Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
anugerah-nyalah kita dapat menyelesaikan tugas/ makalah yang berjudul “Ketimpangan Sosial
yang terjadi di Indonesia pada saat ini” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir yang diberikan sekolah. Isi dari makalah ini adalah
pemaparan pengetahuan tentang ketimpangan social yang sedang terjadi di Indonesia.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang berperan dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang dan berguna untuk para kalangan muda
khususnya pelajar.

Gorontalo Utara,17-Maret-2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………...........................................……i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………......................................... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...............................…….. 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………….................................…… 1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………................................ 1
1.3.Tujuan Penulisan………………………………………………….................................. 1
1.4. Metode Penulisan …………………………………………………............................... 1
1.5. Manfaat Penulisan ………………………………………………................................ 1
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………….................................. 2
2.1. Definisi Ketimpangan Sosial……………………………………............................ 2
2.2. Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial Ekonomi………………................. 3
2.3. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Ketimpangan Sosial Ekonomi…….. 10
2.4. Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial Ekonomi....................……...…. 10
BAB III SARAN DAN KESIMPULAN……………………………..............................………. 11
3.1. Kesimpulan ………………………………………………….....................................…... 11
3.2. Saran ………………………………………………..........................................……………. 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….....................................……. 12
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Makalah ini saya tujukan khususnya untuk kalangan remaja, pelajar dan generasi muda yang
tidak lain adalah sebagai generasi penerus bangsa agar kita semua mengenal akan ketimpangan
yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi kehidupan dan kemakmuran masyarakat
Indonesia. Saya membuat makalah ini karena prihatin akan kondisi ketimpangan yang sangat
mencolok dan berdampak buruk bagi kehidupan bangsa dan negara. Oleh karena itu, saya
berharap agar para generasi muda Indonesia termotivasi untuk membangun negri ini dengan
baik agar dapat mengurangi ketimpangan yang terjadi di bidang apapun setelah membaca
makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud ketimpangan sosial ?
2) Apa saja factor yang mempengaruhi ketimpangan sosial ekonomi ?
3) Apa dampak yang akan ditimbulkan oleh ketimpangan sosial ekonomi ?
4) Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi ketimpangan sosial ekonomi ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Sebagai sarana penambah ilmu pengetahuan.
2. Sebagai informasi untuk mengetahui akibat dan dampak ketimpangan sosial di bidang
ekonomi serta mengetahui langkah yang perlu diambil untuk mengatasi masalah
tersebut.

1.4. Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan tinjauan
dari beberapa sumber yang berkompeten dalam permasalahan ketimpangan sosial.

1.5. Manfaat penulisan


Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan serta pemahaman
tentang ketimpangan sosial di bidang ekonomi dan mencari pemecahan masalah atau solusi
untuk mengurangi ketimpangan sosial tersebut.
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Ketimpangan Sosial


Ketimpangan sosial adalah bentuk-bentuk ketidak-adilan yang terjadi pada proses
pembangunan. Ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak residual dari proses
pertumbuhan ekonomi, sedangkan ketimpangan sosial ekonomi adalah ketidakseimbangan
diantara masyarakat dalam sektor ekonomi. Ketimpangan atau kesenjangan mengacu pada
persebaran ukuran ekonomi antar individu masyarakat, antar kelompok masyarakat, dan bisa
juga antarnegara. kekayaan, pendapatan, dan konsumsi adalah indikator untuk mengukur
ketimpangan sosial ekonomi. Sementara itu, masalah ketimpangan sosial ekonomi biasanya
berkutat pada masalah kesetaraan ekonomi, kesetaraan pengeluaran, dan kesetaraan
kesempatan, seperti ketimpangan sosial lainnya, ketimpangan sosial ekonomi juga termasuk ke
dalam masalah sosial. Sebab, ketimpangan ini mengakibatkan kerugian kepada setiap lapisan
masyarakat yang ada di suatu negara, termasuk Indonesia.
Menurut Andrian of Chaniago, ketimpangan sosial adalah buah dari pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah, dimana pemerintah cenderung mementingkan aspek ekonomi
dalam pembangunan dibanding dengan aspek sosial. Ketimpangan sosial dianggap sebagai
masalah sosial masalah ini dialami dan dirasakan seluruh aspek masyarakat, dimana
ketimpangan sosial ini terbentuk oleh ketidakadilan.

2.2. Faktor penyebab Ketimpangan Sosial Ekonomi


Secara umum, ketimpangan sosial, khususnya ekonomi dipengarhi oleh dua faktor, yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor ketimpangan sosial ini ada di dalam diri masyarakat, tertama menyangkut kualitas
yang ada di dalam diri, seperti tingkat pendidikan, kecerdasan, kesehatan, dan lain sebagainya.
2. Faktor Eksternal
Faktor ketimpangan sosial ini berada di luar diri seseorang. Faktor ini muncul dari kebijakan
atau birokrasi pemerintah yang mengekang atau mengucilkan satu pihak tertentu. Faktor
eksternal bisa menimbulkan kemiskinan struktural.
Ketimpangan sosial ekonomi dapat terjadi karena beberapa faktor. Berikut ini beberapa
faktor penyebab terjadinya ketimpangan sosial ekonomi yang ada di Indonesia:
1. Kebijakan Pemerintah yang Tidak Adil
Kebijakan pemerintah yang tidak adil menyebabkan sejumlah ketimpangan sosial ekonomi.
Salah satu bentuk kebijakan pemerintah yang menyebabkan ketimpangan sosial ekonomi
adalah kebijakan pembangunan negara. Dalam masalah pembangunan, pemerintah seringkali
terlalu fokus membangun daerah perkotaan atau beberapa pulau besar seperti Jawa dan
Sumatera. Hal ini dikarenakan pemerintah masih menganggap daerah-daerah tersebut
berpotensi sangat tinggi dan dapat menghasilkan pemasukan yang tinggi bagi negara. Selain itu,
ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola pulau-pulau Indonesia yang banyak membuat
mereka lebih fokus mengurus perkotaan atau pulau-pulau besar di Indonesia.
Ini mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi antara daerah perkotaan dengan daerah
terpencil. Daerah perkotaan atau pulau besar yang mengalami pembangunan pesat akan
memperoleh fasilitas memadai, pendapatan yang tinggi, serta kesejahteraan penduduk yang
lebih baik. Ini berbeda dengan daerah terpencil yang kondisinya tertinggal dan membuat
fasilitas yang didapat tidak memadai, pendapatan daerah yang rendah, serta kesejahteraan
penduduk yang memprihatinkan. Kemiskinan akan dapat dijumpai di daerah terpencil. Bila
dibiarkan, maka akan terjadi kecemburuan sosial antara daerah terpencil dengan daerah yang
lebih maju.
2. Persebaran Penduduk
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk juga mempengaruhi ketimpangan
sosial ekonomi. Di Indonesia, persebaran penduduk masih tidak begitu merata. Hal ini bisa
dilihat dari banyaknya penduduk yang menghuni Pulau Jawa dibanding pulau-pulau lainnya.
Anggapan bahwa Pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan berpotensi tinggi membuat sejumlah
penduduk bermigrasi ke pulau ini.
Selain itu, faktor pembangunan yang tidak merata juga mengakibatkan penduduk daerah
terpencil pindah ke Pulau Jawa karena pulau tersebut dianggap lebih maju dibanding daerah
asal mereka. Akibatnya, terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara Pulau Jawa dengan
pulau-pulau terpencil. Pulau Jawa akan mengalami pertumbuhan ekonomi lebih tinggi
dibanding pulau lainnya.
3. Kualitas Diri Masyarakat
Pembangunan yang tidak merata membuat fasilitas pendidikan dan kesehatan yang
memadai tidak dapat dinikmati sejumlah daerah. Akibatnya, tidak semua masyarakat
mempunyai kualitas diri yang baik. Kualitas diri ini berpengaruh terhadap kualitas kerja mereka.
Semakin tinggi kualitas diri mereka, maka semakin tinggi pula peluang kerja dan kesejahteraan
hidup yang didapat.
Selain itu, sifat malas penduduk tertentu juga berpengaruh terhadap kualitas diri masyarakat.
Sifat malas akan mengakibatkan masyarakat enggan menerima perubahan dan enggan untuk
belajar meningkatkan kualitas dirinya. Bila dibiarkan, maka masyarakat akan semakin tertinggal
kualitas dirinya. Masalah kualitas diri ini juga menjadi salah satu masalah negara berkembang,
termasuk Indonesia.
4. Lapangan Pekerjaan
Lapangan pekerjaan yang sedikit hanya mampu menampung angkatan kerja dengan jumlah
yang sedikit. Hal ini akan mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi antara angkatan kerja
yang telah bekerja dengan angkatan kerja yang belum bekerja.
Secara ekonomi, angkatan kerja akan berpotensi meraih pendapatan dan kesejahteraan
hidup yang lebih baik dibanding angkatan kerja yang masih menganggur. Jika tidak diatasi,
angkatan kerja yang menganggur akan semakin sedikit dan membuat perekonomian negara
semakin rapuh. Meningkatkan lapangan pekerjaan bisa menjadi solusi untuk mengatasi
ketimpangan ini. Selain itu, cara mengatasi masalah pengangguran juga harus dilakukan dalam
menangani ketimpangan sosial ekonomi ini.
5. Kemiskinan
Kemiskinan membuat masyarakat sulit mendapatkan kesejahteraan hidup yang layak,
sehingga masyarakat yang mengalami kemiskinan akan mengalami ketimpangan sosial ekonomi
dengan masyarakat yang lebih kaya. Kemiskinan bisa disebabkan oleh kualitas pribadi yang
rendah serta sikap malas yang diidap masyarakat. Kemiskinan juga dapat terjadi karena
pengaruh struktur sosial yang juga disebut sebagai kemiskinan struktural.
Secara umum, kemiskinan mempunyai bermacam-macam ciri, yaitu:
1. Angka kematian yang diri.
2. Tingkat kesehatan yang rendah.
3. Tingkat pendidikan yang rendah.
4. Memiliki mata pencaharian yang berpenghasilan rendah.
5. Mempunyai sikap tidak menerima perubahan.
6. Kemiskinan struktural mempunyai macam-macam golongan, yaitu:
1. Kaum petani yang tidak mempunyai lahan sendiri.
2. Petani yang mempunyai lahan sendiri namun lahannya begitu kecil.
3. Para buruh yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang baik serta tidak
terlatih.
4. Pengusaha yang tidak mempunyai modal dan fasilitas dari pemerintah.
6. Globalisasi
Ketimpangan sosial ekonomi akibat globalisasi bisa disebabkan oleh sikap masyarakat
terhadap globalisasi. Jika masyarakat mampu beradaptasi terhadap globlisasi, maka mereka
mampu bertahan hidup lebih lama serta kesejahteraan ekonomi mereka relatif lebih tinggi.
Sebaliknya, jika tidak mampu beradaptasi terhadap globalisasi, masyarakat akan makin
tertinggal dan kesejahteraan eknominya akan jauh lebih rendah.
7. Teknologi
Sama seperti globalisasi, pemanfaatan teknologi juga berpengaruh terhadap ketimpangan sosial
ekonomi. Jika mampu memanfaatkan teknologi secara optimal, maka masyarakat akan mampu
bertahan hidup dan kesejahteraan ekonominya pun akan membaik. Sebaliknya, kegagalan
memanfaatkan teknologi akan merugikan masyarakat dan kesejahteraan ekonominya pun akan
menurun.
8. Letak Geografis
Pengaruh letak geografis juga dapat mempengaruhi ketimpangan sosial ekonomi. Hal ini bisa
dilihat dari kemajuan ekonomis masyarakat di daerah dataran tinggi dengan dataran rendah.
Secara ekonomi, daerah dataran tinggi akan meraih pertumbuhan ekonomi yang tinggi
karena pembangunan di daerah tersebut cukup pesat dan fasilitas pendidikan dan
kesehatannya pun terbilang memadai.
9. Pendapatan
Sebenarnya, pendapatan bukanlah suatu hal yang dapat menimbulkan ketimpangan sosial
ekonomi. Itu pun dengan catatan bahwa pendapatan yang diterima harus sesuai dengan bidang
pekerjaan, tingkat kesulitan, kualitas, serta kinerja dari tenaga kerja. Jika tidak sesuai dengan
hal tersebut, maka ketimpangan sosial ekonomi pasti akan terjadi. Gaji buruh dan guru yang
kecil adalah contoh ketimpangan yang disebabkan oleh faktor ini. Bila dilihat dari tingkat
kesulitan dan kualitas dari tenaga kerja, gaji yang diterima dari dua profesi itu bisa lebih layak
lagi.
10. Tingkat Kekayaan
Faktor ini merupakan akumulasi dari faktor-faktor sebelumnya, seperti lapangan kerja,
kemiskinan, kualitas diri, dan pendapatan. Tingkat kekayaan di Indonesia begitu timpang antara
orang kaya dan orang miskin, baik dari segi pendapatan maupun perlakuan dari masyarakat.
Khusus segi pengakuan, orang yang meraup pendapatan tinggi akan diperlakukan lebih layak
ketimbang orang berpendapatan rendah. Hal tersebut tentu merupakan suatu tindakan
diskriminasi terhadap orang berpendapatan rendah. Kecemburuan sosial juga akan timbul di
dalam diri orang yang berpendapatan rendah. Lebih parahnya, kecemburuan tersebut bisa
memicu tindak kejahatan yang merugikan orang berpendapatan tinggi dan tidak jarang juga
merugikan negara.
Selain 10 faktor di atas, masih ada beberapa faktor ketimpangan sosial di Indonesia yang
dilansir dari laman Oxam, yaitu:
 Fundamentalisme pasar yang mendorong orang kaya untuk mendapatkan kekayaan
atau keuntungan besar dari pertumbuhan ekonomi negara.
 Tingginya political capture. Istilah political capture ini merupakan istilah yang merujuk
pada kemampuan orang kaya yang dapat merubah aturan hukum, sehingga aturan
tersebut dapat menguntungkan mereka.
 Adanya ketidaksetaraan gender.
 Upah murah yang diterima tenaga kerja yang membuat mereka sulit terlepas dari jerat
kemiskinan.
 Sistem perpajakan yang gagal dalam memainkan peran pentingnya sebagai pendistribusi
kekayaan bagi masyarakat.
11. Kualifikasi tenaga kerja yang minim
Kualifikasi tenaga kerja yang terbatas membuat suatu Indonesia sulit untuk berkembang. Oleh sebab
itu diperlukan sarana yang dapat meningkatkan kualifikasi seorang tenaga kerja seperti membuka
pelatihan kerja serta memberikan kesempatan untuk para pekerja untuk berkarya dan berinovasi agar
dapat menghasilkan suatu ide atau buah pikiran yang baru yang dapat menghasilkan keuntungan
ataupun hasil.
12. Kurangnya tenaga ahli
Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan memiliki potensi akan sumber daya alam yang sangat
besar, tetapi hambatan teknologi ataupun tenaga ahli yang kurang maka Indonesia belum bisa
memaksimalkan pengunan sumber daya alam untuk menghasilkan keuntungan dan memakmurkan
kehidupan rakyat Indonesia.
13. ketidakstabilan antara tingkat natalitas dan mortalitas serta migrasi penduduk
Natalitas adalah tingkat kelahiran penduduk sedangkan mortalitas adalah tingkat kematian penduduk.
Ketidakstabilan natalitas dan mortalitas dapat menyebabkan suatu negara sulit untuk mengawasi
penduduknya dan migrasi penduduk yang salah dapat menyebabkan suatu daerah tempat yang sudah
padat semakin padat dan tempat yang sepi malah ditinggalin penduduknya, hal tersebut dapat
menyebabkan persebaran penduduk yang tidak merata dan dapat menimbulkan terjadi ketimpangan di
bidang ekonomi dan dapat membuat pangan di daerah/ tempat tersebut semakin langka. Oleh sebab
itu, pemerintah perlu mengambil tindakan untuk terus mengawasi persebaran penduduk serta tingkat
kelahiran dan kematian penduduk.

2.3. Dampak yang ditimbulkan oleh ketimpangan sosial ekonomi


Kesenangan sosial ekonomi menimbulkan sejumlah dampak, yaitu:
1. Dampak Positif:
 Mendorong wilayah yang tertinggal untuk meningkatkan kualitas diri dan mampu
bersaing dengan daerah yang lebih maju.
 Meningkatkan upaya untuk mendapat kesejahteraan ekonomi yang tinggi.
2. Dampak Negatif:
 Adanya kecemburuan sosial.
 Adanya diskriminasi terhadap pihak yang tersisihkan.
 Melemahkan stabilitas dan solidaritas masyarakat
 Kriminalitas dan Kemiskinan
Kriminalitas adalah tindak kriminal segala sesuatu yang mellangar hukum atau sebuah tindak
kejahatan, sedangkan kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan
merupakan awal mulanya terjadinya kriminalitas.
 Tingkat kemakmuran masyarakat berkurang

2.4. Upaya Mengatasinya


A. Upaya Umum
Masalah sosial ekonomi mesti diatasi dengan sejumlah cara, diantaranya:
 Memperbaiki kualitas penduduk.
 Meningkatkan kualitas kesehatan, baik dari segi fasilitas maupun pelayanan.
 Melakukan pemberdayan masyarakat yang berbasis ekonomi.
 Mengadakan transmigrasi.• Melakukan pemerataan pembangunan.
 Mengadakan pelatihan manajerial di daerah terpencil
 Menciptakan peluang kerja yang luas.
 Melatih kewirausahaan serta memberikan modal.
B. Upaya Pemerintah
1. Pemberantasan Kekurangan Gizi atau Stunting
Pemerintah Indonesia berupaya memberantas kekurangan gizi yang banyak terjadi, terutama
didaerah terpencil dengan pembangunan yang kurang maju. Kekurangan gizi dianggap
memperparah kondisi kemiskinan sebagai salah satu contoh masalah ketimpangan sosial di
masyarakat yang harus segera diatasi atau diturunkan. Kasus kekurangan gizi paling tinggi di
Indonesia sendiri tercatat terjadi pada daerah Indonesia bagian timur sehingga diperlukan
perhatian yang lebih dan khusus.
2. Penyaluran Bantuan Sosial yang Tepat Sasaran
Pembangunan dan kondisi ekonomi yang tidak merata menyebabkan masih banyaknya
warga yang kurang mampu dan membutuhkan bantuan. Penyaluran bantuan sosial yang tepat
sasaran bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sosial yang ada di masyarakat terutama
karena adanya daerah atau masyarakat yang kekurangan bantuan namun justru belum
tersentuk bantuan yang ada.
3. Peningkatan Peluang Pekerjaan
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia memang dapat dibilang sudah cukup baik dan maju,
namun pertumbuhan ekonomi seharusnya didukung dengan adanya peningkatan lapangan
kerja baru untuk mengurangi angka pengangguran. Pemerintah berupaya menyediakan
pelatihan dan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dan peningkatan
keterampilan serta kualitas sumberdaya manusia secara merata. Tujuannya adalah untuk
mengurangi adanya ketimpangan sosial di masyarakat karena tingkat pengangguran yang tinggi.
4. Menurunkan Ketimpangan Kekayaan
Upaya ini dilakukan dengan pengaturan ulang pajak penghasilan dimana di Indonesia masih
didominasi oleh kalangan pekerja. Sedangkan sebenarnya penghasilan pribadi seperti
pengusaha, pemilik modal, dan yang lainnya memiliki kewajiban pajak yang lebih besar
dibanding pekerja, namun pelaksanaannya belum optimal. Kondisi ini yang akhirnya
menciptakan adanya kesenjangan sosial.
5. Menciptakan Wirausaha secara Massal
Selain dengan menciptakan lapangan kerja baru, keadaan kemiskinan dan pengangguran
diatasi dengan upaya menciptakan wirausaha secara massal. Penciptaan wirausaha secara
masal
6. Memberantas korupsi dengan hukuman yang berat
Korupsi masih merupakan masalah terpenting yang harus dihadapi oleh pemerintah
Indonesia karena pemberantasan korupsi di Indonesia masih 36% dari 100%. Korupsi
menyebabkan banyak masyarakat yang kurang mampu, hidup semakin melarat. Seharusnya
mereka mendapat bantuan dari pemerintah, tetapi tidak karena uang yang diberikan oleh
pemerintah yang digunakan untuk subsidi dikorupsi oleh pejabat atau badan negara yang
serakah. Oleh karena itu Pemberantasan korupsi perlu dilakukan dengan cara yang lebih keras
lagi seperti hukuman mati bagi koruptor yang merugikan negara. Undang Undang yang
mengatur Tindak Pidana Korupsi perlu direvisi menjadi lebih berat hukumannya agar dapat
menimbulkan efek jera bagi para koruptor.
7. Membuka lapangan kerja padat karya
Padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan
tenaga manusia dibandingkan dengan tenaga mesin. Tujuan utama dari progam padat karya
adalah untuk membuka lapangan kerja bagi keluarga keluarga miskin atau kurang mampu yang
mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap. Dengan adanya progam padat karya
maka tingkat kesenjangan dan pengangguran dapat dikurangi.
8. Penyaluran bantuan melalui subsidi
Penyaluran bantuan semacam ini dapat meringankan serta membantu masyarakat yang
kurang mampu untuk tetap menjaga kelangsungan hidup, seperti contohnya Perum Bulog
menyalurkan bantuan raskin terhadap masyarakat yang kurang mampu dengan menjual beras
dengan harga yang murah dan dapat dijangkau oleh mereka.
Selain itu, penyaluran subsidi pun harus dilakukan untuk pekerja/ buruh dengan gaji minimum,
seperti contohnya pemberian subsidi BBM. Penyaluran bantuan ini dapat menekan angka
ketimpangan sosial yang terjadi.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Masalah ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia sangat sulit dipecahkan. Bukan hanya di
Indonesia, tetapi negara-negara berkembang pun menghadapi masalah serupa. Masalah ini ada
yang berdampak positif dan negatif. Dampak positif ketimpangan sosial ekonomi adalah
mendorong adanya persaingan antar individu, sedangkan dampak negatifnya adalah dapat
membuat kemiskinan serta kriminalitas.
Upaya mengurangi ketimpangan sosial di bidang ekonomi dapat dilakukan dengan beberapa
cara yang efektif seperti memberikan bantuan/ subsidi pada masyarakat kurang mampu,
membuka lapangan kerja dan memberantas korupsi. Upaya tersebut dilakukan untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di Indonesia.
Selain itu, upaya mengurangi ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia dapat terealisasi
dengan adanya pendidikan yang baik dan teknologi yang memadai. Oleh karena itu, pemerintah
perlu memberi sosialisasi dan pendidikan untuk masyarakat Indonesia agar mereka dapat
mengubah pola pikir ( mindset) mereka menjadi lebih kritis lagi

3.2. Saran
Dalam menghadapi ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia pada zaman globalisasi,
diperlukan usaha yang lebih kreatif, inovatif dan eksploratif. Selain itu, diperlukan kesadaran
masyarakat unuk berubah dan dukungan atau bantuan pemerintah kepada masyarakat yang
kurang mampu melalui pendidikan dan progam padat karya. Dengan adanya program padat
karya, pemerintah bisa memberikan pelatihan dan pengajaran serta pekerjaan untuk
masyarakat yang kurang mampu, ini merupakan salah satu cara yang dapat mengurangi angka
pengangguran di Indonesia dan meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat (SDM) dalam
pengetahuan, wawasan, skill, dan moralitas

DAFTAR PUSTAKA
• http://catatankuliahfethamrin.blogspot.co.id/2013/01/makalah-tentang-kemiskinan-dan.html
• https://materiips.com/faktor-ketimpangan-sosial
• https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
• https://fisipsosiologi.wordpress.com/mata-kuliah/sosiologi-kriminalitas/
• http://giovanishandika05.blogspot.com/
• https://yustinasusi.wordpress.com/2015/09/25/ketimpangan-sosial/
• Soetomo.2008.Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai