A. DEMOKRASI LIBERAL
1. Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik di parlemen untuk saling
menjatuhkan.
a. Sistem Pemerintahan
Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai kepala pemeritahan.
Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR)
Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.
b. Kabinet
Program:
a) Membentuk Dewan Nasional, yaitu badan yang bertujuan menampung dan
menyalurkan aspirasi dari kekuatan-kekuatan nonpartai yang ada dalam masyarakat.
b) Normalisasi situasi RI.
c) Memperjuangkan pengembalian Irian Barat.
d) Mempercepat proses pembangunan.
Dalam memimpin pemerintahan, Djuanda dibantu oleh Hardi, K.H. idham Chalid, dan J.
Leimena.
Prestasi:
a) Menentukan garis kontinental batas wilayah laut Indonesia melalui Deklarasi
Djuanda. Akibatnya, tercipta wilayah daratan dan lautan Indonesia menjadi satu
kesatuan bulat dan utuh.
Hasil Deklarasi Djuanda diresmikan menjadi UU No. 4/PRP/1960 tentang Perairan
Indonesia.
b) Menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan pergolakan di
berbagai daerah.
c. Sistem Kepartaian
Diawali dengan Presiden Soekarno mendirikan PNI pada tanggal 23 Agustus 1945.
Wapres Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 dan
terbentuklah 10 parpol, yaitu Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, Parkindo, PRS, Permai,
PKRI.
Sistem kepartaian yang dianut adalah sistem multipartai.
d. Pemilu 1955
Dilaksanakan dalam 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955) Memilih anggota DPR (parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955) Memilih anggota konstituante
5 partai besar pada Pemilu 1955 PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII.
Nilai positif yang dapat diambil:
a) Tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
b) Jumlah orang yang tidak memilih (golput) sedikit.
c) Kesadaran berdemokrasi
2. Kehidupan Ekonomi
1) Gerakan Benteng
Dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
Kebijakan dimulai pada April 1950, yaitu:
a) Memberikan bantuan kepada pengusaha Pribumi agar mereka ikut berpartisipasi
dalam pembangunan ekonomi nasional. Bantuan tersebut berupa bimbingan konkret
atau bantuan kredit.
b) Membangun kewirausahaan Pribumi agar mampu membentengi perekonomian
Indonesia yang baru merdeka.
2) Gunting Syafruddin
Dicetuskan oleh Syafruddin Prawiranegara.
Kebijakan dimulai pada 15 Maret 1950, yaitu:
a) Pemotongan nilai uang (senering) yang bernilai Rp2,5 ke atas hingga nilai
setengahnya.
1. Kehidupan Politik
2) Politik Mercusuar
Adalah politik untuk mencari kemegahan/keindahan dalam pergaulan antarbangsa di dunia. Politik
mercusuar dijalankan Presiden Soekarno karena menganggap Indonesia sebagai mercusuar yang
mampu menerangi jalan negara-negara Nefo. Hal ini diwujudkan dengan:
Membuat bangunan-banguna fenomenal yang menelan biaya miliaran rupiah,
Menyelenggarakan Games of the New Emerging Forces (Ganefo), yaitu pesta olahraga
negara-negara Nefo.
Sebab:
a) PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
b) PBB tidak merombak struktur organisasi PBB.
Dampak:
a) Sebagian besar negara Asia dan Afrika mengecam tindakan Indonesia.
b) Indonesia kehilangan satu forum untuk menyelesaikan sengketa dengan Malaysia secara
damai.
1) Perjuangan Diplomasi
Pemerintah Indonesia mengirim para diplomat untuk memperjuangkan Irian Barat melalui
forum internasional. Para diplomat: Soebandrio, Mukarto Notowidagdo, Zairin Zain, Adam
Malik, Ganis Harsono, Alex Alatas, dan A.H. Nasution.
Beberapa upaya yang dilakukan:
a) Konferensi Colombo pada April 1954.
b) Konferensi Asia Afrika pada April 1955.
c) Siding Umum PBB pada 1954-1957.
2) Konfrontasi Politik
Pada 1956 Indonesia secara sepihak membatalkan hasil KMB yang dikukuhkan dalam
UU No. 13 Tahun 1956.
Pada 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamidjojo membentuk pemerintahan
sementara Irian Barat. Tujuannya untuk mendeklarasikan pembentukan Provinsi Irian
Barat sebagai bagian dari RI.
3) Konfrontasi Ekonomi
Dilakukan dengan:
Pembatalan utang-utang Indonesia kepada Belanda senilai F 3.661 juta.
Melarang maskapai penerbangan Belanda melakukan penerbangan dan pendaratan di
wilayah Indonesia.
Memberhentikan semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia mulai tanggal 5
Desember 1957.
Melakukan nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia sejak Desember 1958.
4) Konfrontasi Militer
Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat
(Trikora) di Yogyakarta pada acara peringatan Agresi Militer II Belanda.
Isi Trikora:
a) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
b) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
c) Melaksanakan mobilisasi umum.
Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru antara kapal jenis motor
torpedo boat (MTB) ALRI dengan dua kapal perusak Belanda.
2. Kehidupan Ekonomi