Beberapa kejadian akan disebut saling bebas apabila kemunculan seebuah kejadian
tidak akan memengaruhi kemunculan kejadian yang lainnya.
Dalam dua kejadian sembarang A serta B dalam ruang sampel S, maka akan berlaku
rumus:
P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)
Sebagai:
Diketahui dari 45 siswa dalam suatu kelas, terdapat 28 siswa yang suka pada mapel
Matematika, 22 siswa suka pada mapel bahasa Inggris, serta sisa 10 siswa suka kedua-
duanya.
Apabila seorang siswa dipilih secara acak, maka tentukan peluang siswa yang terpilih
merupakan siswa yang menyukai Matematika ataupun bahasa Inggris!
Diketahui:
n(S) = 45
Suka Matematika, n(M) = 28
Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10
Jawab:
n(S) = 45
Suka Matematika, n(M) = 28
Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10
Peluang di mana akan terpilih yang suka Matematika atau Bahasa Inggris adalah:
P (M ∪ B) = P (M) + P (B) – P (M ∩ B)
P (Ac) = 1 – P (A)
Sebagai contoh:
Suatu dadu dilempar sekali ke atas, maka hitunglah peluang munculnya mata dadu lebih
dari dua.
Jawab:
Maka dari itu, Ac = { mata dadu kurang dari atau sama dengan 2 } = {1, 2}, n(A c) = 2
Contoh:
Pada pelemparan satu dadu bermata 6, berapakah peluang untuk memperoleh dadu
dengan mata 1 atau 3 ?
Jawab:
A = {1}, B = {3}
n(A) = 1, n(B) = 1
Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B
dan kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. Dirumuskan:
P (A ∩ B) = P (A) X P (B)
Contoh:
Apabila peluang Gilang bisa menyelesaikan sebuah soal yaitu 0,4 serta peluang Putra
bisa menyelesaikan soal yang sama yaitu 0,3 maka peluang mereka berdua bisa
menyelesaikan soal tersebut yaitu …
Jawab:
P(A) = 0,4
P(B) = 0,3
Apabila kejadian A serta B tidak saling bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A
ataupun kejadian B dengan syarat A, maka dapat kita rumuskan menjadi:
P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) atau P (A ∩ B) = P(A) x P(B | A)
Sebagai contoh:
Suatu dadu dilempar sekali. Hitunglah peluang munculnya mata dadu ganjil dengan
syarat munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu.
Jawab:
Diketahui;
B = {1, 3, 5}
Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu
prima terlebih dahulu adalah:
Sesudah kalian selesai mempelajari semua peluang kejadian majemuk, maka bisa kita
simpulkan bahwa:
Pernahkah kalian hendak pergi ke suatu tempat, namun ternyata langit mendung,
tampak gelap, hingga angin bertiup lebih kencang dari biasanya?
Lalu, kalian berpikir kemungkinan besar sebentar lagi akan turun hujan.
Nah, tanpa kalian sadari, sebetulnya kalian sudah menerapkan teori peluang dalam
kehidupan sehari hari lho.
Nah, agar kita lebih paham mengenai teori peluang ini yuk kita pelajari aturan perkalian
dan faktorial dalam teori peluang.
Di dalam kita mempelajari teori peluang, kalin juga harus mengetahui tentang kaidah
pencacahan.
Hal dasar yang harus dapat kalian pahami dalam mempelajari kaidah pencacahan
antara lain yaitu aturan perkalian, faktorial, serta permutasi.
A. Aturan Perkalian
Apabila sebuah kejadian bisa terjadi dalam m cara serta kejadian kedua bisa terjadi
dalam n cara, maka pasangan kejadian bisa terjadi:
m x n cara
Keterangan:
Prinsip ini bisa digenerelasasikan dalam memasukan banyak kejadian yang bisa
berlangsung di dalam n1,n2,n3,…nk cara.
Sebagai contoh:
Gilang memiliki 3 celana berwarna hitam, biru dan juga merah serta memiliki 4 kaos
berwarna biru, merah, kuning, dan juga merah muda. Berapa banyak pasang cara
Gilang untuk memilih celana serta baju?
Jawab:
Banyak pasang cara Gilang dalam memilih celana dan baju adalah:
B. Faktorial
Jenisari bilangan asli n merupakan suatu hasil perkalian antara bilangan bulat positif
yang kurang dari atau sama dengan n.
n! = n . (n -1) . (n – 2) . ….. (n – n + 1)
2! = 2.1 = 2
3! = 3.2.1 = 6
4! = 4.3.2.1 = 24
5! = 5.4.3.2.1 = 120
Sebagai contoh:
1. 10!.3!/ 81.4! =
2. 6! + 4!/ 5! – 7
JenisJenis Permutasi
Dan di dalam kali ini kita akan belajar mengenai jenis permutasi dalam teori peluang.
Kira-kira apa saja ya jenis-jenis permutasi tersbut? Selengkapnya simak baik-baik
ulasan di bawah ini.
No
Jenis Permutasi Rumus
.
1 Permutasi dari n elemen, tiap permutasi terdiri dari n elemen P(n,n) = n! atau nPn = n!
Permutasi n elemen, tiap permutasi terdiri dari r unsur darin P(n-r) = nPr = Pnr = n!/ (n –
2
elemen r < n. r)!
Jika ada unsur yang berbeda diambil n unsur, maka banyaknya susunan (permutasi)
yang berbeda dari n unsur tersebut adalah
P(n,n) = n! atau nPn = n!
Sebagai contoh:
Dalam menyambut suatu pertemuan delegasi negara yang dihadiri sebanyak lima
negara, panitia akan kemudian memasang kelima bendera dari lima negara yang
nantinya akan hadir.
Banyaknya cara panitia dakam menyusun kelima bendera tersebut terdapat berapa
cara?
Jawab:
Dari lima bendera yang tersedia, itu artinya n = 5, maka banyak susunan bendera yang
mungkin adalah:
Untuk seluruh bilangan positif n serta r, dengan r ≤ n, banyaknya permutasi dari n objek
yang diambil r objek dalam satu waktu yaitu:
Banyak cara dalam memilih seorang ketua, sekertaris dan juga bendahara dari 8 siswa
yang tersedia ialah…
Jawab:
Diketahui:
Banyak siswa, n = 8
Ketua, sekretaris serta bendahara (banyak pilihan objek), r = 3
Sehngga:
3. Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q dan r unsur yang sama
Keterangan:
Sebagai contoh:
Jawab:
Diketahui:
k1 = huruf B = 2
k2 = huruf A = 3
k3 = huruf S = 4
k4 = huruf I = 1
Penyelesaian:
4. Permutasi Siklis
n Psiklis = (n – 1)!
Sebagai contoh:
Dari 5 orang anggota keluarga akan segera duduk mengelilingi suatu meja bundar,
banyaknya cara untuk susunan yang bisa dibuat dari 5 orang tersebut yaitu…
Jawab:
Pn = nk
Contoh:
Banyaknya susunan 3 bilangan dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 ialah…
Jawab:
A. Kombinasi
Cnr = nCr
Sebagai contoh:
Soal 1.
Banyak cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket dari 9 orang yaitu…
Jawab:
Diketahui:
Banyak cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket adalah:
Soal 2.
Dari total 4 penyanyi sopran serta 5 penyanyi alto akan dipilih empat orang pengurus
paduan suara.
Berapa banyak pilihan yang berbeda yang nantinya akan didapatkan apabila dipilih 2
orang penyanyi sopran serta 2 orang penyanyi alto?
Jawab:
B. Binomial Newton
Jawab:
Diketahui:
n = 15
r=7–1=6
Sehingga:
Dan yang terakhir dalam teori peluang, kita akan mempelajari mengenai percobaan,
ruang sampel dan peluang menghitung suatu kejadian. Yuk, kita bahas satu
persatu, simak baik-baik ya.
A. Percobaan
Ilustrasi:
No
Percobaan Kemungkinan Hasil
.
1 Melempar satu keping mata uang logam Muncul gambar (G) atau angka (A)
2 Melempar satu buah dadu Muncul mata 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
B. Ruang Sampel
Ruang sampel (S) adalah kumpulan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu
percobaan. Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel, sedangkan
kumpulan dari beberapa titik sampel disebut kejadian.
Sebagai contoh:
Satu buah koin di lempar sebanyak 3 kali, maka dari itu ruang sampel daserta
banyaknya sampel dari percobaan pelemparan koin tersebut ialah…
Jawab:
Kemungkinan:
Koin ke-1 : A A A G A G G G
Koin ke-2 : A A G A G A G G
Koin ke-3 : A G A A G G A G
Maka;
n(S) = 8
C. Peluang Kejadian
Sebagai cotoh S merupakan ruang sampel dari sebuah percobaan dengan masing-
masing anggota S mempunyai kesempatan muncul yang sama dan K merupakan
sebuah kejadian dengan K⊂S, sehingga peluang kejadian K adalah:
dengan 0 ≤ P(K) ≤ 1,
Ketarangan:
Sebagai contoh:
Satu buah dadu dilempar undi satu kali, peluang munculnya angka bilangan prima
yaitu…
Jawab:
Diketahui:
P(K) merupakan sautu peluang kejadian K dan juga P(Kc) = P(K’) merupakan suatu
peluang kejadian bukan K, maka akan berlaku:
P(K) + P(Kc) = 1
P(Kc) = 1 – P(K)
Sebagai contoh:
Peluang Gilang akan lulus ujian Matematika ialah 0,89, sehingga peluang Gilang tidak
lulus ujian Matematika yaitu …
Jawab:
Diketahui:
E. Frekuensi Harapan
Fh(K) = n x P(K)
Sebagai contoh:
Satu buah dadu dilempar sebanyak 120 kali, maka frekuensi harapan munculnya mata
dadu faktor dari 6 yaitu …
Jawab:
Diketahui:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ↔ n(S) = 6
K : Faktor dari 6 = {1, 2, 3, 6} ↔ n(A) = 4
n = Banyak lemparan = 120
Sehingga;