1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan
masalah
Kompetensi Dasar:
Menggunakan aturan perkalian, permutasi dan kombinasi dalam pemecahan masalah.
Menentukan ruang sampel suatu percobaan.
Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya.
Setelah mempelajari Jika suatu masalah dapat diselesaikan dengan m cara dan
Pokok Bahaan ini,
diharapkan anda dapat: masalah lain dapat diselesaikan dengan n cara, maka
gabungan kedua masalah tersebut dapat dilakukan dengan
Menyusun aturan m x n cara.
perkalian, permutasi
dan kombinasi Contoh :
Menggunakan
Jika kita mempunya 2 baju (B) dan 3 celana (C), maka
aturan perkalian,
permutasi dan banyaknya cara memakai baju dan celana ada 2 x 3 = 6 cara,
kombinasi yaitu: B1C1, B1C2, B1C3, B2C1, B2C2, B2C3.
B. Notasi Faktorial
Hasil perkalian seluruh bilangan asli dari 1 sampai n, disebut n faktorial ditulis “ n! “ .
dan didefinisikan 0! = 1
Contoh :
3 ! = 3x2x1 = 6
5 ! = 5x4x3x2x1 = 120
Kegiatan 7
Kaidah dasar membilang dan notasi faktorial
p k
q
A B C
r l
Untuk pergi dari A ke B ada 3 jalan yaitu melalui p, q atau r. untuk pergi dari B ke C ada
2 jalan yaitu k dan l.Berapa cara dapat ditempuh untuk pergi dari A ke C melalui B?.
Banyaknya cara perjalanan dari A ke C melalui B dapat digambar dengan diagram
pohon atau pasangan terurut pada tabel dibawah ini.
k
C
l C
p B
k C
q
A B
l C
r
B k
C
l
C
Lengkapilah!
BC
k l
AB
p (p,k) ……….
q ………. ……….
r ………. ……….
Banyaknya cara perjalanan = ……… x ……… = …………
2. Jika kita mempunyai 2 baju, 3 celana dan 2 sepatu. Berapa banyak cara memakai baju,
celana dan sepatu? Gambar diagram pohon dan pasangan terurutnya
3. Untuk membentuk susunan pengurus kelas, tersedia 2 calon ketua, 3 calon sekretaris
dan 4 calon bendahara. Dalam berapa cara susunan pengurus yang terdiri dari seorang
ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara dapat dibentuk?
Jawab. ……………………………………………………………………………... …. ……
n!
4. Tunjukkan bahwa n2 n
n 2 !
Jawab.
n! .................................................... ....................................................
= = = ………
n 2 ! ................................................... ...................................................
n!
5. Hitung nilai n dari 10
n 1!
Jawab.
n!
= 10
n 1!
....................................................
= 10
...................................................
....................................................
= 10
...................................................
…………………………………….
1. Dari kota A ke kota B ada 4 jalan yang dapat dilalui. Dari kota B ke kota C ada 5 jalan
yang dapat dilalui. Dengan berapa cara seorang dapat pergi:
a. Dari kota A ke kota C melalui B.
b. Dari kota A ke kota C melalui kota B dan kembali ke kota A melalui B.
c. Seperti pertanyaan b, tetapi jalan yang ditempuh untuk kembali tidak boleh sama
dengan jalan yang ditempuh ketika pergi.
2. Berapa banyak bilangan terdiri atas 3 angka yang dapat dibentuk dari angka-angka
1,2,3,4,5 dan 6 jika:
a. Tiap bilangan dilambangkan dengan tiga angka yang berbeda.
b. Tiap bilangan boleh dibentuk dari tiga angka yang sama.
c. Bilangan tiga angka yang dibentuk lebih dari 300 dan angka yang digunakan dapat
berulang.
d. Bilangan tiga angka yang dibentuk merupakan bilangan genap dan angka yang
digunakan tidak boleh berulang.
e. Bilangan tiga angka yang dibentuk terletak antara 100 dan 500 dan angka yang
digunakan dapat berulang.
3. Berapa banyak nomor seri kendaraan roda 4 terdiri dari 2 angka dengan huruf B di
depan dan huruf VA dibelakang. (seperti B 69 VA).
4. Lima orang terdiri dari 2 pria dan 3 wanita. Mereka mendapat lima buah kursi dalam
satu baris ketika menonton suatu pertunjukan. Jika kedua Pria harus menempati kursi-
kursi diujung, ada berapa cara mereka dapat duduk dengan urutan yang berlainan.
5. Dari 7 soal yang tersedia, hanya lima soal yang harus dikerjakan. Jika soal nomor satu
wajib dikerjakan, ada berapa cara memilih soal yang berlainan tersebut.
6. Hitung nilai dari
7! 4!.5! 5!
a. 4! b. 6! c. 5! – 3! d. e. f.
2!.3! 2!.3! 2!
7. Tulis dengan Notasi faktorial
a. 8x7x6 d. (k-3)(k-4)(k-5)
7 x6 x 5 (n 1)(n 2)(n 3)
b. e.
1x 2 x 3 3.4.5.6
c. n.(n-1)(n-2)(n-3)
8. Sederhanakanlah!
n! n 1 k !
a. , untuk n 3 d. , untuk n -k
(n 3)! (n k )!
n 1! n k 1!
b. , untuk n -1 e. , untuk n k
(n 1)! (n k )!
n 2 !
c. , untuk n 3
n!
9. Tentukan nilai n yang memenuhi:
n! n 1! n!
a. = 30 d.
(n 1)! 2!(n 1)! (n 2)!
n 1! n 3! n 1!
b. =7 e.
n! 7! 5!
n 1!
c. = 72
n 3!
10. Buktikan bahwa:
a. (n+2)! + (n+3)! = (n+2)!.(n+4)
b. b. n! – (n-2)! = (n-2)! (n2-n-1)
1.4.2. Permutasi
C. Permutasi berulang
Permutasi 3 huruf A, B dan C adalah ABC, ACB, BAC, BCA,
CAB dan CBA pada susunan yang demikian tidak ada huruf
Banyaknya permutasi yang berulang.
berulang dari n unsur Jika unsur yang tersedia boleh berulang, maka diperoleh
yang disusun r per r susunan huruf-huruf seperti: AAB, AAC, BAB, …. dan
ditentukan dengan seterusnya. Permutasinya disebut permutasi berulang.
rumus:
Contoh :
P rn (berulang) = nr Dari 3 huruf A, B dan C jika akan disusun 2 huruf dan dapat
berulang, maka banyaknya susunan huruf ada 32 = 9, yaitu:
AA, AB, AC, BA, BB, BC, CA, CB dan CC.
D. Permutasi siklis
Permutasi siklis (melingkar) adalah permutasi yang dibuat
Jika n unsur disusun
dengan menyusun unsur-unsur secara melingkar menurut
melingkar dengan
arah putaran tertentu.
arah putaran tertentu,
Pada gambar diatas, posisi 1 dan
akan terjadi sebanyak
A B B A posisi 2 dianggap sama dan dihitung
Psiklis = (n-1)! satu, yaitu AB sama dengan BA
Posisi 1 Posisi 2
Contoh :
Dari 4 orang anak (A, B, C dan D) yang akan duduk menghadap meja bundar, maka
banyaknya cara mereka duduk adalah (4-1)! = 3! = 6 cara. Yaitu: ABCD, ABDC, ACBD,
ACDB, ADBC dan ADCB.
Perhatikan gambar.
A A A
D B C B D C
C D B
A A A
B C C D B D
D B C
Kegiatan 8
Menggunakan Rumus Permutasi
1. Hitung banyaknya bilangan terdiri dari dua angka yang dibentuk dari angka-angka 1, 3,
5, 7, 9, jika tiap-tiap angka hanya boleh digunakan satu kali untuk setiap bilangan.
Jawab:
Puluhan Satuan Banyaknya bilangan = ….. x ….. = …… cara
5 cara …. cara
Cara diatas juga dapat berarti permutasi 5 unsur yang disusun dua-dua, ditulis:
..................... .....................
5 P2 = = = …………………..
...................... ......................
2. Berapa banyak permutasi n unsur setiap kali diambil 3 unsur
n (n-1) ….
cara cara cara
Banyaknya
Menurut kaidah= …..membilaing:
x ….. x ….. = …… ………cara
n( n 1)(............)(n 3)!
n P3 = = ……………………
(...............)!
3. Berapa banyak kata yang dapat disusun dari kata “BUKU”
Jawab :
…………….……………………………………………………………………………….
yaitu: BUKU, BUUK, ……………………………………….……………………………………..
4. Jika ada 5 orang berdiri membentuk lingkaran, ada berapa posisi melingkar yang dapat
dilakukan?
Jawab : …………….……………………………………………………………………………….
yaitu: ABCDE, ABCED, …………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………….
5. Hitung banyaknya bilangan yang terdiri dari 2 angka yang disusun dari angka-angka 2,
3, 4, 5, dan 6, jika angka yang digunakan boleh berulang.
Jawab : …………….……………………………………………………………………………….
yaitu: 22, 23 , ………………………………..………………………………………………………
6. Hitung nilai dari:
................................... ...................................
a. 6 P2 = = = ………………….
................................... ...................................
................................... ...................................
b. 6 P4 = = = ………………….
................................... ...................................
................................... ...................................
c. 4 P1 = = = ………………….
................................... ...................................
................................... ...................................
d. 4 P3 = = = ………………….
................................... ...................................
................................... ...................................
e. 4 P4 = = = ………………….
................................... ...................................
6. Ada 4 buku bersampul merah, 3 buku bersampul kuning dan 2 buku besampul biru.
Berapa cara buku tersebut dapat disusun bila buku yang berdekatan harus berbeda
warna.
7. Berapa banyak bilangan terdiri atas 3 angka, yang disusun dari angka-angka berikut ini,
jika angka yang digunakan dapat berulang.
a. 2, 3 dan 4
b. 3, 5, 7 dan 9
c. 2, 4, 6, 7 dan 9
8. Dari angka-angka 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 akan disusun bilangan terdiri atas 4 angka. Berapa
banyak bilangan yang dapat disusun jika:
a. Angka yang digunakan boleh berulang
b. Angka yang digunakan tidak boleh berulang
c. Bilangannya genap dan boleh berulang
d. Bilangannya ganjil dan tidak berulang
e. Bilangannya terletak antara 3000 dan 7000
9. Berapa banyaknya nomor telepon terdiri atas 6 digit bila dua angka depan yang
digunakan adalah 54 (misalnya 540001, 540123, dan seterusnya)
10. Tentukan nilai n yang memenuhi n 1 P3 n P4
1.4.3. Kombinasi
A. Pengertia Kombinasi
Kombinasi dari anggota sutu himpunan adalah pemilihan
sembarang dari beberapa anggota himpunan tanpa
Banyaknya kombinasi
memperhatikan urutan.
r unsur yang diambil
dari n unsur (untuk Contoh :
rn) yang berbeda
Dari anggota himpunan {a, b, c} dapat juga disusun
dilambangkan dengan
n
himpunan bagian yang banyak anggotanya terdiri dari dua
n C r , C n ,r , C r atau anggota, yaitu {ab}, {ac}dan {bc}.Sehingga banyaknya
n Kombinasi 3 unsur yang disusun dua-dua adalah
dirumuskan
r 3! 3.2.1
3 C2 = = 3
dengan: 3 2!.2! 1.2
Contoh :
n!
n Cr Diketahui 4 orang siswa. Berapa banyak cara mereka dapat
n r !.r!
saling berjabatan tangan.
Jawab:
Karena berjabatan tangan dilakukan berdua-berdua, maka
berarti menyusun dua-dua dari 4 orang yang berbeda, ditulis
4! 4.3.2!
4 C2 = = 6 cara
( 4 2)!.2! 2!.2.1
B. Binomium Newton
Perhatikan bentuk dibawah ini.
0 C0 Contoh :
1 C0 1 C1
(x+5)3 = x3 + 3x25 + 3x52 + 53
2 C0 2 C1 2 C2 = x3 + 15x2 + 75x + 125
3 C0 3 C1 3 C2 3 C3
dst
Contoh :
Diketahui 4x2 y3
- koofisien x2 adalah 4y3
- koofisien y3 adalah 4x2
- koofisien x2y3 adalah 4
untuk n<m berlaku:
koefisien Xn dari (aX + bY)m adalah an.mCn.(bY)m-n
Kegiatan 9
Kombinasi dan Binomium Newton
1. Dari 4 orang pemain bulutangkis (ambil 4 orang dari nama temanmu) akan disusun
pasangan ganda, Buatlah susunan yang mungkin dan hitung berapa banyak pasangan
pemain ganda tersebut.
Jawab : Pasangan yang mungkin adalah :
……………………………………………………………………………………………………….
Banyaknya =
……………………………………………..…………………………………………
2. Banyaknya kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur (untuk rn) dirumuskan
dengan :
n!
n Cr
n r !.r!
8. Diketahui A = {a, b, c, d}. Berapa banyak himpunan bagian dari A yang banyak
anggotanya tidak kurang dari dua.
9. Pada satu kotak terdapat 5 bola merah, 6 bola kuning dan 4 bola biru.
a. Berapa banyak cara mengambil 2 bola merah dari 5 bola merah
b. Berapa banyak cara mengambil 3 bola kuning dari 6 bola kuning
c. Berapa banyak cara mengambil 1 bola biru dari 4 bola biru
d. Berapa banyak cara mengambil 2 bola merah dan 3 bola kuning
e. Berapa banyak cara mengambil 2 bola merah, 3 bola kuning dan 1 bola biru.
10. Berapa banyak garis yang menghubungkan dua titik sudut pada segienam beraturan.
11.Uraikanlah bentuk di bawah ini (gunakan Segitiga Paskal).
a. (x-y)3 b. (3x+2y)4 c. (2x-4)5
12. Dari (2x+3y)6, tentukan koefisien dari:
a. x2 b. y3 c. x4.y2
Contoh :
Misal A adalah peristiwa munculnya mata dadu ganjil pada pelemparan satu buah
dadu, maka kejadian A = {1,3,5}.
1.5.2. Peluang
Jika kejadian A dapat terjadi sebanyak n(A) cara, sedang semua kemungkinan dari hasil
yang terjadi adalah n(S) cara, maka peluang kejadian A dapat ditentukan dengan rumus:
n( A)
P(A) =
n(S)
Contoh :
Sebuah dadu dilempar satu kali. K adalah peristiwa munculnya mata dadu bilangan
prima. Berapakah peluang munculnya mata dadu prima tersebut.
Jawab :
Kejadian K = {2,3,5}, maka banyaknya kejadian K adalah n(K) = 3
Ruang sampel S = {1,2,3,4,5,6} ; n(S) = 6
n(K ) 3 1
Peluang kejadia K yaitu P(A) = = =
n(S) 6 2
Dari kenyataan bahwa kejadian A merupakan himpunan bagian dari ruang sample S,
maka banyaknya kejadian A berkisar dari 0 sampai S (0 n S) sehingga 0 P(A) 1.
Jika P(A) = 0, maka kejadian A disebut mustahil terjadi.
Jika P(A) = 1, maka kejadian A disebut pasti terjadi.
Contoh :
Satu dadu bersisi enam dilempar sebanyak 25 kali ternyata frekuensi munculnya
mata dadu 3 sebanyak 5 kali, maka frekuensi relatif munculnya mata dadu 3 adalah
5
= 0,2
25
Contoh :
Dari pelemparan satu uang logam sebanyak 10 kali ternyata frekuensi munculnya
gambar (G) sebanyak 7 kali, maka frekuensi relatif munculnya gambar adalah f(G) =
7
= 0,7
10
B. Frekuensi Harapan
Jika P(A) adalah peluang kejadian A dan dilakukan sebanyak n kali percobaan, maka
frekuensi harapan kejadian A dirumuskan dengan:
fh (A) = n. P(A)
Contoh :
Satu dadu bersisi enam dilempar sebanyak 25 kali, ternyata frekuensi munculnya
mata dadu 3 sebanyak 5 kali, maka frekuensi relatif munculnya mata dadu 3 adalah
5
= 0,2
25
Contoh :
Diketahui bahwa Peluang hari ini akan turun hujan adalah 0,8 ,maka peluang hari
ini tidak turun hujan adalah 1 – 0,8 = 0,2.
Kegiatan 10
Menentukan Peluang Suatu Kejadian dan Komplemennya
b. Banyaknya cara mengambil 3 bola merah dari 5 bola merah yang tersedia adalah
5 C 3 = …………………………………………………….
Maka banyaknya kejadian terambil 3 merah adalah n(3 merah) = ………………….
n( 3 merah ) ....
Peluang terambil ketiganya merah adalah P(3 merah) = =
n(S) ....
c. Banyaknya cara mengambil 1 bola merah dari 5 bola merah yang tersedia adalah
5 C 1 = …………………………………………………….
Banyaknya cara mengambil 1 bola kuning dari 3 bola kuning yang tersedia adalah
3 C 1 = …………………………………………………….
Banyaknya cara mengambil 1 bola biru dari 2 bola biru yang tersedia adalah 2 C 1 =
…………………………………………………….
Maka banyaknya kejadian terambil 1 merah, 1kuning dan 1 biru adalah n(ketiganya
berlainan warna) = 5 C1 x 3 C1 x 2 C1 = ……………
Peluang terambil ketiganya berlainan warna adalah
n( ketiganya berlainan warna ) ....
P(ketiganya berlainan warna) = =
n(S) ....
d. Banyaknya cara mengambil 2 bola merah dari 5 bola merah yang tersedia adalah
5 C 2 = …………………………………………
Banyaknya cara mengambil 1 bola kuning dari 3 bola kuning yang tersedia adalah
3 C 1 = …………………………………………
Maka banyaknya kejadian terambil 2 merah dan 1 kuning adalah
n(2 merah, 1 kuning) = 5 C 2 x 3 C1 = ……x…… = …….
Peluang terambil 2 merah dan 1 kuning adalah
n( 2 merah, 1 kuning ) ....
P(3 merah) = =
n(S) ....
5. Lemparlah satu keeping uang logam sebanyak 25 kali, catat hasilnya pada tabel dibawah
ini.
Banyaknya Frekuensi
Permukaan uang turus kejadian relatif
(k) fr
Gambar (G)
Angka (A)
6. Lemparlah satu buah dadu sebanyak 50 kali, catat hasilnya pada tabel dibawah ini.
Banyaknya Frekuensi
Permukaan dadu turus kejadian relatif
(k) fr
Muka 1
Muka 2
Muka 3
Muka 4
Muka 5
Muka 6
7. Hitunglah frekuensi harapan dari:
a. Munculnya gambar (G) pada pelemparan 1 mata uang logam yang dilempar
sebanyak 25 kali.
………………………………………………………………………………………...…………
b. Munculnya muka 3 pada pelemparan 1 buah dadu yang dilempar sebanyak 50 kali.
…………………………………………………………………………………………..………
c. Munculnya angka genap pada pelemparan 1 buah dadu yang dilempar sebanyak 50
kali. …………………………………………..………………………………………………
8. Jika peluang siswa laki-laki dapat menyelesaikan soal adalah 25 dan peluang wanita
4
dapat menyelesaikan soal adalah 9
,maka:
a. Peluang laki-laki tidak dapat menyelesaikan soal = …………………………………..…..
b. Peluang wanita tidak dapat menyelesaikan soal = ………………………………………..
9. Dari 20 bola lampu yang tersedia diketahui 6 diantaranya rusak. Jika diambil dua lampu
sekaligus secara acak, tetukan
a. Peluang terambil keduanya rusak, P(2 rusak) = …………………………………………..
b. Peluang terambil keduanya tidak rusak, P(2 tidak rusak) = …………………………….
10. Jika peluang Tim A dapat memenangkan pertandingan adalah 75%, berapakah peluang
Tim A tidak memenangkan pertandingan.
…………………………………………..………………………………………………………
3. Jika sebuah kartu diambil dari seperangkat kartu bridge, tentukan peluang:
a. Terambilnya kartu As.
b. Terambilnya kartu As merah.
c. Terambilnya kartu bukan As.
d. Terampilnya kartu berwarna Hitam.
e. Terambilnya kartu Skop.
4. Dalam satu kotak terdapat 7 kelereng merah dan 5 kelereng putih, diambil 4 kelereng
sekaligus secara acak, tentukan peluang:
a. Terambil keempatnya berwarna marah
b. Terambil keempatnya berwarna putih
c. Terambil dua merah dan dua putih
d. Terambil paling sedikit dua merah
e. Terambil paling banyak dua putih
5. Dari seperangkat kartu bridge diambil 3 kartu sekaligus, tentukan peluang:
a. Terambil ketiganya kartu King
b. Terambil ketiganya Kartu Berwarna hitam
c. Terambil 2 As dan 1 Quin
d. Terambil 1 As, 1 King dan 1 Quin
e. Terambil 2 As merah dan 1 As hitam
6. Jika dua keping uang logam dilempar bersamaan sebanyak 10 kali, berapakah peluang
harapan akan muncul paling sedikit satu gambar.
7. Dari 5 buah kartu diberi nomor dari 1 sampai 5, diambil satu kartu kemudian
dikembalikan lagi. Jika percobaan ini dilakukan sebanyak 15 kali, berapa peluang
harapan terambilnya angka kurang dari 3.
8. Suatu percobaan dilakukan 1000 kali. Jika A adalah suatu kejadian dari percobaan
tersebut dengan P(A) = 0,25. Tentukan banyaknya percobaan yang menghasilkan
kejadian A.
9. Frekuensi relatif suatu kejadia B adalah fr(B) = 0,4. Jika dilakukan 100 kali percobaan,
tentukan banyaknya kejadian B.
10. Dari 3 siswa dan 2 siswi akan dipilih sepasang siswa siswi berprestasi. Jika Ahmad
adalah salah satu siswa berprestasi tersebut, berapakah peluang Ahmad akan terpilih
sebagai siswa berprestasi.
Contoh :
Pada pelemparan dua buah dadu. A adalah kejadian munculnya jumlah mata dadu
4, maka A = {(1,3),(2,2),(3,1)}. B adalah kejadian munculnya jumlah mata dadu 10,
maka B = {(4,6),(5,5),(6,4)}.
A dan B tidak punya persekutuan, maka A dan B adalah dua kejadian yang saling
asing.
A. Peluang A dan B
Contoh :
Peluang terjadinya A
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian
dan B dinyatakan
munculnya mata dadu prima. B adalah peristiwa munculnya
dengan
mata dadu ganjil. Berapa peluang terjadinya A dan B?
n( A B) Jawab :
P(AB) =
n(S) S = {1,2,3,4,5,6} ; A = {2,3,5} ; B = {1,3,5} ; AB = {3,5}
n( A B) 2 1
Peluang terjadinya A dan B adalah P(AB) = =
n(S) 6 3
B. Peluang A atau B
Jika A dan B tidak saling lepas, maka peluang A atau B
Peluang A atau B dirumuskan dengan
dirumuskan dengan P(A B) = P(A) + P(B) – P(A B)
n( A B) Jika A dan B saling lepas, maka peluang A atau B dirumuskan
P(AB) =
n(S) dengan
Contoh :
Pada 10 kartu yang diberi nomor 1 sampai dengan 10. Bila diambil satu kartu secara
acak, tentukan peluang terambilnya kartu bernomor ganjil atau prima.
Jawab :
Misalkan A adalah kejadian terambilnya satu kartu ganjil dan B adalah kejadian
terambilnya satu kartu prima.
Maka A = {1,3,5,7,9} dan B = {2,3,5,7}
S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
AB = {3,5,7}
AB = {1,2,3,5,7,9}
n( A B) 6 3
P(AB) = = = atau
n(S) 10 5
n( A) n( B) n( A B)
P(A B) = P(A) + P(B) – P(A B) =
n(S) n(S) n(S)
5 4 3 6 3
P(A B) = = =
10 10 10 10 5
Contoh :
Pada pelemparan dua buah dadu, kejadian munculnya mata dadu 4 pada dadu
pertama tidak terpengaruh dengan kejadian munculnya mata dadu 6 pada dadu
kedua, maka kejadian-kejadian itu adalah saling bebas.
Contoh :
Pada pelemparan sebuah dadu dan sekeping uang logam yang dilempar bersamaan.
Kejadian munculnya angka angka pada dadu tidak terpengaruh oleh munculnya
gambar atau angka pada uang logam, maka kejadian-kejadian itu adalah kejadian
saling bebas.
Contoh :
Pada pelemparan dua keeping uang logam, apakah kejadia munculnya angka pada
uang logam pertama dan uang logam kedua saling bebas?
Jawab :
S = {(G,G), (G,A), (A,G), (A,A)}
Misalkan,
M = kejadian munculnya angka pada uang logam pertama
2 1
M = {(A,G), (A,A)} maka P(M) = =
4 2
N = Kejadian munculnya angka pada uang logam kedua
2 1
N = {(G,A), (A,A)} maka P(N) = =
4 2
1
MN = {(A,A)} maka P(MN) =
4
1 1 1
Akan tetapi juga berlaku P(MN) = = . = P(M). P(N)
4 2 2
Karena berlaku P(MN) = P(M). P(N), maka M dan N saling bebas
Contoh :
Dua buah dadu bersisi enam, masing-masing berwarna Merah dan putih dilempar
bersamaan. Berapakah peluang munculnya angka 3 pada dadu merah dan angka 4
pada dadu putih?
Jawab :
Merah
1 2 3 4 5 6
Putih
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
Misalkan A adalah kejadian munculnya angka 3 pada dadu merah dan B adalah
kejadian munculnya dadu merah dan putih yang berjumlah 5, maka
6 1
A = {(1,3), (2,3), (3,3), (4,3), (5,3), (6,3)}, maka n(A) = 6 dan P(A) = =
36 6
4 1
B = {(1,4), (2,3), (3,2), (4,1)}, maka n(B) = 4 dan P(B) = =
36 9
1
AB = {(4,3)} , maka n(AB) = 1 dan P(AB) =
36
1 1 1
P(A)x P(B) = x =
6 9 54
Karena P(AB) P(A)x P(B) maka kejadian A dan kejadian B tidak saling bebas.
Contoh :
Pada sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari kotak tersebut
diambil satu bola dan tidak dikembalikan. Kemudian diambil lagi sebuah bola dari
kotak tersebut. Maka kejadian terambilnya bola kedua terikat oleh persyaratan
terambilnya bola pertama.
Contoh :
Sebuah dadu bersisi enam dilempar satu kali. Hitung peluang kejadian munculnya
mata dadu angka genap dengan syarat munculnya mata dadu angka prima terjadi
terlebih dahulu.
Jawab :
A adalah kejadian munculnya mata dadu angka genap, maka A= {2,4,6} sehingga
3
P(A) =
6
B adalah kejadian munculnya mata dadu angka prima, maka B= {2,3,5} sehingga
3
P(B) =
6
1
Kejadian AB = {2} sehingga P(AB) =
6
Kejadian A dengan syarat B terjadi terlebih dahulu adalah kejadian bersyarat A/B.
Peluang kejadian bersyarat A/B ditentukan dengan rumus
P( A B) 1
1
P(A/B) = = 63 =
P( B) 6 3
Contoh :
Pada sebuah kotak terdapat 3 kelereng merah dan 4 kelereng biru. Dari dalam kotak
tersebut diambil satu kelereng secara berurutan sebanyak dua kali. Setelah kelereng
pertama terambil, kelereng itu tidak dikembalikan dan langsung mengambil
kelereng kedua. Hitung peluang terambilnya:
a. Kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua.
b. Kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru pada
pengambilan kedua.
c. Kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng merah pada
pengambilan kedua.
d. Kelereng biru pada pengambilan pertama maupun kedua.
Jawab:
a. Misalkan M1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
pertama. M2/M1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
kedua setelah setelah megambil satu merah.
3 2
P(M1) = ; P(M2/M1) =
7 6
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua
3 2 1
adalah P(M1M2) = P(M1) x P(M2/M1) = x =
7 6 7
b. Misalkan M1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
pertama. B2/M1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
kedua setelah setelah megambil satu merah.
3 4
P(M1) = ; P(B2/M1) =
7 6
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng
3 4 2
biru pada pengambilan kedua adalah P(M1B2) = P(M1) x P(B2/M1) = x =
7 6 7
c. Misalkan B1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
pertama. M2/B1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
kedua setelah setelah megambil satu biru.
4 3
P(B1) = ; P(M2/B1) =
7 6
Peluang terambilnya kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng
4 3 2
merah pada pengambilan kedua adalah P(B1M2) = P(B1) x P(M2/B1) = x =
7 6 7
d. Misalkan B1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
pertama. B2/B1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
kedua setelah setelah megambil satu biru.
4 3
P(B1) = ; P(B2/B1) =
7 6
Peluang terambilnya kelereng biru pada pengambilan pertama maupun kedua
4 3 2
adalah P(B1B2) = P(B1) x P(B2/B1) = x =
7 6 7
Contoh :
Pada sebuah kotak terdapat 3 kelereng merah dan 4 kelereng biru. Dari dalam kotak
tersebut diambil satu kelereng secara berurutan sebanyak dua kali. Setelah kelereng
pertama terambil, kelereng itu dikembalikan lagi ke kotak semula kemudian
mengambil kelereng kedua. Hitung peluang terambilnya:
a. Kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua.
b. Kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru pada
pengambilan kedua.
c. Kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng merah pada
pengambilan kedua.
d. Kelereng biru pada pengambilan pertama maupun kedua.
Jawab:
a. Misalkan M1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
pertama. M2 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
kedua .
3 3
P(M1) = ;P(M2) =
7 7
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua
3 3 9
adalah P(M1M2) = P(M1) x P(M2) = x =
7 7 49
b. Misalkan M1 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
pertama. B2 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan kedua.
3 4
P(M1) = ; P(B2) =
7 7
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng
3 4 12
biru pada pengambilan kedua adalah P(M1B2) = P(M1) x P(B2/M1) = x =
7 7 49
c. Misalkan B1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
pertama. M2 adalah kejadian terambilnya kelereng merah pada pengambilan
kedua .
4 3
P(B1) = ; P(M2) =
7 7
Peluang terambilnya kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng
4 3 12
merah pada pengambilan kedua adalah P(B1M2) = P(B1) x P(M2) = x =
7 7 49
e. Misalkan B1 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan
pertama. B2 adalah kejadian terambilnya kelereng biru pada pengambilan kedua .
4 4
P(B1) = ; P(B2) =
7 7
Peluang terambilnya kelereng biru pada pengambilan pertama maupun kedua
4 4 16
adalah P(B1B2) = P(B1) x P(B2) = x =
7 7 49
Kegiatan 11
Menghitung Peluang Gabungan Dua Kejadian
1. Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya mata dadu
kurang dari 4. B adalah peristiwa munculnya mata dadu genap. Berapa peluang
terjadinya A dan B?
Jawab :
S = {………………………………………………………}
A = {………………………………………………………}
B = {………………………………………………………}
AB = {………………………………………………….…}
n( A B)
Peluang terjadinya A dan B adalah P(AB) = = …………………………………
n(S)
2. Pada 15 kartu yang diberi nomor 1 sampai dengan 15. Bila diambil satu kartu secara
acak, tentukan peluang terambilnya kartu bernomor lebih dari 10 atau prima.
Jawab :
Misalkan A adalah kejadian terambilnya satu kartu bernomor lebih dari 10 dan B adalah
kejadian terambilnya satu kartu prima,maka
A = {………………………………………………….…..}
B = {……………………………………………….….….}
S = {…………………………………………….…….….}
AB = {……………………………………………....……}
AB = {……………………………………………………}
n( A B)
P(AB) = = …………… = ………………………..
n(S)
Atau
P(A B) = P(A) + P(B) – P(A B) = …… + …… - ……… = …………………………
P(A B) = ………………………….
3. Pada percobaan melempar dua buah dadu. A adalah kejadian munculnya mata dadu
berjumlah kurang dari 4. B adalah kejadian munculnya mata dadu berjumlah lebih dari
10. Berapakah peluang munculnya A atau B.
Jawab :
A = {(…,…),(…,…),………………………………………}, maka n(A) = …
B = {(…,…),(…,…),………………………………………}, maka n(B) = …
n(S) = ….
Periksa, apakah dua kejadian saling lepas?................., karena……………
Maka P(A B) = ………………………. = ……………………………
P(A B) = ………………………
4. Pada pelemparan tiga keping uang logam, apakah kejadian munculnya angka pada
uang logam pertama dan uang logam kedua saling bebas?
Jawab.
S = {(G,G,G), (…,…,…), ………………………………………………………...}
Misalkan
M = kejadian munculnya angka pada uang logam pertama
M = {(A,…,…),
(A,…,…),………………………………………………………………………….}
maka P(M) = … …
N = Kejadian munculnya angka pada uang logam kedua
N = {(…,A,…), (…,A,…), ………………………………………………………………………}
maka P(N) = …….
MN = {(A,A,…), ………………………………………………………………………………}
maka P(MN) = …………
Periksa, apakah berlaku P(MN) = P(M). P(N)
Apakah kejadian M dan N saling bebas?....................................................................................
2
5. Jika peluang siswa pria dapat menyelesaikan soal adalah dan peluang wanita dapat
5
4
menyelesaikan soal adalah . Lengkapi tabel dibawah ini, kemudian tentukan:
9
Peluang Dapat menyelesaikan Tidak dapat
Pria
Wanita
a. Peluang pria tidak dapat menyelesaikan soal = …………………………………………...
b. Peluang wanita tidak dapat menyelesaikan soal = ………………………………………..
c. Peluang keduanya dapat menyelesaikan soal = …………………………………………...
d. Peluang keduanya tidak dapat menyelesaikan soal = …………………………………….
e. Peluang salah satu dari keduanya dapat menyelesaikan soal = …………………………
6. Sebuah dadu bersisi enam dilempar satu kali. Hitung peluang kejadian munculnya mata
dadu angka ganjil dengan syarat munculnya mata dadu angka lebih dari 4 terjadi
terlebih dahulu.
Jawab :
A adalah kejadian munculnya mata dadu angka ganjil,
maka A= {…………………………………………….…...}, sehingga P(A) = …………..……
B adalah kejadian munculnya mata dadu angka lebih dari 4,
maka B= {………………………………………………… }, sehingga P(B) = ……………...…
Kejadian AB = {…………………………………………}, sehingga P(AB) = ……………
Kejadian A dengan syarat B terjadi terlebih dahulu adalah kejadian bersyarat A/B.
Peluang kejadian bersyarat A/B ditentukan dengan rumus:
P( A B) ... ...
P(A/B) = = =
P( B) ... ...
7. Pada sebuah kotak terdapat 4 kelereng merah, 3 kelereng biru dan 2 kelereng kuning.
Dari dalam kotak tersebut diambil satu kelereng secara berurutan sebanyak dua kali.
Setelah kelereng pertama terambil, kelereng itu tidak dikembalikan dan langsung
mengambil kelereng kedua. Hitung peluang terambilnya:
a. Kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua.
b. Kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru pada pengambilan
kedua.
c. Kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng kuning pada pengambilan
kedua.
d. Kelereng kuning pada pengambilan pertama maupun kedua.
Jawab :
a. P(M1) = …………….. ; P(M2/M1) = ………………….
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua
adalah
P(M1M2) = P(M1) x P(M2/M1) = … x …. = ….
b. P(M1) = ………………. ; P(B2/M1) = ………………………
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru
pada pengambilan kedua adalah
P(M1B2) = P(M1) x P(B2/M1) = ….. x ….= …
8. Seperti pada soal nomor 2 tetapi setelah kelereng pertama terambil, kelereng itu
dikembalikan lagi ke kotak semula kemudian mengambil kelereng kedua. Hitung
peluang dari a sampai d:
Jawab :
a. P(M1) = …………….. ; P(M2) = …………………….
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua
adalah
P(M1M2) = P(M1) x P(M2) = … x …. = ….
b. P(M1) = ………………. ; P(B2) = ………………………
Peluang terambilnya kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru
pada pengambilan kedua adalah
P(M1B2) = P(M1) x P(B2) = ….. x ….= …
c. P(B1) = ……………….. ; P(K2) = ……………………..
Peluang terambilnya kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng kuning
pada pengambilan kedua adalah
P(B1K2) = P(B1) x P(K2) = ….. x ….= …
d. P(K1) = …………….. ; P(K2) = …………………….
Peluang terambilnya kelereng kuning pada pengambilan pertama maupun kedua
adalah
P(K1K2) = P(K1) x P(K2) = … x …. = ….
3. Dua buah dadu bersisi 6 dilempar bersamaan. Hitung peluang kejadian munculnya
jumlah mata dadu:
a. 3 atau 6.
b. 5 atau 6.
c. 2 atau 3 atau 4.
d. kurang dari 4 atau lebih dari 7.
e. 10 atau tidak lebih dari 5.
4. Seorang siswa harus menempuh 3 tes. Peluang ia lulus pada masing-masing tes
1 2 3
berturut-turut , dan . Hitung peluang bahwa:
5 3 5
a. Ia lulus pada ketiga tes tersebut.
b. Ia lulus pada tes pertama dan gagal untuk dua tes terakhir.
c. Ia lulus pada tes pertama dan kedua saja.
d. Ia lulus pada tes pertama dan ketiga saja.
e. Ia tidak lulus pada ketiga tes tersebut.
5. Sebuah dadu bersisi enam dilempar satu kali. Hitung peluang kejadian munculnya mata
dadu angka kurang dari 5 dengan syarat munculnya mata dadu angka genap terjadi
terlebih dahulu.
6. Pada sebuah kotak terdapat 5 kelereng merah dan 7 kelereng biru. Dari dalam kotak
tersebut diambil satu kelereng secara berurutan sebanyak dua kali. Setelah kelereng
pertama terambil, kelereng itu tidak dikembalikan dan langsung mengambil kelereng
kedua. Hitung peluang terambilnya:
a. Kelereng merah pada pengambilan pertama maupun kedua.
b. Kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru pada pengambilan
kedua.
c. Kelereng biru pada pengambilan pertama dan kelereng merah pada pengambilan
kedua.
d. Kelereng biru pada pengambilan pertama maupun kedua.
7. Seperti pada soal nomor 6 tetapi setelah kelereng pertama terambil, kelereng itu
dikembalikan lagi ke kotak semula kemudian mengambil kelereng kedua. Hitung
peluang dari a sampai d:
8. Pada kotak I terdapat 3 bola merah dan 5 bola putih. Pada kotak II terdapat 5 bola biru
dan 4 bola hitam. Berapa peluang terambilnya 2 bola merah pada kotak I dan 3 bola biru
dari kotak II, jika berturut-turut diambil 2 bola dari kotak I dan 3 bola dari kotak II.
9. Diketahui kejadian A dan kejadian B saling bebas. Hitung peluang kejadian B jika P(A) =
1 3
2 dan P(AB) = 4 .
10. Kejadian A dan B adalah dua kejadian saling bebas. Jika P(A) = 3 dan P(B) = 1 ,
4 3
hitunglah:
a. P(AB)
b. P(AB)
c. P(A’B’)
d. P(A’B’)
A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu alternatif jawaban yang tepat!
14. Banyak bilangan genap terdiri dari tiga angka yang dapat dibuat adalah …
A. 360 B. 450 C. 500 D. 525 E. 100
5 6
15. Nilai x yang memenuhi 2P x 2 = P x 1
A. 5 B. 6 C. 7 D. 8 E. 9
16. Dari 5 orang yang akan saling berjabatan tangan, Banyaknya cara mereka saling
berjabatan tangan adalah …
A. 5 B. 10 C. 15 D. 20 E. 24
17. Diketahui A= {a, b, c, d, e, f }. Banyaknya himpunan bagian dari A yang cacah
anggotanya terdiri atas 3 unsur adalah …
A. 6 B. 10 C. 15 D. 20 E. 25
18. Suatu kotak berisi 10 kelereng merah dan 20 kelereng putih. Peluang untuk
mengambil 1 kelereng merah adalah …
A. ¾ B. 2/3 C. ½ D. 2/5 E. 1/3
19. Dua dadu dilempar sekaligus, besar peluang jumlah mata kedua dadu sama dengan 7
atau 10 adalah …
A. ¼ B. ½ C. ¾ D. 7/8 E. 11/12
20. Sebuah kartu diambil secara acak dari satu set lengkap kartu bridge. Peluang bahwa
yang terambil adalah kartu berwarna merah atau As adalah …
A. 2/52 B. 26/52 C. 28/52 D. 30/52 E. 32/52
21. Jika sebuah dadu dan sekeping uang diundi sekali bersamaan, maka peluang untuk
memperuleh gambar pada mata uang dan mata ganjil pada dadu adalah
A. 1/12 B. 1/6 C. ¼ D. 1/3 E. ½
22. Suatu kelas terdiri atas 50 siswa, 35 diantaranya gemar matematika dan 25 gemar
bahasa inggris. Jika dipilih secara acak seorang siswa, maka peluang yang terpilih
adalah siswa yang gemar matematika dan bahasa inggris adalah …
A. 1/5 B. ½ C. 2/5 D. 3/5 E. 4/5
23. Banyaknya bilangan genap terdiri atas empat angka yang dapat disusun dari angka-
angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 adalah …
A. 648 B. 563 C. 441 D. 360 E. 130
24. Dalam pemilihan murid teladan tesedia calon yang terdiri dari 5 putra dan 4 putri.
Jika akan dipilih sepasang murid teladan yang terdiri dari seorang putra dan seorang
putri, maka banyaknya pasangan yang mungkin adalah ……
A. 9 B. 16 C. 18 D. 20 E. 36
25. Dalam sebuah kotak terdapat 6 kelereng putih dan 4 kelereng merah. Dua kelereng
diambil satu persatu dimana kelereng pertama yang diambil dimasukkan kembali
kedalam kotak. Peluang terambilnya satu kelereng putih dan satu kelereng merah
adalah ….
A. 1/100 B. 1/50 C. 3/50 D. 6/25 E. 4/15
29. Jika dari 6 pria dan 5 wanita akan dipilih 8 orang sebagai perwakilan suatu kegiatan.
Tentukanlah banyaknya susunan perwakilan yang dapat dibentuk jika sekurang-
kurangnya terpilih:
a. 4 pria
b. 4 wanita
c. 3 pria
30. Dengan penjabaran binom, tentukan koefisien pada suku x4y3 pada (3x-2)
1