Anda di halaman 1dari 10

Matematika Bisnis

Pertemuan 10
Dosen : Dr. Ir Eka Purwanda, S.E., M.Si
Ida Jalilah Fitria, S.E., M.M

TEORI PELUANG
Teori peluang adalah cabang matematika yang berkaitan dengan peluang, analisis fenomena
acak. Objek utama teori peluang adalah variabel acak, proses stokastik
Peluang merupakan sebuah nilai antara 0 hingga 1 yang menggambarkan kemungkinan pada
sebuah peristiwa yang akan terjadi.

Di bawah ini dijelaskan aturan perkalian, faktorial, kombinasi, ruang sampel, peluang
kejadian, dan frekuensi harapan.permutasi.

A. Aturan Perkalian
Apabila sebuah kejadian bisa terjadi dalam m cara serta kejadian kedua bisa terjadi dalam
n cara, maka pasangan kejadian bisa terjadi:
Rumus Formula Aturan Perkalian
m x n cara
Keterangan:
m: merupakan kejadian pertama.
n: merupakan kejadian kedua.
Prinsip ini bisa digenerelasasikan dalam memasukan banyak kejadian yang bisa
berlangsung di dalam n1,n2,n3,…nk cara.
Banyaknya k kejadian bisa berlangsung atau terjadi dalam n1.n2.n3.…nk cara.
Contoh soal 1:
Ahmad memiliki 3 celana berwarna hitam, biru dan juga merah serta memiliki 4 kaos
berwarna biru, merah, kuning, dan juga merah muda. Berapa banyak pasang cara Ahmad
untuk memilih celana serta baju?
Jawab:
n1 = Kejadian 1 (celana) = 3
n2 = Kejadian 2 (kaos) = 4
Banyak pasang cara Ahmad dalam memilih celana dan baju adalah:
n1 × n2 = 3 × 4 = 12 cara.

1
B. Faktorial 
Dalam pelajaran matematika, faktorial dari bilangan asli n merupakan suatu hasil perkalian
antara bilangan bulat positif yang kurang dari atau sama dengan n.
Faktorial juga biasa dinotasikan dengan penggunaan huruf: n! dan dibaca n faktorial.

Rumus Formula Faktorial


n! = n . (n -1) . (n – 2) . ….. 1
0! = 1
1! = 1
2! = 2.1 = 2
3! = 3.2.1 = 6
4! = 4.3.2.1 = 24
5! = 5.4.3.2.1 = 120
dan begitu juga seterusnya.

C. Permutasi
Permutasi merupakan suatu susunan unsur berbeda yang terbentuk dari n unsur, diambil
dari n unsur ataupun sebagian unsur.
Permutasi bisa dikelompokkan menjadi beberapa macam.

Rumus Formula Permutasi

No
Jenis Permutasi Rumus
.

1 Permutasi dari n elemen, tiap permutasi terdiri P(n,n) = n! atau nPn = n!


dari n elemen

2 Permutasi n elemen, tiap permutasi terdiri dari P(n-r) = nPr = Pnr = n!/ (n – r)!
r unsur dari elemen r < n.

3 Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q P(n,k1,k2, kt) = n!/ k1!k2! … kt!
serta r unsur yang sama.

4 Permutasi siklis. P
n siklis  = (n – 1)!

5 Permutasi berulang dari n unsur, tipe permutasi Pn = nk

2
terdiri dari k unsur.

1. Permutasi dari n elemen, tiap permutasi terdiri dari n elemen


Jika ada unsur yang berbeda diambil n unsur, maka banyaknya susunan (permutasi)
yang berbeda dari n unsur tersebut adalah  P(n,n) = n! atau nPn = n!
Contoh soal 7:
Dalam menyambut suatu pertemuan delegasi negara yang dihadiri sebanyak lima
negara, panitia akan kemudian memasang kelima bendera dari lima negara yang
nantinya akan hadir.
Banyaknya cara panitia dakam menyusun kelima bendera tersebut terdapat berapa
cara?
Jawab:
Dari lima bendera yang tersedia, itu artinya n = 5, maka banyak susunan bendera yang
mungkin adalah:
5! = 5.4.3.2.1 = 120 cara.
2. Permutasi n elemen, masing-masing permutasi terdiri dari r unsur dari n elemen
dengan r ≤ n
Untuk seluruh bilangan positif n serta r, dengan r ≤ n, banyaknya permutasi dari n
objek yang diambil r objek dalam satu waktu yaitu:
P(n-r) = nPr = Pnr = n!/ (n – r)!
*syarat urutan perlu diperhatikan
Contoh soal 8:
Banyak cara dalam memilih seorang ketua, sekertaris dan juga bendahara dari 8 siswa
yang tersedia ialah…
Jawab:
Diketahui:
 Banyak siswa, n = 8
 Ketua, sekretaris, serta bendahara (banyak pilihan objek), r = 3
Sehingga:
n n!
Pr =
( n−r ) !
7 7! 7 ! 7.6 .5.4 .3!
P4 = = = =840 cara
(7−4)! 3 ! 3!

3
D. Kombinasi
Kombinasi merupakan suatu pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya.
Kombinasi pada umumnya dinotasikan seperti:
Cnr = nCr

Rumus atau Formula Kombinasi


n Cr = n!/ (n-r)!r!

Contoh soal 9:
Banyak cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket dari 9 orang yaitu…

Jawab:
Diketahui:
Suatu tim basket terdiri atas 5 orang, r = 5
Banyak orang yang bisa dipilih adalah n = 9
Banyak cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket adalah:
n Cr= 9!/ (9-5)!5! = 9.8.7.6.5!/ 4!.5! = 9.8.7.6/4.3.2.1 = 126 cara

Contoh soal 10:


Dalam suatu wadah terdapat 2 kelereng merah (M) dan 2 kelereng putih (P). Diambil 3
kelereng secara random (sekali pengambilan). Berapa peluang terambil 2 kelereng merah
dan 1 kelereng putih?

Jawab:
Diketahui:
2
Ada 2 keleng merah, terambil 2 C 2 = 1
2
Ada 2 keleng putih, terambil 1  C 1 = 2
4
Ada 4 keleng, terambil 3  C3 = 4

Jadi peluang 2M dan 1P adalah:


2 2
C2. C 1 1.2 1
4
= =
C 3
4 2

E. Ruang Sampel
Ruang sampel (S) adalah kumpulan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu
percobaan.  Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel, sedangkan
kumpulan dari beberapa titik sampel disebut kejadian.

4
Banyak ruang sampel disimbolkan dengan n(S).

F. Peluang Kejadian
Sebagai contoh S merupakan ruang sampel dari sebuah percobaan dengan masing-masing
anggota S mempunyai kesempatan muncul yang sama dan K merupakan sebuah kejadian
dengan K⊂S, sehingga peluang kejadian K adalah:

Rumus atau Formula Peluang Kejadian


P(K) = n(K) / n(S)
dengan 0 ≤ P(K) ≤ 1,

Keterangan:
n(K): merupakan banyak anggota dalam kejadian K.
n(S): merupakan banyak anggota dalam himpunan ruang sampel.

Contoh soal 11:


Satu buah dadu dilempar undi satu kali, peluang munculnya angka bilangan prima yaitu
2, 3, 5, 7, 11, dst.

Jawab:
Diketahui:
 Ruang sampel dadu adalah (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6}  maka n(S) = 6
 Muncul angka prima adalah (K) = {2, 3, 5} maka n(K) = 3
Sehingga peluang munculnya angka bilangan prima adalah:
P(K) = n(K) / n(S) = 3/ 6 = 1/ 2

G. Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan merupakan banyaknya kejadian yang diharapkan bisa berlangsung
atau terjadi pada sebuah percobaan.
Apabila sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali serta  nilai kemungkinan
berlangsung kejadian K pada masing-masing percobaan ialah P(K), maka frekuensi
harapan kejadian K yaitu:
Rumus atau Formula Frekuensi Harapan
Fh(K) =  n x P(K)

Sebagai contoh 12:

5
Satu buah dadu dilempar sebanyak 120 kali, maka frekuensi harapan munculnya mata
dadu faktor dari 6 yaitu 1, 2, 3, 6 adalah ….
Jawab:
Diketahui:
 S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ↔ n(S) = 6
 K : Faktor dari 6 = {1, 2, 3, 6} ↔ n(K) = 4
 n = Banyak lemparan = 120
Sehingga;
P(K) = n(K) / n(S) = 4/ 6 = 2/ 3
Sehingga frekuensi harapan muncul faktor dari 6 yaitu:
Fh(K) =  n x P(K) = 120 x 2/ 3 = 80 kali

Kejadian majemuk adalah jika terdapat suatu kejadian atau percobaan yang berlangsung
lebih dari satu kali sehingga menghasilkan kejadian baru, di mana kejadian baru tersebutlah
yang disebut sebagai kejadian majemuk.
Beberapa kejadian yang dikatakan sebagai kejadian majemuk, diantaranya yaitu:
1. Dua Kejadian Sembarang
Dalam dua kejadian sembarang A serta B dalam ruang sampel S, maka akan berlaku
rumus:
P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)
Contoh soal 1:
Diketahui dari 45 siswa dalam suatu kelas, terdapat 28 siswa yang suka pada mapel
Matematika, 22 siswa suka pada mapel bahasa Inggris, serta sisa 10 siswa suka kedua-
duanya.
Apabila seorang siswa dipilih secara acak, maka tentukan peluang siswa yang terpilih
merupakan siswa yang menyukai Matematika ataupun bahasa Inggris!

Diketahui:

6
 n(S) = 45 (banyaknya anggota himpunan semesta)
 Suka Matematika, n(M) = 28
 Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
 Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10
Jawab:
 n(S) = 45
 Suka Matematika, n(M) = 28
 Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
 Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10
Peluang di mana akan terpilih yang suka Matematika atau Bahasa Inggris adalah:
P (M ∪ B) = P (M) + P (B) – P (M ∩ B)
= 28/45 + 22/45 – 10/45
= 40/ 45
= 8/ 9
2. Komplemen Suatu Kejadian
Adapun rumus untuk mencari komplemen pada suatu kejadian, yaitu:
P (Ac) = 1 – P (A)

Contoh soal 2:
Suatu dadu dilempar sekali ke atas, maka hitunglah peluang munculnya mata dadu lebih
dari dua.
Jawab:
Suatu dadu dilempar sekali, sehingga n (S) = 6
Apabila A = {mata dadu lebih dari sama dengan 2}
Maka dari itu, Ac = { mata dadu kurang dari atau sama dengan 2 } = {1, 2}, n(Ac) = 2
P (Ac) = n(Ac)/ n(S) = 2/ 6 = 1/ 3
Sehingga,

7
P (A) = 1 – P (Ac)
= 1 – 1/3
= 2/ 3
Sehingga, peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 yaitu 2/3.
3. Dua Kejadian Saling Lepas
Adapun rumus untuk menentukan dua kejadian saling lepas, yaitu:
P (A ∪ B) = P(A) + P (B)

Contoh soal 3:
Pada pelemparan satu dadu bermata 6, berapakah peluang untuk memperoleh dadu dengan
mata 1 atau 3 ?
Jawab:
A = {1}, B = {3}
n(A) = 1, n(B) = 1
Peluang untuk memperoleh dadu mata 1 atau 3, yaitu:
P (A ∪ B) = P(A) + P (B)
P (A ∪ B)  = 1/ 6 + 1/ 6 = 2/ 6 = 1/ 3
4. Dua Kejadian Saling Bebas
Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B
dan kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. Dirumuskan:
P (A ∩ B) = P (A) X P (B)
Contoh soal 4:
Apabila peluang Ahmad bisa menyelesaikan sebuah soal yaitu 0,4 serta peluang Badruz
bisa menyelesaikan soal yang sama yaitu 0,3 maka peluang mereka berdua bisa
menyelesaikan soal tersebut yaitu …
Jawab:

8
P(A) = 0,4
P(B) = 0,3
Peluang Ahmad dan Badruz bisa menyelesaikan soal adalah:
P (A ∩ B) = P (A) X P (B) = 0,4 x 0,3 = 0,12
5. Dua Kejadian Bersyarat
Apabila kejadian A serta B tidak saling bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A
ataupun kejadian B dengan syarat A, maka dapat kita rumuskan menjadi:
P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) atau P (A ∩ B) = P(A) x P(B | A)
Contoh soal 5:
Suatu dadu dilempar sekali. Hitunglah peluang munculnya mata dadu ganjil (1, 3, 5)
dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima (2, 3, 5) terlebih dahulu.
Jawab:
Diketahui;
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6
A = Kejadian munculnya angka prima
A = {2, 3, 5}, n(A) = 3
P(A) = n(A)/ n(S) = 3/ 6 = 1/ 2
B = Kejadian muncul mata dadu ganjil
B = {1, 3, 5}
P(A) = n(A)/ n(S) = 3/ 6 = 1/ 2
Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima
terlebih dahulu adalah:
P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) = (1/4) / (1/2) = 1/2

Rumus Formula Kejadian Majemuk

No. Jenis Kejadian Majemuk Rumus

1 Dua Kejadian Sembarang P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)

2 Komplemen Suatu Kejadian P (Ac) = 1 – P (A)

3 Dua Kejadian Saling Lepas P (A ∪ B) = P(A) + P (B)

4 Dua Kejadian Saling Bebas P (A ∩ B) = P (A) X P (B)

5 Dua Kejadian Bersyarat P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) atau P (A ∩ B) = P(A) x P(B | A)

9
TUGAS (Dikumpulkan 1 minggu, paling lambat pk. 23.59, 1 hari sebelum hari kuliah
berikutnya, ke LMS, boleh tulis tangan)

1. Diketahui dari 10 siswa dalam suatu kelas, terdapat 2 siswa yang suka pada pelajaran
Matematika, 4 siswa suka pada pelajaran Bahasa Inggris, serta 1 siswa suka kedua-
duanya. Apabila seorang siswa dipilih secara acak, maka tentukan peluang siswa yang
terpilih merupakan siswa yang menyukai pelajaran Matematika ataupun Bahasa Inggris!

2. Dalam suatu wadah terdapat 3 kelereng merah (M) dan 2 kelereng putih (P). Diambil 3
kelereng secara random (sekali pengambilan). Berapa peluang terambil 2 kelereng merah
dan 1 kelereng putih?

10

Anda mungkin juga menyukai