Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MATEMATIKA

Aturan Pencacahan dan Peluang

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Alfi Nurmuftihah
Arista Sitanggang
Jessica Stephanie
Lewins Efrina P
Merlin Widyawati S
Nurhalida Velia F
Selma Patrisia N
Sri Anggraini
Tia Serlina Utami

XI IPA 5
SMAN 5 BATAM
Aturan Pencacahan dan Peluang
A. Aturan Pencacahan

Adalah suatu cara atau aturan untuk menghitung semua kemungkinan


yang dapat terjadi dalam suatu percobaan tertentu. Aturan pencacahan membantu
dalam memecahkan masalah untuk menghitung berapa banyaknya cara yang
mungkin terjadi dalam suatu percobaan. Aturan pencacahan meliputi aturan
pengisian tempat atau aturan perkalian, faktorial, permutasi dan kombinasi.

1. Aturan Perkalian

Aturan perkalian disebut juga aturan pengisian tempat (Filling slots). Jika terdapat
k tempat yang tersedia dengan:

n1 = banyaknya cara untuk mengisi tempat pertama.

n2 = banyaknya cara mengisi tempat kedua, setelah tempat pertama terisi.

n3 = banyaknya cara mengisi tempat ketiga, setelah tempat pertama dan kedua
terisi, dan

nk = banyaknya cara mengisi tempat ke – k, setelah tempat-tempat sebelumnya


terisi.

Maka banyaknya cara untuk mengisi k tempat yang tersedia adalah

n1 x n2 x n3 x … x nk.

 Contoh
Pada lomba lari 100 meter, empat anak lolos ke putaran akhir, yaitu A(Adi),
B(Banu), C (Candra), dan D(Dodi).

Pada perlombaan tersebut disediakan dua hadiah. Ada berapakah susunan


pemenang yang mungkin muncul pada akhir pertandingan?

Jawab:

Pemenang pertama dan kedua yang mungkin muncul, dapat kita susun yaitu:
AB,AC, AD,BA,BC,BD,CA,CB,CD,DA,DB,dan DC.

Proses menentukan banyaknya susunan pemenang secara umum mengikuti


aturan sebagai berikut:
Langkah 1:

Ada 4 peserta lomba yang semuanya bisa keluar sebagai juara pertama.

Langkah 2:

Satu orang sudah masuk garis akhir, masih ada 3 peserta lomba yang bisa
menduduki juara kedua.

Jadi seluruhnya ada 4x3 =12 susunan pemenang yang mungkin terjadi.

 Contoh 2

Amalia memiliki 4 buah kemeja, 2 buah celana panjang dan 3 sepatu. Ada
berpa cara ia dapat berpakaian lengkap?

Jawab:

Kemeja yang dapat dipilih Amalia ada 4 cara, celana panjang 2 cara dan sepatu
3 cara.

Jadi ada 4x2x3=24 cara Amalia dapat berpakaian dengan lengkap.

2. Faktorial

Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari n sampai dengan 1. Untuk
setiap bilangan asli n, didefinisikan:

n! = n x (n-1) x (n-2) x ... x 3 x 2 x 1

Lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial.


𝑛!
n= (𝑛−𝑟)!

Hitunglah :

a. 7!
b. 17! / 0!16!
c. 12! / 2!8!
d. 8! / 5!
Penyelesaian

Contoh soal

Nyatakan bentuk-bentuk berikut ke dalam faktorial:

a. 157 × 156 × 155


b. 8!(9 × 10)
c. n(n – 1)(n – 2)

Penyelesaian

3. Permutasi dari Unsur-Unsur yang Berbeda

Permutasi r unsur dari n unsur yang berbeda (r  n) adalah banyak susunan


berbeda dari r unsur yang diambil dari n unsur dengan memperhatikan urutannya.
Permutasi r unsur dari n unsur dinotasikan dengan nPr , P(n,r) , Prn , atau Pn,r dan
dirumuskan dengan

𝑛!
n Pr = (𝑛−𝑟)!

Contoh

Tiga orang wiraniaga dicalonkan untuk mengisi kekosongan jabatan kepala


cabang di dua kota. Tentukan banyak cara untuk memilih dua kepala cabang dari
tiga orang wiraniaga tersebut, dengan menggunakan rumus permutasi.
Jawaban

P(3, 2), dengan n = 3 (banyak wiraniaga) dan k = 2 (banyak wiraniaga terpilih).

Jadi, terdapat 6 cara.

4. Permutasi dari Beberapa Unsur yang Sama

Jika dalam suatu permutasi terdapat beberapa unsur yang sama, maka
permutasi tersebut disebut permutasi dengan pengulangan. Banyaknya permutasi n
unsur yang memuat k, l, dan m unsur yang sama dapat ditentukan dengan:

n!
P( unsur_ sama) 
k!l!m!
Contoh

Berapa banyak kata yang dapat disusun dari kata AGUSTUS?

Jawab

Pada kata AGUSTUS banyaknya huruf (n) = 7, banyaknya S = 2, banyaknya U = 2


n!
P(unsur_ sama) 
k!l!m!
7! 7  6  5  4  3  2!
P( unsur _ sama)  
2!2! 2!2  1

 7  6  5  2  3  1.260

Contoh
Tentukan permutasi atas semua unsur yang dapat dibuat dari kata-kata berikut.

a. JAYAPURA

b. MATEMATIKA

Pembahasan

a. Pada kata "JAYAPURA", terdapat 3 buah A yang sama sehingga permutasinya


8!
adalah P(8, 3) = = 6.720.
3!
b. Pada kata "MATEMATIKA" terdapat 2 buah M, 3 buah A, dan 2 buah T yang sama
sehingga permutasinya adalah :

5. Permutasi Siklis

Permutasi siklis adalah permutasi yang cara menyusunnya melingkar, sehingga


banyaknya menyusun n unsur yang berlainan dalam lingkaran ditulis:

P( n ,siklis)  (n  1)!
Contoh Soal

a. Delapan orang ilmuwan duduk melingkar di sebuah meja bundar untuk membahas
sebuah proyek tertentu. Berapa banyak cara agar para ilmuwan dapat duduk
melingkar dengan urutan yang berbeda?

b. Dua puluh lima mutiara akan dibuat sebuah kalung. Ada berapa cara mutiara-
mutiara itu dapat disusun?

Pembahasan

a. Susunan kedelapan ilmuwan itu adalah (8–1)! = 7! = 5.040 cara.

b. Banyaknya cara mutiara itu dapat disusun menjadi sebuah kalung adalah :

(25-1) / 2 = 24!/2 cara

6. Kombinasi

Bentuk khusus dari permutasi adalah kombinasi. Jika pada permutasi urutan
kemunculan diperhitungkan, maka pada kombinasi, urutan kemunculan diabaikan.

Kombinasi r elemen dari n elemen, atau C(n, r), adalah jumlah pemilihan yang tidak
terurut r elemen yang diambil dari n buah elemen

n(n  1)( n  2)...( n  (r  1))


C (n, r ) 
r!
n!

r!(n  r )!
𝑛𝑃𝑟
Hubungan permutasi dan kombinasi : n Pr = nCr . r! atau nCr = (𝑟)!

Contoh Soal

Kerjakan soal-soal berikut.

a. Diketahui , tentukanlah nilai n.


b. Dari 20 siswa akan dipilih sebuah tim sepakbola yang terdiri atas 11 orang.
Tentukan banyak cara dalam pemilihan tersebut.

Pembahasan

1.

Oleh karena n ≥ r maka yang memenuhi adalah n = 9.

b. Pemilihan tim sepakbola tersebut adalah masalah kombinasi karena tidak


memperhatikan urutan. Banyak cara memilih 11 orang siswa dari 20 siswa,
yaitu .
Contoh Soal

Suatu pertemuan dihadiri oleh 15 orang undangan. Jika mereka saling berjabat
tangan, banyak jabat tangan yang terjadi dalam pertemuan itu adalah ....

Jawaban

Banyak jabat tangan = C(15,2)

15!/(2!13!) = 105

Contoh Soal

Banyaknya segitiga yang dapat dibuat dari 7 titik tanpa ada tiga titik yang terletak
segaris adalah ....

Jawab

Membuat segitiga dengan memilih 3 titik dari 7 titik yang tersedia adalah masalah
kombinasi C(7, 3). Jadi, banyaknya segitiga = C(7,3)
B. Peluang Suatu Kejadian

1. Percobaan Statistika, Ruang Sampel, Titik Sampel, dan Kejadian

 Percobaan Statistika

Setiap kegiatan yang menghasilkan data disebut percobaan statistika. Contoh


percobaan antara lain melambungkan sekeping uang logam. Setiap jenis percobaan
mempunyai beberapa kemungkinan hasil atau kejadian yang akan terjadi.

 Ruang Sampel

Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin terjadi pada
suatu percobaan. Ruang sampel dilambangkan dengan S

 Titik Sampel

Titik sampel adalah anggota dari ruang sampel. Banyak titik sampel
dinyatakan dengan n(S)

 Kejadian

Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel atau bagian dari

hasil percobaan yang diinginkan.

2. Menentukan Peluang Kejadian

Misalnya S adalah ruang sampel dari suatu percobaan dengan setiap anggota S
memiliki kesempatan muncul yang sama. Andaikan A adalah suatu kejadian dengan
A  S, maka peluang kejadian A adalah

𝑛(𝐴)
P(A) =
𝑛(𝑆)

n(A) : banyak anggota dalam kejadian A

n(S) : banyak anggota dalam himpunan ruang sampel S

Contoh:
Pada pelemparan 3 buah uang sekaligus, tentukan peluang muncul:
a. ketiganya sisi gambar;
b. satu gambar dan dua angka.
Penyelesaian:
a. S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}
Maka n(S) = 8
Misal kejadian ketiganya sisi gambar adalah A.
A = {GGG}, maka n(A) = 1
n(A) 1
P(A) = ——— =——
n(S ) 8
b. Misal kejadian satu gambar dan dua angka adalah B.
B = {AAG, AGA, GAA}, maka n(B) = 3
n(B) 3
P(B) = ——— =——
n(S ) 8

Contoh:
Andi mengikuti acara Jalan Santai dengan doorprize 5 buah sepeda motor. Jika jalan
santai tersebut diikuti oleh 1000 orang, berapakah peluang Andi mendapatkan
doorprize sepeda motor?

Penyelesaian:
S = semua peserta jalan santai

n(S) = 1000
Misal kejadian Andi mendapatkan motor adalah A.
A = {Motor1, Motor2, Motor3, Motor4, Motor5}
maka n(A) = 5
n(A) 5 1
P(A) = ——— = ——— = ——
n(S ) 1000 200
1
Jadi peluang Andi mendapatkan doorprize sepeda motor ——
200

3. Peluang Komplemen Suatu Kejadian

Jika peluang kejadian A adalah P(A) maka peluang komplemen kejadian A


adalah P(A’) atau P(Ac). Jumlah peluang kejadian dan peluang komplemen adalah 1.
Maka P(A) + p(A’) = 1 atau P(A’) = 1 – P(A)

Contoh :

Pada pelemparan 3 buah uang sekaligus, tentukan peluang munculnya paling


sedikit satu angka !
Penyelesaian :
Cara biasa
S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}, maka n(S) = 8
Misal kejadian paling sedikit satu angka adalah A.
A = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA}, maka n(A) = 7
n(A) 7
P(A) = ——— =——
n(S ) 8

Cara komplemen
S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}, maka n(S) = 8
Misal kejadian paling sedikit satu angka adalah A.
Ac = {GGG}, maka n(Ac) =1

n(Ac) 1
P(Ac) = ——— =——
n(S ) 8

1 7
P(A) = 1 – P(Ac) = 1 – —— = ——
8 8

4. Kisaran Nilai Peluang

Kisaran nilai peluang terletak dalam interval 0 sampai dengan 1. Kejadian


dengan nilai peluang 0 disebut kejadian yang mustahil (kemustahilan). Kejadian
dengan nilai peluang 1 disebut kejadian yang pasti terjadi (kepastian).

Kisaran nilai peluang adalah 0  P(A)  1.

Contoh:

Sebuah dadu dilemparkan sekali, tentukan peluang munculnya:


a. Mata dadu 8 b. Mata dadu kurang dari 7
Penyelesaian:
a. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6
misal kejadian muncul mata dadu 8 adalah A
A = { }, n(A) = 0
n(A) 0
P(A) = ——— = — = 0
n(S ) 6
Kejadian muncul mata dadu 8 adalah kejadian mustahil, P(A) = 0
b. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6
misal kejadian muncul mata dadu kurang dari 7 adalah B
B = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(B) = 6
n(B) 6
P(B) = ——— = = 1
n(S ) 6
Kejadian muncul mata dadu kurang dari 7 adalah kejadian pasti, P(A) = 1

Jadi kisaran nilai peluang: 0 ≤ P(A) ≤ 1

5. Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan adalah banyak kejadian yang diharapkan dalam suatu percobaan.

F(A) = n x P(A)

F(A) = Frekuensi harapan kejadian A

n = banyak percobaan

P(A) = Peluang kejadian A

Contoh

Pada percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus sebanyak 240 kali,
tentukan frekuensi harapan munculnya dua gambar dan satu angka.

Penyelesaian
S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG} ⇒ n(S) = 8
A = {AGG, GAG, GGA} ⇒ n(A) = 3
n(A) 3
Fh(A) = n × P(A) = 240 × —— = 240 × —— = 90 kali
n(S) 8
C. Peluang Kejadian Majemuk

Kejadian majemuk adalah kejadian yang terdiri dari beberapa kejadian.


Misalnya kejadian muncul dadu prima atau genap dalam pada pelemparan sebuah
dadu.

1. Peluang Gabungan Dua Kejadian

Gabungan dua kejadian dapat di bedakan menjadi 2, yaitu kejadian yang


saling lepas dan kejadian tidak saling lepas.

 Kejadian saling lepas

S A B

Dikatakan saling lepas jika anggota kejadian A tidak ada yang sama dengan anggota
kejadian B.
P(AB) = P(A) + P(B)

 Kejadian tidak saling lepas

S A B

Dikatakan tidak saling lepas jika anggota kejadian A ada yang sama dengan anggota
kejadian B.
P(AB) = P(A) + P(B) – P(AB)
Contoh

Sebuah dadu dilambungkan sekali, jika A adalah kejadian munculnya bilangan ganjil
dan B adalah kejadian munculnya bilangan prima. Tentukan peluang kejadian
munculnya bilangan ganjil atau prima!

Penyelesaian

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
A = bilangan ganjil : {1, 3, 5} → P(A) = 3/6
B = bilangan prima : {2, 3, 5} → P(B) =3/6
A∩B = {3, 5} → P{A∩B} = 2/6
P(A∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
= 3/6 + 3/6 – 2/6 = 4/6 = 2/3
Jadi peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau prima adalah 2/3

Contoh:
Diambil sebuah kartu dari 1 set kartu bridge, tentukan peluang terambilnya kartu As
atau kartu Hati!
Penyelesaian:

n(S) = 52 (karena banyaknya kartu dalam 1 set kartu bridge 52)


A = kartu As, n(A) = 4 (Banyaknya kartu As dalam1 set kartu bridge 4)
4
P(A) = ——
52
B = kartu Hati, n(B) = 13 (Banyaknya kartu Hati dalam1 set kartu bridge 13)
13
P(B) = ——
52
n(A∩B) = 1 (Banyaknya Kartu As dan Hati dalam1 set kartu bridge 1)
1
P(A∩B) = ——
52
4 13 1 16
P(A∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B) = —— + —— – —— = ——
52 52 52 52
16
Jadi peluang kejadian terambilnya kartu As atau Hati adalah ——
52
2. Peluang Irisan Dua Kejadian

Jika kejadian A tidak mempengaruhi terjadinya kejadian B dan sebaliknya,


atau terjadi atau tidaknya kejadian A tidak tergantung pada terjadi atau tidaknya
kejadian B maka kedua kejadian ini disebut kejadian saling bebas. Hal ini seperti
digambarkan pada pelemparan dua buah dadu sekaligus.

A adalah kejadian munculnya dadu pertama angka 3 dan B adalah kejadian


munculnya dadu kedua angka 5, maka kejadian A dan B merupakan dua kejadian
yang saling bebas. Peluang kejadian ini dapat di rumuskan :

P(AB) = P(A) x P(B)

Contoh
Dua buah dadu dilemparkan bersama-sama, tentukan peluang munculnya mata
dadu 3 pada dadu pertama dan mata dadu 5 pada dadu kedua!

Penyelesaian
Kejadian munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama tidak terpengaruh kejadian
munculnya mata dadu 5 pada dadu kedua jadi ini adalah dua kejadian yang saling
bebas
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), ….., (6, 6)} → n(S) = 36
Misal kejadian munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama adalah A, maka:
6 1
A = {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)} → n(A) = 6 P(A) = —— = ——
36 6
Misal kejadian munculnya mata dadu 5 pada dadu kedua adalah B, maka:
6 1
B = {(1, 5), (2, 5), (3, 5), (4, 5), (5, 5), (6, 5)} → n(B) = 6 P(B) = —— = ——
36 6

1 1 1
P(A∩B) = P(A) × P(B) = —— × —— = ——
6 6 36

Jadi peluang munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama dan mata dadu 5
1
pada dadu kedua = ——
36
Contoh

Kotak A berisi 5 bola merah dan 3 bola kuning sedangkan Kotak B berisi 5 bola
merah dan 2 bola kuning. Akan diambil sebuah bola secara acak dari masing-masing
kotak. Tentukan peluang terambilnya bola merah dari kotak A dan terambilnya bola
kuning dari kotak B!

Penyelesaian

Kotak A
8! 8! 8 . 7!
n(S) = 8C1 = ———— = ———— = ——— = 8
1!(8- 1)! 1 . 7! 7!
Misal kejadian terambilnya bola merah dari kotak A adalah A, maka:
5! 5! n(A) 5
n(A) = 5C1 = ———— = —— = 5, P(A) = ——— = ——
1!(5 - 1)! 4! n(S) 8
Kotak B
7! 7! 7 . 6!
n(S) = 7C1 = ———— = ———— = ——— = 7
1!(7- 1)! 1 . 6! 6!
Misal kejadian terambilnya bola kuning dari kotak B adalah B, maka:
2! 2! n(B) 2
n(B) = 2C1 = ———— = —— = 2, P(B) = ——— = ——
1!(2 - 1)! 1! n(S) 7
5 2 5
P(A∩B) = P(A) × P(B) = —— × —— = ——
8 7 28

Anda mungkin juga menyukai