Disusun oleh:
1TKPB
2021
I. JUDUL
Spektrofotometri Nyala Serapan Atom (SSA)
II. TUJUAN
1. Menjelaskan prinsip pengukuran spektrofotometri serapan atom
2. Mennetukan konsentrasi unsur logam secara SSA
III.DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan metode analisis kimia yang berdasarkan pada
interaksi cahaya yang bersifat kontinyu dan stabil dengan senyawa kimia. Ada dua
bentuk senyawa yang dapat dianalisis yaitu molekul dan atom.Pada
spektrofotometri atom pengukuran dapat berdasarkan peristiwa emisi atau
absorpsi cahaya oleh atom. Jika yang diamati adalah peristiwa emisi cahaya oleh
atom dinamakan spektrofotometri emisi atom, sedangkan untuk peristiwa absorpsi
atom disebut spektrofotometri serapan atom. Perbedaan yang mendasar antara
spektrofotometri serapan atom dengan spektrofotometri UV-VIS adalah perlakuan
analit yang menyerap sinar.
Atom pada keadaan energi dasar akan menyerap energi dari sumber cahaya
akibatnya elektron terluar dari atom tersebut mengalami proses eksitasi yaitu
elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang tereksitasi
tidak stabil maka elektron dari atom tersebut akan kembali ke keadaan energi
dasar dengan melepaskan energi.
Kurva yang menunjukkan hubungan antara serapan terhadap panjang
gelombang dalam spektrofotometri disebut spektrum serapan.Spektrum serapan
untuk molekul berupa pita (kontinyu) sedangkan spektrum serapan dari atom
bentuk garis dan diskontinyu. Oleh karena itu tidak diperoleh panjang gelombang
maksimum, seperti pada spektrofotometri molekul. Spektrum serapan dari atom
berada pada daerah panjang gelombang ultra violet hingga sinar tampak. Berikut
skema dari spektrofotometer serapan Atom (SSA).
Pada spektrofotometri serapan atom, spesi yang menyerap sinar dari sumber
sinar adalah atom, sehingga pada skema alat terdapat tempat pembentukan atom
atau disebut atomisasi. Tempat terjadinya atomisasi disebut atomizer, ada dua
jenis yaitu yang kontinyu dan diskrit. Atomizer yang jenis diskrit dihasilkan dari
elektrotermal, dikenal sebagai GFAA (Graphite Furnace Atomic Absorption),
sedangkan atomizer jenis kontinyu, secara umum menggunakan nyala api
(pembakar).
Berdasarkan tahapan-tahapan yang terjadi dalam nyala (Gambar 5)
menunjukkan bahwa suhu nyala berpengaruh terhadap proses atomisasi, dan suhu
nyala dipengaruhi oleh jenis-jenis gas bahan bakar dan oksidan. Tabel 1
menunjukkan gas-gas yang digunakan sebagai bahan bakar, oksidan dan suhu
yang dihasilkan dari pembakaran tersebut.
Tabel 1. Jenis-jenis bahan bakar dan oksidan
Bahan bakar Oksidan Suhu nyala (°C)
Asetilen Udara 2100 – 2400
Asetilen Oksigen 3050 – 2150
Asetilen Nitrous oksida 2600 – 2800
Gas alam Udara 1700 – 1900
Gas alam Oksigen 2700 – 2800
Hidrogen Udara 2000 – 2100
Hydrogen oksigen 2550 - 2700
Setelah bebas
Larutkan dalam aqua
Timbang Pb uap,tanda bataskan
regia ( HCl : HNO3 =
sebanyak 0,5 gram dengan air suling
3:1 )
hingga 500 mL
Setelah bebas
Timbang NaCl Kering
Larutkan dengan air uap,tanda bataskan
sebanyak 1,2521
suling dengan air suling
gram
hingga 500 mL
Setelah bebas
Larutkan dalam aqua
Timbang Fe uap,tanda bataskan
regia ( HCl : HNO3 =
sebanyak 0,5 gram dengan air suling
3:1)
hingga 500 mL
Setelah bebas
Timbang Cu Larutkan dalam asam uap,tanda bataskan
sebanyak 0,5 gram nitrat pekat dengan air suling
hingga 500 mL
Perlakuan
N Lokasi Sampel Absorbans
o Sampel*
1 Air Buangan RS (1:10) 0,00651
2 Stasiun Bus (1:10) 0,00832
3 Perumahan Asri (1:5) 0,00125
4 Area Industri 2021 (1:20) 0,01597
No Nama Konsentrasi (mg/L) Absorbans SD RSD
1 Cal – zero 0,0 0,000247 0,000025 251
2 Cal – std1 0,05 0,01456 0,000012 89.5
3 Cal – std2 0,5 0,15012 0,000008 0,067
4 Cal – std3 1,0 0,29983 0,00072 1,067
5 Cal – std4 2,0 0,61351 0,00045 0,931
6 Cal – std5 3,0 0,98952 0,000014 0,563
Perlakuan
N Lokasi Sampel Absorbans
o Sampel*
0,015
0,01
0,005
0
-0,005 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3
Konsentrasi
Persamaan :
y = ax + b
y= 0,0092x-0,0001
R2= 0,9994
Perhitungan Larutan Standar Pb
Ppm = mg / l
Mg = ppm x L
= 100 ppm x 0,1 L
= 10 mg = 0,01 gram
1. 0 ppm = 0 ml
V1 x X1 = V2 x X2
V1 x 100 ppm = 100 ml x 0,1
V1 = 10/100 = 0,1 ml
3. 0,5 ppm dalam 100 ml
V1 x X1 = V2 x X2
V1 x 100 ppm = 100 ml x 0,5
V1 = 50/100 = 0,5 ml
1. Air buangan RS
Absorbansi = 0,00651
0,00651= 0,0092x-0,0001
0,00651+0,0001
x = = 0,7185
0,0092
2. Stasiun Bus
Absorbansi = 0,00832
0,00832= 0,0092x-0,0001
0,00832+0,0001
x = = 0,9152
0,0092
3. Perumahan Asri
Absorbansi = 0,00125
0,00125= 0,0092x-0,0001
0,00125+0,0001
x = = 0,1467
0,0092
0,01597= 0,0092x-0,0001
0,01597+0,0001
x = = 1,7467
0,0092
Persamaan
Kadar = C x Fp
1. Air buangan RS
1
C = 0,7185 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = 0,7185 𝑥 = 0,07185
10
Fp = 10
2. Stasiun Bus
1
C = 0,9152 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = 0,9152 𝑥 = 0,09152
10
Fp = 10
3. Perumahan Asri
1
C = 0,1467 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = 0,1467 𝑥 = 0,02934
5
Fp = 5
4. Area Industri 2021
1
C = 1,7467 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = 1,7467 𝑥 = 0,08733
20
Fp = 20
Kurva Kalibrasi y = 0,3258x - 0,011
R² = 0,9977
1,2
1
0,8
Absorbansi
0,6
0,4
0,2
0
-0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
-0,2
Konsentrasi
Persamaan :
y = ax + b
y= 0,3258x-0,011
R2= 0,9977
Ppm = mg / l
Mg = ppm x L
= 100 ppm x 0,1 L
= 10 mg = 0,01 gram
1. 0 ppm = 0 ml
1. Air buangan RS
Absorbansi = 0,1867
0,1867= 0,03258x-0,011
0,1867+0,011
x = = 0,6068
0,3258
2. Stasiun Bus
Absorbansi = 0,1632
0,1632= 0,03258x-0,011
0,1632+0,011
x = = 0,5347
0,3258
3. Perumahan Asri
Absorbansi = 0,0439
0,0439= 0,03258x-0,011
0,0439+0,011
x = = 0,1685
0,3258
0,5697= 0,03258x-0,011
0,5697+0,011
x = = 1,7824
0,3258
Perhitungan Kadar Sampel
Persamaan
Kadar = C x Fp
1. Air buangan RS
1
C = 0,6068 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = 0,6068 𝑥 = 0,06068
10
Fp = 10
2. Stasiun Bus
1
C = 0,5347 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = 0,5347 𝑥 = 0,05347
10
Fp = 10
3. Perumahan Asri
1
C = 0,1685 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = 0,1685 𝑥 = 0,0337
5
Fp = 5
4. Area Industri 2021
1
C = 1,7824 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = 1,7824 𝑥 = 0,08912
20
Fp = 20
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu menentukan kadar timbal (Pb) dan cadium (Cd) pada
sample air buang RS, perumahan asri, stasiun bus dan area industry 2021 dengan
menggunakan Spektofotometri Serapan Atom (SSA). Prisnip kerja dari Spektofotometri
Serapan Atom ini adalah absorpsi cahaya oleh atom. Mekanisme yang terjadi untuk
penempatkan timbal dan penempatan cadnium menggunakan AAS adalah larutan sampel
diarsipkan ke suatu nyala dan unsur-unsur didalam sampel diubah menjadi uap atom sehingga
nyala mengandung atom unsur-unsur yang dianalisis. Sebagian atom akan tereksitasi oleh
nyala, tetapi kebanyakan atom tetap sebagai atom netral dalam keadaaan dasar. Atom tersebut
menyerap radiasi yang spesifik.
Pada praktikum kali ini tahapan pertama yang dilakukan adalah pembuatan larutan
standar. Larutan timbal (Pb) 100mg/L dengan dibuat dengan cara memindahkan 10ml.Larutan
stok 1000 mg/L, kedalam labu ukur 100ml. Kemudian encerkan degan HNO3 1M sampai
tanda batas. Untuk larutan sampel timbal yang dianalisis memiliki lokasi yang berbeda,
dianataranya air buang RS, stasiun bus, perumahan astri dan area industry 2021. Sampel yang
berasal dari beberapa lokasi tersebut dilakukan pengenceran terlebih dahulu menggunakan
pelarut HNOɜ 1 M. Pengenceran dengan konsentrasi ini dilakukan untuk menyamakan
konsentrasi larutan sampel dengan larutan standard sehingga didapatkan kondisi yang ideal
untuk analisis.Pada larutan sampel timbal dan cadmium dilakukan pengenceran 10 kali untuk
air buangan RS, 10 kali untuk stasiun bus, 5 kali untuk perumahan asri, dan 20 kali untuk area
industri 2021.
Proses selanjutnya yaitu kita dapat dilakukan pengukuran menggunakan SSA dan
akan diperoleh hasil akhir yaitu absorbansi dari masing masing sampel lokasi, Dari data yang
diperoleh dari larutan standar maka dibuat kurva kalibrasi dengan membandingkan konstrasi
larutan (x) terhadap absorpbanya (y). Untuk larutan standar Pb didapatkan persmaan linear
yaitu y=0,0092x-0,0001 dengan R2=0,9994 dan persamaan linear untuk larutan standar Cd
yaitu y= 0,3258x-0,011 dengan R2= 0,9977 persamaan linear tersebut dapat dipergunakan
untuk mencantumkan konstrasi larutan sampel denfan memasukan absorbansinya dari
masing-masing lokasi.
Dari hasil praktikum Kadar Pb tertinggi berada di stasiun bus dengan kadar 0,09512
ppm, area industry 2021 kadar 0,08733 ppm, air buangan RS dengan kadar 0,07185 ppm dan
kadar Pb terendah yaitu area pemukiman asri dengan kadar 0,02934 ppm. Serta kandungan
kadar Cadmium (Cd) tertinggi yaitu area industry 2021 dengan kadar 0,0891 ppm, Air
buangan Rs kadar 0,06068 ppm, Stasiun bus dengan kadar 0,05347 ppm dan kadar Cd
terendah yaitu Perumahan asri 0,0337 ppm.
Berdasarkan standar baku mutu lingkungan dalam peraturan Menteri Kesahatan
Republik Indonesia No 32 Tahun 2017 bahwasannya kandungan Pb dan Cd di Indonesia
memiliki nilai baku mutu yaitu Timbal 0,05 mg/L dan Cd 0,005 mg/L, dari hasil praktikum
menunjukan bahwa yang memenuhi standar Menteri Kesahatan Republik Indonesia adalah
perumahan asri sedangkan kadar Pb paling tinggi yaitu pada stasiun bus. Berdasarkan tetapan
WHO regular irrigation water standar mutu Pb yaitu 0.08 mg/L, menunjukan bahwa Industri
2021 dan stasiun bus sangat jauh dari standar mutu karena >0,08 mg/L. Standar mutu Cd
yang ditetapkan WHO yaitu 0,010 mg/L menunjukan bahwa tidak ada lokasi yang memenuhi
standar mutu.
X. KESIMPULAN
Kadar Pb pada masing-masing sampel lokasi
Air buangan RS ; Pb (0,07185),
Stasiun Bus ; Pb (0,09152),
Perumahan asri ; Pb (0,02934),
Area Industri 2021 ; Pb (0,08733),
Kadar Cd pada masing-masing sampel lokasi
Air buangan RS ; Cd (0,06068)
Stasiun Bus ; Cd (0,05374)
Perumahan asri ; Cd (0,0337)
Area Industri 2021 ; Cd (0,08912)
Kandungan Pb pada perumahan asri sudah sesuai dengan standar baku mutu
Berdasarkan standar mutu WHO menunjukan bahwa area industri 2021 dan stasiun
bus,melebihi standar mutu
yang mengandung Cd secara keseluruhan tidak memenuhi standar mutu,baik standar mutu
Indonesia,maupun WHO.
Mega Elang, Putri. 2019. Analisi pencemaran logam berat timbal pada air sumur gali
penduduk di sekitar ambulu kabupaten jember.
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92575 (Diakses tanggal 22 juni 2021)
Antanasopoulos,Nick, “Flame Methods Manual for Atomic Absorption”, GBC
Scientific Equipment PTY LTD