Anda di halaman 1dari 29

BAB Standar Kompetensi:

1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan
masalah
Kompetensi Dasar:
Menggunakan aturan perkalian, permutasi dan kombinasi dalam pemecahan masalah.
Menentukan ruang sampel suatu percobaan.
Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya.

1.4. ATURAN PERKALIAN, PERMUTASI DAN KOMBINASI

1.4.1. Aturan perkalian


A. Kaidah Dasar Membilang

Setelah mempelajari Jika suatu masalah dapat diselesaikan dengan m cara dan
Pokok Bahaan ini,
diharapkan anda dapat: masalah lain dapat diselesaikan dengan n cara, maka
gabungan kedua masalah tersebut dapat dilakukan dengan
 Menyusun aturan m x n cara.
perkalian, permutasi
dan kombinasi Contoh :
 Menggunakan
Jika kita mempunya 2 baju (B) dan 3 celana (C), maka
aturan perkalian,
permutasi dan banyaknya cara memakai baju dan celana ada 2 x 3 = 6 cara,
kombinasi yaitu: B1C1, B1C2, B1C3, B2C1, B2C2, B2C3.

B. Notasi Faktorial
Hasil perkalian seluruh bilangan asli dari 1 sampai n, disebut n faktorial ditulis “ n! “ .

Jadi n! = 1.2.3…..(n-2).(n-1). n atau n! = n(n-1)x(n-2)x(n-3)x…x3x2x1

dan didefinisikan 0! = 1
Contoh :

3 ! = 3x2x1 = 6
5 ! = 5x4x3x2x1 = 120

Kegiatan 7
Kaidah dasar membilang dan notasi faktorial

1. Perhatikan gambar dibawah ini!

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 1


[ PELUANG ] 01 September 2009

p k

q
A B C

r l

Untuk pergi dari A ke B ada 3 jalan yaitu melalui p, q atau r. untuk pergi dari B ke C ada
2 jalan yaitu k dan l.Berapa cara dapat ditempuh untuk pergi dari A ke C melalui B?.
Banyaknya cara perjalanan dari A ke C melalui B dapat digambar dengan diagram
pohon atau pasangan terurut pada tabel dibawah ini.

k
C

l C
p B
k C
q
A B
l C
r
B k
C
l
C

Lengkapilah!
BC
k l
AB
p (p,k) ……….
q ………. ……….
r ………. ……….
Banyaknya cara perjalanan = ……… x ……… = …………

2. Jika kita mempunyai 2 baju, 3 celana dan 2 sepatu. Berapa banyak cara memakai baju,
celana dan sepatu? Gambar diagram pohon dan pasangan terurutnya

Pasangan terurutnya (B1, C1, S1), (…………..),(…………..),……………………


……………. …………….…………….…………….…………….…………………

3. Untuk membentuk susunan pengurus kelas, tersedia 2 calon ketua, 3 calon sekretaris
dan 4 calon bendahara. Dalam berapa cara susunan pengurus yang terdiri dari seorang
ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara dapat dibentuk?
Jawab. ……………………………………………………………………………... …. ……

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 2


[ PELUANG ] 01 September 2009

n!
4. Tunjukkan bahwa  n2  n
n  2 !
Jawab.
n! .................................................... ....................................................
= = = ………
n  2 ! ................................................... ...................................................

n!
5. Hitung nilai n dari  10
n  1!
Jawab.
n!
= 10
n  1!
....................................................
 = 10
...................................................
....................................................
 = 10
...................................................
 …………………………………….

LATIHAN 7 Menggunakan Notasi Faktorial

1. Dari kota A ke kota B ada 4 jalan yang dapat dilalui. Dari kota B ke kota C ada 5 jalan
yang dapat dilalui. Dengan berapa cara seorang dapat pergi:
a. Dari kota A ke kota C melalui B.
b. Dari kota A ke kota C melalui kota B dan kembali ke kota A melalui B.
c. Seperti pertanyaan b, tetapi jalan yang ditempuh untuk kembali tidak boleh sama
dengan jalan yang ditempuh ketika pergi.
2. Berapa banyak bilangan terdiri atas 3 angka yang dapat dibentuk dari angka-angka
1,2,3,4,5 dan 6 jika:
a. Tiap bilangan dilambangkan dengan tiga angka yang berbeda.
b. Tiap bilangan boleh dibentuk dari tiga angka yang sama.
c. Bilangan tiga angka yang dibentuk lebih dari 300 dan angka yang digunakan dapat
berulang.
d. Bilangan tiga angka yang dibentuk merupakan bilangan genap dan angka yang
digunakan tidak boleh berulang.
e. Bilangan tiga angka yang dibentuk terletak antara 100 dan 500 dan angka yang
digunakan dapat berulang.
3. Berapa banyak nomor seri kendaraan roda 4 terdiri dari 2 angka dengan huruf B di
depan dan huruf VA dibelakang. (seperti B 69 VA).
4. Lima orang terdiri dari 2 pria dan 3 wanita. Mereka mendapat lima buah kursi dalam
satu baris ketika menonton suatu pertunjukan. Jika kedua Pria harus menempati kursi-
kursi diujung, ada berapa cara mereka dapat duduk dengan urutan yang berlainan.

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 3


[ PELUANG ] 01 September 2009

5. Dari 7 soal yang tersedia, hanya lima soal yang harus dikerjakan. Jika soal nomor satu
wajib dikerjakan, ada berapa cara memilih soal yang berlainan tersebut.
6. Hitung nilai dari
7! 4!.5! 5!
a. 4! b. 6! c. 5! – 3! d. e. f.
2!.3! 2!.3! 2!
7. Tulis dengan Notasi faktorial
a. 8x7x6 d. (k-3)(k-4)(k-5)
7 x6 x 5 (n  1)(n  2)(n  3)
b. e.
1x 2 x 3 3.4.5.6
c. n.(n-1)(n-2)(n-3)
8. Sederhanakanlah!
n! n  1  k !
a. , untuk n  3 d. , untuk n  -k
(n  3)! (n  k )!
n  1! n  k  1!
b. , untuk n  -1 e. , untuk n  k
(n  1)! (n  k )!
n  2 !
c. , untuk n  3
n!
9. Tentukan nilai n yang memenuhi:
n! n  1! n!
a. = 30 d. 
(n  1)! 2!(n  1)! (n  2)!
n  1! n  3! n  1!
b. =7 e. 
n! 7! 5!
n  1!
c. = 72
n  3!
10. Buktikan bahwa:
a. (n+2)! + (n+3)! = (n+2)!.(n+4)
b. b. n! – (n-2)! = (n-2)! (n2-n-1)

1.4.2. Permutasi

Permasalahan menyusun n unsur dalam suatu himpunan


Banyaknya untuk mendapatkan berbagai kemungkinan susunan yang
permutasi yang berlainan disebut membuat permutasi.
terdiri dari n unsur
adalah n factorial, Contoh :

ditulis : Kumpulan huruf A, B dan C dapat disusun dengan urutan-


urutan sebagai berikut: ABC, ACB, BAC, BCA, CAB dan
Pn = n ! CBA. Setiap susunan dari ketiga anggota himpunan itu
disebut permutasi A, B dan C.
Sehingga banyaknya permutasi dari 3 unsur adalah P3 = 3! =
3.2.1 = 6

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 4


[ PELUANG ] 01 September 2009

A. Permutasi n unsur yang disusun r per r

Permutasi n unsur Contoh :


yang disusun r per r
Dari kumpulan huruf A, B dan C dapat juga disusun dalam
(untuk r  n)
dua anggota, yaitu AB, AC, BC, BA dan CA .
dilambangkan dengan
Sehingga banyaknya permutasi 3 unsur yang disusun dua-dua
Pnr atau n Pr atau adalah:
P(n,r) ditentukan
dengan rumus: 3! 3.2.1
3 P2  = =6
n! 3  2 ! 1
n Pr 
( n  r)!

B. Permutasi dari unsur yang sama

Banyaknya permutasi Contoh :


n unsur yang Berapa banyak pasangan huruf yang dapat disusun dari kata
mengandung p unsur “RADAR”.
yang sama dan q
unsur lain yang sama Jawab :
pula adalah: Dari 5 huruf pada kata RADAR, terdapat beberapa huruf yang
n! sama, yaitu 2 buah huruf R dan 2 buah Huruf A, maka
Permutasi =
p!.q! 5! 5.4.3.2.1
banyaknya kata yang dapat disusun adalah = =
2!.2! 2.2
30 pasangan huruf.

C. Permutasi berulang
Permutasi 3 huruf A, B dan C adalah ABC, ACB, BAC, BCA,
CAB dan CBA pada susunan yang demikian tidak ada huruf
Banyaknya permutasi yang berulang.
berulang dari n unsur Jika unsur yang tersedia boleh berulang, maka diperoleh
yang disusun r per r susunan huruf-huruf seperti: AAB, AAC, BAB, …. dan
ditentukan dengan seterusnya. Permutasinya disebut permutasi berulang.
rumus:
Contoh :

P rn (berulang) = nr Dari 3 huruf A, B dan C jika akan disusun 2 huruf dan dapat
berulang, maka banyaknya susunan huruf ada 32 = 9, yaitu:
AA, AB, AC, BA, BB, BC, CA, CB dan CC.

D. Permutasi siklis
Permutasi siklis (melingkar) adalah permutasi yang dibuat
Jika n unsur disusun
dengan menyusun unsur-unsur secara melingkar menurut
melingkar dengan
arah putaran tertentu.
arah putaran tertentu,
Pada gambar diatas, posisi 1 dan
akan terjadi sebanyak
A B B A posisi 2 dianggap sama dan dihitung
Psiklis = (n-1)! satu, yaitu AB sama dengan BA
Posisi 1 Posisi 2

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 5


[ PELUANG ] 01 September 2009

Contoh :

Dari 4 orang anak (A, B, C dan D) yang akan duduk menghadap meja bundar, maka
banyaknya cara mereka duduk adalah (4-1)! = 3! = 6 cara. Yaitu: ABCD, ABDC, ACBD,
ACDB, ADBC dan ADCB.
Perhatikan gambar.

A A A

D B C B D C

C D B

A A A

B C C D B D

D B C

Perlu diperhatikan, pada permutasi siklis ABCD = BCDA = CDAB = DABC

Kegiatan 8
Menggunakan Rumus Permutasi

1. Hitung banyaknya bilangan terdiri dari dua angka yang dibentuk dari angka-angka 1, 3,
5, 7, 9, jika tiap-tiap angka hanya boleh digunakan satu kali untuk setiap bilangan.
Jawab:
Puluhan Satuan Banyaknya bilangan = ….. x ….. = …… cara
5 cara …. cara
Cara diatas juga dapat berarti permutasi 5 unsur yang disusun dua-dua, ditulis:
..................... .....................
5 P2 = = = …………………..
...................... ......................
2. Berapa banyak permutasi n unsur setiap kali diambil 3 unsur
n (n-1) ….
cara cara cara

Banyaknya
Menurut kaidah= …..membilaing:
x ….. x ….. = …… ………cara
n( n  1)(............)(n  3)!
n P3 = = ……………………
(...............)!
3. Berapa banyak kata yang dapat disusun dari kata “BUKU”
Jawab :
…………….……………………………………………………………………………….
yaitu: BUKU, BUUK, ……………………………………….……………………………………..
4. Jika ada 5 orang berdiri membentuk lingkaran, ada berapa posisi melingkar yang dapat
dilakukan?
Jawab : …………….……………………………………………………………………………….
yaitu: ABCDE, ABCED, …………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………….

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 6


[ PELUANG ] 01 September 2009

5. Hitung banyaknya bilangan yang terdiri dari 2 angka yang disusun dari angka-angka 2,
3, 4, 5, dan 6, jika angka yang digunakan boleh berulang.
Jawab : …………….……………………………………………………………………………….
yaitu: 22, 23 , ………………………………..………………………………………………………
6. Hitung nilai dari:
................................... ...................................
a. 6 P2 = = = ………………….
................................... ...................................
................................... ...................................
b. 6 P4 = = = ………………….
................................... ...................................
................................... ...................................
c. 4 P1 = = = ………………….
................................... ...................................
................................... ...................................
d. 4 P3 = = = ………………….
................................... ...................................
................................... ...................................
e. 4 P4 = = = ………………….
................................... ...................................

LATIHAN 8 Menggunakan Permutasi

1. Hitung nilai dari:


a. 4 P3 d. 5 P3 g. 6 P2
b. 3 P3 e. 5 P5 h. 6 P6
c. 4 P1 f. 5 P2 i. 6 P4
2. Suatu kelas yang terdiri dari 40 siswa. Dengan berapa cara dapat dipilih susunan
pengurus yang terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara jika
masing-masing siswa dianggap mempunyai kecakapan yang sama untuk jabatan
tersebut.

3. Dengan berapa cara 6 orang dapat duduk pada:


a. Enam kursi secara berdampingan.
b. Enam kursi yang mengelilingi meja bundar.
c. Enam kursi secara berdampingan jika ada dua orang yang ingin selalu duduk
berdekatan.
4. Dengan berapa cara 6 orang pria dan 2 orang wanita dapat diatur dalam barisan, jika:
a. Kedua wanita harus berdekatan.
b. Kedua wanita tidak boleh berdekatan.
c. Sedikitnya ada 3 pria yang memisahkan dua wanita tersebut.
5. Jika pada kata-kata di bawah ini ditukar susunan hurufnya, ada berapa macam susunan
huruf yang dapat dibuat.
a. “AMAN”
b. “ MATEMATIKA”
c. “LALULINTAS”

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 7


[ PELUANG ] 01 September 2009

6. Ada 4 buku bersampul merah, 3 buku bersampul kuning dan 2 buku besampul biru.
Berapa cara buku tersebut dapat disusun bila buku yang berdekatan harus berbeda
warna.
7. Berapa banyak bilangan terdiri atas 3 angka, yang disusun dari angka-angka berikut ini,
jika angka yang digunakan dapat berulang.
a. 2, 3 dan 4
b. 3, 5, 7 dan 9
c. 2, 4, 6, 7 dan 9
8. Dari angka-angka 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 akan disusun bilangan terdiri atas 4 angka. Berapa
banyak bilangan yang dapat disusun jika:
a. Angka yang digunakan boleh berulang
b. Angka yang digunakan tidak boleh berulang
c. Bilangannya genap dan boleh berulang
d. Bilangannya ganjil dan tidak berulang
e. Bilangannya terletak antara 3000 dan 7000
9. Berapa banyaknya nomor telepon terdiri atas 6 digit bila dua angka depan yang
digunakan adalah 54 (misalnya 540001, 540123, dan seterusnya)
10. Tentukan nilai n yang memenuhi  n 1 P3  n P4

1.4.3. Kombinasi

A. Pengertia Kombinasi
Kombinasi dari anggota sutu himpunan adalah pemilihan
sembarang dari beberapa anggota himpunan tanpa
Banyaknya kombinasi
memperhatikan urutan.
r unsur yang diambil
dari n unsur (untuk Contoh :
rn) yang berbeda
Dari anggota himpunan {a, b, c} dapat juga disusun
dilambangkan dengan
n
himpunan bagian yang banyak anggotanya terdiri dari dua
n C r , C n ,r  , C r atau anggota, yaitu {ab}, {ac}dan {bc}.Sehingga banyaknya
n Kombinasi 3 unsur yang disusun dua-dua adalah
  dirumuskan
r 3! 3.2.1
3 C2  = = 3
dengan: 3  2!.2! 1.2

Contoh :
n!
n Cr  Diketahui 4 orang siswa. Berapa banyak cara mereka dapat
n  r !.r!
saling berjabatan tangan.
Jawab:
Karena berjabatan tangan dilakukan berdua-berdua, maka
berarti menyusun dua-dua dari 4 orang yang berbeda, ditulis
4! 4.3.2!
4 C2  = = 6 cara
( 4  2)!.2! 2!.2.1

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 8


[ PELUANG ] 01 September 2009

B. Binomium Newton
Perhatikan bentuk dibawah ini.

(a+b)0 = 1 Jika bilangan-bilangan tersebut hanya ditulis


(a+b)1 = a + b koefisien-koefisiennya maka diperoleh bentuk
(a+b)2 = a2 + 2ab + b2 1
(a+b)3 = a3 + 3a2b + 3ab2 + b3 1 2 1
(a+b)4 = a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4ab3 + b4 1 3 3 1
dst 1 4 6 4 1
dst

Susunan yang demikian dikenal dengan Segitiga Pascal


Jika kombinasi r unsur dari n unsur ditulis n C r maka pola di atas ditulis

0 C0 Contoh :
1 C0 1 C1
(x+5)3 = x3 + 3x25 + 3x52 + 53
2 C0 2 C1 2 C2 = x3 + 15x2 + 75x + 125
3 C0 3 C1 3 C2 3 C3
dst

C. Koefisien suatu variabel

Contoh :

Diketahui 4x2 y3
- koofisien x2 adalah 4y3
- koofisien y3 adalah 4x2
- koofisien x2y3 adalah 4
untuk n<m berlaku:
koefisien Xn dari (aX + bY)m adalah an.mCn.(bY)m-n

Kegiatan 9
Kombinasi dan Binomium Newton

1. Dari 4 orang pemain bulutangkis (ambil 4 orang dari nama temanmu) akan disusun
pasangan ganda, Buatlah susunan yang mungkin dan hitung berapa banyak pasangan
pemain ganda tersebut.
Jawab : Pasangan yang mungkin adalah :
……………………………………………………………………………………………………….
Banyaknya =
……………………………………………..…………………………………………
2. Banyaknya kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur (untuk rn) dirumuskan
dengan :
n!
n Cr 
n  r !.r!

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 9


[ PELUANG ] 01 September 2009

Hitung nilai dari:


a. 5 C 2 = …………………………… d. 8 C3 = ……………………………
b. 5 C4 = …………………………… e. 5 C5 = ……………………………
c. 10 C 2 = ……………………………
3. Tiga buah huruf diambil dari huruf-huruf K, U, D dan A. Berapa banyak memilih tiga
huruf jika urutan huruf tidak diperhatikan.
Jawab :
..... C ....... = ……………………………………………………………………………………………
yaitu: KU, KD, ……, ……, ……, ……………………...……………………………………….
4. Uraikanlah bentuk dibawah ini.
a. (x+y)3 =
……………………………………………………………………………………...
b. (2x+y)4 = ……………………………………………………………………...........................
c. (3x-2)5 = ……………………………………………………………………...........................
5. Dari 3 orang pria (p1 , p1 , p1 ) dan 4 orang wanita (p1 , p1 , p1 , p1 )akan dipilih satu pria
dan dua wanita sebagai pengibar bendera
a. Banyak cara memilih 1 pria dari 3 pria yang tersedia adalah:
..... C ....... = ………. …….. = …… cara
b. Banyak cara memilih dua wanita dari 4 wanita yang tersedia adalah :
..... C ....... = ………. …….. = …… cara
c. Banya cara memilih 1 pria dan 2 wanita adalah : …… x…… = …… cara.

4. Tentukan koefisien x3 dari (2x+3y)6


Jawab. ………………………………………………………………………………………….

LATIHAN 9 Menggunakan Kombinasi

1. Hitung nilai dari:


a. 15 C 10 b. 7 C4 c. 10 C2 d. 10 C 8 e. 6 C6
2. untuk 1 k  n, tunjukkan bahwa:
a. n C k = n C n k
b. ( n 1) C k = n C ( k 1) + n C k
3. Diketahui 16 titik tanpa ada 3 titik yang terletak pada satu garis
a. Berapa garis yang dapat dilukis melalui dua titik?
b. Berapa segitiga yang dapat dilukis jika titik-titik yang ada merupakan titik sudut
segitiga tersebut?
4. Pada satu kelas dengan banyak siswa 40 akan saling berjabatan tangan, berapa banyak
jabatan tangan yang dilakukan seluruhnya?
5. Tiga buah huruf diambil dari huruf-huruf H, A, S, I dan L. Berapa banyak memilih tiga
huruf jika urutan huruf tidak diperhatikan.
6. Dengan berapa cara suatu panitia terdiri dari 4 pria dan 4 wanita dapat dibentuk jika
tersedia 8 pria dan 6 wanita.
7. Dengan berapa cara suatu kelompok terdiri dari 4 orang atau lebih dari 9 orang yang
ada.

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 10


[ PELUANG ] 01 September 2009

8. Diketahui A = {a, b, c, d}. Berapa banyak himpunan bagian dari A yang banyak
anggotanya tidak kurang dari dua.
9. Pada satu kotak terdapat 5 bola merah, 6 bola kuning dan 4 bola biru.
a. Berapa banyak cara mengambil 2 bola merah dari 5 bola merah
b. Berapa banyak cara mengambil 3 bola kuning dari 6 bola kuning
c. Berapa banyak cara mengambil 1 bola biru dari 4 bola biru
d. Berapa banyak cara mengambil 2 bola merah dan 3 bola kuning
e. Berapa banyak cara mengambil 2 bola merah, 3 bola kuning dan 1 bola biru.
10. Berapa banyak garis yang menghubungkan dua titik sudut pada segienam beraturan.
11.Uraikanlah bentuk di bawah ini (gunakan Segitiga Paskal).
a. (x-y)3 b. (3x+2y)4 c. (2x-4)5
12. Dari (2x+3y)6, tentukan koefisien dari:
a. x2 b. y3 c. x4.y2

1.5. PELUANG SUATU KEJADIAN DAN KOMPLEMENNYA

Setelah mempelajari 1.5.1 Percobaan, Ruang Sampel dan Kejadian


Pokok Bahaan ini,
diharapkan anda dapat:
Setiap perbuatan seperti melempar uang, melempar dadu,
 Menentukan banyak
kemungkinan mencabut kartu dari seperangkat kartu disebut percobaan.
kejadian dari Contoh :
berbagai situasi
Melempar sekeping uang logam, maka hasil yang muncul
 Menuliskan
himpunan kejadian adalah sisi gambar (G) atau angka (A).
dari suatu percobaan Dari suatu percobaan, himpunan semua hasil yang mungkin
muncul disebut ruang sampel dan diberi lambang S.

Contoh :

a. Percobaan melempar dadu satu kali, ruang sampelnya adalah S = {1,2,3,4,5,6}


b. Percobaan melempar dua mata uang logam, ruang sampelnya adalah S =
{(G,G),(G,A),(A,G),(A,A)}
Setiap himpunan bagian dari ruang sample disebut kejadian (peristiwa).
Contoh :

Misal A adalah peristiwa munculnya mata dadu ganjil pada pelemparan satu buah
dadu, maka kejadian A = {1,3,5}.

1.5.2. Peluang
Jika kejadian A dapat terjadi sebanyak n(A) cara, sedang semua kemungkinan dari hasil
yang terjadi adalah n(S) cara, maka peluang kejadian A dapat ditentukan dengan rumus:

n( A)
P(A) =
n(S)

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 11


[ PELUANG ] 01 September 2009

Contoh :

Sebuah dadu dilempar satu kali. K adalah peristiwa munculnya mata dadu bilangan
prima. Berapakah peluang munculnya mata dadu prima tersebut.
Jawab :
Kejadian K = {2,3,5}, maka banyaknya kejadian K adalah n(K) = 3
Ruang sampel S = {1,2,3,4,5,6} ; n(S) = 6
n(K ) 3 1
Peluang kejadia K yaitu P(A) = = =
n(S) 6 2

Dari kenyataan bahwa kejadian A merupakan himpunan bagian dari ruang sample S,
maka banyaknya kejadian A berkisar dari 0 sampai S (0 n S) sehingga 0  P(A)  1.
Jika P(A) = 0, maka kejadian A disebut mustahil terjadi.
Jika P(A) = 1, maka kejadian A disebut pasti terjadi.

A. Frekuensi Relatif suatu hasil dari sejumlah percobaan


Jika dari N kali percobaan diketahui frekuensi kejadian A adalah k, maka frekuensi
relatif / frekuensi nisbi kejadian A dalam N kali percobaan tersebut ditentukan dengan
rumus:
k
fr (A) =
N

Contoh :

Satu dadu bersisi enam dilempar sebanyak 25 kali ternyata frekuensi munculnya
mata dadu 3 sebanyak 5 kali, maka frekuensi relatif munculnya mata dadu 3 adalah
5
= 0,2
25

Contoh :

Dari pelemparan satu uang logam sebanyak 10 kali ternyata frekuensi munculnya
gambar (G) sebanyak 7 kali, maka frekuensi relatif munculnya gambar adalah f(G) =
7
= 0,7
10
B. Frekuensi Harapan
Jika P(A) adalah peluang kejadian A dan dilakukan sebanyak n kali percobaan, maka
frekuensi harapan kejadian A dirumuskan dengan:

fh (A) = n. P(A)

Contoh :

Satu dadu bersisi enam dilempar sebanyak 25 kali, ternyata frekuensi munculnya
mata dadu 3 sebanyak 5 kali, maka frekuensi relatif munculnya mata dadu 3 adalah
5
= 0,2
25

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 12


[ PELUANG ] 01 September 2009

C. Peluang komplemen suatu kejadian


Jika P(A) adalah peluang kejadian A, dan P(Ac) adalah peluang kejadian bukan A maka
berlaku:
P(Ac) = 1 – P(A)

Contoh :

Diketahui bahwa Peluang hari ini akan turun hujan adalah 0,8 ,maka peluang hari
ini tidak turun hujan adalah 1 – 0,8 = 0,2.

Kegiatan 10
Menentukan Peluang Suatu Kejadian dan Komplemennya

1. Pada percobaan pelemparan dua buah dadu sekaligus


a. tentukan ruang sampelnya dengan melengkapi tabel dan pasangan terurut.
D1
1 2 3 4 5 6
D2
1 (1,1) (1,2)
2
3
4 (4,3)
5
6
b. Pada percobaan pelemparan dua dadu di atas, banyaknya ruang sampel adalah n(S)
= ……
c. Jika A adalah kejadian/peristiwa munculnya jumlah mata dadu sama dengan 5,
maka A = {(1,4),(2,…),(…,…),(…,…),……………………….. }
d. Banyaknya kejadian/peristiwa A adalah n(A) = ……
n( A) ....
e. Peluang kejadian A adalah P(A) = =
n(S) ....
2. Pada percobaan pelemparan dua dadu pada soal no 1. B adalah kejadian / peristiwa
munculnya kedua dadu bernilai keduanya bilangan genap. Tentukan:
a. Kejadian B = { (…,…), (…,…), ………………………………………………………...… }
b. Banyaknya kejadian B, yaitu n(B) = …….
c. Peluang kejadian B, yaitu P(B) = ……. = …….
3. Pada pelemparan satu buah dadu dan sekeping uang logam dilempar bersamaan.
a. Ruang sampel dari percobaan di atas adalah S =
{(G,1),(G,2),…………………………………………….…………..………………………..}
b. Banyaknya ruang sampel adalah n(S) = …………………………..
c. Jika K adalah peristiwa munculnya Gambar pada uang logam dan angka genap pada
dadu, maka K = {(…,…),………………….…………}
.... ....
d. Peluang kejadian K adalah P(K) = =
.... ....
4. Pada sebuah kotak terdapat 10 bola. Terdiri dari 5 bola berwarna marah, 3 bola berwarna
kuning dan 2 bola berwarna biru. Bila tiga bola diambil sekaligus secara acak, berapa
peluang terambil:

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 13


[ PELUANG ] 01 September 2009

a. Ketiganya berwarna merah


b. Ketiganya berlainan warna
c. 2 bola berwarna merah dan 1 bola berwarna kuning
Jawab :
a. Banyaknya cara mengambil 3 bola dari 10 bola yang tersedia adalah
10 C 3 = ………………………………………………………………………...........................
Maka ruang sampel dari peristiwa mengambil 3 bola dari 10 bola adalah n(S) =
……………

b. Banyaknya cara mengambil 3 bola merah dari 5 bola merah yang tersedia adalah
5 C 3 = …………………………………………………….
Maka banyaknya kejadian terambil 3 merah adalah n(3 merah) = ………………….
n( 3 merah ) ....
Peluang terambil ketiganya merah adalah P(3 merah) = =
n(S) ....

c. Banyaknya cara mengambil 1 bola merah dari 5 bola merah yang tersedia adalah
5 C 1 = …………………………………………………….
Banyaknya cara mengambil 1 bola kuning dari 3 bola kuning yang tersedia adalah
3 C 1 = …………………………………………………….
Banyaknya cara mengambil 1 bola biru dari 2 bola biru yang tersedia adalah 2 C 1 =
…………………………………………………….
Maka banyaknya kejadian terambil 1 merah, 1kuning dan 1 biru adalah n(ketiganya
berlainan warna) = 5 C1 x 3 C1 x 2 C1 = ……………
Peluang terambil ketiganya berlainan warna adalah
n( ketiganya berlainan warna ) ....
P(ketiganya berlainan warna) = =
n(S) ....

d. Banyaknya cara mengambil 2 bola merah dari 5 bola merah yang tersedia adalah
5 C 2 = …………………………………………

Banyaknya cara mengambil 1 bola kuning dari 3 bola kuning yang tersedia adalah
3 C 1 = …………………………………………
Maka banyaknya kejadian terambil 2 merah dan 1 kuning adalah
n(2 merah, 1 kuning) = 5 C 2 x 3 C1 = ……x…… = …….
Peluang terambil 2 merah dan 1 kuning adalah
n( 2 merah, 1 kuning ) ....
P(3 merah) = =
n(S) ....

5. Lemparlah satu keeping uang logam sebanyak 25 kali, catat hasilnya pada tabel dibawah
ini.
Banyaknya Frekuensi
Permukaan uang turus kejadian relatif
(k) fr
Gambar (G)
Angka (A)

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 14


[ PELUANG ] 01 September 2009

6. Lemparlah satu buah dadu sebanyak 50 kali, catat hasilnya pada tabel dibawah ini.
Banyaknya Frekuensi
Permukaan dadu turus kejadian relatif
(k) fr
Muka 1
Muka 2
Muka 3
Muka 4
Muka 5
Muka 6
7. Hitunglah frekuensi harapan dari:
a. Munculnya gambar (G) pada pelemparan 1 mata uang logam yang dilempar
sebanyak 25 kali.
………………………………………………………………………………………...…………
b. Munculnya muka 3 pada pelemparan 1 buah dadu yang dilempar sebanyak 50 kali.
…………………………………………………………………………………………..………
c. Munculnya angka genap pada pelemparan 1 buah dadu yang dilempar sebanyak 50
kali. …………………………………………..………………………………………………
8. Jika peluang siswa laki-laki dapat menyelesaikan soal adalah 25 dan peluang wanita
4
dapat menyelesaikan soal adalah 9
,maka:
a. Peluang laki-laki tidak dapat menyelesaikan soal = …………………………………..…..
b. Peluang wanita tidak dapat menyelesaikan soal = ………………………………………..
9. Dari 20 bola lampu yang tersedia diketahui 6 diantaranya rusak. Jika diambil dua lampu
sekaligus secara acak, tetukan
a. Peluang terambil keduanya rusak, P(2 rusak) = …………………………………………..
b. Peluang terambil keduanya tidak rusak, P(2 tidak rusak) = …………………………….
10. Jika peluang Tim A dapat memenangkan pertandingan adalah 75%, berapakah peluang
Tim A tidak memenangkan pertandingan.
…………………………………………..………………………………………………………

LATIHAN 10 Peluang suatu kejadian dan komplemennya

1. Pada percobaan pelemparan tiga keping uang logam sekaligus


a. Tentukan ruang sampel dalam percobaan tersebut
b. Hitung banyaknya ruang sampel adalah n(S) = ……
c. Jika A adalah kejadian/peristiwa muncul ketiganya gambar tentukan A
d. Hitung banyaknya kejadian/peristiwa A
e. Tentukan peluang kejadian A .
2. Jika sebuah dadu bermuka 6 dilempar satu kali, tentukan
a. Peluang munculnya mata dadu genap.
b. Peluang munculnya mata dadu ganjil.
c. Peluang munculnya mata dadu kurang dari 3.
d. Peluang munculnya mata dadu tidak lebih dari 5
e. Peluang munculnya mata dadu 7.

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 15


[ PELUANG ] 01 September 2009

3. Jika sebuah kartu diambil dari seperangkat kartu bridge, tentukan peluang:
a. Terambilnya kartu As.
b. Terambilnya kartu As merah.
c. Terambilnya kartu bukan As.
d. Terampilnya kartu berwarna Hitam.
e. Terambilnya kartu Skop.
4. Dalam satu kotak terdapat 7 kelereng merah dan 5 kelereng putih, diambil 4 kelereng
sekaligus secara acak, tentukan peluang:
a. Terambil keempatnya berwarna marah
b. Terambil keempatnya berwarna putih
c. Terambil dua merah dan dua putih
d. Terambil paling sedikit dua merah
e. Terambil paling banyak dua putih
5. Dari seperangkat kartu bridge diambil 3 kartu sekaligus, tentukan peluang:
a. Terambil ketiganya kartu King
b. Terambil ketiganya Kartu Berwarna hitam
c. Terambil 2 As dan 1 Quin
d. Terambil 1 As, 1 King dan 1 Quin
e. Terambil 2 As merah dan 1 As hitam
6. Jika dua keping uang logam dilempar bersamaan sebanyak 10 kali, berapakah peluang
harapan akan muncul paling sedikit satu gambar.
7. Dari 5 buah kartu diberi nomor dari 1 sampai 5, diambil satu kartu kemudian
dikembalikan lagi. Jika percobaan ini dilakukan sebanyak 15 kali, berapa peluang
harapan terambilnya angka kurang dari 3.
8. Suatu percobaan dilakukan 1000 kali. Jika A adalah suatu kejadian dari percobaan
tersebut dengan P(A) = 0,25. Tentukan banyaknya percobaan yang menghasilkan
kejadian A.
9. Frekuensi relatif suatu kejadia B adalah fr(B) = 0,4. Jika dilakukan 100 kali percobaan,
tentukan banyaknya kejadian B.
10. Dari 3 siswa dan 2 siswi akan dipilih sepasang siswa siswi berprestasi. Jika Ahmad
adalah salah satu siswa berprestasi tersebut, berapakah peluang Ahmad akan terpilih
sebagai siswa berprestasi.

1.6. PELUANG SUATU KEJADIAN MAJEMUK

Setelah mempelajari 1.6.1. Dua kejadian saling lepas (saling asing)


Pokok Bahaan ini,
diharapkan anda dapat: Dua kejadian A dan B adalah kejadian-kejadian saling lepas,
jika A dan B tidak dapat terjadi bersama-sama. Dengan kata
 Menentukan peluang lain, jika A terjadi tidak mungkin B terjadi demikian pula
kejadian melalui
percobaan sebaliknya. Jika A dan B Saling asing maka AB=0
 Menentukan peluang
suatu kejadian secara Contoh :
teoritis
Pada pelemparan sebuah dadu satu kali. Kejadian munculnya
mata dadu ganjil dan kejadian munculnya mata dadu genap
adalah dua kejadian saling asing.

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 16


[ PELUANG ] 01 September 2009

Contoh :

Pada pelemparan dua buah dadu. A adalah kejadian munculnya jumlah mata dadu
4, maka A = {(1,3),(2,2),(3,1)}. B adalah kejadian munculnya jumlah mata dadu 10,
maka B = {(4,6),(5,5),(6,4)}.
A dan B tidak punya persekutuan, maka A dan B adalah dua kejadian yang saling
asing.

A. Peluang A dan B

Contoh :
Peluang terjadinya A
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian
dan B dinyatakan
munculnya mata dadu prima. B adalah peristiwa munculnya
dengan
mata dadu ganjil. Berapa peluang terjadinya A dan B?
n( A  B) Jawab :
P(AB) =
n(S) S = {1,2,3,4,5,6} ; A = {2,3,5} ; B = {1,3,5} ; AB = {3,5}
n( A  B) 2 1
Peluang terjadinya A dan B adalah P(AB) = = 
n(S) 6 3

B. Peluang A atau B
Jika A dan B tidak saling lepas, maka peluang A atau B
Peluang A atau B dirumuskan dengan
dirumuskan dengan P(A  B) = P(A) + P(B) – P(A  B)
n( A  B) Jika A dan B saling lepas, maka peluang A atau B dirumuskan
P(AB) =
n(S) dengan

P(A  B) = P(A) + P(B)

Contoh :

Pada 10 kartu yang diberi nomor 1 sampai dengan 10. Bila diambil satu kartu secara
acak, tentukan peluang terambilnya kartu bernomor ganjil atau prima.

Jawab :
Misalkan A adalah kejadian terambilnya satu kartu ganjil dan B adalah kejadian
terambilnya satu kartu prima.
Maka A = {1,3,5,7,9} dan B = {2,3,5,7}
S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
AB = {3,5,7}
AB = {1,2,3,5,7,9}
n( A  B) 6 3
P(AB) = = = atau
n(S) 10 5
n( A) n( B) n( A  B)
P(A  B) = P(A) + P(B) – P(A  B) =  
n(S) n(S) n(S)
5 4 3 6 3
P(A  B) =   = =
10 10 10 10 5

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 17


[ PELUANG ] 01 September 2009

Contoh :

Pada percobaan melempar dua buah dadu. A adalah kejadian


munculnya mata dadu berjumlah 4. B adalah kejadian munculnya
mata dadu berjumlah 10. Berapakah peluang munculnya A atau B.
Jawab :
A = {(1,3),(2,2),(3,1)}, maka n(A) = 3
B = {(4,6),(5,5),(6,4)}, maka n(B) = 3
n(S) = 36
Dua kejadian diatas adalah dua kejadian saling lepas karena n(AB)=
n( A) n( B) 3 3 1
Maka P(A  B) = P(A) + P(B) =  =  =
n(S) n(S) 36 36 6

1.6.2. Kejadian saling bebas


Dua kejadian dikatakan saling bebas, jika terjadi atau tidak terjadinya kejadian yang
satu tidak mempengaruhi terjadi atau tidak terjadinya kejadian yang lain.
Contoh :

Pada pelemparan dua buah dadu, kejadian munculnya mata dadu 4 pada dadu
pertama tidak terpengaruh dengan kejadian munculnya mata dadu 6 pada dadu
kedua, maka kejadian-kejadian itu adalah saling bebas.

Contoh :

Pada pelemparan sebuah dadu dan sekeping uang logam yang dilempar bersamaan.
Kejadian munculnya angka angka pada dadu tidak terpengaruh oleh munculnya
gambar atau angka pada uang logam, maka kejadian-kejadian itu adalah kejadian
saling bebas.

A. Peluang terjadinya A dan B bila A dan B dua kejadian saling bebas.


Jika A adalah kejadian pada suatu percobaan dengan ruang sampel SA dan B adalah
kejadian pada suatu percobaan dengan ruang sampel SB. Maka ruang sampel untuk
kejadian A dan B adalah S = himpunan pasangan terurut dengan unsur pertama adalah
semua unsur pada SA dan unsur keduanya adalah semua unsur pada SB.
Karena n(AB) = n(A) x n(B)
Maka Peluang terjadinya A dan B adalah
n( A  B) n( A) x n( B)
P(AB) = = = P(A) x P(B)
n(S) n(S A ) x n(S B )
Sehingga Jika A dan B dua kejadian saling bebas, maka:
Jika P(AB)  P(A) x P(B) maka A dan B tidak saling bebas.

P(AB) = P(A) x P(B)

Contoh :

Pada pelemparan dua keeping uang logam, apakah kejadia munculnya angka pada
uang logam pertama dan uang logam kedua saling bebas?
Jawab :
S = {(G,G), (G,A), (A,G), (A,A)}

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 18


[ PELUANG ] 01 September 2009

Misalkan,
M = kejadian munculnya angka pada uang logam pertama
2 1
M = {(A,G), (A,A)} maka P(M) = =
4 2
N = Kejadian munculnya angka pada uang logam kedua
2 1
N = {(G,A), (A,A)} maka P(N) = =
4 2
1
MN = {(A,A)} maka P(MN) =
4
1 1 1
Akan tetapi juga berlaku P(MN) = = . = P(M). P(N)
4 2 2
Karena berlaku P(MN) = P(M). P(N), maka M dan N saling bebas

Contoh :

Dua buah dadu bersisi enam, masing-masing berwarna Merah dan putih dilempar
bersamaan. Berapakah peluang munculnya angka 3 pada dadu merah dan angka 4
pada dadu putih?
Jawab :
Merah
1 2 3 4 5 6
Putih
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
Misalkan A adalah kejadian munculnya angka 3 pada dadu merah dan B adalah
kejadian munculnya dadu merah dan putih yang berjumlah 5, maka
6 1
A = {(1,3), (2,3), (3,3), (4,3), (5,3), (6,3)}, maka n(A) = 6 dan P(A) = =
36 6
4 1
B = {(1,4), (2,3), (3,2), (4,1)}, maka n(B) = 4 dan P(B) = =
36 9
1
AB = {(4,3)} , maka n(AB) = 1 dan P(AB) =
36
1 1 1
P(A)x P(B) = x =
6 9 54
Karena P(AB)  P(A)x P(B) maka kejadian A dan kejadian B tidak saling bebas.

1.6.3. Kejadian bersyarat (Kondisional)


Kejadian B disebut bersyarat terhadap kejadian A, jika terjadinya B hanya dapat
berlangsung setelah kejadian A terjadi.

Contoh :

Pada sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari kotak tersebut
diambil satu bola dan tidak dikembalikan. Kemudian diambil lagi sebuah bola dari
kotak tersebut. Maka kejadian terambilnya bola kedua terikat oleh persyaratan
terambilnya bola pertama.

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 19


[ PELUANG ] 01 September 2009

A. Peluang Kejadian Bersyarat


Apabila kejadian B tergantung pada kejadian A, maka Peluang B setelah kejadian A
ditulis P(B/A) dan
P( A  B)
P(B/A) =
P(A dan B) = P(AB) = P(A) x P(B/A) Atau P( A)

Contoh :

Sebuah dadu bersisi enam dilempar satu kali. Hitung peluang kejadian munculnya
mata dadu angka genap dengan syarat munculnya mata dadu angka prima terjadi
terlebih dahulu.

Jawab :
A adalah kejadian munculnya mata dadu angka genap, maka A= {2,4,6} sehingga
3
P(A) =
6
B adalah kejadian munculnya mata dadu angka prima, maka B= {2,3,5} sehingga
3
P(B) =
6
1
Kejadian AB = {2} sehingga P(AB) =
6
Kejadian A dengan syarat B terjadi terlebih dahulu adalah kejadian bersyarat A/B.
Peluang kejadian bersyarat A/B ditentukan dengan rumus
P( A  B) 1
1
P(A/B) = = 63 =
P( B) 6 3

B. Peluang kejadian percobaan dengan atau tanpa pengembalian


Jika ingin mengambil dua kartu pada seperangkat kartu bridge, ada beberapa cara yang
bisa dilakukan, yaitu:
- Mengambil dua kartu sekaligus
- Mengambil satu kartu, dikembalikan kemudian mengambil satu kartu lagi. (proses
pengambilan kartu kedua banyaknya kartu utuh)
- Mengambil satu kartu, tanpa dikembalikan kemudian mengambil satu kartu lagi.
(proses pengambilan kartu kedua banyaknya kartu berkurang satu)

Contoh :

Pada sebuah kotak terdapat 3 kelereng merah dan 4 kelereng biru. Dari dalam kotak
tersebut diambil satu kelereng secara berurutan sebanyak dua kali. Setelah kelereng
pertama terambil, kelereng itu tidak dikembalikan dan langsung mengambil
kelereng kedua. Hitung peluang terambilnya:
a. Kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua.
b. Kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru pada
pengambilan kedua.
c. Kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng merah pada
pengambilan kedua.
d. Kelereng biru pada pengambilan pertama maupun kedua.

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 20


[ PELUANG ] 01 September 2009

Jawab:
a. Misalkan M1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
pertama. M2/M1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
kedua setelah setelah megambil satu merah.
3 2
P(M1) = ; P(M2/M1) =
7 6
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua
3 2 1
adalah P(M1M2) = P(M1) x P(M2/M1) = x =
7 6 7
b. Misalkan M1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
pertama. B2/M1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
kedua setelah setelah megambil satu merah.
3 4
P(M1) = ; P(B2/M1) =
7 6
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng
3 4 2
biru pada pengambilan kedua adalah P(M1B2) = P(M1) x P(B2/M1) = x =
7 6 7
c. Misalkan B1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
pertama. M2/B1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
kedua setelah setelah megambil satu biru.
4 3
P(B1) = ; P(M2/B1) =
7 6
Peluang terambilnya kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng
4 3 2
merah pada pengambilan kedua adalah P(B1M2) = P(B1) x P(M2/B1) = x =
7 6 7
d. Misalkan B1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
pertama. B2/B1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
kedua setelah setelah megambil satu biru.
4 3
P(B1) = ; P(B2/B1) =
7 6
Peluang terambilnya kelereng biru pada pengambilan pertama maupun kedua
4 3 2
adalah P(B1B2) = P(B1) x P(B2/B1) = x =
7 6 7
Contoh :

Pada sebuah kotak terdapat 3 kelereng merah dan 4 kelereng biru. Dari dalam kotak
tersebut diambil satu kelereng secara berurutan sebanyak dua kali. Setelah kelereng
pertama terambil, kelereng itu dikembalikan lagi ke kotak semula kemudian
mengambil kelereng kedua. Hitung peluang terambilnya:
a. Kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua.
b. Kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru pada
pengambilan kedua.
c. Kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng merah pada
pengambilan kedua.
d. Kelereng biru pada pengambilan pertama maupun kedua.

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 21


[ PELUANG ] 01 September 2009

Jawab:
a. Misalkan M1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
pertama. M2 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
kedua .
3 3
P(M1) = ;P(M2) =
7 7
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua
3 3 9
adalah P(M1M2) = P(M1) x P(M2) = x =
7 7 49
b. Misalkan M1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
pertama. B2 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan kedua.
3 4
P(M1) = ; P(B2) =
7 7
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng
3 4 12
biru pada pengambilan kedua adalah P(M1B2) = P(M1) x P(B2/M1) = x =
7 7 49
c. Misalkan B1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
pertama. M2 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
kedua .
4 3
P(B1) = ; P(M2) =
7 7
Peluang terambilnya kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng
4 3 12
merah pada pengambilan kedua adalah P(B1M2) = P(B1) x P(M2) = x =
7 7 49
e. Misalkan B1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
pertama. B2 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan kedua .
4 4
P(B1) = ; P(B2) =
7 7
Peluang terambilnya kelereng biru pada pengambilan pertama maupun kedua
4 4 16
adalah P(B1B2) = P(B1) x P(B2) = x =
7 7 49

Kegiatan 11
Menghitung Peluang Gabungan Dua Kejadian

1. Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya mata dadu
kurang dari 4. B adalah peristiwa munculnya mata dadu genap. Berapa peluang
terjadinya A dan B?
Jawab :
S = {………………………………………………………}
A = {………………………………………………………}
B = {………………………………………………………}
AB = {………………………………………………….…}
n( A  B)
Peluang terjadinya A dan B adalah P(AB) = = …………………………………
n(S)

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 22


[ PELUANG ] 01 September 2009

2. Pada 15 kartu yang diberi nomor 1 sampai dengan 15. Bila diambil satu kartu secara
acak, tentukan peluang terambilnya kartu bernomor lebih dari 10 atau prima.
Jawab :
Misalkan A adalah kejadian terambilnya satu kartu bernomor lebih dari 10 dan B adalah
kejadian terambilnya satu kartu prima,maka
A = {………………………………………………….…..}
B = {……………………………………………….….….}
S = {…………………………………………….…….….}
AB = {……………………………………………....……}
AB = {……………………………………………………}
n( A  B)
P(AB) = = …………… = ………………………..
n(S)
Atau
P(A  B) = P(A) + P(B) – P(A  B) = …… + …… - ……… = …………………………
P(A  B) = ………………………….

3. Pada percobaan melempar dua buah dadu. A adalah kejadian munculnya mata dadu
berjumlah kurang dari 4. B adalah kejadian munculnya mata dadu berjumlah lebih dari
10. Berapakah peluang munculnya A atau B.
Jawab :
A = {(…,…),(…,…),………………………………………}, maka n(A) = …
B = {(…,…),(…,…),………………………………………}, maka n(B) = …
n(S) = ….
Periksa, apakah dua kejadian saling lepas?................., karena……………
Maka P(A  B) = ………………………. = ……………………………
P(A  B) = ………………………

4. Pada pelemparan tiga keping uang logam, apakah kejadian munculnya angka pada
uang logam pertama dan uang logam kedua saling bebas?
Jawab.
S = {(G,G,G), (…,…,…), ………………………………………………………...}
Misalkan
M = kejadian munculnya angka pada uang logam pertama
M = {(A,…,…),
(A,…,…),………………………………………………………………………….}
maka P(M) = … …
N = Kejadian munculnya angka pada uang logam kedua
N = {(…,A,…), (…,A,…), ………………………………………………………………………}
maka P(N) = …….
MN = {(A,A,…), ………………………………………………………………………………}
maka P(MN) = …………
Periksa, apakah berlaku P(MN) = P(M). P(N)
Apakah kejadian M dan N saling bebas?....................................................................................

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 23


[ PELUANG ] 01 September 2009

2
5. Jika peluang siswa pria dapat menyelesaikan soal adalah dan peluang wanita dapat
5
4
menyelesaikan soal adalah . Lengkapi tabel dibawah ini, kemudian tentukan:
9
Peluang Dapat menyelesaikan Tidak dapat
Pria
Wanita
a. Peluang pria tidak dapat menyelesaikan soal = …………………………………………...
b. Peluang wanita tidak dapat menyelesaikan soal = ………………………………………..
c. Peluang keduanya dapat menyelesaikan soal = …………………………………………...
d. Peluang keduanya tidak dapat menyelesaikan soal = …………………………………….
e. Peluang salah satu dari keduanya dapat menyelesaikan soal = …………………………

6. Sebuah dadu bersisi enam dilempar satu kali. Hitung peluang kejadian munculnya mata
dadu angka ganjil dengan syarat munculnya mata dadu angka lebih dari 4 terjadi
terlebih dahulu.
Jawab :
A adalah kejadian munculnya mata dadu angka ganjil,
maka A= {…………………………………………….…...}, sehingga P(A) = …………..……
B adalah kejadian munculnya mata dadu angka lebih dari 4,
maka B= {………………………………………………… }, sehingga P(B) = ……………...…
Kejadian AB = {…………………………………………}, sehingga P(AB) = ……………
Kejadian A dengan syarat B terjadi terlebih dahulu adalah kejadian bersyarat A/B.
Peluang kejadian bersyarat A/B ditentukan dengan rumus:
P( A  B) ... ...
P(A/B) = = =
P( B) ... ...

7. Pada sebuah kotak terdapat 4 kelereng merah, 3 kelereng biru dan 2 kelereng kuning.
Dari dalam kotak tersebut diambil satu kelereng secara berurutan sebanyak dua kali.
Setelah kelereng pertama terambil, kelereng itu tidak dikembalikan dan langsung
mengambil kelereng kedua. Hitung peluang terambilnya:
a. Kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua.
b. Kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru pada pengambilan
kedua.
c. Kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng kuning pada pengambilan
kedua.
d. Kelereng kuning pada pengambilan pertama maupun kedua.
Jawab :
a. P(M1) = …………….. ; P(M2/M1) = ………………….
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua
adalah
P(M1M2) = P(M1) x P(M2/M1) = … x …. = ….
b. P(M1) = ………………. ; P(B2/M1) = ………………………
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru
pada pengambilan kedua adalah
P(M1B2) = P(M1) x P(B2/M1) = ….. x ….= …

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 24


[ PELUANG ] 01 September 2009

c. P(B1) = ……………….. ; P(K2/B1) = ………………………


Peluang terambilnya kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng kuning
pada pengambilan kedua adalah
P(B1K2) = P(B1) x P(K2/B1) = ….. x ….= …
d. P(K1) = …………….. ; P(K2/K1) = ……………………..
Peluang terambilnya kelereng kuning pada pengambilan pertama maupun kedua
adalah
P(K1K2) = P(K1) x P(K2/K1) = … x …. = ….

8. Seperti pada soal nomor 2 tetapi setelah kelereng pertama terambil, kelereng itu
dikembalikan lagi ke kotak semula kemudian mengambil kelereng kedua. Hitung
peluang dari a sampai d:
Jawab :
a. P(M1) = …………….. ; P(M2) = …………………….
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua
adalah
P(M1M2) = P(M1) x P(M2) = … x …. = ….
b. P(M1) = ………………. ; P(B2) = ………………………
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru
pada pengambilan kedua adalah
P(M1B2) = P(M1) x P(B2) = ….. x ….= …
c. P(B1) = ……………….. ; P(K2) = ……………………..
Peluang terambilnya kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng kuning
pada pengambilan kedua adalah
P(B1K2) = P(B1) x P(K2) = ….. x ….= …
d. P(K1) = …………….. ; P(K2) = …………………….
Peluang terambilnya kelereng kuning pada pengambilan pertama maupun kedua
adalah
P(K1K2) = P(K1) x P(K2) = … x …. = ….

LATIHAN 11 Peluang Suatu Kejadian Majemuk

1. Sebuah dadu bersisi enam dilempar sekali. Hitung peluang kejadian :


a. Mata dadu angka ganjil atau angka prima.
b. Mata dadu angka genap atau angka < 4.
c. Mata dadu < 3 atau > 4
d. Mata dadu  3
e. Mata dadu ganjil atau genap
2. Sebuah kartu diambil dari seperangkat kartu brige. Hitung peluang terambilnya:
a. Kartu bernomor 5 atau berwarna merah.
b. Kartu bernomor 8 atau sekop.
c. Kartu As atau kartu berwarna merah.
d. Kartu As berwarna merah atau kartu hati.
e. Kartu bukan As atau bukan King.

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 25


[ PELUANG ] 01 September 2009

3. Dua buah dadu bersisi 6 dilempar bersamaan. Hitung peluang kejadian munculnya
jumlah mata dadu:
a. 3 atau 6.
b. 5 atau 6.
c. 2 atau 3 atau 4.
d. kurang dari 4 atau lebih dari 7.
e. 10 atau tidak lebih dari 5.
4. Seorang siswa harus menempuh 3 tes. Peluang ia lulus pada masing-masing tes
1 2 3
berturut-turut , dan . Hitung peluang bahwa:
5 3 5
a. Ia lulus pada ketiga tes tersebut.
b. Ia lulus pada tes pertama dan gagal untuk dua tes terakhir.
c. Ia lulus pada tes pertama dan kedua saja.
d. Ia lulus pada tes pertama dan ketiga saja.
e. Ia tidak lulus pada ketiga tes tersebut.
5. Sebuah dadu bersisi enam dilempar satu kali. Hitung peluang kejadian munculnya mata
dadu angka kurang dari 5 dengan syarat munculnya mata dadu angka genap terjadi
terlebih dahulu.
6. Pada sebuah kotak terdapat 5 kelereng merah dan 7 kelereng biru. Dari dalam kotak
tersebut diambil satu kelereng secara berurutan sebanyak dua kali. Setelah kelereng
pertama terambil, kelereng itu tidak dikembalikan dan langsung mengambil kelereng
kedua. Hitung peluang terambilnya:
a. Kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua.
b. Kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru pada pengambilan
kedua.
c. Kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng merah pada pengambilan
kedua.
d. Kelereng biru pada pengambilan pertama maupun kedua.
7. Seperti pada soal nomor 6 tetapi setelah kelereng pertama terambil, kelereng itu
dikembalikan lagi ke kotak semula kemudian mengambil kelereng kedua. Hitung
peluang dari a sampai d:
8. Pada kotak I terdapat 3 bola merah dan 5 bola putih. Pada kotak II terdapat 5 bola biru
dan 4 bola hitam. Berapa peluang terambilnya 2 bola merah pada kotak I dan 3 bola biru
dari kotak II, jika berturut-turut diambil 2 bola dari kotak I dan 3 bola dari kotak II.
9. Diketahui kejadian A dan kejadian B saling bebas. Hitung peluang kejadian B jika P(A) =
1 3
2 dan P(AB) = 4 .
10. Kejadian A dan B adalah dua kejadian saling bebas. Jika P(A) = 3 dan P(B) = 1 ,
4 3
hitunglah:
a. P(AB)
b. P(AB)
c. P(A’B’)
d. P(A’B’)

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 26


[ PELUANG ] 01 September 2009

A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu alternatif jawaban yang tepat!

14. Banyak bilangan genap terdiri dari tiga angka yang dapat dibuat adalah …
A. 360 B. 450 C. 500 D. 525 E. 100
5 6
15. Nilai x yang memenuhi 2P x  2 = P x 1
A. 5 B. 6 C. 7 D. 8 E. 9
16. Dari 5 orang yang akan saling berjabatan tangan, Banyaknya cara mereka saling
berjabatan tangan adalah …
A. 5 B. 10 C. 15 D. 20 E. 24
17. Diketahui A= {a, b, c, d, e, f }. Banyaknya himpunan bagian dari A yang cacah
anggotanya terdiri atas 3 unsur adalah …
A. 6 B. 10 C. 15 D. 20 E. 25
18. Suatu kotak berisi 10 kelereng merah dan 20 kelereng putih. Peluang untuk
mengambil 1 kelereng merah adalah …
A. ¾ B. 2/3 C. ½ D. 2/5 E. 1/3
19. Dua dadu dilempar sekaligus, besar peluang jumlah mata kedua dadu sama dengan 7
atau 10 adalah …
A. ¼ B. ½ C. ¾ D. 7/8 E. 11/12
20. Sebuah kartu diambil secara acak dari satu set lengkap kartu bridge. Peluang bahwa
yang terambil adalah kartu berwarna merah atau As adalah …
A. 2/52 B. 26/52 C. 28/52 D. 30/52 E. 32/52
21. Jika sebuah dadu dan sekeping uang diundi sekali bersamaan, maka peluang untuk
memperuleh gambar pada mata uang dan mata ganjil pada dadu adalah
A. 1/12 B. 1/6 C. ¼ D. 1/3 E. ½
22. Suatu kelas terdiri atas 50 siswa, 35 diantaranya gemar matematika dan 25 gemar
bahasa inggris. Jika dipilih secara acak seorang siswa, maka peluang yang terpilih
adalah siswa yang gemar matematika dan bahasa inggris adalah …
A. 1/5 B. ½ C. 2/5 D. 3/5 E. 4/5
23. Banyaknya bilangan genap terdiri atas empat angka yang dapat disusun dari angka-
angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 adalah …
A. 648 B. 563 C. 441 D. 360 E. 130
24. Dalam pemilihan murid teladan tesedia calon yang terdiri dari 5 putra dan 4 putri.
Jika akan dipilih sepasang murid teladan yang terdiri dari seorang putra dan seorang
putri, maka banyaknya pasangan yang mungkin adalah ……
A. 9 B. 16 C. 18 D. 20 E. 36
25. Dalam sebuah kotak terdapat 6 kelereng putih dan 4 kelereng merah. Dua kelereng
diambil satu persatu dimana kelereng pertama yang diambil dimasukkan kembali
kedalam kotak. Peluang terambilnya satu kelereng putih dan satu kelereng merah
adalah ….
A. 1/100 B. 1/50 C. 3/50 D. 6/25 E. 4/15

Jawablah setiap pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas!

Muntaryo, Guru Matematika SMA N 1 Garut Halaman 27


1

26. Dari data:


68 60 71 92 75 65 84 82 68 96 82 88 73 90 96
75 87 95 61 78 71 82 73 95 75 50 77 75 79 73
a. Buatlah daftar sebaran frekuensi dengan batas bawah kelas pertama 60
b. Hitung nilai rata-rata dengan menggunakan rataan sementara.
c. Hitung Modus berdasarkan daftar sebaran frekuensinya
d. Gambarlah Histogram dan Poligon frekuensinya.
e. Dengan membuat daftar distribusi frekuensi komulatif, gambarlag Ogiv nya.

27. untuk r<n, Tunjukkan bahwa: n Cr  n C ( n r )


28. satu kelas yang terdiri dari 40 orang siswa, ternyata 20 orang gemar membaca sain, 25
siswa gemar membaca majalah fiksi dan 6 arang tidak gemar keduanya.
a. Jika dipilih secara acak, tentukan peluang terpilihnya satu orang yang gemar
keduanya.
b. Peluang terpilihnya seorang yang hanya gemar membaca sain.

29. Jika dari 6 pria dan 5 wanita akan dipilih 8 orang sebagai perwakilan suatu kegiatan.
Tentukanlah banyaknya susunan perwakilan yang dapat dibentuk jika sekurang-
kurangnya terpilih:
a. 4 pria
b. 4 wanita
c. 3 pria

30. Dengan penjabaran binom, tentukan koefisien pada suku x4y3 pada (3x-2)
1

Anda mungkin juga menyukai