Anda di halaman 1dari 52

1

KONSEP DASAR
PROBABILITAS
Pengaruh Nilai Statistik Dalam Pengambilan
Keputusan Personal

BERITA HARIAN NASIONAL


Sepanjang tahun ini telah terjadi 20 kecelakaan kereta api dalam
100 hari terakhir.
Berarti 5 hari sekali terjadi kecelakaan kereta api.

Bila 5 hari yang lalu telah terjadi


kecelakaan kereta api, sedangkan anda
akan pergi dari Surabaya ke Jakarta.
Apakah anda akan naik kereta api?
Pengantar :
3

 Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang


sulit diketahui dengan pasti, terutama kejadian yang
akan datang.
 Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti,
tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada untuk
menuju derajat kepastian atau derajat keyakinan
bahwa sesuatu akan terjadi.
 Derajat / tingkat kepastian atau keyakinan dari
munculnya hasil percobaan statistik disebut
Probabilitas (Peluang), yang dinyatakan dengan P.
BILANGAN FAKTORIAL
Bilangan faktorial ditulis n!
Rumus :
n! = n(n-1)(n-2)…3.2.1
dimana : 0! = 1 dan 1! = 1

Contoh :
5! = 5.(5-1).(5-2).(5-3).(5-4)=5.4.3.2.1
=120
PERMUTASI
Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-
anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh
atau sebagian anggota himpunan dan memberi arti
pada urutan anggota dari masing-masing susunan
tersebut.

Permutasi ditulis dengan P.


PERMUTASI (lanjutan)

Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil sebanyak


r, maka banyaknya susunan yang dapat dibuat adalah :

n!
n Pr 
Contoh : n - r !
Bila n=4 dan r=2, maka

4! 4! 4.3.2!
4 P2     12
4 - 2! 2! 2!
PERMUTASI (lanjutan)

Bila himpunan tersebut mempunyai anggota yang sama, maka banyak permutasi yang dapat
dibuat adalah :
 n
n1 , n 2 , n 3 ,..., n k  
n!
n1! n 2 ! n 3!... n k !
dimana n1+n2+n3+…+nk = n
Contoh :
Berapa banyak susunan yang dapat dibuat dari kalimat TEKNIK ELEKTRONIKA?
Banyak n=17
huruf A = n1 = 1 huruf K = n4 = 4 huruf O = n7 = 1
huruf E = n2 = 3 huruf L = n5 = 1 huruf R = n8 = 1
huruf I = n3 = 2 huruf N = n6 = 2 huruf T = n9 = 2
Maka banyak permutasi adalah :

 17
1,3,2,4,1,2,1,1,2  
17!
1! 3!2!4!1!2! 1!1!2!
 308.756.448.000
KOMBINASI
Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-
anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh
atau sebagian dari anggota himpunan itu tanpa
memberi arti pada urutan anggota dari masing-
masing susunan tersebut.

Kombinasi ditulis dengan C.


KOMBINASI (lanjutan)

Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil sebanyak


r, maka banyaknya susunan yang dapat dibuat adalah :

n Cr  
n
r 
n!
r!n - r !
Contoh :
Bila n=4 dan r=2, maka

4 C2  
4
2 
4!

4! 4.3.2!

2!4 - 2! 2!2! 1.2.2!
6
KOMBINASI (lanjutan)

Contoh :
Dalam suatu kelompok terdiri dari 4 orang ahli mesin dan 3
orang ahli elektronika. Buatlah juri yang terdiri dari 2 orang ahli
elektronika dan 1 orang ahli mesin!
Jawab :

4 C1     1! 4!
4
1 
4! 4.3!
4 - 1! 1!3!

3!
4

3 C2     2! 3!
3
2 
3! 3.2!
3 - 2 ! 2!1!

2!
3

Banyaknya jenis juri yang dapat dibentuk adalah


4 x 3 = 12 jenis juri.
LATIHAN

1. Dalam berapa cara 6 kelereng yang warnanya berbeda


dapat disusun dalam satu baris?
2. Dari kelompok ahli ada 5 orang sarjana ekonomi dan 7
sarjana hukum. Akan dibuat tim kerja yang terdiri atas 2
sarjana ekonomi dan 3 sarjana hukum. Berapa banyak cara
untuk membuat tim itu jika :
a. tiap orang dapat dipilih dengan bebas
b. seorang sarjana hukum harus ikut dalam tim itu
c. dua sarjana ekonomi tidak boleh ikut dalam tim itu
Jawab:
12

1. 6P6 = 6!/(6-6)! = 6.5.4.3.2.1/0! =720


Konsep dan definisi dasar
13

 Eksperimen/percobaan probabilitas adalah segala


kegiatan dimana suatu hasil (outcome) diperoleh.
 Ruang sampel adalah himpunan seluruh
kemungkinan outcome dari suatu
eksperimen/percobaan. Biasanya dinyatakan
dengan S. Banyaknya outcome dinyatakan dengan
n(S).
 Peristiwa/kejadian adalah himpunan bagian dari
outcome dalam suatu ruang sampel.
Contoh :
14

 Dilakukan eksperimen, yaitu diperiksa 3 buah sikring


satu persatu secara berurutan dan mencatat kondisi
sikring tersebut dengan memberi notasi B untuk sikring
yang baik dan R untuk sikring yang rusak.
 Maka ruang sampel pada eksperimen probabilitas
pemeriksaan tersebut adalah S = {BBB, BBR, BRB, RBB,
BRR, RBR, RRB, RRR}. Jumlah outcome dalam ruang
sampel S adalah n(S) = 23 = 8.
 Jika A menyatakan peristiwa diperoleh satu sikring
yang rusak, maka A = {BBR, BRB, RBB}. Jumlah outcome
dalam ruang peristiwa adalah n(A) = 3.
Definisi probabilitas
15

 Bila kejadian A terjadi dalam m cara dari seluruh n cara


yang mungkin terjadi dan masing-masing n cara itu
mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul, maka
probabilitas kejadian A, ditulis P(A), dapat dituliskan :

n( A) m
P( A)  
n( S ) n
Sifat-sifat probabilitas kejadian A :
16

 0  P(A)  1 , artinya nilai probabilitas kejadian


A selalu terletak antara 0 dan 1
 P(A) = 0, artinya dalam hal kejadian A tidak
terjadi (himpunan kosong), maka probabilitas
kejadian A adalah 0. Dapat dikatakan bahwa
kejadian A mustahil untuk terjadi.
 P(A) = 1, artinya dalam hal kejadian A, maka
probabilitas kejadian A adalah 1. Dapat
dikatakan bahwa kejadian A pasti terjadi.
PERUMUSAN PROBABILITAS
(lanjutan)

Contoh :
Hitung probabilitas memperoleh kartu hati bila sebuah
kartu diambil secara acak dari seperangkat kartu bridge
yang lengkap!
Jawab:
Jumlah seluruh kartu = 52
Jumlah kartu hati = 13
Misal E adalah kejadian munculnya kartu hati, maka :
PE   
m 13
n 52
RUANG SAMPEL
DAN KEJADIAN
Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang
mungkin muncul atau terjadi pada suatu percobaan
statistik.
Ruang sampel dilambangkan dengan S dan anggota-
anggotanya disebut titik sampel.
Kejadian adalah himpunan dari hasil yang muncul atau
terjadi pada suatu percobaan statistik.
Kejadian dilambangkan dengan A dan anggota-
anggotanya disebut juga titik sampel.
RUANG SAMPEL
DAN KEJADIAN (lanjutan)

S
A

Ruang sampel S Himpunan semesta S


Kejadian A Himpunan bagian A
Titik sampel Anggota himpunan
RUANG SAMPEL
DAN KEJADIAN (lanjutan)

Bila kejadian A terjadi dalam m cara pada ruang sampel


S yang terjadi dalam n cara maka probabilitas kejadian A
adalah :
n A  m
PA   
n S n
dimana :
n(A) = banyak anggota A
n(S) = banyak anggota S
RUANG SAMPEL
DAN KEJADIAN (lanjutan)

Contoh :
Pada pelemparan 2 buah uang logam :
a. Tentukan ruang sampel!
b. Bila A menyatakan kejadian munculnya sisi-sisi yang sama dari 2 uang
logam tersebut, tentukan probabilitas kejadian A!
Jawab :
Uang logam 2
a. Ruang sampelnya : g a
Uang g (g,g) (g,a)
Logam 1 a (a,g) (a,a)

b. A = {(,g,g),(a,a)} , maka n(A) = 2 dan n(S) = 4, sehingga probabilitas


kejadian A adalah :
n A  2 1
PA    
n S 4 2
RUANG SAMPEL
DAN KEJADIAN (lanjutan)
Latihan :
Pada pelemparan dua buah dadu :
a. Tentukan ruang sampelnya!
b. Bila A menyatakan kejadian munculnya dua dadu dengan
muka sama, tentukan P(A)!
c. Bila B menyatakan kejadian munculnya jumlah muka dua
dadu kurang dari 5, tentukan P(B)!
d. Bila C menyatakan kejadian munculnya jumlah muka dua
dadu lebih dari sama dengan 7, tentukan P(C)!
Contoh :
23

Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah probabilitas bahwa


paling sedikit muncul satu Gambar?
Jawab :
 Misal G = Gambar , A = Angka;

 Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S = {GG, GA, AG,

AA}
 Kejadian A = muncul paling sedikit satu Gambar adalah A=
{GG, GA, AG}
Jadi,
 Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Gambar adalah
n( A) 3
P( A)  
n( S ) 4
PERUMUSAN PROBABILITAS KEJADIAN
MAJEMUK

S S

A B B
A

Maka banyak anggota himpunan gabungan A dan B adalah :


nA  B  n(A)  n(B) - nA  B
Kejadian majemuk adalah gabungan atau irisan kejadian A dan B, maka
probabilitas kejadian gabungan A dan B adalah:
PA  B  P(A)  P(B) - PA  B
PERUMUSAN PROBABILITAS KEJADIAN
MAJEMUK (lanjutan)

Untuk 3 kejadian maka :


S

A B

Maka Probabilitas majemuknya adalah :


PA  B  C  PA  PB  PC - PA  B - PA  C - PB  C  PA  B  C
PERUMUSAN PROBABILITAS KEJADIAN
MAJEMUK (lanjutan)

Contoh 1 :
Diambil satu kartu acak dari satu set kartu bridge yang
lengkap. Bila A adalah kejadian terpilihnya kartu As dan B
adalah kejadian terpilihnya kartu wajik, maka hitunglah
Jawab :
PA   , PB  , PA  B 
4 13 1
(kartu As wajik)
52 52 52
Maka PA  B  PA   PB  PA  B

PA  B     
4 13 1 16 4
52 52 52 52 13
PERUMUSAN PROBABILITAS KEJADIAN
MAJEMUK (lanjutan)

Contoh 2 :
Peluang seorang mahasiswa lulus Kalkulus adalah 2/3 dan peluang ia lulus
Statistika adalah 4/9. Bila peluang lulus sekurang-kurangnya satu mata kuliah
di atas adalah 4/5, berapa peluang ia lulus kedua mata kuliah tersebut?
Jawab :
Misal A = kejadian lulus Kalkulus
B = kejadian lulus Statistika

PA   , PB  , PA  B 


2 4 4
3 9 5
PA  B  PA   PB  PA  B
PA  B  PA   PB  PA  B
2 4 4 14
   
3 9 5 45
Contoh:
28

 Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4 coffee, dan 3


coklat. Bila seseorang membuat suatu pemilihan acak dari
salah satu kembang gula ini, carilah probabilitas untuk
mendapatkan : (a) mint, dan (b) coffee atau coklat.
Jawab :
 Misal, M = mint , C = coffee , T = coklat

(a). Probabilitas mendapatkan mint = P(M )  n(M )  6


n( S ) 13

(b). Probabilitas mendapatkan coffee atau coklat =


n(C  T ) n(C )  n(T )  n(C  T ) 4  3  0 7
P(C  T )    
n( S ) n( S ) 13 13
Contoh:
29

 Sebuah sistem sembarang seperti terlihat pada gambar di


bawah tersusun atas tiga tingkat. Sistem ini akan bekerja
dengan baik jika ketiga tingkatnya berjalan dengan baik.
Misal seluruh unit dalam setiap tingkat saling bebas dan
masing-masing berjalan baik. Diketahui P(A) = 0,7; P(B) =
0,7 ; P(C ) = 0,9 ; P(D) = 0,8 ; P(E) = 0,6 ; P(F) = 0,6 ; dan
P(G) = 0,6. Hitunglah probabilitas sistem berjalan dengan
baik.
Jawab:
30

 P(T1) = P(AB) = P(A) + P(B) – P(AB)


= P(A) + P(B) – P(A).P(B)
= 0,7 + 0,7 – (0,7)(0,7) = 0,91
 P(T2) = P(C  D) = P(C).P(D)
= (0,9)(0,8) = 0,72
 P(T3) = P(EF G)
= P(E) + P(F) + P(G) – P(EF) – P(EG) – P(FG) + P(EF G)
= P(E) + P(F) + P(G) – P(E).P(F) – P(E).P(G) – P(F).P(G) + P(E).P(F).P(G)
= 0,6 + 0,6 + 0,6 – (0,6)(0,6) – (0,6)(0,6) – (0,6)(0,6) + (0,6)(0,6) (0,6)
= 0,936
 Jadi,
P(sistem berjalan baik) = P(T1  T2  T3) = P(T1).P( T2).P( T3)
= (0,91).(0,72).(0,963) = 0,613.
Artinya sistem tersebut secara keseluruhan memiliki 61,3% kemungkinan dapat
berjalan dengan baik.
Probabilitas bersyarat (conditional probability):
31

 Adalah probabilitas suatu kejadian B terjadi


dengan syarat kejadian A lebih dulu terjadi
atau akan terjadi atau diketahui terjadi.
 Ditunjukkan dengan P(BA) yang dibaca
“probabilitas dimana B terjadi karena A
terjadi”

P( A  B)
P( B A)  , jika P( A)  0
P( A)
Contoh (1):
32

 Misalkan dipunyai kotak berisi 20 sekering, 5 diantaranya rusak. Bila 2


sekering diambil dari kotak satu demi satu secara acak tanpa
mengembalikan yang pertama ke dalam kotak. Berapakah peluang kedua
sekering itu rusak?
 Jawab :
Misalkan A = kejadian sekering pertama rusak
B = kejadian sekering kedua rusak
Maka peluang kedua sekering itu rusak = P(A  B)
P(A  B) = P(A). P(BA)
= 5/20 . 4/19
= 1/19
Contoh (2):
33

 Berdasarkan hasil 100 angket yang dilakukan untuk mengetahui respon


konsumen terhadap pasta gigi rasa jeruk (J) dan pasta gigi rasa strawbery
(S), diperoleh informasi sebagai berikut : 20 pria menyukai rasa jeruk, 30
wanita menyukai rasa jeruk, 40 pria menyukai rasa strawbery, dan 10
wanita menyukai rasa strawbery.
 Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia
menyukai pasta gigi rasa strawbery?
 Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia
menyukai pasta gigi rasa jeruk?
 Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa
jeruk, berapa probabilitas ia adalah pria?
 Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa
strawbery, berapa probabilitas ia adalah wanita?
Jawab: Responsen
R
J
20 40
S Jumlah
60
34 W 30 10 40
Jumlah 50 50 100

Misal W = Wanita, R = Pria, S = pasta gigi rasa Strawbery, dan J = pasta gigi rasa
jeruk.
Jadi,
 Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia menyukai pasta
gigi rasa strawbery adalah P( S  R)
40
100 40
P( S R)     0.67
P( R) 60 60
100
 Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia menyukai
pasta gigi rasa jeruk adalah P( J  W )
30
30
P( J W )   100   0.75
P(W ) 40 40
100
 Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa jeruk, berapa
probabilitas ia adalah pria adalah P( R  J )
20
20
P( R J )   100   0.40
P( J ) 50 50
100
 Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa strawbery,
berapa probabilitas ia adalah wanita adalah P(W  S )
10
10
P(W S )   100   0.20
P( S ) 50 50
100
Dua kejadian saling lepas (disjoint
events atau mutually exclusive):
35

 Bila A dan B dua kejadian saling lepas,


maka berlaku :
P( A  B)  P( A)  P( B)
P( A  B)  0, P( A | B)  0, P( B | A)  0
 Bila A, B, dan C tiga kejadian saling lepas,
maka berlaku :
P( A  B  C )  P( A)  P( B)  P(C )
Contoh :
36

 Berapakah probabilitas mendapatkan total 7 atau 11 bila


sepasang dadu dilemparkan?
Jawab :
 Bila A adalah kejadian diperoleh total 7, maka A = {(1,6),
(6,1), (2,5), (5,2), (3,4), (4,3)}
 Bila B adalah kejadian diperoleh total 11, maka B = {(5,6),
(6,5)}
 Sehingga probabilitas mendapatkan total 7 atau 11
adalah :
P(A  B) = P(A) + P(B) – P(A  B)
= 6/36 + 2/36 – 0
= 8/36
DUA KEJADIAN
SALING KOMPLEMENTER

Bila A  S maka Ac atau A’ adalah himpunan S yang


bukan anggota A.
S
A
A’

Dengan demikian
A  A'  0 dan A  A'  S
Rumus probabilitasnya : P A'   1  PA
Contoh:
38

 Pada pelemparan dua dadu, jika A adalah kejadian munculnya


muka dadu sama, hitunglah probabilitas munculnya muka dua dadu
yang tidak sama.
Jawab :
 Misal A = kejadian munculnya muka dua dadu yang sama
= {(1,1), (2,2) , (3,3), (4,4), (5,5), (6,6)}
maka P(A) = 6/36
 Sehingga,

Probabilitas munculnya muka dua dadu yang tidak sama = P(A’)


adalah:
P(A’) = 1 – P(A)
= 1 – 6/36
= 30/36
DUA KEJADIAN
SALING KOMPLEMENTER
Latihan
Sebuah kotak berisi 8 bola merah, 7 bola putih, dan 5 bola
biru. Jika diambil 1 bola secara acak, tentukan probabilitas
terpilihnya:
a. Bola merah
b. Bola putih
c. Bola biru
d. Tidak merah
e. Merah atau putih
Dua kejadian saling bebas (independent):
40

 Dikatakan saling bebas artinya kejadian itu tidak


saling mempengaruhi.
 Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S
dikatakan saling bebas, jika kejadian A tidak
mempengaruhi probabilitas terjadinya kejadian B dan
sebaliknya kejadian B tidak mempengaruhi
probabilitas terjadinya kejadian A.
 Bila A dan B dua kejadian saling bebas, berlaku :
P( A | B)  P( A); P( B | A)  P( B)
P( A  B)  P( A) . P( B)
DUA KEJADIAN
SALING BEBAS (lanjutan)
41

Contoh :
Pada pelemparan dua uang logam secara sekaligus, apakah kejadian munculnya muka dari uang
logam pertama dan uang logam kedua saling bebas?
Jawab :
 Ruang sampel S = {(m,m), (m,b), (b,m), (b,b)}
 Misalkan, A = kejadian muncul muka dari uang logam 1  P(A) = 2/4 = ½
= {(m,m), (m,b)}
B = kejadian muncul muka dari uang logam 2  P(B) = 2/4 = ½
= {(m,m), (b,m)}
AB = kejadian muncul dua muka dari uang logam 1 dan 2
= {(m,m)}  P(A  B) = ¼
 Bila A dan B saling bebas berlaku : P(A  B) = P(A). P(B)
¼ = ½ . ½
¼ = ¼
Jadi, A dan B saling bebas.
DUA KEJADIAN
SALING BEBAS (lanjutan)
Contoh :
Pada pelemparan dua buah dadu, apakah kejadian munculnya muka X<=3 dadu I dan kejadian munculnya muka
Y>=5 dadu II saling bebas?
Jawab :
A= kejadian munculnya muka X<=3 dadu I
B= kejadian munculnya muka Y>=5 dadu II
Dari ruang sampel diperoleh :
A={(1,1),(1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6), (2,1),(2,2),(2,3),(2,4),(2,5),
(2,6), (3,1),(3,2),(3,3),(3,4),(3,5),(3,6)}
B={(1,5),(2,5),(3,5),(4,5),(5,5),(6,5),(1,6),(2,6),(3,6),
(4,6),(5,6),(6,6)}
A  B  {(1,5), (2,5), (3,5)(1,6) , (2,6), (3,6)}
Maka diperoleh
PA  B 
6 1

36 6
P(A) = 18/36 = ½ dan P(B) = 12/36 = 1/3
Tetapi juga berlaku
PA  B   .  PA .PB
1 1 1
6 2 3
maka A dan B saling bebas.
Aturan Bayes :
43

 Misalkan A1, A2, dan A3 adalah tiga kejadian


saling lepas dalam ruang sampel S.
 B adalah kejadian sembarang lainnya dalam S.

A1 A2 A3
44

probabilitas kejadian B adalah :


P(B) = P(BA1). P(A1) + P(BA2). P(A2) + P(BA3). P(A3)

3
=
 P( B A ).P( A )
i 1
i i

disebut Hukum Probabilitas Total


45

 Secara umum, bila A1, A2, A3, …, An kejadian


saling lepas dalam ruang sampel S dan B
kejadian lain yang sembarang dalam S, maka
probabilitas kejadian bersyarat AiB dirumuskan
sebagai berikut :

P( B  Ai ) P( B Ai ).P( Ai )
P( Ai B )   n
 P( B Ai ).P( Ai )
P( B)
i 1

disebut Rumus Bayes (Aturan Bayes).


Contoh:
46

 Misalkan ada tiga kotak masing-masing berisi 2 bola. Kotak 1


berisi 2 bola merah, kotak 2 berisi 1 bola merah dan 1 bola
putih, dan kotak 3 berisi 2 bola putih. Dengan mata tertutup
Anda diminta mengambil satu kotak secara acak dan
kemudian mengambil 1 bola secara acak dari kotak yang
terambil itu..
 Berapakah peluang bola yang terambil berwarna merah?
 Berapakah peluang bola tersebut terambil dari kotak 2?
Jawab
47

 P(bola yang terambil berwarna merah) =


P(M )  P(1).P(M 1)  P(2).P(M 2)  P(3).P(M 3)
1 2 1 1 1 2 1 3
 .  .  .0    0.5
3 2 3 2 3 6 6

 P(bola merah tersebut terambil dari kotak 2) =

P (2).P( M 2) 1 .1 1
1
P(2 M )   3 2  6   0.33
P( M ) 3 3 3
6 6
Soal 1:
48

 Sebuah kotak berisi 8 bola merah, 7 bola putih,


dan 5 bola biru. Jika diambil 1 bola secara acak,
tentukanlah probabilitas terpilihnya bola :
 Merah
 Tidak biru
 Merah atau putih
Soal 2:
49

Dari 10 orang staf bagian pemasaran PT. Rumah Elok, diketahui :


Sarjana teknik pria 1 orang, Sarjana teknik wanita 3 orang, , dan
Sarjana ekonomi pria 2 orang, dan Sarjana ekonomi wanita 4 orang
Dari 10 staf tersebut dipilih secara acak 1 orang untuk menjadi
manajer pemasaran.
a. Berapa peluang A, jika A menyatakan kejadian bahwa manajer
adalah seorang wanita?
b. Berapa peluang B, jika B menyatakan kejadian bahwa manajer
adalah seorang sarjana teknik?
c. Hitunglah P(AB).
d. Hitunglah P(AB).
Soal 3:
50

Ada 3 kotak yaitu 1, 2, dan 3 yang masing-masing berisi bola merah dan
putih, seperti yang dituliskan dalam tabel di bawah ini
Mula-mula satu kotak dipilih secara acak, kemudian dari kotak yang terpilih
diambil 1 bola juga secara acak. Tiap kotak mempunyai kesempatan yang
sama untuk terpilih.
a. Berapa peluang bahwa bola itu merah ?
b. Berapa peluang bahwa bola itu putih ?
c. Bila bola terpilih merah, berapa peluang bahwa bola tersebut dari
kotak 1?
d. Bila bola terpilih putih, berapa peluang bahwa bola tersebut dari kotak
2?
Kotak 1 Kotak 2 Kotak 3 Jumlah
Bola merah 5 7 8 20
Bola putih 4 3 9 16
Jumlah 9 10 17 36
Soal 4
51
Sebuah sistem mekanik memerlukan dua fungsi sub-sistem yang saling
berkaitan. Skema penyederhaan sistem tersebut terlihat dalam gambar
di bawah. Terlihat bahwa A harus berfungsi dan sekurangnya salah satu
dari B harus berfungsi agar sistem mekanik itu bekerja baik.
Diasumsikan bahwa komponen-komponen B bekerja dengan tidak
bergantung satu sama lain dan juga pada komponen A. Probabilitas
komponen berfungsi baik adalah untuk A = 0.9 dan masing-masing B =
0.8. Hitunglah probabilitas sistem mekanik tersebut berfungsi dengan
baik.

B1
Input A Output

B2
Soal 5
52

Mesin produksi dari PT Sukses Jaya ada 2. Kapasitas produksi mesin


pertama adalah 30% dan mesin kedua adalah 70%. 40% dari
produksi mesin pertama menggunakan komponen lokal dan sisanya
menggunakan komponen impor. Sedangkan 50% dari mesin kedua
menggunakan komponen lokal dan sisanya menggunakan komponen
impor. Apabila dipilih secara random sebuah produksi, berapa
probabilitas:
a. Produk yang terambil menggunakan komponen lokal
b. Bila diketahui produk yang terambil menggunakan komponen lokal,
berapa probabilitas produk tersebut dari mesin pertama.

Anda mungkin juga menyukai