Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

BAHAN GALIAN
KONSENTRASI MAGMATIK DAN SUBLIMASI

OLEH :

KELOMPOK :
- FANISHA .A. SANTI
- .
- .
- .
- .
- .

XI GEOLOGI PERTAMBANGAN (3)

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PERTAMBANGAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
KOTA SORONG
2019
BAHAN GALIAN MAGMA
Magma adalah larutan pijar (a high temperature molten) yang bersifat mobil dan
terbentuk secara alamiah pada mantel bumi bagian atas atau pada kerak bumi.
Temperatur magma sangat tinggi, berkisar antara 625 o C (magma felsik) hingga >1200
o C (magma mafik). Umumnya, komposisi magma tidak homogen; sebagian kaya akan
unsur-unsur ferromagnesian, sebagian lainnya banyak mengandung silika, sodium atau
potassium, volatile, xenolith reaktif, atau substansi-substansi lainnya. Komposisi
magma juga terus berubah karena adanya reaksi kimia selama proses asimilasi dan
difrensiasi dalam magma berlangsung. Disamping itu, magma bersifat tidak static dan
bukan merupakan suatu system yang tertutup. Magma terus menuju suatu
kesetimbangan dengan lingkungan sekitarnya. Asimilasi magma adalah proses larutnya
batuan samping ke dalam magma akibat pergerakan magma.
Pergerakan magma sendiri terjadi akibat adanya :
1. Tekanan gravitasi batuan sekitarnya terhadap dapur magma
2. Tekanan lateral karena gerakan tektonik
3. Perubahan volume pada waktu magma mengkristal dimana gas-gas keluar
4. Stoping (batuan samping yang jatuh ke dalam magma akibat pergerakan/desakan
magma ke batuan samping).

Difrensiasi magma adalah proses yang menyebabkan magma terpisah menjadi dua
bagian atau lebih yang berbeda komposisi. Difrensiasi meliputi :
1. Liquid Immiscibility; pembentukan dua liquid yang tidak bercampur dalam suatu
tempat (seperti minyak dan air).
2. Kristalisasi Fraksional; pemisahan kristal yang terbentuk lebih dulu dari larutan
karena gaya gravity settling, mekanika filter pressing, atau pengaruh arus konveksi
dalam dapur magma.
3. Transport material dalam larutan (magma) oleh pemisahan gas dari magma terletak
pada bagian atas dapur magma.
4. Difusi thermal; gradient temperatur menyebabkan perbedaan mineral yang
terbentuk.
Pada proses pendinginan magma, kristalisasi dan pemisahan ke dalam fraksi-fraksi
terjadi karena proses kristalisasi fraksinasi atau difrensiasi. Elemen logam (dalam hal
ini) dapat terkonsentrasi oleh suatu mekanisme pembentukan batuan dalam berbagai
bentuk (yang akan dibahas kemudian). Selama difrensiasi berlangsung, bagian magma
yang bersifat lebih mafik kaya akan kromium, nikel, platinum dan terkadang fosforous
dan elemen-elemen lainnya. Sebaliknya, konsentrasi tin, zirconium, thorium dan
berbagai elemen lain ditemukan dalam unit silicic (felsik). Kumpulan mineral penyusun
batuan beku (logam dan non-logam) dari kristalisasi magma merepresentasikan sifat-
sifat magma asal mineral-mineral tersebut. Didalam dapur magma, terjadi beberapa
proses yang saling terkait dan berkesinambungan (tergantung sifat magma asalnya).

BAHAN GALIAN FLUIDA HIDROTERMAL

Sisa magma semakin banyak mengandung air magmatik (juvenil). Air magmatik
tersebut mengandung volatile dan larutan mineral yang memiliki titik beku yang cukup
rendah dan merupakan mother liquors dari larutan hidrotermal. Bowen dan ahli geologi
lainnya menyatakan bahwa larutan hidrotermal adalah residu dari injeksi pegmatite
setelah unsur-unsur pegmatite mengkristal. Kandungan volatile dan larutan mineral
yang memiliki titik beku yang cukup rendah tersebut dikenal dengan istilah mineralizers.
Mineralizers ini mengandung :
(1) elemen bersifat mobil dalam jumlah cukup banyak dalam batuan,
(2) elemen seperti tembaga, lead, zinc, perak, emas dan lain-lain; LIL (large-ion
lithophile),
(3) elemen seperti Li, Be, B, Rb, dan Cs; dan
(4) dalam jumlah cukup banyak berupa alkali, alkali earth, dan volatile khususnya
Na, K, Ca, Cl, dan CO 2. Kesemuanya itu memegang peranan penting dalam
transportasi metal pada proses hidrotermal.
Kandungan air magmatik menyebabkan turunnya viskositas magma, titik beku mineral
semakin rendah dan memungkinkan pembentukan mineral yang tidak bisa terbentuk
pada dry melt. White (1967) menyatakan bahwa komposisi air magmatik bisa
dideterminasi dari :
(1) tipe magma dan sejarah kristalisasi,
(2) hubungan temperatur dan tekanan selama dan setelah pemisahan dari magma,
(3) jenis air lain yang kemungkinan bercampur dengan air magma pada saat
bergerak, dan
(4) reaksi dengan batuan samping.
Air adalah komponen bersifat mobil paling penting dalam magma, jumlahnya
yang terus bertambah seiring dengan proses difrensiasi memegang peranan penting
dalam transportasi komponen bijih. Jumlah air dalam magma berkisar antara 1 15 %
yang merupakan fungsi dari berbagai parameter seperti kandungan air dalam magma
awal, banyaknya air yang masuk dari batuan samping, tingkat porositas-permeabiliatas
batuan samping, tekanan magma dan tekanan dinding dapur magma, dan temperatur.

KONSENTRASI MAGMATIK
Deposit magmatik dihasilkan dari kristalisasi langsung, atau konsentrasi oleh
proses difrensiasi di dalam dapur magma. Beberapa bijih terbentuk karena adanya efek
fisika seperti gravitasi; misalnya pembentukan kristal kromit yang terendapkan pada
lantai dapur magma, dan sebagian lainnya terbentuk karena perubahan kimia, seperti
perubahan ph yang dihasilkan dari reaksi antara fluida pembawa bijih dengan batuan
induk (host rock). Turunnya temperatur dan tekanan, atau perubahan velocity media
transport, atau pemisahan larutan, juga dapat menyebabkan reaksi kimia yang
menghasilkan pengendapan bijih. Secara umum dalam pembentukan deposit
mineralnya, magma asal yang terbentuk pada awalnya masih bersifat mafik, terutama
yang terbentuk di sepanjang zona subduksi (dibawah kerak kontinen atau pada kerak
samudera). Magma mafik ini sebagian besar mengandung komponen silikat dan dalam
jumlah terbatas komponen oksida dan sulfida.
Pada kondisi ini elemen metal dapat terkonsentrasi dalam berbagai bentuk oleh
mekanisme pembentukan batuan berupa kristalisasi, fraksinasi, dan difrensiasi magma.
Kristalisasi magma mafik menghasilkan kromit, nikel, platinum dan lain-lain. Kristalisasi
magma selanjutnya, magma sisa (rest magma) semakin bersifat felsik dan semakin
banyak mengandung komponen sulfida dan oksida. Proses difrensiasi magma pada
tahapan ini memegang peranan penting dalam membentuk deposit-deposit mineral
berharga. Kristalisasi magma felsik menghasilkan tin, zirconium, thorium dan elemen
lainnya. Sebagian magma sisa kemudian menerobos batuan samping yang dikenal
sebagai peristiwa injeksi magmatik. Komponen berharga dari proses ini disebut deposit
injeksi magmatik. Secara berangsur, kadar air dan konsentrasi volatile di dalam magma
sisa (rest magma) bertambah banyak.
Disamping itu, banyak juga terkandung CO 2, boron, fluorine, chlorine, sulfur,
phosphorus, dan elemen-elemen lainnya. Kesemua komponen tersebut membantu
mengurangi viskositas magma dan menurunkan titik beku mineral. Magma sisa pada
kondisi ini memasuki tahapan aqueo-igneous - yaitu suatu peralihan antara fase
igneous menjadi fase hidrotermal yang disebut tahap pegmatitik. Jika kandungan gas
dalam magma - yang terdiri atas unsur air (±90%); CO 2, H 2 S, dan S melimpah; dan
CO, HCL, HF, H 2, N, Cl, F, B dan lain-lain - semakin besar, proses magmatik akan
memasuki proses pneumatolitik yaitu proses yang disebabkan oleh lepasnya gas dari
dalam magma. Gas-gas tersebut merupakan agen yang baik untuk memisahkan dan
mengangkut material berharga dari magma. Proses pneumatolitik adalah proses yang
sangat penting dalam membentuk metasomatisme kontak (Daubree, 1841).
Skema sekuen proses magmatik awal yang mengawali pembentukan ore
magma dan penempatannya. Gambar ini menunjukkan proses difrensiasi yang semakin
ke kanan semakin asam (digambar ulang dari A.J. Naldrett dalam Gulibert & Park,
1981). Guilbert & Park, 1981, menyatakan bahwa pengendapan bijih magmatik dapat
terjadi melalui lima cara, yaitu :
1. Sedimentasi Magmatik (magmatic sedimentation) atau pengendapan dan akumulasi
mineral yang telah mengkristal (crystal settling).
2. Kristalisasi langsung pada dinding atau lantai dapur magma.
3. Pemisahan liquid magmatik dan pemadatannya.
4. Konsolidasi batuan beku yang mengandung asesori mineral ekonomik.
5. Kristalisasi magma secara keseluruhan.

Pengendapan terjadi karena pada saat terjadi konveksi, terjadi penurunan temperatur
magma yang memungkinkan mineral-mineral tertentu mulai terbentuk terutama pada
puncak dapur magma. Kristal mineral-mineral tersebut memiliki variasi berat jenis,
ukuran butir, dan bentuk kristal. Variasi ini menyebabkan kristal-kristal tersebut
bergerak kebagian bawah dapur magma karena gaya gravitasi dan didukung oleh
viskositas magma asal yang masih rendah karena hanya larutan bersifat mafik yang
memiliki viskositas rendah yang terbentuk melalui proses ini. Olivine membentuk dunit,
Olivine dan ortopiroksin membentuk peridotit (90% atau lebih olivine), Olivine dan
piroksin membentuk pyroxenite (90% atau lebih enstatite). dapat Gambar 2.2 Modifikasi
Bowen s reaction series (Guilbert & Park, 1981) Jensen & Bateman, 1981, membagi
deposit bijih dari konsentrasi magmatik ke dalam dua tipe, yaitu :
1. Magmatik Awal (Early Magmatic)
a. Dissemination b. Segregation c. Injection
2. Magmatik Akhir (Late Magmatic) a. Residual liquid segregation b. Residual liquid
injection - Residual liquid Pegmatitic Injection c. Immiscible liquid segregation d.
Immiscible liquid injection

Magmatik Awal (Early Magmatic).


Deposit magmatik awal dihasilkan dari pembekuan magma langsung yang disebut
orthotectic dan orthomagmatic. Deposit ini terbentuk oleh
(1) kristalisasi langsung tanpa konsentrasi,
(2) segregasi kristal yang terbentuk lebih dahulu, dan
(3) injeksi material padat ke tempat lain oleh difrensiasi.

SUBLIMASI

Sublimasi ialah istilah dalam kimia yang berhubungan dengan perubahan zat. Yang
selain itu, istilah sublimasi juga digunakan untuk menyebut salah satu metode
pemisahan campuran kimia. Dalam hal perubahan zat.

Pengertian Sublimasi

Sublimasi ialah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Yang
apabila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu sebesar tertentu.
Maka partikel tersebut akan menyublin menjadi gas. Dan sebaliknya, apabila suhu gas
tersebut diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi padat kembali.
Dalam proses dalam pemisahan campuran ini secara sublimasi ialah dengan cara
memanaskan zat padat yang terlarut pada zat padat yang sehingga zat padat yang
ingin kita ambil akan berubah menjadi gas. Gas yang dihasilkan pun akan ditampung,
yang kemudian didinginkan kembali.
Untuk syarat pemisahan campuran dengan menggunakan cara sublimasi ialah partikel
yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga kita dapat
untuk menghasilkan uap dengan tingkat yang kemurniannya pun tinggi. Yang kemudian
dibandingkan, apakah massa naftalena yang tersublimasi massanya sama dengan
produk sublimasi yang dihasilkan. Kemudian dapat dianalisis apakah semua zat yuang
menguap tersebut, uapnya dapat menyublin keseluruhan menjadi kristal-kristal kembali.

Tujuan Sublimasi
Adapun untuk tujuan sublimasi sendiri yakni:
 Untuk mendapatkan zat yang murni atau beberapa zat murni dari suatu
campuran yang disebut sebagai pemurnian.
 Untuk mengetahui keberadaan zat dalam suatu sampel “analisa labolatorium”.
 Memisahkan iodium dari campuran pengotornya agar mendapatkan iodium
murni.
Contoh Sublimasi
Dalam hal ini contoh sublimasi yang paling mudah kita lihat ialah pada proses
pembuatan kabur barus. Campuran kapur barus dan arang dipanaskan sehingga kapur
barus yang dapat menyublin akan menjadi menguap. Setelah itu zat tersebut
didinginkan sehingga menjadi padat kembali.
Landasan Teori Sublimasi
Iodium/yodium/iodin merupakan zat makanan yang tergolong ke dalam mineral mikro.
Sebagian yodium ada di laut, sebagian lagi merembes dibawa hujan, angin dan banjir
turun ke tanah dan gunung di sekitarnya. Iodium terdapat di lapisan bawah tanah,
sumur minyak dan gas alam.
Iodium yang kotor dapat dimurnikan dengan proses sublimasi. Sehingga untuk
memisahkan iodium dari pengotornya dapat dilakukan dengan cara memisahkan
partikel yang mudah menyublim tersebut menjadi gas.

Anda mungkin juga menyukai