NAMA KELOMPOK
- SAIFULLOH YUSUF
- SRIPI MAYA LESTARI
d. Kebijakan Publik
Kebijakan public adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk
mencapai tujuan-tujuan tertetntu dalam masyarakat. Kebijakan public disusun melalui
berbagau tahapan. Menyusun kebijakan public merupakan tugas pemerintah. Dengan
public, pemerintah mengambil keputusan yang memiliki maksud dan tujuan baik,
meskipun demikian, tidak selamanya kebijakan public sesuai dengan harapan
masyarakat.
Kebijakan pemerintah dapat menimbulkan unplanned social change (Perubahan yang
tidak diharapkan) ketika kebijakan tersebut dilaksanakan. Sebagai contoh kebijakan
menaikan dan menurunkan harga BBM. Kebijakan menaikan dan menurunkan harga
BBM merupakan upaya menyesuaikan jumlah subsidi BBM dan mengikuti hraga minyak
dunia, ketika harga minyak mentah dunia turun, pemerintah mengikuti kondisi dengan
menurukan harga BBM dalam negeri, begitupun sebaliknya.
Harga minyak dunia yang bersifat flukuatif tidak dapat di prediks kapan akan
mengalami kenaikan dan kapan akan mengalami penurunan. Apabila selisih waktu
penetapan perubahan harga BBM terlalu cepat, akan berakibat pada ketidakpastian
penetapan harga barang atau jasa yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.
Kenaikan harga BBM, berbanding lurus dengan kenaikan harga berbagai kebutuhan
pokok masyarakat. Sebagai contoh, ketika harga BBM naik harga sayur-mayur, sembako,
dan tariff angkutan umum cenderung mengalami kenaikan, sedangkan pendapatan
kenaikan tersebut memberatkan masyarakat meskipun ketika terjadi penurunan harga
BBM, belum tentu diikuti dengan adanya penurunan berbagai harga kebutuhan pokok
masyarakat yang sebelumnya naik. Kondisi inilah yang memperlebar ketimpangan social-
ekonomi dalam masyarakat.
Contoh :
- Kebijakan public yang berupa peraturan perundang-undangan
- Kebijakan publik yang berupa pidato-pidato pejabat tinggi
- Kebijakan public yang program-program pemerintah
- Kebijakan publik yang tindakan yang dilakukan oleh pemerintah.
Berdasarkan Artikel diatas, Perubahan yang dialami masyakarat suku baduy dalam
membutuhkan waktu yang cukup lama. Perubahan tersebut tidak serta merta
meninggalkan tradisi dan adat istiadat yang telah tertanam kuat dalam masyarakat suku
Baduy Dalam. Kondisi tersebut menunjukan bahwa terdapat faktor internal kelompok
yang menolak perubahan dari luar demi kesejahteraan mereka masyarakat adat Baduy
dalam memiliki prasangka terhadap perubahan dari luar. Oleh karena itu, mereka
menolak berbagai perubahan/kebudayaan dari lar. Perilaku mempertahankan sikap
tertutup tersebut secara lebih terperinci., wujud sikap-sikap yang dapat mendorong
terjaidnya ketimpangan sosial di antaranya pasrah menerima nasih, pasif, pesimis, tidak
memiliki sikap kerja keras, sikap mental pemalas, dan tertutup dengan perubahan.
Secara garis besar, ketimpangan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar dipengaruhi
oleh beberapa faktor tersebut. Oleh karena itu, kita hendaknya dapat bersikap kritis dalam
memandang fenomena sosial di lingkungan sekitar, terutama yang berkaitan dengan
ketimpangan sosial. Dengan menunjukkan sikap kritis, kita dapat berpartisipasi dan
berperan mencegah terjadinya ketimpangan sosial.
Contoh :
- Perubahan jumlah penduduk
- Penemuan-penemuan baru
- Pertentangan (conflict) masyarakat
- Terjadinya pemberontakan atau revolusi
- Reformasi.
Namun sayangnya, di Indonesia masih ada kesenjangan fasilitas dan kualitas pendidikan di tiap
daerah. Akibatnya, anak-anak di kota-kota besar jauh lebih mudah mendapat akses pendidikan
yang baik. Serta berkesempatan meningkatkan kualitas hidupnya dibanding anak-anak di
wilayah pedesaan.
Randall Collins dalam bukunya The Credential Society: An Historical Sociology of Education
and Stratification, menilai bahwa pendidikan formal merupakan awal dari proses stratifikasi
sosial. Di Indonesia, hal ini didukung oleh adanya pola perjalanan sekolah anak yang berbeda
dari kalangan keluarga mampu dan miskin. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan
sosial di bidang pendidikan antara lain:
Kualitas Lingkungan Sekolah. Faktor ini meliputi masyarakat dan lingkungan sekitar
yang mendukung seorang anak untuk mendapat pendidikan yang baik.
Kesempatan Memperoleh Pendidikan yang Berkualitas. Keterbatasan dari segi kualitas
pengajar, budaya masyarakat, hingga kemudahan akses ke sekolah juga berpengaruh
terhadap mudah atau tidaknya kesempatan seseorang untuk mendapat pendidikan yang
berkualitas.
Kualitas Lulusan. Semakin baik kualitas lulusan di wilayah tersebut, makin besar pula
kesempatan wilayah itu untuk menjadi lebih berkembang dan sejahtera.
Fasilitas Pendidikan. Hal ini juga mencakup ketersediaan fasilitas pendidikan, rasio guru-
siswa, dan kualitas guru.
Upaya untuk mengurangi ketimpangan sosial di bidang pendidikan ini perlahan-lahan mulai
banyak digagas oleh orang-orang di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, salah satu yang bisa
menjadi contoh adalah Indonesia Mengajar. Gerakan ini memfasilitasi lulusan universitas untuk
mengajar sekolah dasar di daerah-daerah terpencil. Tujuannya agar daerah-daerah tersebut
berkesempatan mendapat kualitas pengajar yang serupa dengan yang ada di daerah-daerah yang
lebih maju. Selain itu, gerakan-gerakan mengajar anak jalanan dan start up pendidikan seperti
Ruangguru juga menjadi salah satu alternatif bagi pelajar untuk mendapat akses ilmu dan
pendidikan yang berkualitas.