WINGKO BABAT
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Kelompok 3B
Pencampuran 1
Parutan kelapa, gula pasir
Air Pencampuran 4
Pengadukan
Pisang Pencampuran 5
Pemanggangan
Wingko
D. HASIL PENGAMATAN
DATA PENGAMATAN WINGKO
Kelompok Hari ke- Pengamatan
Rasa Warna Aroma Tekstur Jamur
1 1 Manis Coklat Khas Empuk -
kelapa
2 Sedikit Coklat Khas Empuk -
asam kelapa
3 Asam Coklat Khas Empuk -
kelapa
4 Asam Coklat Tengik Empuk +
5 Asam Coklat Tengik Keras +
2 1 Manis khas Coklat Khas Sedikit -
kelapa kelapa keras atau
alot
2 Manis khas Coklat Khas Lumayan -
kelapa kelapa alot
3 Sedikit Coklat Khas Lumayan -
asam kelapa alot
4 Asam Coklat Khas Alot -
kelapa
5 Asam Coklat Khas Alot -
kelapa
3 1 Manis khas Kecoklatan Khas Sedikit -
kelapa kelapa keras
2 Manis khas Kecoklatan Khas Keras -
kelapa kelapa
3 Sedikit Kecoklatan Khas Keras -
asam kelapa
4 Asam Kecoklatan Khas Keras -
kelapa
5 Asam Kecoklatan Khas Keras -
kelapa
4 1 Manis khas Putih Khas Empuk -
kelapa Kecoklatan kelapa
2 Manis khas Putih Khas Empuk -
kelapa Kecoklatan kelapa
3 Manis khas Putih Khas Sedikit -
kelapa Kecoklatan kelapa keras
4 Manis khas Putih Khas Sedikit -
kelapa Kecoklatan kelapa keras
5 Manis khas Putih Khas Sedikit -
kelapa Kecoklatan kelapa keras
DOKUMENTASI
Kelompok Hari ke- Gambar
1 1 -
2 -
3 -
3
4
3 1
2 -
3 -
4 -
5 -
1
2 -
3 -
4 -
5 -
E. PEMBAHASAN
Wingko babat adalah makanan semi basah yang dibuat dari bahan dasar kelapa,
gula, dan tepung ketan yang selanjutnya dicampur dan dimasak dengan cara dipanggang.
Wingko babat memiliki umur simpan yang pendek, tergantung dari takaran bahan yang
digunakan (Agustina, 2016). Bahan yang diperlukan dalam praktikum kali ini yaitu
tepung ketan, kelapa tua kupas kulit, kelapa muda kupas kulit, gula pasir, garam, vanili,
air, pisang (toping) dan daun pisang. Langkah pertama pembuatannya yakni memasukkan
kelapa tua kupas kulit, kelapa muda kupas kulit dan gula pasir di dalam baskom,
kemudian diaduk menggunakan tangan hingga merata. Kedua, pindahkan adonan pertama
tadi ke dalam dough mixer lalu ditambahkan garam, vanili, tepung ketan dan dicampur
hingga merata. Ketiga, menambahkan air sedikit demi sedikit ke dalam dough mixer
sampai kalis. Keempat, adonan yang sudah kalis bisa ditambahkan isian sesuai selera dan
dicampur lagi hingga merata. Kelima, menyiapkan loyang yang sudah dialasi dengan daun
pisang, lalu dituang adonan ke dalam loyang dan diratakan. Keenam, dipanggang adonan
ke dalam oven dengan menggunakan api atas bawah hingga menguning kecoklatan, bila
perlu adonan dibalik agar matang sempurna. Setelah matang wingko dikeluarkan dari
loyang, didinginkan dan dipotong sesuai selera. Kemudian, pengamatan dilakukan
terhadap sifat organoleptik wingko babat berupa warna, aroma, rasa dan tekstur selama
penyimpanan.
Aroma wingko babat pada awalnya berbau harum khas kelapa, kemudian setelah
penyimpanan berubah menjadi bau tengik. Alasan wingko mengeluarkan bau tengik
selama penyimpanan karena kandungan lemak pada wingko sebesar 10,1% (Trisnawati,
2015). Kandungan lemak ini berasal dari bahan dasar wingko yaitu kelapa. Kelapa yang
digunakan adalah kelapa muda kupas dan kelapa tua kupas, masing-masing mengandung
0,9 g dan 34,7 g lemak (Direktorat Gizi Depkes RI, 1981). Kandungan lemaknya juga bisa
berasal dari margarin, tergantung dari masing-masing resep yang digunakan. Proses
memasak dan/atau memanggang wingko juga dapat menyebabkan hidrolisis lemak dan
oksidasi lemak tak jenuh pada wingko. Sementara itu, penyimpanan dan pengemasan
yang tidak tepat dapat menyebabkan lemak bebas terhidrolisis oleh oksigen di udara dan
proses oksidasi lemak, yang membuat wingko cepat mengeluarkan bau tengik (Agustina,
2016 dan Suprapto, 2006).
Penampakan wingko babat pada awalnya tidak ditumbuhi jamur, kemudian setelah
penyimpanan muncul jamur pada permukaan wingko babat. Wingko babat merupakan
makanan semi basah sehingga produk wingko rentan ditumbuhi oleh jamur. Menurut Ayu
(2013) wingko merupakan makanan semi basah yang mengandung kadar air sebesar 10-
40%. Oleh karena itu produk wingko sangat mudah ditumbuhi mikroorganisme yang
menyebabkam wingko akan lebih cepat rusak.
F. KESIMPULAN
Dari praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa
a. Produk wingko rentan mengalami penurunan mutu diantaranya perubahan rasa,
aroma , tekstur dan ditumbuhi oleh jamur
b. Perubahan rasa pada wingko disebabkan oleh kontaminasi dari bakteri E. coli
pada kelapa parut
c. Perubahan tekstur pada wingko disebabkan oleh tingginya kandungan amilopektin
pada tepung ketan yang menyebabkan hasil akhir dari produk menjadi lebih pulen
d. Perubahan aroma pada wingko disebabkan oleh kandungan lemak pada kelapa.
Selain itu proses pemasakan, pengemasan serta penyimpanan yang kurang tepat
juga dapat mempengaruhi ketengikan pada wingko.
e. Tingginya kadar air pada wingko menyebabkan produk ini rentan di tumbuhi oleh
mikroorganisme
Daftar Pustaka
Agustina, Tika Putri. 2016. Pengaruh Konsentrasi Edible Film dari Tepung Kanji terhadap
Jumlah Mikroba dan Sifat Sensorik pada Wingko Babat [skripsi]. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Direktorat Gizi Depkes RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya Aksara,
Jakarta.
Mailia, R .2014. Ketahanan Panas Cemaran Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus
cereus Dan Bakteri Pembentuk Spora Yang Diisolasi Dari Proses Pembuatan Tahu Di
Sudagaran Yogyakarta. Yogyakarta
Rohmantin, Denik Aprita. 2017. Konsep Cara Produksi Pangan Yang Baik (Cppb) pada
Pembuatan Wingko Babat di Usaha Kecil Menengah (UKM) “TEGUH JENANG”.
[tugas akhir]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Singgih, W. D. dan Harijono. 2015. Pengaruh Substitusi Proporsi Tepung Beras Ketan dengan
Kentang pada Pembuatan Wingko Kentang. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(4) :
1573-1583.
Suprapto, H. 2006. Pengaruh Subtitusi Tapioka untuk Tepung Beras Ketan terhadap Perbaikan
Kualitas Wingko. Jurnal Teknologi Pertanian. 2 (1) : 19-23.
Trisnawati, I. D., 2015. Pengaruh Proporsi Tepung Ketan dan Tepung Kedelai terhadap Sifat
Orgnoleptik Wingko Babat. E-journal. 4 (2) : 67 – 76.
Utami, Anna Rizky. 2017. IDENTIFIKASI BAKTERI Escherichia coli PADA KELAPA
PARUT YANG DIJUAL DI PASAR KOTA KENDARI. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik
Kesehatan Kendari. Kendari.
Yuwono, S. S. 2016. Kelapa (Cocos nucifera L.). Universitas Brawijaya. Malang