Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ESTERIFIKASI SINTESIS ETIL ASETAT DAN METIL ESTER


Laporan Praktikum Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lab. Sintesis Organik
Anorganik yang Dibimbing Oleh Ibu Sinta Setyaningrum, S.Si., M.T.

Disusun oleh:

Diki Wahyudi 201424007

Farhan Dermawan 201424008

Hani Maryati 201424009

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2021
I. JUDUL PRAKTIKUM
Esterifikasi Sintesis Etil Asetat dan Metil Ester

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Membuat etil asetat dan metil ester melalui esterifikasi
2. Mengerti bahwa laju reaksi esterifikasi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara
lain, suhu, konsentrasi, katalis dan waktu
3. Mengidentifikasi produk etil asetat melalui pengukuran titik didih, indeks bias,
berat jenis, bau dan warna
4. Melakukan pengujian terhadap produk metil ester sesuai dengan persyaratan
mutu biodiesel Indonesia , SNI-04-7182-2006.

III. LANDASAN TEORI


Esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol.
Produk esterifikasi (ester) yang dibuat dari asam asetat seperti etil asetat, butil
asetat mempunyai sifat yang khas yaitu baunya yang harum. Sehingga pada
umumnya digunakan sebagai pengharum (essence) sintetis.
Minyak nabati mengandung pula asam-asam karboksilat yang disebut dengan
asam lemak. Di dalam minyak asam lemak ini membentuk ester yang disebut
dengan tri, di dan monogliserida. Bila asam lemak ini tidak membentuk ikatan,
maka disebut asam lemak bebas. Dalam pembuatan biodiesel, esterifikasi
dilakukan untuk mengurangi kadar asam lemak bebas (FFA) dengan cara
mengkonversi FFA tersebut menjadi metil ester. Pada proses ini akan diperoleh
minyak dengan campuran metil ester kasar dan metanol sisa serta air
(Soerawidjaja, 2006).
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversible yang sangat lambat. Untuk
mempercepat jalannya reaksi dan meningkatkan produk, maka dilakukan dengan
pengadukan, penambahan katalis dan pemberian reaktan berlebih agar reaksi
bergeser ke kanan. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
esterifikasi adalah pengadukan, suhu, katalis, perbandingan pereaksi dan waktu
reaksi (Mittelbach, 2004).
Secara umum reaksi esterifikasi adalah sebagai berikut:

Dalam minyak, bila alkohol yang digunakan adalah metanol, maka reaksi
tersebut dituliskan sebagai berikut:
Urutan kereaktifan alkohol terhadap esterifikasi adalah CH3OH > primer >
sekunder > tersier. Sedangkan kereaktifan asam karboksilat terhadap esterifikasi:
HCO2H > CH3CO2H > RCH2CO2H > R2CHCO2H > R3CCO2H

Kinetika reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol yang menggunakan


katalis asam dinyatakan sebagai berikut:
ROH + H+→ ROH2+
R’COOH + ROH2+ →R’COOR+ H3O+
Persamaan diatas didasarkan pada asumsi bahwa ion hidrogen (H+) dari
katalis bereaksi dengan gugus hidroksil dari alkohol untuk membentuk kompleks
ROH2+ kemudian bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester.
Laju esterifikasi sesuai dengan konsentrasi ester dan kompleks alkohol:
d[R’COOR] / dt = k [R’ COOH] [ROH2+]
Dengan terbentuknya air dalam reaksi ini menyebabkan lambatnya laju
esterifikasi, sehingga kesetimbangan antara alkohol dengan kompleks air
ditunjukkan pada persamaan reaksi dibawah ini:
ROH2+ + H2O ⟺H3O+ + ROH,

Berdasarkan reaksi kesetimbangan diatas, maka konstanta kesetimbangan


dinyatakan dengan persaman sebagai berikut:
K = [ H3O+ ] [ ROH] / [ ROH2+ ] [H2O] (Fessenden, 1982)

Sesuai dengan hukum aksi massa (mass-action law), untuk memperoleh


rendemen ester yang tinggi, maka kesetimbangan harus bergeser ke arah
pembentukan ester. Untuk mencapai keadaan ini dapat ditempuh dengan cara:
 Salah satu pereaksi (yang murah) digunakan secara berlebihan.
 Membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi, misalnya
melalui proses distilasi air secara azeotropisi.

IV. KESELAMATAN KERJA


1. Asam asetat glacial dan asam sulfat pekat bersifat korosif dan menyebabkan
iritasi. Jika mengenai kulit dapat menyebabkan luka. Uap kedua asam tersebut
bila terhirup akan menyulitkan pernafasan sehingga harus disimpan di dalam
lemari asam.
2. Dalam percobaan ini praktikan wajib mengenakan lab-jas, sarung tangan,
masker dan kaca mata pelindung. Diusahakan jangan sampai terhirup bahan
kimia tersebut di atas.
3. Bila terkena bahan –bahan kimia di atas, harus segera dicuci dengan air bersih.
4. Esterifikasi sebaiknya dilakukan di dalam lemari asam.
MSDS

Nama Bahan Fungsi MSDS


Etanol 25 mL digunakan sebagai Bentuk : Cair
pelarut organik dan Warna : Tidak berwarna
bahan baku untuk Bau : Seperti Alkohol
senyawa industri seperti Massa Jenis : 0,78945 g/cm 3
pewarna, obat sintesis, Massa Molar : 46,07 g/mol
bahan kosmetik, bahan Titik Lebur : -114,5 oC Titik
peledak, bahan bakar, Didih : 78,3 Oc
dan minuman beralkohol Bahaya : Paparan etanol dalam
(anggur dan bir). jangka panjang dapat
menimbulkan luka pada
organ hati yang menyebabkan
hipertensi pada vena porta
hepatika, akumulasi cairan pada
rongga perut, perdarahan dari
varises esophagus dan
hemorrhoids, hiponatremia
akibat Page 4 retensi cairan, dan
perotinitis.

Asam Asetat sering digunakan sebagai Bentuk : Cair


glacial 60 mL pelarut pada rekristalisasi Warna : tidak berwarna
untuk memurnikan Bau : pedih
senyawa organik Massa jenis : 1.05 g/cm3 pada
20 °C
Massa molar : 60.05 g/mol
Titik Lebur : 17°C Titik Didih :
116-118°C
Bahaya :
1. Cairan dan Uap mudah
terbakar
2. Menyebabkan luka
bakar pada kulit dan
kerusakan mata serius
Asam sulfat Kegunaannya termasuk Bentuk : Cairan
pekat pemrosesan bijih Warna : Tidak berwarna
mineral, sintesis kimia, Bau : Tidak
pemrosesan air limbah Berbau Densitas Massa
dan pengilangan jenis :1,84 g/cm3 pada 20 °C
minyak. Massa Molar : 98,079 g/mol
Titik Lebur : - 20˚C
Titik Didih : Larut
Dalam Air
Bahaya :
Dapat korosif terhadap
logam. H314
Menyebabkan kulit
terbakar yang parah dan
kerusakan mata
Natrium Bahan pembuatan kaca, Bentuk : Serbuk
Karbonat sebagai tambahan untuk Warna : Putih
kolam renang pada Bau : Tidak Berbau
proses menetralkan efek Densitas Massa jenis :2,53
korosi dari klorin dan g/cm3 pada 20 °C
menaikkan pH. Namun Massa Molar : 98,079 g/mol
dalam kimia, biasa Titik Lebur : 854˚C
digunakan sebagai Titik Didih : 300°C pada
elektrolit 1.013 hPa
Larut Dalam Air : 212,5 g/l
pada 20°C
Bahaya : menyebabkan iritasi
jika terkena mata dan kulit
Tidak mudah terbakar, tetapi
api ambient dapat melepaskan
uap yang berbahaya

Kalsium klorida Senyawa ini terutama Bentuk : Padat


anhydrous digunakan untuk Warna : Putih
penghilang es dan Bau : -
pengendali debu Massa jenis : 1.85 g/cm3 pada
20 °C
Massa molar : 110.98 g/mol
Titik Lebur : 176°C
Titik Didih : 100°C
Bahaya : Menyebabkan
Iritasi
mata yang serius
Minyak Goreng Minyak goreng biasanya
sering digunakan dalam
berbagai masakan. Mulai
dari digunakan untuk
Menggoreng makanan
hingga di jadikan
penyedap rasa
Metanol Metanol banyak Bentuk : Cair
digunakan sebagai Warna : Tidak Berwarna
bahan baku etanol dan Bau : Ciri khas
bahan polimer. Metanol Massa Jenis : 0,792 g / cm 3
juga banyak digunakan Massa molar : 32,04 g/mol
sebagai pencampur Titik Lebur: -98 °C
bensin Titik Didih : 64,5 °C pada
maupun spirtus. 1.013 hPa
Bahaya: Cairan dan uap amat
mudah menyala, Toksik bila
tertelan, terkena kulit atau bila
terhirup dan Menyebabkan
kerusakan pada organ (Mata)

V. ALAT DAN BAHAN


5.1 Alat yang digunakan
Perangkat peralatan utama yang dipergunakan dalam percobaan ini
adalah rangkaian peralatan refluks, ekstraksi dan distilasi.

Peralatan pendukung yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai


berikut:
1. Neraca analitik
2. Viscometer
3. Refraktometer
4. Piknometer
5.2 Bahan yang digunakan

Bahan
Bahan Jumlah
Etanol 25 ml
Asam asetat glacial 60 ml
Asam sulfat pekat 5 ml
Natrium karbonat 1 M 50 ml
Kalsium klorida anhydrous 5 gram
larutan CaCL2 1M 50 ml
Minyak goreng 100 ml
Metanol 25 mL
Asam sulfat p.a 3%

VI. PROSEDUR KERJA


 Pembuatan Etil Asetat
25 mL etanol & 30 mL
Campurkan di refluks 30
H2SO4 Glacial
Merangkai peralatan menit. pengamatan
dicampurkan ke reactor.
esterifikasi terhadap bau, warna
Tambahkan 5ml H2SO4
dan suhu.
tetes demi tetes

Hasil refluks ke corong Lapisan ester dicuci Tambahkan CaCl2


pisah berisi 50 mL dengan 50ml CaCL2 1M. anhydrous, saring,
Na2CO3 1M. kocok dan kocok, diamkan, lapisan filtrate masukan ke
diamkan. bawah buang. destilasi.

Destilasi dan amati

 Pembuatan Metil-Ester
Tambahkan H2SO4 3%v-
Masukan minyak &
Rangakai peralatan minyak kedalam reaktor.
methanol 4:1 kedalam
esterifikasi panaskan selama 60
reactor sambil diaduk
menit pada suhu 60°C

Netralkan ester dengan


Masukan larutan ester
mencuci dengan Tentukan kadar FFA,
kedalam corong pisah,
Aquadest, cek pH. bilangan asam,viskositas
biarkan hingga suhu
uapkan ester dengan kinematik
ruang.
hotplate
VII. DATA PENGAMATAN

VIII. PENGOLAHAN DATA


IX. PEMBAHASAN
X. KESIMPULAN
XI. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai