting"gen ikan Flounder (ikan yang
hidup di daerah es di Arktik) Dan merekatkan gen tersebut pada buah bulat
merah ini. hasilnya, tomat pun dapat ditanam di segala cuaca. contoh lain
adalah kedelai yang rawan akan hama lantas disisipi bakteri dari tanah yang
mampu mengeluarkan Pestisida alami sehingga hama yang menyerang kedelai
akan mati dengan sendirinya. perubahan genetika ini bersifat permanen pada
makhluk hidup dan dalam jumlah yang besar keseimbangan alam akan
berubah. apabila terjadi kawin Silang dengan spesies yang jauh
kekerabatannya maka secara sederhananya proses rekayasa genetika dari yang
terkendali berubah menjadi tidak terkontrol lagi.
Industri pertanian dan medis negara maju sebagian besar telah
menggunakan rekayasa genetika di dalam proses produksinya. negara yang
melakukan penanaman komersial produk transgenik biasanya melakukan
analisis keamanannya termasuk konsekuensi langsung dan tidak langsung.
konsekuensi langsung misalnya kajian apakah terjadi perubahan
nutrisi,munculnya,efek alergi atau Toksisitas akibat rekayasa genetika.
konsekuensi tidak langsung misalnya efek baru yang muncul akibat transfer
gen perubahan level ekspresi gen pada tanaman sasaran, serta pengaruhnya
terhadap metabolisme tanaman. beberapa efek lain yang perlu juga dikaji
misalnya genesilencing interupsi Sekuens Penyandi, atau berubahnya sistem
regulasi gen gen. kontroversi terhadap pangan transgenik masih terjadi karena
sebagai produk teknologi baru risiko jangka panjangnya belum diketahui. para
ilmuwan tidak akan pernah mampu menyatakan bahwa suatu produk 100%
aman karena resiko sekecil apapun akan tetap ada.

C. Jenis-jenis GMF di pasaran

beberapa tanaman pangan hadil rekayasa genetika yang sudah tersedia di pasar
antara lain
a. tomat
yang dirancang agar proses pematangannya terhambat sehingga lebih
tahan lama dalam penyimpanan
b. bt corn
jagung yang di rancang mengandung protein insektisida yang berasal dari
bakteri bacillus thuringiensis
beberap bahan makanan yang banyak berasa dari bibit transgenik yaitu
a. produk yang terbuat dari kacang kedelai (tahu,tempe,tauco,tepung kedelai)
b. produk susu yang diambil dari sapi yang diberi hormon pertumbuhan sapi
transgenik sperti susu keju mentega krim asam yoghurt dan
produk olahannya.

D. Pro dan kontra terkait GMF

1. Pro kontra
a. Pro Tanaman rekayasa genetika (GM) telah terbukti aman
melalui pengujian dan penggunaan, dan bahkan dapat
meningkatkan keamanan makanan umum.

Seperti yang dijelaskan astrofisikawan Neil deGrasse Tyson,


“Hampir setiap makanan yang Anda beli di toko untuk dikonsumsi
manusia adalah makanan yang dimodifikasi secara genetik. Tidak ada
semangka liar tanpa biji. Tidak ada sapi liar… Kami telah secara
sistematis memodifikasi semua makanan, sayuran dan hewan yang telah
kami makan sejak kami membudidayakannya. Ini disebut seleksi buatan.” 

Risiko kesehatan tunggal yang terkait dengan konsumsi transgenik


belum ditemukan selama lebih dari 30 tahun pengujian laboratorium dan
lebih dari 15 tahun penelitian lapangan. Martina Newell-McGoughlin,
Direktur Program Penelitian dan Pendidikan Bioteknologi Universitas
California Systemwide, mengatakan bahwa "GMO diuji lebih teliti
daripada produk apa pun yang diproduksi dalam sejarah pertanian." 

Lebih dari 2.000 penelitian global telah menegaskan keamanan


tanaman GM. Triliunan makanan yang mengandung bahan transgenik
telah dimakan oleh manusia, dengan nol kasus penyakit yang terverifikasi
terkait dengan makanan yang diubah secara genetik.

Tanaman GM bahkan dapat direkayasa untuk mengurangi alergen


dan racun alami, menjadikannya lebih aman dan sehat. Ahli biologi
molekuler Hortense Dodo, merekayasa kacang hipoalergenik secara
genetik dengan menekan protein yang dapat menyebabkan reaksi
mematikan pada orang yang alergi kacang.

b. Kontra Tanaman hasil rekayasa genetika (GM) belum terbukti


aman untuk dikonsumsi manusia melalui uji klinis pada manusia.

Para ilmuwan masih belum tahu apa efek jangka panjang dari
konsumsi transgenik yang signifikan. Robert Gould, ahli patologi di
Fakultas Kedokteran UC San Francisco, berkata, “pernyataan bahwa GMO
tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia tidak dapat didukung
oleh penelitian yang telah mengukur kerangka waktu yang terlalu pendek
untuk menentukan efek paparan selama seumur hidup." 

Bahan yang dimodifikasi secara genetik terdapat dalam 70-80%


makanan yang dimakan di Amerika Serikat, meskipun belum ada uji klinis
jangka panjang pada manusia untuk menentukan apakah makanan GMO
aman. 

Menurut Center for Food Safety, sebuah organisasi nirlaba yang


berbasis di AS, “Setiap penyisipan genetik menciptakan kemungkinan
tambahan bahwa unsur-unsur yang tadinya tidak beracun dalam makanan
bisa menjadi beracun.” Kelompok itu mengatakan bahwa resistensi
terhadap antibiotik, kanker, dan fungsi kekebalan yang ditekan adalah
beberapa risiko potensial dari modifikasi genetik menggunakan DNA
virus.

Megan Westgate, Direktur Eksekutif Proyek Non-GMO,


menjelaskan, “Siapapun yang tahu tentang genetika tahu bahwa ada
banyak hal yang tidak kita mengerti. Kami selalu menemukan hal-hal baru
atau menemukan bahwa hal-hal yang kami yakini sebenarnya tidak
benar.” Karena kurangnya pengujian, kami mungkin belum menemukan
bahaya tertentu dalam makanan transgenik, tetapi itu tidak membuatnya
aman untuk dikonsumsi.
c. Pro Tanaman transgenik menurunkan harga pangan dan
meningkatkan kandungan gizi, membantu mengurangi kelaparan
dunia.

Program Pangan Dunia, sebuah organisasi kemanusiaan, antara


720 dan 811 juta orang menghadapi kelaparan secara
global. Pertumbuhan populasi, perubahan iklim, pertanian berlebihan,
dan kekurangan air semuanya berkontribusi terhadap kelangkaan
pangan. GMO dapat membantu mengatasi masalah tersebut dengan
rekayasa genetika untuk meningkatkan hasil panen dan membantu
petani menanam pangan di daerah kering atau di tanah yang habis,
sehingga menurunkan harga pangan dan memberi makan lebih banyak
orang. 

David Zilberman, Profesor Ekonomi Pertanian dan Sumber


Daya di UC Berkeley, mengatakan bahwa tanaman transgenik telah
“meningkatkan hasil jagung, kapas, dan kedelai sebesar 20 hingga 30
persen, memungkinkan beberapa orang untuk bertahan hidup yang
tidak akan hidup tanpanya. Jika itu diadopsi lebih luas di seluruh
dunia, harga [makanan] akan turun, dan lebih sedikit orang yang mati
kelaparan.” 

Untuk memerangi kekurangan Vitamin A, penyebab utama


kebutaan pada anak di negara berkembang, para peneliti
mengembangkan GMO 'Golden Rice' yang menghasilkan beta-karoten
tingkat tinggi. Sebuah laporan oleh regulator keamanan pangan
Australia dan Selandia Baru menemukan bahwa Beras Emas
“dianggap aman untuk dikonsumsi manusia seperti makanan yang
berasal dari beras konvensional.” 
d. Kontra Bermain-main dengan susunan genetik tanaman dapat
mengakibatkan perubahan pada pasokan makanan yang
memperkenalkan racun atau memicu reaksi alergi.

Sebuah artikel di Food Science and Human


Welfare mengatakan, “Tiga risiko kesehatan utama yang berpotensi
terkait dengan makanan RG adalah: toksisitas, alergenisitas, dan
bahaya genetik.” Para penulis mengemukakan kekhawatiran bahwa
proses GMO dapat mengganggu integritas genetik tanaman, dengan
potensi mengaktifkan racun atau mengubah tingkat racun metabolik
dalam efek riak yang tidak dapat dideteksi. 

Sebuah komisi gabungan dari Organisasi Kesehatan Dunia


(WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO)
mengidentifikasi dua potensi efek yang tidak diinginkan dari
modifikasi genetik sumber makanan: tingkat alergen yang lebih tinggi
pada tanaman inang yang mengandung sifat alergenik yang diketahui,
dan protein baru yang diciptakan oleh penyisipan gen yang dapat
menyebabkan reaksi alergi. 

Penyisipan gen untuk memodifikasi tanaman dapat


menyebabkan masalah pada makanan yang dihasilkan. Setelah jagung
StarLink diubah secara genetik menjadi tahan serangga, ada beberapa
kasus reaksi alergi yang dilaporkan pada konsumen. Reaksi berkisar
dari sakit perut dan diare hingga ruam kulit hingga masalah yang
mengancam jiwa. 

e. Pro Menanam tanaman transgenik menghasilkan manfaat


lingkungan seperti berkurangnya penggunaan pestisida,
berkurangnya limbah air, dan berkurangnya emisi karbon.

Dua jenis utama tanaman transgenik yang digunakan


direkayasa secara biologis untuk menghasilkan pestisida mereka
sendiri atau agar toleran terhadap herbisida. Lebih dari 80% jagung
yang ditanam di AS adalah jagung GMO Bt, yang menghasilkan
insektisida Bacillus thuringiensis (Bt) sendiri. Hal ini telah mengurangi
kebutuhan penyemprotan insektisida di atas ladang jagung sebesar
35%, dan lusinan penelitian telah menunjukkan tidak ada masalah
lingkungan atau kesehatan dengan jagung Bt. 

Varietas jagung transgenik yang toleran kekeringan telah


terbukti mengurangi transpirasi (penguapan air dari tanaman) hingga
17,5%, menghasilkan lebih sedikit limbah air. 

Tanaman kedelai transgenik toleran herbisida (Ht) telah


mengurangi kebutuhan mengolah tanah untuk menghilangkan
gulma. Pengolahan tanah adalah proses yang melibatkan pemecahan
tanah, yang membawa karbon ke permukaan. Ketika karbon itu
bercampur dengan oksigen di atmosfer, itu menjadi karbon dioksida
dan berkontribusi terhadap pemanasan global. Pengurangan
pengolahan tanah menjaga tanah lapisan atas, mengurangi erosi tanah
dan limpasan air (menjaga agar pupuk tidak masuk ke pasokan air),
dan menurunkan emisi karbon. Pengurangan penggunaan bahan bakar
dan pengolahan tanah akibat menanam tanaman RG dapat menurunkan
emisi gas rumah kaca sebanyak menghilangkan 12 juta mobil dari
jalanan setiap tahunnya. 

Populasi global diperkirakan akan meningkat dua miliar pada


tahun 2050. Andrew Allan, seorang ahli biologi tumbuhan di
University of Auckland, menjelaskan, “Jadi, dari mana datangnya
makanan tambahan itu? Hal itu tidak bisa berasal dari penggunaan
lebih banyak lahan, karena jika kita menggunakan lebih banyak lahan,
maka kita harus melakukan deforestasi lebih banyak lagi, dan suhu
[global] semakin meningkat. Jadi yang benar-benar kita butuhkan
adalah lebih banyak produktivitas. Dan itu, kemungkinan besar, akan
membutuhkan transgenik” .
f. Kontra Tanaman GM tertentu merusak lingkungan melalui
peningkatan penggunaan herbisida dan pestisida beracun.

“Epidemi gulma super” telah mengembangkan resistensi


terhadap herbisida yang dirancang untuk ditoleransi tanaman GM sejak
varietas tanaman GM tahan herbisida dikembangkan pada tahun 1996.
Gulma tersebut mencekik tanaman di lebih dari 60 juta hektar lahan
pertanian AS, dan solusinya adalah disajikan kepada petani adalah
untuk menggunakan lebih banyak herbisida. Hal ini menyebabkan
peningkatan sepuluh kali lipat dalam penggunaan Roundup pembunuh
gulma, yang dibuat oleh Monsanto, produsen benih transgenik
terbesar. 

Peningkatan penggunaan glifosat pembunuh gulma (dibuat oleh


Monsanto) untuk membunuh gulma yang bersaing dengan tanaman
dapat membahayakan serangga penyerbuk. Para ilmuwan menyalahkan
Roundup (bahan aktifnya adalah glifosat) atas penurunan 90%
populasi kupu-kupu raja AS. Pembunuh gulma berpotensi
menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia yang menelan jejak
herbisida yang digunakan pada tanaman GM. Ketika glifosat
digunakan di dekat sungai, satwa liar setempat terkena dampaknya,
termasuk tingkat kematian yang lebih tinggi di antara amfibi.  

Sebuah laporan dari Jaringan Aksi Bioteknologi Kanada


menemukan bahwa “tanaman toleran herbisida mengurangi
keanekaragaman gulma di dalam dan sekitar ladang, yang pada
gilirannya mengurangi habitat dan makanan bagi spesies penting
lainnya.”

Melissa Waddell, Editor Living Non-GMO, menjelaskan,


“Sebagian besar tanaman transgenik direkayasa untuk ketahanan
terhadap herbisida, sehingga ladang dapat disemprot secara bebas
dengan obat pembasmi rumput liar yang memusnahkan segalanya
kecuali tanaman komersial. Gulma adalah masalah besar bagi petani -
mereka bersaing dengan tanaman komersial untuk mendapatkan
nutrisi, air, dan cahaya. Tetapi kehidupan tanaman yang beragam juga
melindungi tanah dari erosi dan kehilangan unsur hara. Ini mendukung
penyerbuk dan serangga bermanfaat lainnya yang melakukan banyak
pekerjaan pertanian kita. Meskipun 'menyambut gulma' bukanlah solusi
praktis, juga tidak memusnahkan kehidupan tanaman dengan bahan kimia
beracun. Antara toleransi herbisida dan pestisida bawaan, GMO adalah
penghancur keanekaragaman hayati tingkat dua.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. genetically modified food atau makanan transgenik adalah


makanan yang melalui suatu teknologi pemindahan atau
penyisipan gen atau yang disebut teknologi berasal dari organisme
transgenik. organisme transgenik adalah organisme yang telah di
rekayasa gen transgenik.prinsip teknologi transgenik adalah
memindahkan satu atau beberapa gen, yaitu potongan DNA yang
menyandikan sifat tertentu, dari satu makhluk hidup ke makhluk
hidup lainnya. dengan demikian, suatu tanaman yang tadinya tidak
mempunyai sifat tertentu dapat direkayasa sehingga memiliki sifat
tersebut. dengan teknologi ini para ahli berupaya meningkatkan
kualitas atau melakukan pemuliaan tanaman.
2. perjalanan suatu bahan pangan hingga disebut sebagai pangan
transgenik sebenarnya cukup panjang, dan telah mengalami proses
penelitian yang cukup lama. kemajuan teknologi dan penelitian
telah mencapai struktur terkecil dari unsur penyusun makhluk
hidup yaitu gen. gen inilah merupakan faktor yang membedakan
fisiologis manusia,hewan, dan tumbuhan.
3. Hasil dari GMF antara lain adalah tomat,jagung,susu,dan kacang
kedelai.

B. Saran

Diharapkan pada masyarakat untuk mempertimbangkan dalam


mengkonsumsi atau memilih GMF sebagai pangan meskipun memiliki
banyak manfaat namun perhatikan juga risiko yang di miliki.
DAFTAR PUSTAKA

agustini, n. p., 2011. poltekkes-denpasar.ac.id. [Online]


Available at: http://poltekkes-denpasar.ac.id/files/JIG/V2N1/Agustini.pdf
[Accessed 3 desember 2022].

Anda mungkin juga menyukai