Teori Peluang atau keboleh jadian atau juga dikenal sebagai probabilitas merupakan suatu
cara untuk mengungkapkan pengetahuan ataupun kepercayaan jika seuah kejadian akan
berlaku atau sudah terjadi.
Konsep peluang dalam ilmu matematika sudah dirumuskan dengan lebih ketat pada
matematika. Serta telah banyak dimanfaatkan secara lebih luas dalam tidak hanya pada
bidang matematika atau statistika, namun juga keuangan, sains dan juga filsafat.
Selengkapnya mengenai teori peluang simak pembahasan berikut ini.
Daftar Isi
Teori Peluang
Kejadian Majemuk dalam Teori Peluang Matematika
Aturan Perkalian dan Faktorial dalam Teori Peluang
Jenis Permutasi
Kombinasi dan Binomial Newton
Mengetahui Percobaan, Ruang Sampel, dan Menghitung Peluang Kejadian
Teori Peluang
Peluang merupakan sebuah nilai antara 0 hingga 1 yang menggambarkan kemungkinan pada
sebuah peristiwa yang akan terjadi.
Beberapa kejadian akan disebut saling bebas apabila kemunculan seebuah kejadian tidak
akan memengaruhi kemunculan kejadian yang lainnya.
Dan untuk membahas lebih lanjut mengenai teori peluang, kita akan berikan beberapa hal
yang berhubungan teori peluang.
Untuk memahami teori peluang, akan kami berikan ilustrasi agar memudahkan proses
pemahaman kalin. Berikut ilustrasinya.
Apabila kalian diperintah oleh ibu kalian untuk merapikan bola warna-warni yang kalian
punya ke dalam kotak mainan.
Tetapi secara tiba-tiba, adik kalian yang masih kecil minta diambilkan bola. Secara acak,
kalian akan mengambil kembali bola tersebut kan?.
Nah, peluang terambilnya bola warna biru serta merah kira-kira ada berapa ya guys? Kejadian
tersebutlah bisa kita jawab dengan cara mempelajari materi kejadian majemuk di dalam teori
peluang matematika.
Kejadian majemuk adalah jika terdapat suatu kejadian atau percobaan yang berlangsung
lebih dari satu kali sehingga menghasilkan kejadian baru, di mana kejadian baru tersebutlah
yang disebut sebagai kejadian majemuk.
Adapun beberapa kejadian yang dikatakan sebagai kejadian majemuk, diantaranya yaitu:
Dalam dua kejadian sembarang A serta B dalam ruang sampel S, maka akan berlaku rumus:
P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)
Sebagai:
Diketahui dari 45 siswa dalam suatu kelas, terdapat 28 siswa yang suka pada mapel
Matematika, 22 siswa suka pada mapel bahasa Inggris, serta sisa 10 siswa suka kedua-
duanya.
Apabila seorang siswa dipilih secara acak, maka tentukan peluang siswa yang terpilih
merupakan siswa yang menyukai Matematika ataupun bahasa Inggris!
Diketahui:
n(S) = 45
Suka Matematika, n(M) = 28
Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10
Jawab:
n(S) = 45
Suka Matematika, n(M) = 28
Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10
Peluang di mana akan terpilih yang suka Matematika atau Bahasa Inggris adalah:
P (M ∪ B) = P (M) + P (B) – P (M ∩ B)
P (Ac) = 1 – P (A)
Sebagai contoh:
Suatu dadu dilempar sekali ke atas, maka hitunglah peluang munculnya mata dadu lebih dari
dua.
Jawab:
Maka dari itu, Ac = { mata dadu kurang dari atau sama dengan 2 } = {1, 2}, n(Ac) = 2
Contoh:
Pada pelemparan satu dadu bermata 6, berapakah peluang untuk memperoleh dadu dengan
mata 1 atau 3 ?
Jawab:
A = {1}, B = {3}
n(A) = 1, n(B) = 1
P (A ∪ B) = P(A) + P (B)
P (A ∪ B) = 1/ 6 + 1/ 6 = 2/ 6 = 1/ 3
Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan
kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. Dirumuskan:
P (A ∩ B) = P (A) X P (B)
Contoh:
Apabila peluang Gilang bisa menyelesaikan sebuah soal yaitu 0,4 serta peluang Putra bisa
menyelesaikan soal yang sama yaitu 0,3 maka peluang mereka berdua bisa menyelesaikan
soal tersebut yaitu …
Jawab:
P(A) = 0,4
P(B) = 0,3
Apabila kejadian A serta B tidak saling bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A
ataupun kejadian B dengan syarat A, maka dapat kita rumuskan menjadi:
Sebagai contoh:
Suatu dadu dilempar sekali. Hitunglah peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat
munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu.
Jawab:
Diketahui;
B = {1, 3, 5}
Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima
terlebih dahulu adalah:
Sesudah kalian selesai mempelajari semua peluang kejadian majemuk, maka bisa kita
simpulkan bahwa: Rumus Formula Kejadian Majemuk
Melanjutkan teori peluang, di bawah ini akan kami jelaskan mengenai aturan perkalian dan
faktorial, permutasi, kombinasi dan Binomial Newton, percobaan ruang sampel dan
peluang suatu kejadian, dan peluang kejadian majemuk. Perhatikan baik-baik ya.
Pernahkah kalian hendak pergi ke suatu tempat, namun ternyata langit mendung, tampak
gelap, hingga angin bertiup lebih kencang dari biasanya?
Lalu, kalian berpikir kemungkinan besar sebentar lagi akan turun hujan.
Nah, tanpa kalian sadari, sebetulnya kalian sudah menerapkan teori peluang dalam kehidupan
sehari hari lho.
Nah, agar kita lebih paham mengenai teori peluang ini yuk kita pelajari aturan perkalian dan
faktorial dalam teori peluang.
Di dalam kita mempelajari teori peluang, kalin juga harus mengetahui tentang kaidah
pencacahan.
Yang berarti sebuah ilmu yang berhubugan dengan menentukan atau mencari
banyaknya cara suatu percobaan bisa terjadi.
Hal dasar yang harus dapat kalian pahami dalam mempelajari kaidah pencacahan antara lain
yaitu aturan perkalian, faktorial, serta permutasi.
A. Aturan Perkalian
Apabila sebuah kejadian bisa terjadi dalam m cara serta kejadian kedua bisa terjadi dalam n
cara, maka pasangan kejadian bisa terjadi:
m x n cara
Keterangan:
Prinsip ini bisa digenerelasasikan dalam memasukan banyak kejadian yang bisa berlangsung
di dalam n1,n2,n3,…nk cara.
Sebagai contoh:
Gilang memiliki 3 celana berwarna hitam, biru dan juga merah serta memiliki 4 kaos
berwarna biru, merah, kuning, dan juga merah muda. Berapa banyak pasang cara Gilang
untuk memilih celana serta baju?
Jawab:
n1 = Kejadian 1 (celana) = 3
n2 = Kejadian 2 (kaos) = 4
Banyak pasang cara Gilang dalam memilih celana dan baju adalah:
n1 × n2 = 3 × 4 = 12 cara.
B. Faktorial
Dalam pelajaran matematika, faktorial dari bilangan asli n merupakan suatu hasil perkalian
antara bilangan bulat positif yang kurang dari atau sama dengan n.
Faktorial juga biasa dinotasikan dengan penggunaan huruf: n! dan dibaca n faktorial.
n! = n . (n -1) . (n – 2) . ….. (n – n + 1)
2! = 2.1 = 2
3! = 3.2.1 = 6
4! = 4.3.2.1 = 24
5! = 5.4.3.2.1 = 120
1. 10!.3!/ 81.4! =
2. 6! + 4!/ 5! – 7!/ 5! =
Jawab:
Jenis Permutasi
Sesudah kita belajar mengenai aturan perkalian sera faktorial dalam teori peluang, maka
selanjutnya kita akan membahas mengenai permutasi.
Permutasi merupakan suatu susunan unsur berbeda yang terbentuk dari n unsur, diambil
dari n unsur ataupun sebagian unsur.
Dan di dalam kali ini kita akan belajar mengenai jenis permutasi dalam teori peluang. Kira-
kira apa saja ya jenis-jenis permutasi tersbut? Selengkapnya simak baik-baik ulasan di bawah
ini.
Permutasi dari n elemen, tiap permutasi terdiri dari P(n,n) = n! atau nPn =
1
n elemen n!
Permutasi n elemen, tiap permutasi terdiri dari r P(n-r) = nPr = Pnr = n!/
2
unsur darin elemen r < n. (n – r)!
Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q serta r P(n,k1,k2, kt) = n!/ k1!k2!
3
unsur yang sama. … kt!
Jika ada unsur yang berbeda diambil n unsur, maka banyaknya susunan (permutasi) yang
berbeda dari n unsur tersebut adalah
Sebagai contoh:
Dalam menyambut suatu pertemuan delegasi negara yang dihadiri sebanyak lima negara,
panitia akan kemudian memasang kelima bendera dari lima negara yang nantinya akan hadir.
Banyaknya cara panitia dakam menyusun kelima bendera tersebut terdapat berapa cara?
Jawab:
Dari lima bendera yang tersedia, itu artinya n = 5, maka banyak susunan bendera yang
mungkin adalah:
Untuk seluruh bilangan positif n serta r, dengan r ≤ n, banyaknya permutasi dari n objek yang
diambil r objek dalam satu waktu yaitu: P(n-r) = nPr = Pnr = n!/ (n – r)!
*syarat urutan perlu diperhatikan
Contoh:
Banyak cara dalam memilih seorang ketua, sekertaris dan juga bendahara dari 8 siswa yang
tersedia ialah…
Jawab:
Diketahui:
Banyak siswa, n = 8
Ketua, sekretaris serta bendahara (banyak pilihan objek), r = 3
Sehingga:
3. Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q dan r unsur yang sama
Keterangan:
Sebagai contoh:
Jawab:
Diketahui:
k1 = huruf B = 2
k2 = huruf A = 3
k3 = huruf S = 4
k4 = huruf I = 1
Penyelesaian:
4. Permutasi Siklis
nPsiklis = (n – 1)!
Sebagai contoh:
Dari 5 orang anggota keluarga akan segera duduk mengelilingi suatu meja bundar, banyaknya
cara untuk susunan yang bisa dibuat dari 5 orang tersebut yaitu…
Jawab:
Pn = nk
Contoh:
Jawab:
P6 = 63 = 216 susunan.
Selanjutnya kita akan fokus ke pembahasan kombinasi dan binomial Newton. Dan kita
akan bahas satu persatu ya. Simak baik-baik ulasan di bawah ini.
A. Kombinasi
Kombinasi merupakan suatu pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya.
Cnr = nCr
Sebagai contoh:
Soal 1.
Banyak cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket dari 9 orang yaitu…
Jawab:
Diketahui:
Banyak cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket adalah:
Soal 2.
Dari total 4 penyanyi sopran serta 5 penyanyi alto akan dipilih empat orang pengurus paduan
suara.
Berapa banyak pilihan yang berbeda yang nantinya akan didapatkan apabila dipilih 2 orang
penyanyi sopran serta 2 orang penyanyi alto?
Jawab:
Sebagai contoh:
Jawab:
Diketahui:
n = 15
r=7–1=6
Sehingga:
Mengetahui Percobaan, Ruang Sampel, dan Menghitung Peluang Kejadian
Dan yang terakhir dalam teori peluang, kita akan mempelajari mengenai percobaan, ruang
sampel dan peluang menghitung suatu kejadian. Yuk, kita bahas satu persatu, simak baik-
baik ya.
A. Percobaan
1. Pada masing-masing jenis percobaan memiliki kemungkinan hasil atau peristiwa atau
kejadian yang akan terjadi.
2. Hasil dari masing-masing percobaan tersebut secara pasti akan sulit ditentukan.
Ilustrasi:
1 Melempar satu keping mata uang logam Muncul gambar (G) atau angka (A)
B. Ruang Sampel
Ruang sampel (S) adalah kumpulan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu
percobaan. Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel, sedangkan kumpulan
dari beberapa titik sampel disebut kejadian.
Sebagai contoh:
Satu buah koin di lempar sebanyak 3 kali, maka dari itu ruang sampel daserta banyaknya
sampel dari percobaan pelemparan koin tersebut ialah…
Jawab:
Kemungkinan:
Koin ke-1 : A A A G A G G G
Koin ke-2 : A A G A G A G G
Koin ke-3 : A G A A G G A G
Maka;
n(S) = 8
C. Peluang Kejadian
Sebagai cotoh S merupakan ruang sampel dari sebuah percobaan dengan masing-masing
anggota S mempunyai kesempatan muncul yang sama dan K merupakan sebuah kejadian
dengan K⊂S, sehingga peluang kejadian K adalah:
dengan 0 ≤ P(K) ≤ 1,
Ketarangan:
Sebagai contoh:
Satu buah dadu dilempar undi satu kali, peluang munculnya angka bilangan prima yaitu…
Jawab:
Diketahui:
P(K) merupakan sautu peluang kejadian K dan juga P(Kc) = P(K’) merupakan suatu peluang
kejadian bukan K, maka akan berlaku:
Sebagai contoh:
Peluang Gilang akan lulus ujian Matematika ialah 0,89, sehingga peluang Gilang tidak lulus
ujian Matematika yaitu …
Jawab:
Diketahui:
K = merupakan kejadian Rina lulus ujian Matematika = 0,89
Kc = merupakan kejadian Rina tidak lulus ujian Matematika
E. Frekuensi Harapan
Apabila sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali serta nilai kemungkinan berlangsung
kejadian K pada masing-masing percobaan ialah P(K), maka frekuensi harapan kejadian K
yaitu:
Fh(K) = n x P(K)
Sebagai contoh:
Satu buah dadu dilempar sebanyak 120 kali, maka frekuensi harapan munculnya mata dadu
faktor dari 6 yaitu …
Jawab:
Diketahui:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ↔ n(S) = 6
K : Faktor dari 6 = {1, 2, 3, 6} ↔ n(A) = 4
n = Banyak lemparan = 120
Sehingga;
A. 70
B. 80
C. 120
D. 360
E. 720
PEMBAHASAN :
Karena tidak ada aturan atau pengurutan, maka kita menggunakan kombinasi atau
kombinatorika.
10C3 =
JAWABAN : C
2. Banyaknya bilangan antara 2000 dan 6000 yang dapat disusun dari angka
0,1,2,3,4,5,6,7, dan tidak ada angka yang sama adalah …
A. 1680
B. 1470
C. 1260
D. 1050
E. 840
PEMBAHASAN :
Seperti yang diketahui bahwa bilangan antara 2000 dan 6000 adalah bilangan yang
terdiri dari 4 digit, berarti kita membuat table dengan 4 kolom.
. . . .
Kolom pertama akan diisi oleh 2, 3, 4 dan 5 (karena digit awal tidak boleh lebih dari
6. Jadi kolom pertama ada 4 angka.
kolom kedua diisi dengan 7 angka (sebenarnya ada 8 angka tapi sudah dipake pada
kolom pertama)
Kolom ketiga dan keempat diisi dengan 6 angka dan 5 angka.
INGAT : kata kunci dalam soal itu adalah ‘tidak ada angka yang sama’.
4 7 6 5
=4x7x6x5
= 840
JAWABAN : E
3. Dari kota A ke kota B dilayani oleh 4 bus dan dari B ke C oleh 3 bus. Seseorang
berangkat dari kota A ke kota C melalui B kemudian kembali lagi ke A juga melalui
B. Jika saat kembali dari C ke A, ia tidak mau menggunakan bus yang sama, maka
banyak cara perjalanan orang tersebut adalah …
A. 12
B. 36
C. 72
D. 96
E. 144
PEMBAHASAN :
Rute pergi :
Dari A ke B : 4 bus
Dari B ke C : 3 bus
Rute pulang :
JAWABAN : C
4. Banyak garis yang dapat dibuat dari 8 titik yang tersedia, dengan tidak ada 3 titik
yang segaris adalah …
A. 336
B. 168
C. 56
D. 28
E. 16
PEMBAHASAN :
8C2 =
= 28 cara
JAWABAN : C
5. Dalam kantong I terdapat 5 kelereng merah dan 3 kelereng putih, dalam kantong II
terdapat 4 kelereng merah dan 6 kelereng hitam. Dari setiap kantong diambil satu
kelereng secara acak. Peluang terambilnya kelereng putih dari kantong I dan kelereng
hitam dari kantong II adalah …
A. 39/40
B. 9/13
C. 1/2
D. 9/20
E. 9/40
PEMBAHASAN :
Kantong I :
Jadi, peluang terambilnya kelereng putih dari kantong I dan kelereng hitam dari
kantong II adalah 3/8 x 6/10 = 18/80 = 9/40
JAWABAN : E
A. 1/12
B. 1/6
C. 1/3
D. 1/2
E. 2/3
PEMBAHASAN :
3P3 =
= 3.2.1 = 6
3P3 =
= 3.2.1 = 6
4P4 =
= 4.3.2.1 = 24
Jadi peluang A dan B berdampingan adalah :
P(A) =
= 1/2
JAWABAN : D
7. Sebuah kotak berisi 5 bola merah, 4 bola biru, dan 3 bola kuning. Dari dalam kotak
diambil 3 bola sekaligus secara acak, peluang terambil 2 bola merah dan 1 bola biru
adalah …
A. 1/10
B. 5/36
C. 1/6
D. 2/11
E. 4/11
PEMBAHASAN :
5C2 =
= 4.5 = 10 cara
4C1 =
=
= 4 cara
12C3 =
P=
= 2/11
JAWABAN : D
8. Dalam suatu populasi keluarga dengan tiga orang anak, peluang keluarga tersebut
mempunyai paling sedikit dua anak laki – laki adalah …
A. 1/8
B. 1/3
C. 3/8
D. 1/2
E. 3/4
PEMBAHASAN :
Kemungkinan anak yang terlahir dalam suatu keluarga : LLL, LLP, LPP, PPP,
PPL, PLL, PLP, LPL.
JAWABAN : D
9. Dua buah dadu dilempar bersama – sama. Peluang munculnya jumlah mata dadu 9
atau 10 adalah …
A. 5/36
B. 7/36
C. 8/36
D. 9/36
E. 11/36
PEMBAHASAN :
S = {(1, 1) (1, 2) (1, 3) (1, 4) (1, 5) (1, 6) (2, 1) (2, 2) (2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6) (3, 1) (3,
2) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6) (4, 1) (4, 2) (4, 3) (4, 4) (4, 5)(4, 6) (5, 1) (5, 2) (5, 3) (5,
4)(5, 5) (5, 6) (6, 1) (6, 2) (6, 3)(6, 4) (6, 5) (6, 6)}
P(A) = = 7/36
JAWABAN : B
10. Sebuah dompet berisi uang logam, 5 keping lima ratusan dan 2 keping ratusan rupiah.
Dompet yag lain berisi uang logam 3 keping lima ratusan dan 1 keping ratusan rupiah.
Jika sebuah uang logam diambil secara acak dari salah satu dompet, peluang untuk
mendapatkan uang logam ratusan rupiah adalah …
A. 3/56
B. 6/28
C. 15/28
D. 29/56
E. 30/56
PEMBAHASAN :
Kemungkinan yang terjadi adalah pengambilan sebuah logam ratusan di dompet I
atau sebuah logam ratusan di dompet II :
P(A) = 2/7
P(A) = 1/4
= 2/7 + 1/4
= 8/28 + 7/28
= 15/28
JAWABAN : C
11. Suatu kelas terdiri dari 40 orang. Peluang seorang siswa lulus tes matematika adalah
0,4. Peluang seorang siswa lulus fisika adalah 0,2. Banyaknya siswa yang lulus tes
matematika atau fisika adalah … orang.
A. 6
B. 7
C. 14
D. 24
E. 32
PEMBAHASAN :
JAWABAN : D
12. Kotak I berisi 3 bola merah dan 2 bola putih, Kotak II berisi 3 bola hijau dan 5 bola
biru. Dari masing – masing kotak diambil 2 bola sekaligus secara acak. Peluang
terambilnya 2 bola merah dari kotak I dan 2 bola biru dari kotak II adalah …
A. 1/10
B. 3/28
C. 4/15
D. 3/8
E. 57/110
PEMBAHASAN :
P(A) =
P(A) =
=
Peluang terambilnya 2 bola merah dari kotak I dan 2 bola biru dari kotak II adalah
= 3/10 x 10/28
= 3/28
JAWABAN : B
13. Suatu kelas terdiri dari 40 siswa. 25 siswa gemar matematika, 21 siswa gemar IPA,
dan 9 siswa gemar matematika dan IPA. Peluang seorang tidak gemar matematika
maupun IPA adalah …
A. 25/40
B. 12/40
C. 9/40
D. 4/40
E. 3/40
PEMBAHASAN :
Semesta = 40
40 = 16 + 12 + 9 + tidak kedua-duanya
40 = 37 + tidak kedua-duanya
3 = tidak kedua-duanya
JAWABAN : E