Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKIKAT DEMOKRASI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Andhini Fajriaty
Aurellia Eviolina S
Mega Cahya Alfira
Nursinah
Shafira Ramadhita Hellena
Syahridha Larasati Widyaningrum
KELAS XI IPA 2
SMA NEGERI 1 BANJARMASIN
TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
Kata Pengantar

Alhamdulillahirobbilalamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang hakikat demokrasi ini dengan baik. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. Fatmah Fakhir selaku guru pembimbing dalam
penyusunan makalah

serta dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis

berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
para pembaca mengenai hakikat demokrasi yang sebenarnya. Penulis juga menyadari bahwa
terdapat kesalahan dan kekurangan di dalam makalah ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah
ini di waktu mendatang. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila terdapat kata-kata yang
kurang berkenan di hati para pembaca.

Banjarmasin, Agustus 2016


Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah demokrasi erat kaitannya dengan persoalan perwakilan kehendak rakyat.
Kebanyakan orang sudah terbiasa dengan istilah ini namun tidak sedikit juga yang masih
salah dalam mempersepsikan istilah demokrasi ini. Demokrasi sebagai sebuah konsep
politik dapat diartikan sebagai landasan dalam menata sistem pemerintahan negara yang
terus berproses ke arah yang lebih baik dimana dalam proses tersebut, rakyat berperan
penting dalam menentukan atau memutuskan hal hal yang menyangkut kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dalam suatu negara
demokrasi menjadi kekuasaan tertinggi yang berada di tangan rakyat dan dijalankan
langsung oleh rakyat atau wakil wakil yang dipilih oleh rakyat pada suatu pemilihan
umum yang bebas dan langsung. Demokrasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem politk
yang cocok untuk diterapkan dalam dunia modern karena sistem ini dapat memfasilitasi
rakyat suatu negara untuk mendapatkan hak haknya.
Penerapan demokrasi di Indonesia berbeda dengan demokrasi yang dipraktekkan
di negara negara lain di dunia. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan
sejarah, ideologi, nilai nilai sosial, serta kebudayaan yang dimiliki tiap negara.
Penerapan demokrasi di Indonesia didasari oleh sila keempat Pancasila yang berbunyi
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan. Dalam sila tersebut terlihat jelas bahwa Pancasila telah mengamanatkan
musyawarah sebagai cara utama dan terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan
dalam bernegara. Namun, saat ini bermusyawarah telah digantikan dengan pemungutan
suara atau voting sebagai cara pertama dan satu satunya yang dilakukan agar
memperoleh solusi yang cepat. Fenomena tersebut mencerminkan bahwa demokrasi di
Indonesia dapat dikatakan sebagai demokrasi jumlah yang artinya pihak yang memiliki
suara terbanyak itulah pihak yang akan didengar suaranya. Banyak aspirasi dari rakyat
kalangan menengah ke bawah yang tidak didengar karena suara mereka kalah dengan
suara kelompok yang lebih banyak. Dalam kenyaataannya, kebebasan demokrasi yang
muncul pada era reformasi yang menyatakan bahwa semua orang mempunyai kebebasan
mengeluarkan pendapat dan menggunakan suaranya untuk kepentingan rakyat dan
negara telah disalahartikan oleh banyak orang seperti semua keinginan rakyat adalah
yang paling benar. Atas dasar rasa keingintahuan terhadap hakikat demokrasi yang
sebenarnya serta tanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan oleh Ibu Dra. Hj.
Fatmah Fakhir maka disusunlah makalah Hakikat Demokrasi ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah mulanya demokrasi di dunia dan Indonesia ?
2. Apa pengertian demokrasi ?

3. Apa saja prinsip prinsip demokrasi ?


1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui dan memahami sejarah mulanya demokrasi di dunia dan Indonesia
Untuk mengetahui dan memahami pengertian demokrasi
Untuk mengetahui dan memahami prinsip prinsip demokrasi
Untuk mengetahui, memahami, serta dapat mempraktekkan sikap demokrasi dalam
kehidupan sehari

1.4 Manfaat
Manfaat untuk penyusun :
1. Sebagai bahan pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
khususnya materi mengenai hakikat demokrasi
2. Sebagai sarana tertulis dalam mendukung pemahaman dan perwujudan sikap
demokrasi dalam kehidupan sehari hari
3. Sebagai bahan pembelajaran penyusunan makalah sederhana
Manfaat untuk pembaca :
1. Sebagai bahan pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
khususnya materi mengenai hakikat demokrasi
2. Sebagai sarana tertulis dalam mendukung pemahaman dan perwujudan sikap
demokrasi dalam kehidupan sehari hari

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Sejarah Demokrasi Di dunia


Demokrasi lahir dari tradisi Yunani tentang hubugan negara dan hukum yang
dipraktikkan antara abad ke 6 SM sampai abad ke 4 M. Pada masa itu demokrasi yang

dipraktikkan berbentuk demokrasi langsung, yaitu dimana hak rakyat dalam membuat
keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara berdasarkan
prosedur mayoritas. Demokrasi langsung tersebut berjalan secara efektif karena negara
kota Yunani Kuno merupakan sebuah kawasan politik yang tergolong kecil, yaitu sebuah
wilayah dengan jumlah penduduk tidak lebih dari 300.000 penduduk. Yang unik dari
demokrasi Yunani itu adalah ternyata hanya kalangan tertentu (warga negra resmi) yang
dapat menikmati dan menjalankan sistem demokrasi awal tersebut. Sementara
masyarakatnya berstatus budak, pedagang asing, anak-anak dan perempuan tidak bisa
menikmati demokrasi. Dalam sejarah demokrasi, demokrasi Yunani Kuno berakhir pada
abad pertengahan. Pada masa itu masyarakat Yunani berubah menjadi masyarakat feodal
yang ditandai oleh kehidupan keagamaan terpusat pada Paus dan pejabat agama dengan
kehidupan politik yang diwarnai dengan perbutan kekuasaan di kalangan para
bangsawan.
Sejarah demokrasi selanjutnya tumbuh kembali di Eropa menjelang akhir abad
pertengahan, ditandai oleh lahirnya Magna Charta (piagam besar) di negara Inggris.
Magna Charta adalah suatu piagam yang dimana memuat perjanjian antara kaum
bangsawan dan Raja John Inggris. Dalam piagam Magna Charta menegaskan bahwa Raja
mengakui dan menjamin beberapa hak dan hak khusus bawahannya. Dalam hal ini
terdapat dua hal yang sangat mendasar pada piagam ini, adanya pembatasan kekuasaan
raja dan HAM (Hak Asasi Manusia) lebih penting daripada kedaulatan rakyat. Dalam
sejarah demokrasi, momentum lainnya yang menandai kemunculan kembali demokrasi di
Eropa yaitu gerakan pencerahan dan reformasi. Gerakan pencerahan adalah gerakan yang
menghidupkan kembali minat pada budaya dan sastra Yunani Kuno. Gerakan reformasi
yaitu penyebab lain kembalinya tradisi demokrasi di Barat, setelah pernah tenggelam
pada abad pertengahan tersebut. Gerakan reformasi adalah gerakan revolusi agama di
Eropa pada abad ke 16. Tujuan dari gerakan ini yaitu gerakan kritis terhadap kebekuan
doktrin gereja.
Lahirnya istilah kontrak sosial antara yang berkuasa dan yang dikuasai tidak lepas dari
dua filsuf Eropa, John Locke dari Inggris dan Monstesquieu dari Perancis. Pemikiran
keduanya telah berpengaruh pada ide dang gagasan pemerintah demokrasi. Menurut
Locke, hak-hak politik rakyat mencakup hak atas hidup, kebebasan dan juga hak
kepemilikan, sedangkan menurut Montesquieu sistem politik tersebut adalah melalui
prinsip trias politica. Trias Politica adalah suatu sistem dimana pemisahan kekuasaan
dalam negara menjadi tiga bentuk kekuasaan, yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan
eksekutif dan kekuasaan yudikatif.
Gagasan demokrasi dari kedua filsuf Eropa itu pada akhirnya berpengaruh pada kelahiran
konsep konstitusi demokrasi Barat. Konstitusi demokrasi yang bersandar pada trias
politica ini selanjutnya berakibat pada munculnya konsep negara kesejahteraan. Konsep

negara kesejahteraan tersebut pada intinya merupakan suatu konsep pemerintahan yang
memprioritaskan kinerja pada peningkatan kesejahteraan warga negara.
2.2

Sejarah Lahirnya Demokrasi Di Indonesia


Sejarah demokrasi di Indonesia terbagi menjadi empat periode ialah :
1. Periode Demokrasi Parlementer (1945-1965)
Periode ini merupakan awal perkembangan demokrasi di Indonesia. Namun sayangnya
demokrasi pada periode ini tidak mempunyai modal cukup untuk menjadi mapan dalam
implementasinya, entah dalam teori, konsep dan praktiknya. Demokrasi pada periode ini
hanya menjadi pemersatu dan alat koalisi antar suku dan agama yang beragam di
Indonesia untuk dapat menjadi bangsa. Namun demokrasi parlementer ini ternyata
kurang begitu cocok diterapkan di Indonesia karena dalam prosesnya timbul banyak
perpecahan politik dan partai-partai politik yang mendominasi terpecah belah. Sehingga
Demokrasi Parlementer ini digantikan menjadi Demokrasi Terpimpin (Guided
Democracy).
2. Periode Demokrasi Terpimpin / Orde Lama (1959-1965)
Ciri-ciri demokrasi ini adalah dominasi politik presiden dan berkembangnya pengaruh
komunis dan peranan tentara (ABRI) dalam panggung politik nasional. Dominasi
kekuasaan politik presiden pada saat itu terbukti melahirkan tindakan dan kebijakan yang
menyimpang dari ketentuan Undang-Undang Dasar 1945. Misalnya, pada tahun 1960
Presiden Soekarno membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) padahal dalam hal
ini presiden tidak memiliki wewenang. Namun sejak pada tahun 1959 diberlakukannya
dekrit presiden, setelah itu banyak penyimpangan konstitusi oleh presiden atas dasar
dominasi kekuatan politik presiden. Semua hal tersebut menyebabkan hilangnya social
control dan check and balance dari legislatif terhadap eksekutif. Akhir dari sistem
demokrasi terpimpin Soekarno yang berakibat pada perseteruan politik ideologis antara
PKI dan TNI adalah peristiwa berdarah yang dikenal denga Gerakan 30 September 1965
(G 20 S PKI).
3. Periode Demokrasi Pancasila / Orde Baru (1965-1998)
Periode ini merupakan masa pemerintahan Presiden Soeharto yang disebut masa Orde
Baru. Sebutan Orde Baru merupakan kritik terhadap periode sebelumnya, Orde Lama.
Demokrasi Pancasila pada periode ini secara garis besar menawarkan tiga komponen
demokrasi. Pertama, menegakkan kembali asas-asas negara hukum dan kepastian hukum.
Kedua, mengutamakan kehidupan yang layak bagi semua warga negara. Ketiga,
pengankuan dan perlindungan HAM, peradilan yang bebas dan tidak memihak. Namun
ternyata tawaran-tawaran Demokrasi Pancasila hanya retorika politik belaka, sehingga

terjadi ketidakdemokratisan pernguasa Orde Baru yang ditandai oleh : (1) dominannya
peranan militer (ABRI); (2) birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik;
(3) pengebirian peran dan fungsi partai politik; (4) campur tangan pemerintah dalam
berbagai urusan partai politik dan publik; (5) politik masa mengambang; (6) monolitisasi
ideologi negara; (7) inkorporasi (peleburan) lembaga nonpemerintah.
4. Periode Pasca Orde Baru / Reformasi (1998 sekarang)
Periode pasca Orde Baru ini disebut Era Reformasi. Dalam periode ini tuntutan-tuntutan
rakyat mengenai pelaksanaan demokrasi dan HAM harus lebih konsekuen. Tuntutan ini
berawal dari lengsernya Presiden Soeharto yang telah menjabat selama tiga puluh tahun
lamanya dengan Demokrasi Pancasilanya. Dalam periode ini cita-cita dari demokrasi
yang mapan dan menjunjung tinggi HAM menjadi tantangan utama, sehingga dalam
periode ini banyak terjadinya perombakan baik secara aturan, fungsi dan institusi.
Wacana demokrasi pada pasca Orde Baru atau Era Reformasi erat kaitanya dengan
pemberdayaan masyarakat madani (civil society) dan penegakan HAM secara sungguhsungguh serta mengembalikan kedaulatan sesungguhnya kepada rakyat.
2.3.1

Pengertian Demokrasi
1. Menurut KBBI, Demokrasi memiliki 2 arti, yaitu :
Demokrasi merupakan suatu bentuk atau sistem pemerintahan dimana seluruh
rakyatnya ikut serta dalam memerintah, yaitu melalui perantara wakil-wakil
terpilih mereka.
Demokrasi merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban, serta perlakuan yang sama
bagi semua warga negaranya.
2. Menurut Abraham Lincoln
Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam suatu pemerintahan yang memiliki hak dalam memperoleh kesempatan serta
hak dalam bersuara yang sama dalam upaya mengatur kebijakan pemerintahan.
3. Menurut C.F. Strong
Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana kebanyakan dari anggota
dewan yang berasal dari masyarakat turut serta dalam kegiatan politik yang
berdasarkan pada sistem perwakilan, dimana pada akhirnya pemerintah dapat
menjamin serta mempertanggungjawabkan segala tindakannya pada mayoritas
tersebut.
4. Menurut Samuel Hutington

Demokrasi akan tercipta apabila para pemberi keputusan yang kuat dalam suatu
sistem pemerintahan dipilih melalui suatu proses pemilihan umum yang jujur dan
adil secara berkala. Di dalam sistem tersebut, para kandidat atau calon pemimpin
bebas untuk melakukan persaingan guna memperolah suara. Selain itu, negara yang
telah berusia dewasa berhak untuk memberikan suara dalam sistem tersebut.
5. Menurut International Commission of Journalist
Demokrasi merupakan suatu bentuk sistem pemerintahan dimana warga negara
memiliki hak untuk ikut membuat keputusan-keputusan politik melalui wakil-wakil
rakyat yang mereka pilih dan yang bertanggung jawab kepada mereka melalui sebuah
pemilihan yang bebas
6. Menurut Amien Rais
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu negara disebut sebagai
negara demokrasi. Kriteria tersebut antara lain adalah :
Keikutsertaan dalam pembuatan keputusan
Memiliki kesamaan di hadapan hukum
Pendistribusian pendapat yang dilakukan secara adil
Memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan
Ketersediaan serta keterbukaan informasi
Memperhatikan atau mengindahkan fatsoen atau tata krama politik.
Kebebasan perorangan atau individu
Semangat untuk bekerja sama
Adanya hak untuk melakukan protes
7. Menurut Hannry B. Mayo
Dalam demokrasi suatu kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil-wakil yang secara efektif diawasi oleh rakyat melalui berbagai macam
pemilihan yang dilakukan berdasarkan pada prinsip kesamaan politik serta
diselenggarakan dalam suasana dimana kebebasan politik terjadi.

2.4

Prinsip prinsip Demokrasi


1. Keterlibatan

Warga

Negara

dalam

Pembentukan

Keputusan

Politik

Keterlibatan warga negara baik secara langsung maupun tidak langsung dalam keputusan
politik bertujuan mengendalikan tindakan-tindakan para pemimpin politik. Pemilihan
umum dipercaya sebagai salah satu instrumen penting untuk berlangsungnya proses
pembentukan pemerintahan yang baik (demokratis).
2. Kebebasan yang Diakui dan Dipakai Warga Negara
Kebebasan adalah sarana mencapai kemajuan dengan memberikan hasil maksimal dari
usaha orang tanpa ada batasan dari penguasa. Demokrasi merupakan sistem politik yang
melindungi kebebasan warga sekaligus memberi tugas pemerintah untuk menjamin

kebebasan tersebut. Contohnya kebebasan berserikat atau membentuk organisasi. Setiap


orang boleh berkumpul dan membentuk identitas dengan organisasi yang didirikannya
agar dapat memperjuangkan hak sekaligus memenuhi kewajibannya. Sejarah demokrasi
memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk berpikir dan menggunakan hati
nurani serta menyapaikan pendapat dengan cara yang baik.
3. Pemilu Berkala
Pemilu memungkinkan berlangsungnya proses pembentukan pemerintahan yang baik
(demokratis). Pemilu juga bertujuan untuk membatasi kekuasaan atau kewenangan
penguasa dan meminimalisasi penyelewengan dalam pemerintahan seperti korupsi,
kolusi dan nepotisme. Gagasan tentang pembatasan kekuasaan dalam prinsip demokrasi
dicetuskan oleh Lord Acton (ahli sejarah inggris). Melalui pemilu rakyat bisa
menyampaikan aspirasi dalam proses pembuatan kebijakan publik untuk mencerminkan
adanya sistem budaya demokrasi.
4. Prinsip Mayoritas
Prinsip mayoritas adalah pengambilan keputusan yang diambil oleh badan perwakilan
rakyat yang dilakukan secara musyawarah. Jika kesepakatan tidak tercapai, maka
dilakukan

dengan

suara

terbanyak

(voting).

Pemerintahan

demokrasi

adalah

pemerintahan mayoritas (rule of majority). Pemerintahan mayoritas adalah pemerintahan


yang mendapat persetujuan dari rakyat banyak. Dalam demokrasi langsung mayoritas
merupakan jumlah rakyat terbanyak yang menyetujui secra langsung suatu aturan.
5. Tingkat Persamaan (Kesetaraan) diantara Warga Negara
Persamaan merupakan sarana penting untuk kemajuan setiap orang. Dengan prinsip
persamaan, setiap orang dianggap sama, tanpa dibeda-bedakan dan memperoleh akses
serta kesempatan sama untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensinya. Pada
umumnya tingkat persamaan yang dituju antara lain :
Persamaan politik : persamaan atas hak yang sama bagi semua warga negara
untuk berpartisipasi dalam segala urusan bernegara.
Persamaan di muka hukum : setiap warga negara sama di hadapan hukum dan
haknya diberikan tanpa diskriminasi untuk mendapatkan perlingdungan hukum
yang sama. Seperti dalam pasal 27 ayat 1, Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
Persamaan kesempatan : terkait dengan stratifikasi sosial dan sistem mobilitas.
Persamaan ekonomi : kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak
Persamaan sosial
: tidak adanya perbedaan status dan kelas.
6. Supremasi Hukum
Prinsip supremasi hukum adalah semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai
pedoman tertinggi. Dalam perspektif supremasi hukum, hakikatnya pemimpin tertinggi
negara yang sesungguhnya bukan manusia, melainkan konstitusi yang mencerminkan
hukum yang tertinggi. Oleh karena itu, penguasa maupun warga negara harus
mengedepankan hukum. Artinya, penguasa dan rakyat harus bertindak sesuai dengan

aturan hukum yang ada. Semua warga negara termasuk penguasa atau pemerintah
mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum tanpa kecuali. Semua itu demi
tegaknya hukum dan tercapainya keadilan. Tujuan utama adanya supremasi hukum
adalah menjadikan hukum sebagai pimpinan dalam menjalankan kehidupan berbangsa
dan bernegara, yang apabila tujuan tersebut tercapai dapat menghasilkan beberapa hal
seperti meningkatkan integritas sumber daya manusia, memberikan keadilan sosial,
menjaga nilai moral bangsa, menciptakan masayarakat demokratis, serta memberi
jaminan perlindungan hak individu dalam bernegara dan bermasyarakat.
7. Pers yang bebas
Kebebasan pers merupakan salah satu pilar penting dalam prinsip demokrasi. Pers yang
bebas sering dikatakan sebagai pilar keempat dalam demokrasi. Lembaga pers
merupakan cerminan dari adanya kebebasan berpendapat para warga negara. Pers dapat
menciptakan iklim keterbukaan, sarana pendidikan, dan media partisipasi rakyat dalam
penyelenggaraan negara. Pers yang bebas dapat turut serta dalam mengawasi jalannya
pemerintahan, memberi masukkan atau kritik dan penilaian terhadap berbagai kebijakan
yang dibuatnya. Pemerintah akan bertindak hati-hati terhadap kebijakannya sebab adanya
pengawasan dari pers. Pers menjadi saluran komunikasi antara rakyat dengan pemerintah
(komunikasi vertical) dan antarmasyarakat (komunikasi horizontal). Melalui pers
diharapkan dapat terjalin komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat.
8. Jaminan Akan Hak Dasar dan Hak Minoritas
Dalam negara demokrasi, setiap warga negara dapat menikmati hak-hak dasar mereka
secara bebas. Hak-hak dasar warga negara itu dijamin sepenuhnya dalam konstitusi
negara. Pengaturan dan pembatasan hak hanya dilakukan demi terpenuhinya hak orang
lain dan semata-mata untuk ketertiban dan keamanan bersama. Selain jaminan hak dasar
warga negara, juga harus ada pengakuan dan penghargaan sepenuhnya terhadap
kelompok minoritas. Demokrasi memang berprinsip mayoritas, tetapi harus mengakui
hak minoritas. Kaum minoritas itu dihargai haknya, baik berdasar ras, suku, agama,
maupun kelompok politik.
Jadi, pada intinya hakikat demokrasi adalah peran utama rakyat dalm proses sosial
politik. Hal ini sesuai dengan tiga pilar penegak demokrasi yaitu pemerintahan dari
rakyat ( government of the people ), pemerintahan oleh rakyat ( government by the
people ), dan pemerintahan untuk ( government for the people ).

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
1. Sejarah demokrasi di dunia bermula dari tradisi Yunani antara abad ke-6 SM
sampai abad ke-4 M. Demokrasi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani
yaitu demos artinya rakyat dan kratos artinya kekuasaan atau pemerintahan.
Pada masa itu dilaksanakan demokrasi langsung yaitu rakyat ikut membuat
keputusan politik berdasarkan prosedur mayoritas. Demokrasi langsung
berjalan efektif karena negara kota Yunani Kuno merupakan kawasan politik
yang tergolong kecil. Yang unik dari demokrasi Yunani adalah hanya
kalangan tertentu (warga negara resmi) yang dapat menjalankan sistem
demokrasi awal tersebut. Sementara masyarakatnya berstatus budak,
pedagang asing, anak-anak dan perempuan tidak bisa menikmati demokrasi.
Demokrasi tumbuh di Eropa ditandai dengan Magna Charta.Menurut
Montesquieu demokrasi dilaksanakan melalui prinsip trias politica
( pemisahan kekuasaan menjadi tiga kekuasaan ).
2. Sejarah demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi empat periode yaitu :
periode parlementer, terpimpin/orde lama, pancasila/orde baru, dan reformasi
3. Demokrasi mengandung arti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat
4. Prinsip prinsip demokrasi yaitu : keterlibatan warga negara dalam
pembuatan keputusan politik, kebebasan yang diakui dan dipakai warga
negara, pemilu berkala, prinsip mayoritas, tingkat persamaan diantara warga
negara, supremasi hukum, pers yang bebas, dan jaminan akan hak dasar dan
hak minoritas.
5. Hakikat demokrasi adalah peran rakyat dalam proses sosial politik yang
sesuai dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

3.2

Saran
1. Sebaiknya tiap warga negara Indonesia mengetahui serta dapat memahami
hakikat

demokrasi

yang

sebenarnya

sehingga

tiap

individu

dapat

mengimplementasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan


tepat
2. Sebaiknya setiap orang dapat menghormati serta menghargai hak

asasi

manusia yang dimiliki orang lain sehingga demokrasi di Indonesia dapat


berjalan dengan semestinya

DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Yusnawan., dkk. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang
Kemendikbud
Indrawati, Dewi., dkk. 2013. Modul Siswa Penunjang Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta: WDP
http://www.pengertianpakar.com/2015/02/pengertian-dan-sejarah-demokrasi-di-dunia.html
http://teoripolitik.com/sejarah-demokrasi-di-indonesia/
http://guruppkn.com/pengertian-demokrasi
http://evastickt.blogspot.com/2015/11/7-prinsip-prinsip-demokrasi-dan.html?
m=1
http://www.anneahira.com/demokrasi-saat-ini.htm

Anda mungkin juga menyukai