Anda di halaman 1dari 27

Teori Peluang

CHOTIBUL UMAM WIRANDA


27 JANUARI 2020

Teori Peluang atau keboleh jadian atau juga dikenal sebagai probabilitas merupakan suatu
cara untuk mengungkapkan pengetahuan ataupun kepercayaan jika seuah kejadian akan
berlaku atau sudah terjadi.

Konsep peluang dalam ilmu matematika sudah dirumuskan dengan lebih ketat pada
matematika. Serta telah banyak dimanfaatkan secara lebih luas dalam tidak hanya pada
bidang matematika atau statistika, namun juga keuangan, sains dan juga filsafat.
Selengkapnya mengenai teori peluang simak pembahasan berikut ini.

Daftar Isi
 Teori Peluang
 Kejadian Majemuk dalam Teori Peluang Matematika
 Aturan Perkalian dan Faktorial dalam Teori Peluang
 Jenis Permutasi
 Kombinasi dan Binomial Newton
 Mengetahui Percobaan, Ruang Sampel, dan Menghitung Peluang Kejadian
Teori Peluang

Peluang merupakan sebuah nilai antara 0 hingga 1 yang menggambarkan kemungkinan pada
sebuah peristiwa yang akan terjadi.

 Suatu Eksperimen merupakan pengamatan atas beberapa kegiatan ataupun sebuah


pengukuran.
 Suatu hasil merupakan keluaran tertentu dari suatu eksperimen.
 Sebuah kejadian merupakan suatu kumpulan satu hasil atau lebih dari suatu
eksperimen.

Beberapa kejadian akan disebut saling bebas apabila kemunculan seebuah kejadian tidak
akan memengaruhi kemunculan kejadian yang lainnya.

Dan untuk membahas lebih lanjut mengenai teori peluang, kita akan berikan beberapa hal
yang berhubungan teori peluang.

Diantaranya yaitu: kejadian majemuk, aturan perkalian dan


faktorial, permutasi, kombinasi dan Binomial Newton, percobaan ruang sampel dan
peluang suatu kejadian, serta peluang kejadian majemuk.

Kejadian Majemuk dalam Teori Peluang Matematika

Untuk memahami teori peluang, akan kami berikan ilustrasi agar memudahkan proses
pemahaman kalin. Berikut ilustrasinya.

Apabila kalian diperintah oleh ibu kalian untuk merapikan bola warna-warni yang kalian
punya ke dalam kotak mainan.

Tetapi secara tiba-tiba, adik kalian yang masih kecil minta diambilkan bola. Secara acak,
kalian akan mengambil kembali bola tersebut kan?.

Nah, peluang terambilnya bola warna biru serta merah kira-kira ada berapa ya guys? Kejadian
tersebutlah bisa kita jawab dengan cara mempelajari materi kejadian majemuk di dalam teori
peluang matematika.

Simak cara untuk mengetahui peluangnya di bawah ini!

Kejadian majemuk adalah jika terdapat suatu kejadian atau percobaan yang berlangsung
lebih dari satu kali sehingga menghasilkan kejadian baru, di mana kejadian baru tersebutlah
yang disebut sebagai kejadian majemuk.

Adapun beberapa kejadian yang dikatakan sebagai kejadian majemuk, diantaranya yaitu:

1. Dua Kejadian Sembarang

Dalam dua kejadian sembarang A serta B dalam ruang sampel S, maka akan berlaku rumus:
P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)

Sebagai:

Diketahui dari 45 siswa dalam suatu kelas, terdapat 28 siswa yang suka pada mapel
Matematika, 22 siswa suka pada mapel bahasa Inggris, serta sisa 10 siswa suka kedua-
duanya.

Apabila seorang siswa dipilih secara acak, maka tentukan peluang siswa yang terpilih
merupakan siswa yang menyukai Matematika ataupun bahasa Inggris!

Diketahui:

 n(S) = 45
 Suka Matematika, n(M) = 28
 Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
 Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10

Jawab:

 n(S) = 45
 Suka Matematika, n(M) = 28
 Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
 Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10

Peluang di mana akan terpilih yang suka Matematika atau Bahasa Inggris adalah:

P (M ∪ B) = P (M) + P (B) – P (M ∩ B)

= 28/45 + 22/45 – 10/45


= 40/ 45
= 8/ 9
2. Komplemen Suatu Kejadian

Adapun rumus untuk mencari komplemen pada suatu kejadian, yaitu:

P (Ac) = 1 – P (A)

Sebagai contoh:

Suatu dadu dilempar sekali ke atas, maka hitunglah peluang munculnya mata dadu lebih dari
dua.

Jawab:

Suatu dadu dilempar sekali, sehingga n (S) = 6

Apabila A = {mata dadu lebih dari sama dengan 2}

Maka dari itu, Ac = { mata dadu kurang dari atau sama dengan 2 } = {1, 2}, n(Ac) = 2

P (Ac) = n(Ac)/ n(S) = 2/ 6 = 1/ 3

Sehingga, P (A) = 1 – P (Ac)


= 1 – 1/3
= 2/ 3

Sehingga, peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 yaitu 2/3.

3. Dua Kejadian Saling Lepas

Adapun rumus untuk menentukan dua kejadian saling lepas, yaitu:


P (A ∪ B) = P(A) + P (B)

Contoh:

Pada pelemparan satu dadu bermata 6, berapakah peluang untuk memperoleh dadu dengan
mata 1 atau 3 ?

Jawab:

A = {1}, B = {3}

n(A) = 1, n(B) = 1

Peluang untuk memperoleh dadu mata 1 atau 3, yaitu:

P (A ∪ B) = P(A) + P (B)
P (A ∪ B) = 1/ 6 + 1/ 6 = 2/ 6 = 1/ 3

4. Dua Kejadian Saling Bebas

Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan
kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. Dirumuskan:

P (A ∩ B) = P (A) X P (B)

Contoh:

Apabila peluang Gilang bisa menyelesaikan sebuah soal yaitu 0,4 serta peluang Putra bisa
menyelesaikan soal yang sama yaitu 0,3 maka peluang mereka berdua bisa menyelesaikan
soal tersebut yaitu …

Jawab:
P(A) = 0,4

P(B) = 0,3

Peluang Gilang dan Putra bisa menyelesaikan soal adalah:

P (A ∩ B) = P (A) X P (B) = 0,4 x 0,3 = 0,12

5. Dua Kejadian Bersyarat

Apabila kejadian A serta B tidak saling bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A
ataupun kejadian B dengan syarat A, maka dapat kita rumuskan menjadi:

P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) atau P (A ∩ B) = P(A) x P(B | A)

Sebagai contoh:

Suatu dadu dilempar sekali. Hitunglah peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat
munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu.

Jawab:

Diketahui;

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6


A = Kejadian munculnya angka prima
A = {2, 3, 5}, n(A) = 3

P(A) = n(A)/ n(S) = 3/ 6 = 1/ 2

B = Kejadian muncul mata dadu ganjil

B = {1, 3, 5}

P(A) = n(A)/ n(S) = 3/ 6 = 1/ 2

Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima
terlebih dahulu adalah:

P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) = 1/4 / 1/2 = 1/2

Sesudah kalian selesai mempelajari semua peluang kejadian majemuk, maka bisa kita
simpulkan bahwa: Rumus Formula Kejadian Majemuk

No. Jenis Kejadian Majemuk Rumus

1 Dua Kejadian Sembarang P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)


2 Komplemen Suatu Kejadian P (Ac) = 1 – P (A)

3 Dua Kejadian Saling Lepas P (A ∪ B) = P(A) + P (B)

4 Dua Kejadian Saling Bebas P (A ∩ B) = P (A) X P (B)

5 Dua Kejadian Bersyarat P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) atau P (A ∩ B) = P(A) x P(B | A)

Melanjutkan teori peluang, di bawah ini akan kami jelaskan mengenai aturan perkalian dan
faktorial, permutasi, kombinasi dan Binomial Newton, percobaan ruang sampel dan
peluang suatu kejadian, dan peluang kejadian majemuk. Perhatikan baik-baik ya.

Aturan Perkalian dan Faktorial dalam Teori Peluang

Pernahkah kalian hendak pergi ke suatu tempat, namun ternyata langit mendung, tampak
gelap, hingga angin bertiup lebih kencang dari biasanya?

Lalu, kalian berpikir kemungkinan besar sebentar lagi akan turun hujan.

Nah, tanpa kalian sadari, sebetulnya kalian sudah menerapkan teori peluang dalam kehidupan
sehari hari lho.

Nah, agar kita lebih paham mengenai teori peluang ini yuk kita pelajari aturan perkalian dan
faktorial dalam teori peluang.

Di dalam kita mempelajari teori peluang, kalin juga harus mengetahui tentang kaidah
pencacahan.

Yang berarti sebuah ilmu yang berhubugan dengan menentukan atau mencari
banyaknya cara suatu percobaan bisa terjadi.

Hal dasar yang harus dapat kalian pahami dalam mempelajari kaidah pencacahan antara lain
yaitu aturan perkalian, faktorial, serta permutasi.

A. Aturan Perkalian

Apabila sebuah kejadian bisa terjadi dalam m cara serta kejadian kedua bisa terjadi dalam n
cara, maka pasangan kejadian bisa terjadi:

Rumus Formula Aturan Perkalian

m x n cara
Keterangan:

m: merupakan kejadian pertama.


n: merupakan kejadian kedua.

Prinsip ini bisa digenerelasasikan dalam memasukan banyak kejadian yang bisa berlangsung
di dalam n1,n2,n3,…nk cara.

Banyaknya k kejadian bisa berlangsung atau terjadi dalam n1.n2.n3.…nk cara.

Sebagai contoh:

Gilang memiliki 3 celana berwarna hitam, biru dan juga merah serta memiliki 4 kaos
berwarna biru, merah, kuning, dan juga merah muda. Berapa banyak pasang cara Gilang
untuk memilih celana serta baju?

Jawab:

n1 = Kejadian 1 (celana) = 3

n2 = Kejadian 2 (kaos) = 4

Banyak pasang cara Gilang dalam memilih celana dan baju adalah:

n1 × n2 = 3 × 4 = 12 cara.

B. Faktorial

Dalam pelajaran matematika, faktorial dari bilangan asli n merupakan suatu hasil perkalian
antara bilangan bulat positif yang kurang dari atau sama dengan n.

Faktorial juga biasa dinotasikan dengan penggunaan huruf: n! dan dibaca n faktorial.

Bentuk dari faktorial, yakni:

Rumus Formula Faktorial

n! = n . (n -1) . (n – 2) . ….. (n – n + 1)

yang mana, untuk 0! = 1! = 1, sehingga akan menjadi:

2! = 2.1 = 2

3! = 3.2.1 = 6

4! = 4.3.2.1 = 24

5! = 5.4.3.2.1 = 120

dan begitu juga seterusnya.


Sebagai contoh:

Tentukan faktorial nilai dari:

1. 10!.3!/ 81.4! =

2. 6! + 4!/ 5! – 7!/ 5! =

Jawab:

Jenis Permutasi

Sesudah kita belajar mengenai aturan perkalian sera faktorial dalam teori peluang, maka
selanjutnya kita akan membahas mengenai permutasi.

Permutasi merupakan suatu susunan unsur berbeda yang terbentuk dari n unsur, diambil
dari n unsur ataupun sebagian unsur.

Permutasi bisa dikelompokkan menjadi beberapa macam.

Dan di dalam kali ini kita akan belajar mengenai jenis permutasi dalam teori peluang. Kira-
kira apa saja ya jenis-jenis permutasi tersbut? Selengkapnya simak baik-baik ulasan di bawah
ini.

Rumus Formula Permutasi

No. Jenis Permutasi Rumus

Permutasi dari n elemen, tiap permutasi terdiri dari P(n,n) = n! atau nPn =
1
n elemen n!
Permutasi n elemen, tiap permutasi terdiri dari r P(n-r) = nPr = Pnr = n!/
2
unsur darin elemen r < n. (n – r)!

Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q serta r P(n,k1,k2, kt) = n!/ k1!k2!
3
unsur yang sama. … kt!

4 Permutasi siklis. nPsiklis = (n – 1)!

Permutasi berulang dari n unsur, tipe permutasi


5 Pn = nk
terdiri dari k unsur.

1. Permutasi dari n elemen, tiap permutasi terdiri dari n elemen

Jika ada unsur yang berbeda diambil n unsur, maka banyaknya susunan (permutasi) yang
berbeda dari n unsur tersebut adalah

P(n,n) = n! atau nPn = n!

Sebagai contoh:

Dalam menyambut suatu pertemuan delegasi negara yang dihadiri sebanyak lima negara,
panitia akan kemudian memasang kelima bendera dari lima negara yang nantinya akan hadir.

Banyaknya cara panitia dakam menyusun kelima bendera tersebut terdapat berapa cara?

Jawab:

Dari lima bendera yang tersedia, itu artinya n = 5, maka banyak susunan bendera yang
mungkin adalah:

5! = 5.4.3.2.1 = 120 cara.

2. Permutasi n elemen, masing-masing permutasi terdiri dari r unsur dari n elemen


dengan r ≤ n

Untuk seluruh bilangan positif n serta r, dengan r ≤ n, banyaknya permutasi dari n objek yang
diambil r objek dalam satu waktu yaitu: P(n-r) = nPr = Pnr = n!/ (n – r)!
*syarat urutan perlu diperhatikan

Contoh:

Banyak cara dalam memilih seorang ketua, sekertaris dan juga bendahara dari 8 siswa yang
tersedia ialah…

Jawab:

Diketahui:

 Banyak siswa, n = 8
 Ketua, sekretaris serta bendahara (banyak pilihan objek), r = 3

Sehingga:

3. Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q dan r unsur yang sama

Rumus yang digunakan adalah:

P(n,k1,k2, kt) = n!/ k1!k2! … kt!

Keterangan:

n = merupakan banyaknya elemen seluruhnya


k1 = merupakan banyaknya elemen kelompok 1 yang sama
k2 = merupakan banyaknya elemen kelompok 2 yang sama

kt = merupakan banyaknya elemen kelompok kt yang sama
t = 1,2,3,…dst.

Sebagai contoh:

Banyaknya cara dalam menyusun dari kata ”BASSABASSI” yaitu…

Jawab:

Dari kata ”BASSABASSI”, banyak huruf (n) adalah = 10

Diketahui:

k1 = huruf B = 2
k2 = huruf A = 3
k3 = huruf S = 4
k4 = huruf I = 1

Penyelesaian:

P(10,2,3,4,2) = 10!/ 2!.3!.4!.2! = 10.9.8.7.6.5.4!/ 2.1.3.2.1.4!.2.1 = 1260 cara.

4. Permutasi Siklis

Permutasi siklis merupakan permutasi melingkar (atau untuk urutan melingkar).

Rumus yang digunakan dalam permutasi siklis adalah:

nPsiklis = (n – 1)!

Sebagai contoh:

Dari 5 orang anggota keluarga akan segera duduk mengelilingi suatu meja bundar, banyaknya
cara untuk susunan yang bisa dibuat dari 5 orang tersebut yaitu…

Jawab:

Banyak orang (n) = 5, sehingga:

5Psiklis = (5 – 1)! = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara.

5. Permutasi berulang dari n unsur, tipe permutasi terdiri dari k unsur

Rumus yang digunakan adalah:

Pn = nk

Contoh:

Banyaknya susunan 3 bilangan dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 ialah…

Jawab:

Banyak susunan 3 bilangan, itu artinya bilangan ratusan, k = 3


Banyak angka yang akan disusun adalah n = 6
Banyak susunan 3 bilangan dari angka 1, 2, 3, 4, 5, serta 6:

P6 = 63 = 216 susunan.

Kombinasi dan Binomial Newton

Selanjutnya kita akan fokus ke pembahasan kombinasi dan binomial Newton. Dan kita
akan bahas satu persatu ya. Simak baik-baik ulasan di bawah ini.

A. Kombinasi
Kombinasi merupakan suatu pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya.

Kombinasi pada umumnya dinotasikan seperti:

Cnr = nCr

Untuk seluruh bilangan positif n serta r, dengan r ≤ n r ≤ n, banyaknya kombinasi r objek


yang diambil dari n objek dalam waktu yang sama, adalah:

Rumus atau Formula Kombinasi

nCr = n!/ (n-r)!r!

Sebagai contoh:

Soal 1.

Banyak cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket dari 9 orang yaitu…

Jawab:

Diketahui:

Suatu tim basket terdiri atas 5 orang, r = 5


Banyak orang yang bisa dipilih adalah n = 9

Banyak cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket adalah:

nCr= 9!/ (9-5)!5! = 9.8.7.6.5!/ 4!.5! = 9.8.7.6/4.3.2.1 = 126 cara

Soal 2.

Dari total 4 penyanyi sopran serta 5 penyanyi alto akan dipilih empat orang pengurus paduan
suara.

Berapa banyak pilihan yang berbeda yang nantinya akan didapatkan apabila dipilih 2 orang
penyanyi sopran serta 2 orang penyanyi alto?

Jawab:

Banyaknya cara dalam memilih pengurus paduan suara adalah:


B. Binomial Newton

Binomial Newton merupakan suatu teorema yang menerangkan tentang mengenai


pengembangan eksponen dari penjumlahan antara dua variabel (binomial).

Dalam Binomial Newton memakai koefisien-koefisien (a + b)n.

Sebagai contoh, n = 2 diperoleh dari: (a + b)2 = (1) a2 + 2ab + (1)b2

Koefisien-koefisien hasil penjabaran (a + b)2 merupakan 1, 2, 1 yang senilai dengan


C(2,0) serta C(2,2) bisa kita tuliskan menjadi:

(a + b)2 = C(2,0) a2 + C(2,1) + ab + C(2,2) b2

Rumus atau Formula Binomial Newton

Secara umum akan berlaku:

(a + b)2 = C(n,0) a2 + C(n,1) an-1 + C(n,2) an-2 + …. + C(n,r)an-r br+ C(n,n) bn

Apabila ditulis dalam notasi sigma, maka akan di dapatkan:

Sebagai contoh:

Suku ke-7 dari (2x + y)15 yaitu…

Jawab:

Diketahui:

n = 15
r=7–1=6

Sehingga:
Mengetahui Percobaan, Ruang Sampel, dan Menghitung Peluang Kejadian

Dan yang terakhir dalam teori peluang, kita akan mempelajari mengenai percobaan, ruang
sampel dan peluang menghitung suatu kejadian. Yuk, kita bahas satu persatu, simak baik-
baik ya.

A. Percobaan

Sifat dasar percobaan adalah:

1. Pada masing-masing jenis percobaan memiliki kemungkinan hasil atau peristiwa atau
kejadian yang akan terjadi.
2. Hasil dari masing-masing percobaan tersebut secara pasti akan sulit ditentukan.

Ilustrasi:

No. Percobaan Kemungkinan Hasil

1 Melempar satu keping mata uang logam Muncul gambar (G) atau angka (A)

2 Melempar satu buah dadu Muncul mata 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

B. Ruang Sampel

Ruang sampel (S) adalah kumpulan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu
percobaan. Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel, sedangkan kumpulan
dari beberapa titik sampel disebut kejadian.

Banyak ruang sampel disimbolkan dengan n(S).

Sebagai contoh:

Satu buah koin di lempar sebanyak 3 kali, maka dari itu ruang sampel daserta banyaknya
sampel dari percobaan pelemparan koin tersebut ialah…

Jawab:

Kemungkinan:

 Koin ke-1 : A A A G A G G G
 Koin ke-2 : A A G A G A G G
 Koin ke-3 : A G A A G G A G

Maka;

S = {(AAA), (AAG), (AGA), (GAA), (AGG), (GAG), (GGA), (GGG)}

n(S) = 8
C. Peluang Kejadian

Sebagai cotoh S merupakan ruang sampel dari sebuah percobaan dengan masing-masing
anggota S mempunyai kesempatan muncul yang sama dan K merupakan sebuah kejadian
dengan K⊂S, sehingga peluang kejadian K adalah:

Rumus atau Formula Peluang Kejadian

P(K) = n(K) / n(S)

dengan 0 ≤ P(K) ≤ 1,

Ketarangan:

n(K): merupakan banyak anggota dalam kejadian K.


n(S): merupakan banyak anggota dalam himpunan ruang sampel.

Sebagai contoh:

Satu buah dadu dilempar undi satu kali, peluang munculnya angka bilangan prima yaitu…

Jawab:

Diketahui:

 Ruang sampel dadu adalah (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6


 Muncul angka prima adalah (K) = {2, 3, 5} maka n(K) = 3

Sehingga peluang munculnya angka bilangan prima adalah:

P(K) = n(K) / n(S) = 3/ 6 = 1/ 2

D. Peluang komplemen dari suatu kejadian

P(K) merupakan sautu peluang kejadian K dan juga P(Kc) = P(K’) merupakan suatu peluang
kejadian bukan K, maka akan berlaku:

Rumus atau Formula Peluang komplemen dari suatu kejadian :


P(K) + P(Kc) = 1 P(K) + P(Kc) = 1
P(Kc) = 1 – P(K)

Sebagai contoh:

Peluang Gilang akan lulus ujian Matematika ialah 0,89, sehingga peluang Gilang tidak lulus
ujian Matematika yaitu …

Jawab:

Diketahui:
 K = merupakan kejadian Rina lulus ujian Matematika = 0,89
 Kc = merupakan kejadian Rina tidak lulus ujian Matematika

Peluang Rina tidak lulus ujian Matematika adalah:

P(Kc) = 1 – P(K) = 1 – 0,89 = 0,11

E. Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan merupakan banyaknya kejadian yang diharapkan bisa berlangsung


atau terjadi pada sebuah percobaan.

Apabila sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali serta nilai kemungkinan berlangsung
kejadian K pada masing-masing percobaan ialah P(K), maka frekuensi harapan kejadian K
yaitu:

Rumus atau Formula Frekuensi Harapan

Fh(K) = n x P(K)

Sebagai contoh:

Satu buah dadu dilempar sebanyak 120 kali, maka frekuensi harapan munculnya mata dadu
faktor dari 6 yaitu …

Jawab:

Diketahui:

 S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ↔ n(S) = 6
 K : Faktor dari 6 = {1, 2, 3, 6} ↔ n(A) = 4
 n = Banyak lemparan = 120

Sehingga;

P(K) = n(K) / n(S) = 4/ 6 = 2/ 3

Sehingga frekuensi harapan muncul faktor dari 6 yaitu:

Fh(K) = n x P(K) = 120 x 2/ 3 = 80 kali.


CONTOH SOAL PELUANG DAN PEMBAHASAN
1. 10 orang finalis suatu lomba kecantikan akan dipilih secara acak 3 yang terbaik.
Banyak cara pemilihan tersebut ada … cara.

A. 70

B. 80

C. 120

D. 360

E. 720

PEMBAHASAN :

Karena tidak ada aturan atau pengurutan, maka kita menggunakan kombinasi atau
kombinatorika.

10C3 =

= 4.3.10 = 120 cara

JAWABAN : C

2. Banyaknya bilangan antara 2000 dan 6000 yang dapat disusun dari angka
0,1,2,3,4,5,6,7, dan tidak ada angka yang sama adalah …

A. 1680

B. 1470

C. 1260

D. 1050

E. 840

PEMBAHASAN :

Seperti yang diketahui bahwa bilangan antara 2000 dan 6000 adalah bilangan yang
terdiri dari 4 digit, berarti kita membuat table dengan 4 kolom.
. . . .

Kolom pertama akan diisi oleh 2, 3, 4 dan 5 (karena digit awal tidak boleh lebih dari
6. Jadi kolom pertama ada 4 angka.
kolom kedua diisi dengan 7 angka (sebenarnya ada 8 angka tapi sudah dipake pada
kolom pertama)
Kolom ketiga dan keempat diisi dengan 6 angka dan 5 angka.
INGAT : kata kunci dalam soal itu adalah ‘tidak ada angka yang sama’.
4 7 6 5
=4x7x6x5

= 840

JAWABAN : E

3. Dari kota A ke kota B dilayani oleh 4 bus dan dari B ke C oleh 3 bus. Seseorang
berangkat dari kota A ke kota C melalui B kemudian kembali lagi ke A juga melalui
B. Jika saat kembali dari C ke A, ia tidak mau menggunakan bus yang sama, maka
banyak cara perjalanan orang tersebut adalah …

A. 12

B. 36

C. 72

D. 96

E. 144

PEMBAHASAN :

Rute pergi :

Dari A ke B : 4 bus

Dari B ke C : 3 bus

Rute pulang :

Dari C ke B : 2 bus (kasusnya sama seperti soal sebelumnya)

Dari B ke A : 3 bus (kasusnya sama seperti soal sebelumnya)

Jadi banyak caranya adalah : 4 x 3 x 2 x 3 = 72 cara

JAWABAN : C
4. Banyak garis yang dapat dibuat dari 8 titik yang tersedia, dengan tidak ada 3 titik
yang segaris adalah …

A. 336

B. 168

C. 56

D. 28

E. 16

PEMBAHASAN :

8C2 =

= 28 cara

JAWABAN : C

5. Dalam kantong I terdapat 5 kelereng merah dan 3 kelereng putih, dalam kantong II
terdapat 4 kelereng merah dan 6 kelereng hitam. Dari setiap kantong diambil satu
kelereng secara acak. Peluang terambilnya kelereng putih dari kantong I dan kelereng
hitam dari kantong II adalah …

A. 39/40

B. 9/13

C. 1/2

D. 9/20

E. 9/40

PEMBAHASAN :

Kantong I :

Peluang terambilnya kelereng putih = 3/8


Kantong II :

Peluang terambilnya kelereng hitam = 6/10

Jadi, peluang terambilnya kelereng putih dari kantong I dan kelereng hitam dari
kantong II adalah 3/8 x 6/10 = 18/80 = 9/40

JAWABAN : E

6. A,B,C, dan D akan berfoto secara berdampingan. Peluang A dan B selalu


berdampingan adalah …

A. 1/12

B. 1/6

C. 1/3

D. 1/2

E. 2/3

PEMBAHASAN :

Pola yang mungkin terjadi yaitu : AB C D atau BA CD.

Pola AB C D ini akan terjadi dengan beberapa susunan, yaitu

3P3 =

= 3.2.1 = 6

Pola BA C D ini akan terjadi dengan beberapa susunan, yaitu

3P3 =

= 3.2.1 = 6

Untuk keseluruhannya, pola A B C D akan terjadi dengan beberapa susunan, yaitu :

4P4 =

= 4.3.2.1 = 24
Jadi peluang A dan B berdampingan adalah :

P(A) =

= 1/2

JAWABAN : D

7. Sebuah kotak berisi 5 bola merah, 4 bola biru, dan 3 bola kuning. Dari dalam kotak
diambil 3 bola sekaligus secara acak, peluang terambil 2 bola merah dan 1 bola biru
adalah …

A. 1/10

B. 5/36

C. 1/6

D. 2/11

E. 4/11

PEMBAHASAN :

Cara mengambil 2 bola merah :

5C2 =

= 4.5 = 10 cara

Cara mengambil 1 bola biru :

4C1 =

=
= 4 cara

Pengambilan bola sekaligus :

12C3 =

= 10.11.2 = 220 cara

Peluang terambilnya 2 bola merah dan 1 bola biru :

P=

= 2/11

JAWABAN : D

8. Dalam suatu populasi keluarga dengan tiga orang anak, peluang keluarga tersebut
mempunyai paling sedikit dua anak laki – laki adalah …

A. 1/8

B. 1/3

C. 3/8

D. 1/2

E. 3/4

PEMBAHASAN :

misal : perempuan = P , laki-laki = L

Kemungkinan anak yang terlahir dalam suatu keluarga : LLL, LLP, LPP, PPP,
PPL, PLL, PLP, LPL.

Jadi peluangnya adalah


P(A) = = 1/2

JAWABAN : D

9. Dua buah dadu dilempar bersama – sama. Peluang munculnya jumlah mata dadu 9
atau 10 adalah …

A. 5/36

B. 7/36

C. 8/36

D. 9/36

E. 11/36

PEMBAHASAN :

S = {(1, 1) (1, 2) (1, 3) (1, 4) (1, 5) (1, 6) (2, 1) (2, 2) (2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6) (3, 1) (3,
2) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6) (4, 1) (4, 2) (4, 3) (4, 4) (4, 5)(4, 6) (5, 1) (5, 2) (5, 3) (5,
4)(5, 5) (5, 6) (6, 1) (6, 2) (6, 3)(6, 4) (6, 5) (6, 6)}

Dua mata dadu berjumlah 9 : (3,6) (4,5) (5,4) (6,3)

Dua mata dadu berjumlah 10 : (4,6) (5,5) (6,4)

P(A) = = 7/36

JAWABAN : B

10. Sebuah dompet berisi uang logam, 5 keping lima ratusan dan 2 keping ratusan rupiah.
Dompet yag lain berisi uang logam 3 keping lima ratusan dan 1 keping ratusan rupiah.
Jika sebuah uang logam diambil secara acak dari salah satu dompet, peluang untuk
mendapatkan uang logam ratusan rupiah adalah …

A. 3/56

B. 6/28

C. 15/28

D. 29/56

E. 30/56

PEMBAHASAN :
Kemungkinan yang terjadi adalah pengambilan sebuah logam ratusan di dompet I
atau sebuah logam ratusan di dompet II :

Dompet I : peluang mendapatkan logam ratusan adalah

P(A) = 2/7

Dompet II : peluang mendapatkan logam ratusan adalah

P(A) = 1/4

P(A) Dompet I + P(A) Dompet II

= 2/7 + 1/4

= 8/28 + 7/28

= 15/28

JAWABAN : C

11. Suatu kelas terdiri dari 40 orang. Peluang seorang siswa lulus tes matematika adalah
0,4. Peluang seorang siswa lulus fisika adalah 0,2. Banyaknya siswa yang lulus tes
matematika atau fisika adalah … orang.

A. 6

B. 7

C. 14

D. 24

E. 32

PEMBAHASAN :

Lulus tes matemtika = 0,4 x 40 = 16

Lulus tes fisika = 0,2 x 40 = 8

Banyaknya siswa yang lulus tes matematika atau fisika adalah 16 + 8 = 24

JAWABAN : D

12. Kotak I berisi 3 bola merah dan 2 bola putih, Kotak II berisi 3 bola hijau dan 5 bola
biru. Dari masing – masing kotak diambil 2 bola sekaligus secara acak. Peluang
terambilnya 2 bola merah dari kotak I dan 2 bola biru dari kotak II adalah …
A. 1/10

B. 3/28

C. 4/15

D. 3/8

E. 57/110

PEMBAHASAN :

Peluang 2 bola merah pada Kotak I :

P(A) =

Peluang 2 bola biru pada Kotak I :

P(A) =

=
Peluang terambilnya 2 bola merah dari kotak I dan 2 bola biru dari kotak II adalah

= 3/10 x 10/28

= 3/28

JAWABAN : B

13. Suatu kelas terdiri dari 40 siswa. 25 siswa gemar matematika, 21 siswa gemar IPA,
dan 9 siswa gemar matematika dan IPA. Peluang seorang tidak gemar matematika
maupun IPA adalah …

A. 25/40

B. 12/40

C. 9/40

D. 4/40

E. 3/40

PEMBAHASAN :

Semesta = 40

Yang hanya suka matematika saja = 25 – 9 = 16

Yang hanya suka IPA saja = 21 – 9 = 12

Semesta = matematika saja + IPA saja + kedua-duanya + tidak kedua+duanya

40 = 16 + 12 + 9 + tidak kedua-duanya

40 = 37 + tidak kedua-duanya

3 = tidak kedua-duanya

Jadi peluang seorang tidak gemar kedua-duanya adalah 3/40

JAWABAN : E

Anda mungkin juga menyukai