Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengangguran merupakan persoalan kronis dalam perekonomian yang
hampir selalu mengiringi pembangunan ekonomi. Pengangguran yang
tinggi dianggap merupakan warisan krisis ekonomi 1997 yang hingga saat
ini belum bisa dituntaskan. Akibat krisis itu, perusahaan-perusahaan
rontok sehingga menimbulkan rentetan pemutusan hubungan kerja.
Demikian halnya dengan persoalan kemerosotan investasi saat ini yang
berdampak terhadap pengangguran. Investasi tidak serta akan
meningkatkan lapangan kerja bila jenis investasi tersebut tidak ramah
terhadap penyerapan tenaga kerja (padat modal). Hal ini bisa jadi
disebabkan sektor industri yang berkembang lebih berorientasi pada jenis
investasi yang padat modal bukan padat karya.

Pengangguran merupakan istilah yang tidak asing lagi di setiap negara.


Karena, pada dasarnya pengangguran adalah suatu keadaaan yang tidak
terelakkan keberadaannya, baik itu di negara berkembang maupun di
negara maju sekalipun. Tiap negara dapat memberikan definisi yang
berbeda mengenai definisi pengangguran. Pengangguran adalah suatu
keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan
kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari
pekerjaan (Nanga, 2005: 249).

Tingginya tingkat pengangguran dalam suatu negara dapat membawa


dampak negatif terhadap perekonomian negara tersebut. Dimana,
pengangguran akan menjadi beban tersendiri, tidak hanya bagi
pemerintah, namun juga berdampak terhadap keluarga, lingkungan, dan
lain sebagainya. Selain itu, tingginya tingkat pengangguran di suatu
negara, dapat pula meningkatkan jumlah kriminilatias, menambah
keresahan sosial, serta meningkatkan kemiskinan di dalam suatu negara.
Apabila ditelah lebih lanjut, dari sisi ekonomi, pengangguran merupakan

1
suatu produk dari kegagalan pasar dalam memberikan lapangan
pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan dari angkatan kerja, atau
dengan kata lain jumlah lapangan pekerjaan jauh lebih sedikit dari jumlah
angkatan kerja yang tersedia. Selain itu juga, pengangguran dapat
disebabkan karena adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), karena
perusahaan harus menutup/mengurangi tenaga kerjanya, untuk
meminimalisasi kerugian, ada juga karena keadaan suatu negara yang
kurang kondusif, seperti situasi politik dalam negeri, yang berakibat pada,
menurunnya tingkat investasi asing, hal ini kemudian dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah.

B. Rumusan masalah
Dalam pembahasan kali ini kelompak kami apa mengakat suatu rumusan
dalam berkaitan erat dalam perekonomian di indonesia dan mengatasi
suatu permasalahan pengangguran “Bagaimana pengaruh investasi
dalam terciptanya lapangan pekerjaan terhadap menurunkan tingkat
pengangguran dan upaya pemerintah dalam mengatasi
pengangguran?”.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh investasi dalam pembangunan lapangan


pekerjaan
2. Untuk mengetahui pengaruh investasi dalam menurunkan
pengangguran
3. Untuk mengetahui cara pemerintah dalam mengatasi pengangguran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan
datang.” Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan
produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk
produksi yang akan datang (barang produksi). Menurut Senduk (2004:24)
bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain
Tabungan, Deposito, Reksadana, Obligasi, saham, emas dan property.

Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada


kehidupan penduduk suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada
kesejahteran rakyat banyak. Penguatan peran dan kelembagaan
pemerintah sangat penting untuk mendukung keberhasilan kebijakan
investasi.Ada beberapa anggapan mengenai manfaat investasi asing
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:

1. investasi asing akan menciptakan perusahaan-perusahaan baru,


memperluas pasar atau merangsang penelitian dan pengembangan
teknologi lokal yang baru.
2. investasi asing akan meningkatkan daya saing industri ekspor, dan
merangsang ekonomi lokal melalui pasar kedua (sektor keuangan)
dan ketiga (sektor jasa/pelayanan).
3. investasi asing akan meningkatkan pajak pendapatan dan menambah
pendapatan lokal/nasional, serta memperkuat nilai mata uang lokal
untuk pembiayaan impor.
4. pembayaran utang adalah esensial untuk melindungi keberadaan
barang-barang finansial di pasar internasional dan mengelola
integritas sistem keuangan. Kedua hal ini, sangat krusial uuntuk
kelangsungan pembangunan.

3
5. sebagian besar negara-negara Dunia Ketia tergantung pada investasi
asing untuk menyediakan kebutuhan modal bagi pembangunan
karena sumberdaya-sumberdaya lokal tidak tersedia atau tidak
mencukupi.
6. para penganjur investasi asing berargumen bahwa sekali investasi
asing masuk, maka hal itu akan menjadi batu alas bagi masuknya
investasi lebih banyak lagi, yang selanjutnya menjadi tiang yang
kokoh bagi pembangunan ekonomi keseluruhan.
Perkembangan investasi di Indonesia menunjukkan keadaan yang
menggembirakan. Pada tahun 2007, total investasi di Indonesia mencapai
Rp 983,9 trilyun (atas dasar harga berlaku). Angka ini hampir tujuh belas
kali lipat dibandingkan investasi pada tahun 1990 yang sebesar Rp 58,9
trilyun.Investasi tersebut dilakukan baik oleh pemerintah maupun
masyarakat/swasta. Meskipun demikian, peranan investasi pemerintah
relatif kecil. Dari total investasi pada tahun 2007, hanya 12,75 persen (Rp
125,4 trilyun) yang merupakan investasi pemerintah, sedangkan sebagian
besar lainnya (87,25 persen atau Rp 858,5 trilyun) merupakan investasi
masyarakat.

Pengaturan tentang kegiatan penanaman modal di Indonesia diatur


dalamUU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Pasal 3
ayat (1)huruf a, disebutkan bahwa kegiatan penanaman modal
diselenggarakanberdasarkan asas kepastian hukum. Sementara itu yang
dimaksud dengan“asas kepastian hukum” adalah asas dalam negara
hukum yang meletakkanhukum dan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagai dasar dalamsetiap kebijakan dan tindakan dalam
bidang penanaman modal.2 Dalamkonteks ini yang dimaksud dengan
kepastian hukum adalah adanyakonsistensi peraturan dan penegakan
hukum di Indonesia. Konsistensi peraturan ditunjukkan dengan adanya
peraturan yang tidak salingbertentangan antara satu peraturan dengan
peraturan yang lain, dan dapatdijadikan pedoman untuk suatu jangka
waktu yang cukup, sehingga tidak terkesan setiap pergantian pejabat
selalu diikuti pergantian peraturan yang bisa saling bertentangan.

4
B. Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.

Pengangguran menjadi masalah tersendiri bagi semua negara. Memiliki


banyak rakyat yang menjadi pengangguran tentunya membawa dampak
negatif, misalnya meningkatnya angka kriminalitas, semakin banyaknya
pengemis dan pengamen, serta lain sebagainya. Sebenarnya , apa itu
pengangguran? Bagaimana pula pengertian pengangguran menurut para
ahli ? pengangguran adalah ketimpangan kesempatan yang terjadi antara
angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagain angkatan kerja
tidak dapat melakukan kegiatan kerja. Terjadinya pengangguran tidak
hanya disebabkan oleh kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh pencari
kerja. Persyaratan-persyaratan yang harus dibutuhkan oleh dunia kerja
tidak daapat dipenuhi oleh pencari kerja. Persyaratan yang diajukan bagi
segi pendidikan, usia, keterampilan, dan lain sebagainya.

a. Pengertian pengangguran menurut para ahli


Menurut Nanga (2005: 249) , pengangguran adalah suatu keadaan di
mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak
memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari kerja.

Menurut Sukirno ( 2004 : 28 ), pengangguran adalah jumlah tenaga


kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi
bekum memperolehnya.

5
Menurut Menakertrans, pengangguran adalah orang yang tidak
bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha baru, dan
tidak mencari pekerjaan kerena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan.

Menurut Payman J. Simanjuntak, pengangguran adalah orang yang


tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali
atau bekrja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusahan memperoleh pekerjaan.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan


jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur
harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran
yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang
buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat dalam jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-
negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran
terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan
dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

b. Macam-macam Pengangguran

1. Berdasarkan Jam Kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3


macam:

6
a. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu
alasan tertentu.
b. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada
lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang
dari 35 jam selama seminggu.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga
kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

2. Berdasarkan Penyebab Terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan


menjadi 7 macam:

a. Pengangguran friksional (frictional unemployment)


Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya
sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi
dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka
lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan
tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka
lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu
daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya
manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya. Contohnya : Perpindahan tenaga kerja dari sektor
pertanian ke sektor industri, untuk sementara menganggur.
Berhenti dari pekerjaan yang lama, dan mencari pekerjaan yang
baru yang lebih baik.

7
b. Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang di
akibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya)
kehidupan perekonomian atau siklus ekonomi. Contohnya: Di
suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru
untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi
terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau
pemecatan.

c. Pengangguran struktural (structural unemployment)


Pengangguran struktural adalah pengangguran yang di
akibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi
dalam jangka panjang. Contohnya: Suatu daerah yang tadinya
agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang
pertanian akan menganggur. Pengangguran struktural bisa
diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti akibat
permintaan berkurang, akibat kemajuan dan penggunaan
teknologi, dan akibat kebijakan pemerintah

d. Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)


Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena
adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya: pada
musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara
sebelumnya banyak menganggur.

e. Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi
akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi
tenaga mesin-mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan padi,
orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah
ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.

8
f. Pengangguran Politis
Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah
yang secara langsung atau tidak, mengakibatkan
pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah
sehingga menimbulkan PHK.

g. Pengangguran Deflatoir
Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya
lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan,
atau karena jumlah tenaga kerja melebihikesempatan kerja,
maka timbullah pengangguran.

c. Sebab-sebab Terjadinya Pengangguran


Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu
sebab. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran
secara global adalah sebagai berikut :

1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan


Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih
besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya
sangat jarang terjadi.

2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang

3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga


terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar
daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi.
Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat
pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan
tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak
dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.

9
4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak
seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar
dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi
keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan
dari suatu negara ke negara lainnya.

5. Budaya pilih-pilih pekerjaan


Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar
belakang pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka
tak heran kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan
pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang
didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).

6. Pemalas
Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang
menjamur di Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari
pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang ditempuh adalah dengan
menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.

7. Tidak mau ambil resiko


“Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima
bekerja di kantor bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi.
Jika bapak tidak puas dengan hasil kerja saya selama 3 bulan
tersebut, bapak bisa pecat saya.”

Adakah yang berani mengambil resiko seperti itu? Kami yakin


sedikit sekali. Padahal kalau dipikir-pikir itu justru menguntungkan
si pencari kerja selama 3 bulan tersebut ia bisa menimba
pengalaman sebanyak-banyaknya.

Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat


pengalaman kerja 3 bulan.

10
C. Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran

kondisi Indonesia masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan


berbagai upaya. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal
27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan
dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :

1. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan


kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan
modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian
fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing
di bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan
lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya
pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan
usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan
pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
2. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan
kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil
sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan
komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur
di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya
potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan
penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT
Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di
Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus.
4. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan
karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik
Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri.

11
Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga
merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk
menciptakan lapangan kerja.
5. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia
(khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan
melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para
wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi
dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan
kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja
daerah setempat.
6. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki
keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan.
Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi
lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan
secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi
dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku
berupa pelat baja.
7. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk
(meminimalisirkan menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat
menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan
sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke
daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian,
perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
8. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar
negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar
negeri.Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil.Hal itu dapat
dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
9. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan
nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat
menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi.Karena
sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan
tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.

12
10. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena
Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian
besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai
negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia
perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan
lapangan kerja yang produktif.

Selain itu penanggulangan pengangguran dapat juga di lakukan dengan


cara;

1. Meningkatkan mutu pendidikan,


2. Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan
sesuai tuntutan industri modern,
3. Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan,
4. Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal,
5. Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya,
6. Membuka kesempatan kerja ke luar negeri

13
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi


sangat penting bagi suatu negara, terutama negara berkembang
contohnya Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang dan juga
mempunyai jumlah penduduk yang sangat banayak sangat
membutuhkan investasi baik dari modal asing maupun dalam negeri.
Dengan adanya investasi ini maka jumlah pengangguran di Indonesia
dapat dikurangi, terutama jika di Indonesia banyak terdapat investasi
padat karya.

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja


tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi


pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan


kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

14
Memulihkan kondisi pengangguran di Indonesia tentulah tidak
semudah membalikan telapak tangan. Karena itu diperlukan kerjasama
dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Solusi paling mudah
untuk mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan lapangan usaha
sendiri dan tidak mengharap yang muluk-muluk menjadi seorang
karyawan suatu perusahaan dengan gaji yang besar.

Cara lain adalah dengan menetapkan kebijakan baru yang


mempersempit kesempatan para pemilik perusahaan untuk mem-PHK
karyawannya.

B. Saran
Indonesia memang sangat memerlukan adanya penanaman modal
untuk mengentaskan masalah pengangguran yang berkepanjangan di
Indonesia ini. Tetapi pemerintah harus tetap hati-hati terhadap
investor, terutama investor asing yang ingin menanamkan modal di
bidang sumber daya alam, walaupun dapat menyerap tenaga kerja
yang besar tetapi sumber daya Indonesia adalah milik bangsa
indonesia, bukan milik bangsa lain. Biarkan bangsa sendiri yang
mengolah apa yang sudah seharusnya menjadi hak bangsa ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

(http://www.jpnn.com/read/2016/11/24/212695/Investasi-Buka-9-Juta-
Lapangan-Kerja- )

Sukirno, S. (1996: 33). Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta:Raja


Grafindo Persada.

Insukindro (1997), Ekonomi Uang dan Bank, BPFE UGM, Yogyakarta.

Dewi Ernita, Syamsul Amar, dan Efrizal Syofyan. (Januari 2013). Analisis
Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Konsumsi di Indonesia. Jurnal
Kajian Ekonomi, Vol. I, No. 02.

Chairul Nizar, Abubakar Hamzah, dan Sofyan Syahnur. (Mei 2013).


Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Serta Hubungannya Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia. Jurnal
Ilmu Ekonomi Volume 1, No. 2.

Suharto Edi, Phd. Materi Latihan: Analisis Kebijakan


Sosialhttp://www.policy.hu/suharto/makIndo21.html.

http://karyailmiah-elsye.blogspot.com/

16
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala


rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak
lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya,
saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu
saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sorong, 14 November 2019

Penulis

i
17
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 3
A. Investasi ................................................................................. 3
B. Pengangguran ........................................................................ 5
C. Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran ............. 11
BAB III PENUTUPAN................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................. 12
B. Saran ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 13

18
ii
MAKALAH
PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP
PENGANGGURAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ISAK MARSELO WAA


NIM : 20195121009
SEMESTER : I (SATU)
PRODI : KEHUTANAN
FAKULTAS : PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG


2019

19

Anda mungkin juga menyukai