Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH KETIMPANGAN

SOSIAL
Membahas tentang Menguraikan Ketimpangan Sosial/Masalah
Sosial dan Solusi Penyelesaiannya

DI SUSUN

O
L
E
H
Kelompok 1
Nama Anggota :
Herna Yanti Siagian
Indah Widya Dewi
Linda Br Tamba
Sinta Utami
Tiffany Gloria K. Sembiring

SMAN 1 BATU HAMPAR


KAB. ROKAN HILIR
Kec. RIMBAMELINTANG
TP. 2021/2022
A.Pengertian Ketimpangan Sosial
Dalam hidup bermasyarakat, tentunya akan menjumpai banyak perbedaan dan
kemudian menjadi ketimpangan. Istilah ketimpangan memang lebih umum
digunakan untuk menyebutkan dua kondisi yang kontras dan berbeda terlalu
jauh. 
Secara umum, ketimpangan sosial adalah kondisi dimana ada ketidakseimbangan
atau jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang bisa disebabkan oleh
perbedaan status sosial, ekonomi, maupun budaya. 
Perbedaan yang cukup jauh akan memicu terjadinya ketimpangan, mulai dari
perlakuan orang sekitar yang berbeda sampai terjadinya resiko ketidakadilan.
Bentuk ketimpangan dalam kehidupan sosial sangatlah beragam dan bisa saja
dialami secara langsung oleh diri sendiri. 
Mulai dari perbedaan perlakuan orang lain terhadap mereka yang kaya dengan
yang miskin, antara mereka yang cantik atau tampan dengan mereka yang kurang
rupawan, hukum yang tumpul ke atas tapi tajam ke bawah (adil untuk orang kaya
tapi tidak untuk orang miskin), perbedaan akses pendidikan di desa dan di kota,
perbedaan fasilitas umum di desa dan di kota, dan lain sebagainya. 
Banyak sekali bentuk ketimpangan di dalam kehidupan sosial masyarakat, sebab
memang faktor pemicunya sangat beragam. Seseorang bisa mendapatkan
perlakuan tidak baik dan tidak adil jika berhadapan dengan mereka yang status
sosial, ekonomi, dan budayanya yang dianggap lebih unggul (lebih tinggi). 

Pengertian Ketimpangan Sosial Menurut Ahli

Apakah kamu masih merasa bingung untuk memahami apa itu ketimpangan
sosial? Jika iya, maka bisa menyimak sejumlah pendapat para ahli yang
menyampaikan definisi dari ketimpangan sosial tersebut. Berikut beberapa
diantaranya: 

1. Budi Winarno 

Definisi ketimpangan sosial yang pertama disampaikan oleh Budi Winarno.


Menurutnya, ketimpangan sosial merupakan kegagalan pembangunan di era
globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga.
Ketimpangan semakin terasa di era globalisasi, dan disebabkan oleh banyak
faktor yang membuat kesenjangan semakin besar dan ketimpangan semakin
tinggi. Ketimpangan ini dianggap sebagai
kegagalan dalam pembangunan, sehingga kebutuhan fisik dan psikis warga susah
untuk dipenuhi. 

2. Jonathan Haughton

Pendapat yang kedua disampaikan oleh Jonathan Haughton, dijelaskan bahwa


ketimpangan sosial adalah bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam proses
pembangunan. 
Sehingga ketimpangan sosial akan menyertai proses pembangunan di lingkungan
masyarakat. Proses pembangunan yang membutuhkan dana tidak sedikit
kemudian membuatnya dilakukan bertahap. Dimulai dari satu daerah menuju ke
daerah lain. 

Pembangunan yang utama dan pertama kali dilakukan adalah di pusat kota, yang
kemudian bisa tampil lebih modern. Lapangan pekerjaan juga semakin luas dan
membuat perbedaan pusat kota dengan pinggiran sekaligus di desa-desa semakin
besar. 

3. Roichatul Aswidah

Pendapat yang ketiga disampaikan oleh Roichatul Aswidah, menjelaskan bahwa


ketimpangan sosial adalah dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi.
Residual sendiri adalah adanya selisih yang kemudian memunculkan perbedaan. 
Selisih ini muncul membangun ketimpangan sosial seiring dengan pertumbuhan
ekonomi. Semakin sejahtera kehidupan masyarakat maka semakin banyak
kebutuhan hidup yang bisa dipenuhinya. 
Padahal antara satu individu dengan individu lain tentu punya perbedaan dalam
aspek kesejahteraan tersebut. Sehingga ada yang bisa dengan mudah memenuhi
kebutuhan dan keinginannya, ada yang harus berjuang mati-matian dulu. 

4. William Ogburn

Pengertian ketimpangan sosial juga dikemukakan oleh William Ogburn. Dijelaskan


bahwa, ketimpangan sosial adalah perubahan sosial yang melibatkan unsur-unsur
dalam masyarakat yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya akan terbentuk suatu hubungan erat
antara satu hal dengan hal lainnya dan antara satu orang dengan orang lainnya.
Hubungan erat ini kemudian memunculkan kesadaran ada perbedaan dan
memunculkan ketimpangan secara sosial. 

5. Andrinof A. Chaniago

Pendapat yang terakhir mengenai definisi dari ketimpangan sosial disampaikan


oleh Andrinof A. Chaniago. Dijelaskan bahwa, ketimpangan sosial adalah buah
dari pembangunan yang berfokus pada ekonomi dan melupakan aspek sosial. 
Idealnya, proses pembangunan dilakukan pada dua aspek yakni aspek ekonomi
dan aspek sosial. Hanya saja untuk bisa sejalan tentu susah, maka paling sering
dilakukan adalah fokus pada aspek ekonomi. Hal ini memunculkan adanya
perbedaan dari faktor perekonomian dan memunculkan ketimpangan di
masyarakat. 
Melalui definisi ketimpangan sosial yang disampaikan oleh sejumlah ahli, maka
bisa disimpulkan. Ketimpangan sosial adalah kondisi dimana terbentuk
perbedaan yang cukup jauh sebagai akibat dari proses pembangunan yang lebih
fokus pada aspek ekonomi saja.

B.Masalah Ketimpangan Sosial Yang Ada Dispanyol


dan Meksiko
Kemiskinan di Meksiko

Berkaitan dengan kejadian kemiskinan relatif di Meksiko dan


pengukurannya. Hal ini diukur berdasarkan undang-undang
pembangunan sosial di negara tersebut dan di bawah parameter seperti
gizi , air bersih , tempat tinggal , pendidikan , perawatan kesehatan ,
jaminan sosial , kualitas dan ketersediaan layanan dasar dalam rumah
tangga, pendapatan dan kohesi sosial . [2] Ini dibagi dalam dua kategori:
Kemiskinan sedang dan Kemiskinan ekstrim.

Pangsa populasi dalam kemiskinan ekstrem dari waktu ke waktu

Kemiskinan mungkin merupakan salah satu tantangan utama yang harus


diatasi untuk setiap administrasi pemerintahan; namun, penting untuk
memahaminya secara lebih menyeluruh untuk melihat betapa kompleks
dan luasnya hal itu. Ada berbagai jenis kemiskinan; yang, di satu sisi,
kemiskinan semata , dan di sisi lain, kemiskinan ekstrem.

SOLUSI MEKSIKO

Penting untuk disebutkan bahwa Menurut CONEVAL, [3] lembaga yang


bertugas mengukur kemiskinan di Meksiko, untuk mengkategorikan
seseorang dengan salah satu dari jenis ini, kita perlu menganalisis tidak
hanya pendapatan moneter mereka tetapi juga kekurangan sosial mereka,
yang dijelaskan di bawah ini . Enam kekurangan yang berbeda menjadi
indikator dalam mengukur kemiskinan, [4] yaitu keterbelakangan
pendidikan, akses layanan kesehatan, akses jaminan sosial, akses pangan
(layak), kualitas ruang perumahan, dan terakhir akses layanan dasar
perumahan. (memiliki atap untuk tempat tinggal dan akses ke barang
dan jasa tertentu).

Seperti yang dapat kita lihat dalam grafik, untuk menjadi miskin dalam
bentuk apa pun, cukup memiliki pendapatan di bawah garis
kesejahteraan (penghasilan yang kurang dari sekeranjang makanan dan
non-makanan), terlepas dari jumlah kekurangan sosial. yang dimiliki
orang tersebut, jika ada.

Di sisi lain, ada kemiskinan ekstrim, seperti namanya, itu adalah situasi
yang paling genting di mana seseorang dapat, [5] dan ini diwujudkan
ketika pendapatan yang diterima seseorang kurang dari sekeranjang
makanan dan juga memiliki tiga atau lebih kekurangan dari yang
disebutkan sebelumnya.

Dalam tiga dekade terakhir, pertumbuhan yang tidak terkendali di


Monterrey telah mengakibatkan kepadatan rendah dengan berbagai
konsekuensi lingkungan dan sosial. Semakin maju pembangunan di
pinggiran Monterrey, banyak penduduk dan tempat usaha meninggalkan
pusat kota ke daerah-daerah pinggiran sehingga mereka harus
bergantung pada mobil. Angka kriminalitas disertai kekerasan yang
tinggi di tengah persaingan antarpemasok obat terlarang juga mendorong
semakin banyak penduduk untuk meninggalkan pusat kota, sehingga
pertumbuhan kota semakin tidak terkendali dan semakin banyak
penduduk terpaksa melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan
layanan primer.

Pada tahun 2010, kekerasan memuncak dan mencapai Komunitas Tec


dengan kematian dua orang pelajar. Untuk menjaga keamanan para
pelajar, pihak universitas tidak lantas memutuskan untuk pindah dari
pusat kota. Mereka justru memilih untuk mencari solusi, bekerja sama
dengan masyarakat setempat. Tecnológico de Monterrey membentuk tim
untuk merintis DistritoTec, sebuah inisiatif pengembangan lingkungan
dalam kota yang lebih padat untuk menarik para penduduk kembali ke
Monterrey yang lebih aman dan nyaman.

DistritoTec telah berhasil mengembangkan lingkungan dengan


kepadatan tinggi dan ketersediaan berbagai layanan sehingga kebutuhan
perjalanan mobil dapat dikurangi. Berbagai fasilitas perkotaan seperti
taman, balai masyarakat dan kegiatan komunitas juga tersedia di sini.
Pendekatan yang diambil diarahkan untuk membangun mobilitas
berkelanjutan melalui program jalan yang komprehensif dengan
mengembangkan jalur sepeda dan jalur penyeberangan untuk pejalan
kaki serta merevitalisasi ruang-ruang yang tidak terpakai menjadi taman
dan alun-alun.

Model cetusan universitas ini juga turut mendorong perubahan kebijakan


publik di Monterrey untuk mendukung masa depan perkotaan yang lebih
baik, adil dan berkelanjutan; termasuk peraturan baru yang mendukung
lingkungan-lingkungan di dalam kota dalam meningkatkan kepadatan,
model kolaboratif baru bagi pemerintah kabupaten, peningkatan akses
layanan penting perkotaan bagi semua penduduk dan fasilitasi
perjalanan tanpa mobil.

KETIMPANGAN SPANYOL
[PENGANGGURAN]
Pemerintah Spanyol kemarin mengumumkan bahwa ekonomi negara tersebut telah
memasuki resesi tahun kedua. Pengumuman itu dikeluarkan hanya sehari setelah
demonstrasi besar-besaran digelar masyarakat Spanyol memprotes kondisi
ekonomi negara tersebut.

Berdasarkan data badan statistik Spanyol, produk domestik bruto negara itu
menyusut 0,3 persen dalam kuartal ini, yang berarti perekonomian negara keempat
terbesar anggota zona euro itu terus terpangkas dalam 15 bulan terakhir. Output
ekonomi Spanyol berdasarkan data tersebut, telah terpuruk 1,6 persen selama
setahun ini.

Serikat UGT Spanyol memprotes kebijakan pemangkasan anggaran oleh


pemerintah dengan menggelar pemogokan dan aksi protes lainnya, yang
puncaknya terjadi Rabu (14/11/2012) lalu.

“Kebijakan pemerintah membenamkan kita semua dalam depresi


ekonomi,pengangguran dan ketimpangan sosial,” ungkap UGT yang
mengorganisasi pemogokan bersama serikat pekerja lainnya, CCOO.

“Tak ada yang membaik, situasi malah memburuk dan pemerintah menunjukkan
ketidak mampuan untuk mengeluarkan Spayol dari krisis,” papar UGT dalam
pernyataan resminya yang dikutip AFP, kemarin.

Keterpurukan aktivitas ekonomi saat ini memang telah menyebabkan tingkat


pengangguran di Negeri Matador itu mencapai angka 25 persen, tertinggi kedua
setelah Yunani yang angka penganggurannya mencapai 25,1 persen.

Pengangguran Spayol juga merupakan yang teratas di antara negara industri


lainnya. Sementara itu, kelangkaan pekerjaan, kenaikan pajak dan pemangkasan
belanja publik -- termasuk di sektor kesehatan dan pendidikan – terus mengundang
aksi protes di Spanyol dan Portugal.

Pemogokan besar-besaran di Spanyol sehari sebelumnya bahkan tercatat sebagai


yang terbesar semenjak krisis, melumpuhkan industri, transportasi udara dan darat
di negara itu.

SOLUSI SPANYOL
Pemerintah Spanyol mengumumkan kenaikan upah minimum sebesar 5,5% yang
berlaku surut per 1 Januari untuk memperbaiki ketimpangan (inequality).

Hal itu merupakan salah satu dari tiga inisiatif koalisi sayap kiri yang
memenangkan kursi pemerintahan Spanyol pada bulan ini.

Yolanda Diaz, Menteri Ketenagakerjaan Spanyol, menyampaikan rencana


kenaikan upah minimum tersebut setelah bertemu dengan perwakilan dengan
pengusaha dan serikat pekerja.

C.Ketimpangan di Indonesia
Penyebab terjadinya ketimpangan pendapatan di kota dan di desa salah
satunya adalah perbedaan status sosial di masyarakat. Hal ini adalah
bagian faktor penyebab ketimpangan sosial yang secara total terdiri dari
7 faktor.

Adapun 7 faktor tersebut ialah kondisi demografi, kondisi pendidikan,


kondisi kesehatan, kemiskinan, kurangnya lapangan kerja, dan
perbedaan status sosial di masyarakat. Sebenarnya, faktor terakhir
adalah kesimpulan dari sejumlah faktor yang telah disebutkan.
Salah satu contoh kasus ketimpangan sosial di Indonesia misalnya ketika
seorang dengan pendidikan rendah akan kesulitan mendapatkan
pekerjaan dengan kriteria syarat berpendidikan tinggi.

Bukan hanya dalam bidang pekerjaan, ketimpangan sosial ini ini juga
bisa terjadi dalam kesenjangan mendapatkan fasilitas, kesehatan,
perumahan, pembangunan, hingga pendistribusian pangan.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk memecahkan
ketimpangan sossial ini adalah dengan mengetahui faktor penyebabnya.
Dengan mengetahui latar belakang permasalahan, maka langkah dalam
pemecahan dapat dilanjutkan untuk analisis lebih lanjut.

Pengertian Ketimpangan Sosial


Ketimpangan sosial adalah salah satu kajian dalam studi sosiologi.
Menurut ilmu sosiologi penyebab ketimpangan sosial antara lain faktor
demografi, ekonomi, hingga pendidikan.

Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial


1. Kondisi Demografi
Kondisi demografi memiliki relasi dengan masalah kependudukan antara
satu wilayah masyarakat dengan wilayah lainnya yang
tentunya memiliki perbedaan.
Demografi ini dapat meliputi jumlah penduduk yang ada pada sebuah
wilayah. Jika penduduk lebih padat, maka masalah akan lebih kompleks
dibanding wilayah dengan jumlah penduduk lebih sedikit

Selain itu, ada masalah komposisi penduduk yang meninjau jumlah


penduduk produktif dan tidak produktif pada sebuah wilayah. Wilayah
dengan pendudukan lebih banyak berusia produktif akan lebih maju
dibanding yang lebih sedikit.
Terakhir, demografi menjelaskan persebaran penduduk yang tidak
merata. Salah satu contoh di Indonesia adalah kondisi pulau Jawa yang
menjadi pusat persebaran orang dari seluruh wilayah untuk
mendapatkan pekerjaan. Sedangkan, wilayah lain malah mengirim
orang-orang untuk pergi ke pusat dan tidak memajukan daerahnya
sendiri.

2. Kondisi  pendidikan
Faktor yang dipengaruhi pendidikan ternyata memiliki pengertian di
mana seseorang bisa meningkatkan statusnya ke level yang lebih tinggi
dengan mengenyam pendidikan.
Dari pendidikan ini, kualitas SDM tentu akan lebih baik dan ini sangat
berguna untuk pembangunan suatu wilayah.
Namun di bidang pendidikan juga punya ketimpangannya sendiri. Di
desa dan kota, perbedaan mencolok terlihat terkait fasilitas, kualitas,
serta mutu pendidikan.

3) kondisi ekonomi
Faktor ekonomi paling kentara menjadi penyebab terjadinya
ketimpangan sosial. Jika sebuah daerah memiliki sumber daya alam serta
produksi yang melimpah, maka akan lebih tinggi status ekonominya.
Sedangkan, wilayah dengan SDA rendah akan tertinggal. Begitu pula
dalam sisi individu, orang dengan ekonomi rendah akan lebih susah
mendapatkan akses dibandingkan dengan individu dengan ekonomi
menengah atau tinggi.

4. Kondisi Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan baik oleh
seorang individu atau sebuah kelompok masyarakat.Ternyata, fasilitas
kesehatan yang berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya dapat
mempengaruhi kualitas SDM di daerah masing-masing. Hal ini akan
berpengaruh terhadap perkembangan wilayah-wilayah tersebut.

5. Kemiskinan
Ketidakberdayaan sebuah kelompok masyarakat dalam pekerjaan
menimbulkan sebuah kemiskinan. Berbeda dengan orang kaya yang
memiliki segala fasilitas untuk terus memberdayakan dirinya, kelompok
masyarakat miskin makin tersisih.
6. Kurangnya Lapangan Kerja
Kondisi ini masih menyangkut dengan kehidupan ekonomi sebuah
masyarakat. Dari kurangnya lapangan pekerjaan, maka pengangguran
akan timbul. Akibatnya kemiskinan dan ketimpangan ekonomi sebuah
kelompok masyarakat.
7. Perbedaan Status Sosial di Masyarakat.

Sejak tahun 1990an, ketimpangan di Indonesia naik lebih


pesat dibanding negara Asia Timur manapun selain Tiongkok. Pada
tahun 2002, konsumsi 10% rumahtangga terkaya setara dengan
konsumsi 42% rumahtangga termiskin. Bahkan pada tahun 2014, naik
menjadi 54%.
Ketimpangan tidak selalu buruk;  ketimpangan bisa memberi
penghargaan bagi mereka yang bekerja keras dan berani mengambil
risiko. Tetapi ketimpangan yang tinggi itu mengkhawatirkan dan bukan
hanya karena alasan keadilan. Ketimpangan tinggi bisa berdampak pada
pertumbuhan ekonomi, memperparah konflik, dan menghambat potensi
generasi sekarang dan masa depan. Contohnya, riset
baru mengindikasikan bahwa secara rata-rata, ketika porsi besar
pendapatan nasional dinikmati oleh seperlima rumahtangga terkaya,
pertumbuhan ekonomi melambat – sementara negara bisa tumbuh lebih
cepat ketika seperlima rumahtangga termiskin menerima lebih banyak.

Rumahtangga miskin bisa mengalami  kekurangan sumberdaya untuk


memasukkan anak ke sekolah, dan  menjaga kesehatan mereka ,
sehingga produktivitas mereka berkurang saat dewasa. Mereka mungkin
juga tidak bisa membuka usaha. Kesenjangan yang lebar dalam standar
kehidupan juga bisa memicu pertentangan sosial, ketidakpastian politik
dan konflik yang semakin sering. Di Indonesia, kabupaten dengan
ketimpangan lebih tinggi melaporkan 60% konflik lebih banyak dibanding
kabupaten dengan ketimpangan yang lebih rendah.
 

Ketimpangan di Indonesia naik karena empat sebab utama.


1)banyak anak-anak Indonesia, terutama dari rumahtangga miskin dan di
desa, tidak memperoleh awal hidup yang sama dengan anak-anak dari
keluarga yang lebih kaya. Akibatnya, mereka tumbuh dengan kesehatan
dan keterampilan yang kurang. Sepertiga dari seluruh perbedaan pada
standar hidup orang dewasa  Indonesiasaat ini disebabkan oleh faktor-
faktor di luar kendali mereka: pendidikan orangtua mereka, tempat
mereka lahir, dan jenis kelamin.
 2), hanya sebagian kecil tamatan sekolah memiliki keterampilan yang
berguna untuk ekonomi modern, Merekalah yang bisa memperoleh
pemasukan lebih tinggi dari pekerjaan formal. Sebaliknya, sebagian
besar pekerja tidak terampil terjebak dalam produktivitas rendah, gaji
kecil, dan pekerjaan informal. Seiring waktu, kesenjangan pendapatan
antara pekerja terampil dan tidak terampil mengakibatkan naiknya
ketimpangan.
 3] kepemilikan aset keuangan dan properti di Indonesia semakin
terkonsentrasi di tangan mereka yang paling kaya. Satu estimasi
menunjukkan bahwa 50% seluruh aset dimiliki oleh 1% penduduk
Indonesia – konsentrasi kekayaan ini termasuk tertinggi di
dunia.Individu-individu tersebut mendapat pemasukan besar dengan
memiliki berbagai aset, dan mengakibatkan ketimpangan yang semakin
tinggi. Anak-anak mereka akan mewarisi kekayaan tersebut, tumbuh
lebih beruntung dan mendapat manfaat dari pekerjaan yang lebih baik.
 4), hanya pegawai negeri sipil dan keluarga kaya yang memiliki jaminan
kesehatan dan pekerjaan seperti pensium, juga tabungan yang cukup.
Ketika terjadi guncangan – misal terkait kesehatan, kehilangan pekerjaan,
atau bencana alam – sebagian besar masyarakat Indonesia terpaksa
meminjam dari teman, keluarga, menjual aset matapencaharian mereka
seperti ternak, atau mengeluarkan anak dari sekolah untuk menghemat
pengeluaran dan membantu mencari pemasukan. Kerentanan ini berarti
banyak keluarga Indonesia jatuh miskin tiap tahun. Lebih dari setengah
masyarakat miskin di Indonesia tahun ini belum miskin tahun lalu.
Masyarakat umum di Indonesia, ketika ditanya melalui survei nasional
berapa besar pendapatan nasional yang selayaknya diterima seperlima
masyarakat Indonesia terkaya, menjawab idelanya 28%. Namun mereka
memperkirakan, kenyataannya 38%. Realitanya lebih ekstrem. Menurut
data resmi, 49% seluruh konsumsi dinikmati seperlima masyarakat
terkaya.

Solusi ;Masyarakat Indonesia mendukung adanya kebijakan yang lebih


baik untuk menurunkan ketimpangan: 88% responden survei setuju
bahwa pemerintah perlu segera mengatasi ketimpangan, dan
mengusulkan program yang bisa memperkuat perlindungan sosial,
menciptakan lapangan ke

Ketimpangan sosial Diindonesia Pendidikan


Nadiem menyebut situasi pandemi Covid-19 benar-benar membuat
ketimpangan pendidikan di Indonesia semakin nyata terlihat dan
menjadi tantangan besar.
"Salah satu dari tantangan tersebut adalah ketimpangan geografis dan
sosiologis yang menyebabkan tidak semua anak Indonesia mendapatkan
akses terhadap pendidikan selama pandemi ini," kata Nadiem pidatonya
di Hari Kesaktian Pancasila 2021, Jumat (1/10/2021).
Tren stagnasi kemampuan akademik dasar (learning loss) terjadi akut
pada anak-anak dari kelas ekonomi rendah dan yang tinggal di pedesaan
selama pandemi, menurut sejumlah riset.
Meski begitu, kondisi ini diyakini tidak menimpa sebagian besar anak
keluarga kelas menengah atas di perkotaan.
Jika tidak segera diatasi, para pakar khawatir ketimpangan pendidikan
selama pandemi bakal melebarkan jurang antara si kaya dan si miskin
pada masa depan.
SOLUSI
Nadiem menyebut pembangunan berkelanjutan yang menyelaraskan
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia adalah hal penting
untuk merancang keseimbangan baru yang mengedepankan kemajuan
semua kelompok masyarakat dan memprioritaskan konservasi alam
program Merdeka Belajar yang digagasnya dapat melahirkan generasi
pelajar Pancasila, yaitu sosok pembelajar sepanjang hayat, yang
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia;
berkebinekaan global; bergotong-royong; mandiri; bernalar kritis; dan
kreatif.
"Para pelajar pancasila itulah yang akan meneruskan estafet
pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan berkeadilan di masa
depan,"

Anda mungkin juga menyukai