Anda di halaman 1dari 22

ini adalah jenis batuan sedimen dengan ukuran butiran paling kasar dari batuan

sedimen yang lain. batuan sedimen ini (konglomerat, breksi, dan diamiktit)
merupakan jenis batuan sedimen yang disusun oleh fragmen kasar (berukuran > 2
mm) atau gravel yang tertanam dalam massa dasar (matrik) yang berukuran lebih
halus dari fragmen tersebut.

istilah konglomerat mengacu kepada batuan dengan bentuk (shape) komponen lebih
membundar. bila betuk fragmennya semakin menyudut maka dinamakan breksi.
adapun diamiktit bila matrik penyusunnya dominan lempung (mud).

ternyata tidak hanya batuan sedimen yang memiliki struktur seperti ini (terbreksiasi
atau tersusun dari klas/blok/bongkah yang tertanam dalam matrik) batuan beku (baik
yang vulkanik maupun plutonik) juga punya struktur seperti ini, dan bahkan
(beberapa) batuan metamorf, dan batuan melange dimana baik dari sedimen dan
beku (Raymond, 2002).

kurang lebih ilustrasi pembagiannya seperti gambar tabel dibawah.


cemacem jenis struktur ‘breksiasi’ dalam berbagai origin tipe batuannya oleh
Raymond (1989, 2002)

tentu saja proses yang membuat struktur ‘breksiasi’ dalam berbagai tupe batuan ini
berbeda beda prosesnya karena genetiknya batuannya juga berbeda. karena
berbagai macam jenis batuan memiliki struktur sama ini maka hadirlah berbagai
klasifikasi yang mencoba menkarakterisasi jenis jenis konglomerat dan breksi ini
berdasarkan tipe genetiknya (tidak eksklusif hanya pada breksi atau konglomerat
pada batuan silisiklastik yang akan kita bahas kali ini).

maka muncullah nama nama breksi seperti epiclastic conglomerate and breccia,
volcanic breccia, cataclastic breccia, solution breccia, dan meteorite impact breccia,
dan lain lainnya yang dikenal oleh masyarakat heolohi :D ….

mari perhatikan klasifikasi yang dibuat oleh pettijohn (1975) dibawah ini.

cemacem tipe breksi dan konglomerat berdasarkan genetiknya (oleh pettijohn, 1975
dalam Boggs, Jr., 2006)

tabel diatas menjelaskan jenis jenis breksi yang originnya secara keseluruhan
berada pada permukaan atau dekat dengan permukaan (vulkanik/piroklastik dan
batuan sedimen lainnya akibat berbagai macam proses), sedangkan tabel diatasnya
lagi adalah semua breksi yang umum terdapat dipermukaan (baik dipermukaan
(volkanik dan terigen klastik, serta lainnya)  maupun yang terdapat di bagian dalam
atau subsurface (dengan origin batuan beku plutonik dan metamorfik).

kita akan bahas sedikit mengenai breksi dengan origin batuan beku dan metamorfik
sebelum mendiskusikan breksi pada batuan sedimen.

pada batuan beku plutonik kita kenal istilah xenolith dan autolith (sudah dibahas
pada postingan sebelumnya) mekanisme terbentuknya struktur ini akibat peristiwa
peristiwa magmatik dan vulkanis. tentu saja berbeda dengan breksi (pada batuan
sedimen) yang secara umum matriknya disusun oleh batuan sedimen, pada struktur
‘breksi’ di batuan beku ini (xenolith dan autolith) semua komponen yang ada (baik
clast dan massadasar atau matriknya) disusun oleh batuan beku. telah dijelaskan
juga pada postingan sebelumnya (disini lebih detilnya) bahwa xenolith merupakan
fragmen asing yang dibawa oleh magma dari dalam sana sedangkan autolith hadir
sebagai hasil kosolidasi magma baru dalam maga yang telah terkonsolidasi.
bagaimana proses ini bisa terjadi? tentunya mekanisme diferensiasi (dimana
xenolith ini menunjukan magma induk yang terdiferensiasi membantuk magma
derivasi (turunan hasil diferensiasi) darinya hal ini sudah dijelaskan pada postingan
postingan sebelumnya) sementara atuolith bisa saja juga merupakan variasi lain dari
derivasi magma induk bersama tubuh batuan yang membawanya (jangan pusing
sob… nanti ane ikut2an pusing)..

daripada pusing mari kita kentut saja..


puff… pufff.. pufff… segerrrrrr…!!

bapak kiri: “pak sekarang kita muncul dibagian awal postingan!!”


bapak kanan: “iya ih… senengnya…..”

selain itu aktivitas vulkanisme baik yang eksplosif maupun yang efusif juga bisa
membentuk struktur breksi.. semua master master sekalian pasti sudah pada
tahulah breksi vulkanik itu kayak mana (pada endapan piroklastik) tapi ada jenis
breksi lain yang gak kalah gokilnya yang berhubungan dengan aktivitas vulkanisme
eksplosif kayak pipa breksi di diatrema disertai juga aktivitas hidrotermal pada
rekahan yang membentuk breksi hidrotermal. mekanisme keterbentukannya juga
macem macem, untuk pipa breksi ini berkatian dengan aktivitas hidrotermal yang
dihasilkan oleh vulkanisme eksplosif yang cepat, membawa larutan silika dalam
jumlah besar (bisa juga tidak untuk chinmey di laut dalam yang menghasilkan
breccia pipe semen yang merekatkan komponen batuannya bukan silika tapi kalo
didarat umumnya silika), komponen batuan yang diterobosnay bisa terfragmentasi
(break up hancur) dan tertanam dalam fluida yang dibawa dari bawah bisa pure
hydrothermal fuid bisa juga ore bearing yang bercampur dengan air magmatik.
beberapa literatur menyebutkan fragmentasi pada batuan ini merupakan jalur
struktur (sesar) yang membuatnya terfragmentasi (hancur) dan conduit (saluran atau
passage) bagi larutan hidrotermal juga berada dijalur ini. biasanya berasosisi
dengan endapan diatrema (suatu gunung api yang koroknya terisi breksi ini)
biasanya breccia pipe ini memiliki nilai ekonomis yang menarik perhatian heolohis
contohnya endapan kimberlit dan pipa lamproite yang banyak menghasilkan
endapan ekonomis.

selain itu letusan efusif juga bisa menghasilkan struktur ‘breksiasi’ ini, sebagai
contohnya adalah atubreksi dan hyaloklastit (pada tabel kedua yang dari boggs
diatas). berbeda dengan dua jenis breksi yang disebutin ditas origin dari material
breksi yang ini (autobreccia dan hyaloclastite) adalah lava (magma yang sampai ke
permukaan) meski sama sama volkanik kayak breksi vulkanik yang berserakan di
jawa (hahaha) materialnya merupakan batuan beku vulkanik yang terkonsolidasi
(kalo breksi vulkanik kan banyak ashya alias tuffnya sebagai matrik bro.. yang dua
ini matriknya batuan beku komponennya juag batuan beku.. sexy kan?). mekanisme
keterbentukannya barangkali lebih berhubungan dengan mekanisme pendinginan
dipermukaan yang sangat cepat (rapid cooling). banyak di endapan vulkanik efusif
kayak dihawaii memiliki struktur ini setempat setempat (ga pecaya silahkan
googling), lantas bagaimana kondisi pendinginan cepat yang diharapkan? kontak
dengan udara saja mungkin tidak cukup harus ada media ekstra yang bisa
menurunkan suhu secara radikal (cieeh bahasanya hahay) seperti air atau salju atau
es (kalo ada gak pake cendol). endapan autobreksi dan hyaloklastit ini bisa terjadi di
gunung api yang berasosiasi dengan lingkungan air (laut misalnya) dimana ketika
lava yang viscous (kental) kontak dengan serbuk es (salju) atau arus laut yang kuat
(laut dangkal) dan fragmentasi terjadi (bahasa gak sopannya ‘dikocok kocok’) dan
terbentuklah suatu struktur yang menyerupai batuan piroklastik tapi kaya akan gelas
vulknaik, adapun autobreksi oleh beberapa author (pettijohn misalnya liat tabel
diatas) menyebutkan terbentuk akibat proses pendinginan saat aliran magma terjadi.
lava akan terfragmentasi ketika sebagain massanya terkonsolidasi menjadi batuan
sementara lava sisa lainnya yang masih cair (belum membeku alias terkonsolidasi)
masih mengalir dan membawa fragmen ini dan ketika semua batuan telah
terkonsolidasi dueer! terbentuklah struktur ini (duerrnya gak usah dibaca sob).

sementara breksi konvensional yang banyak ditemukan selain akibat aktivitas


magmatism dan volcanism diatas adalah breksi epiklastik dan konglomerat (liat tabel
klasifikasi Pettijohn table 2 diatas) epiklastik ini sejatinya istilah untuk tekstur yang
khas pada semua batuan sedimen (kata raymond, 2002) (berupa butiran butiran
yang saling tertanam dalam semen dan matrik ). epiclastic brecca and conglomerate
ini oleh banyak mahasiswa heolohi ‘diplesetin’ dengan breksi sedimen di laporan
maping (pemetaan geoogi) nya padahal belum pernah gue denger, liat, baca ada
istilah ‘breksi sedimen’ itu kalo ada yang pernah denger yaaah.. maafkan kekeliruan
saya.. hehe

istilah extraformational (breccia and conglomerate) dan intraformational (breccia and


conglomerate) di tabel diatas dipakai oleh Pettijohn untuk menjelaskan mekanisme
keterbentukan breksi berkaitan dengan source (provenance)nya silahkan baca
keterangannya. intraformatinal merupakan jenis breksi yang umum dijumpai hasil
pleapukan batuan lain dan diendapkan menjadi breksi, sementara yang
extraformational yaitu jenis breksi yang terbentuk langusng disitu dekat sekali
dengan sourcenya misalnya pada batuan sedimen yang belum terkonsolidasi kuat,
kemudain diendapkan oleh aliran gravitasi (biasanya breksi ini gak begitu kompak)
longsor dan cemacem yang terjadi secara penekontemporer (sesaat seteah sedimen
diendapkan).

dalam klasifikasi pettijohn diatas juga dijelaskan ada istilah cataclastic breccia, ini
mengacu kepada breksi breksi yang terjadi akibat ‘bencana’ (haha) seperti
longsoran (landslide) slumping material, atau akibat collapse (jenis yang ini mirip
dengan exsplosive breccia pipe tadi mungkin yang versi raymond, 2002). dan satu
lagi yang umum dan terkenal yaitu fault breccia (breksi sesar) sifatnya insitu (gak
tersebar dimana mana) hanya pada zona pensesaran tepatnya pada bidang sesar
dimana massa sedimen atau batuan yang hancur karena pensesaran masih
tertanam disana (jadi breksi juga kan om?) kalo ada aktivitas hidrotermal ngisi ini
rekahan jadilah dia breksi hidrotermal (kayak klasifikasi breccia pipe ala raymond
lagi).

di batuan metamorf juga bisa ada breksi (liat tabel klasifikasi menurut Raymond,
diatas). proses metamorfisme dapat terjadi pada derofmasi brittle dan ductile serta
kombinasi keduanya. pada deformasi brittle batuan yang terbentuk adalah caclastite,
dan pada deformasi ductile mylonite, migmatite dapat terbentuk, atau juga bisa
terjadi secara diapirik. proses metamorfisme yang memicu terjadinya deformasi
pada batuan adalah penyebab utama terfragmentasinya tubuh batuan dalam bentuk
komponen komponen atau hadirnya krstal gede xenocryst (dalam migmatite
contohnya) dan hal ini pada akhirnya akan membentuk semacam struktur yang
menyerupai ‘breksi’. we won’t discuss further about metamorphic rock.. lain kali di
postingan lain semoga..

ada juga jenis breksi yang ukurannya raksasa, raksasa?? iya karena dia punya
terminologi sama (komponen yang meski ‘raksasa’) tertanam dalam matrik yang
sifatnya regional. blok blok batuan ini biasanya umum ditemui di daerah melange
(zona subduksi) atau cekungan trench dimana komponen atau blok blok raskasa
batuan ini dinamakan olistolith dan breksinya (batuan regionnya) dikenal dengan
olistostrom (yang dijawa atau mahasiswa heolohis manapun pasti udah pernah ke
karsam alias karang sambung kan? yang belum kasiaaan deh lu.. :D). menurut
raymond (2002) secara tekstural hampir mirip kayak diamiktit (breksi dengan matrik
mud) tapi ukurannya raksasa (mungkin maksud matrik mud ini ukuran matriknya
yang terlampau ‘imut’ bila dibandingin sama clast- fragmennya).

daripada pusing lagi (mau kentut lagi?) mending liat tabel perbandingan yang dibuat
raymond (2002) dibawah ini. tapi sebelumnya kentut dulu.. huehuehue…
puff… pufff.. pufff… edaaaaaannn..!!
bapak kiri: “pak kok kita muncul lagi sih?”
bapak kanan: “saya mau geplak penulis blognya tapi tangan gak bisa lepas nih ama
iduuuung…”

perbandingan diamiktit dan melange

istilah talus, rubble, skree adalah jenis jenis endapan yang sifatnya lokal banyak
ditemui pada hasil longsoran pada lereng-lereng curam dan komponennya
menyudut (>2mm). breksi sebduru menurut Raymond merupakan material dari talus
ini dengan ukuran komponen menyudut dan lebih dari 2 mm. ketika matriknya
berlumpur (muddy) maka namanya diamiktit.

diamictite sendiri originnya cemacem. kalo dipikir aneh juga yah? umumnya batuan
silisiklastik super kasar (breksi dan kawan kawan) harusnya kan arus yang bikin
mereka ini cukup kuat jadi matriknya dominan pasir dong.. kok bisa banyak mudnya
gitu? Ok, menurut beberapa penulis (Raymond, Pettijohn, Nichols, Boggs) pada
diamictite ini muddy matrixnya berasal dari glacial origin (endapan glasial
kebanyakan) istilah di endapan glacialnya adalah Tillite yaitu rock flour (serbuk
batuan yang dihasilkan oleh mekanisme glasial), bayangkan aliran es itu cukup
banyak dan mampu menggerus batuan dengan begitu halus sedangkan massa
kasar dapat saja tertanam di dalamnya melalui mekanisme transport khas ala glasial
yang lambat tapi kuat. uniknya endapan glasial ini begini, pengendapan dan
transportasi terjadi ketika es mencair atau badai es terjadi (material kasar bisa ikut
terbawa) dan ketika es membeku aktivitas transportasi terhenti, tapi erosi hadir
dalam bentuk aksi aksi frost wedging (pembekuan es dalam pori batuan) atau abrasi
oleh glasier dan berbagai macam fenomena unik lainnya.. kita bahas dipostingan
khusus tentang lingkungan sedimen glasial.

pemahaman mengenai proses dan sejarah pengendapan konglomerat dkk, merunut


pada analisis komposisi, tekstural, dan struktur yang ada pada batuan metamorf,
bersama dengan analisis paeloenvorenment cukup penting dalam membedakan
batuan dengan clast yang menydut yang dibentuk oleh sedimentary origin ataukah
proses lain (magmatic dan jenis breksi breksi ‘aneh’ yang dijelasin diatas).

Tekstur, Struktur, dan Komposisi dari Coarse clastic sedimentary rock.

kita bahas Tekstur dan strukturnya dulu

tekstrnya secara umum epiklastik (Raymond 2002). merupakan tekstur klastik dari
surficial origin (terbentuk di permukaan) pada batuan sedimen (Raymond, 2002).
secara umum karena batuan ini merupakan jenis batuan paling kasar dari batuan
sedimen lainnya maka pengamatan hubungan tekstural antara komponen (clast) dan
matrik (matrix) batuan perlu diperhatikan.

menurut Raymond, pengamatan detail hubungan tekstural ini dapat berupa: (1)
tekstur dari semen dan matrik, (2) hubungan antara distribusi klas dan matrik.

semen calcareous (karbonatan) memiliki tekstru kristalin (khas garam presipitat)


berupa mosaci, comb, drussy, dll. sementara yang siliceous (yang calcaerous juga
sih kadang kadang) memiliki tekstur poikilitic. pengamatan pada matriknya sama
seperti perlakuan untuk batuan sedimen terigen klastik lainnya (deskripsi tekstural
fabrik, grain shape, sorting, grain packing, dll).

adapun pengangamatan hubungan antara distribusi klas dan matrik ini berkaitan
dengan dominasi jumlah klas (komponen) dan matriknya. bila matriknya banyak dan
komponen (klas yang kasar kasarnya) sedikit dan jarang jarang (tidak bersentuhan)
maka dinamakan matrix-supported (dominasi matrik), sebaliknya bila yang
dominan itu komponennya apalagi bila dia saling bersentuhan (touching each other)
maka dinamakan clast-supported (dominasi komponen).

baik yang matrik supported ataupun yang clast supported distribusi ukuran rata-rata
butiran penyusunnya (komponen) beragam kisarannya ada yang berpola unimodal
(ukuran butiran yang dominan yang sama ada satu kelompok) hingga polimodal
(ukuran komponen yang dominan bisa satu hingga dua jenis). menurut Boggs (2002
hal 237) batuan dengan clast supported conglomerate namnaya disederhanakan
menjadi konglomerat, sedangkan yang matrix-suppoerted conglomerate dinamakan
diamictite (jadi gak harus mud matriknya yang penting matrix-supported kata boggs).

ukuran clast ini bisa 8 mm atau lebih, dan butiran matriknya bisa setengah mili atau
kurang dari itu. matrik bisa berukuran pasir, silt, atau clay. pada umumnya, karena
disparitas (perbedaan) ukuran butir antara material klas dan matrik; konglomerat,
breksi, dan khususnya diamiktit batuan batuan ini very poorly sorted (terpilah sangat
buruk). bebrapa granule dan pebble conglomerete terkadang moderately sampai
well sorted (kaerna umumnya konglomerat clast-supported).

penyebab dari distribusi ukuran klas ini masih diperdebatkan (Schlee, 1957) alasan
yang mungkin yang menyebabkan hal ini adalah: (1) kontrol lingkungan, alam, dan
pelapukan dari material pada source region (provenance) (misalnya pelapukan pada
source region mungkin akan menghasilkan dua jenis klas), (2) kontrol transportasi
dan pengendapan (misalnya bedload dan suspended load dapat terjadi bersama
saat pengendapan tejad, atau variasi ukuran butir dapat berkembang karena
perubahan discharge dari aliran), atau (3) modifikasi post-depositional (misalnya
sedimen halus dapat terinfiltrasi or merembes masuk kesarign butiran kasar kayak
kinetic sieving versi boggs untuk gentik struktur reverse grading).

ukuran clast pada batuan sedimen klastik ini sangat bervariasi dari yang kecil
sampai yang raksasa seperti yang udah kita bahas sebelumnya. di olistostrom satu
individu komponennya (olistolit) bisa mencapai ratusan meter sampai berkilometer
(ya iyalah blok blok batuannya rusak diobrak abrik tektonik) hal ini umum pada zona
melange karena terbentuk pada batas zona tektonik aktif.

faktor lain yang pleru diperhatikan dalam mengamati tekstur batuan sedimen klastik
kasar adalah (1) kebundaran dari klas, (2) sperisitas dan bentuk klas, (3) proporsi
relatif dari smen dan matrik. sebenernya udah dijelasin sebelumnya, roundness
(kebundaran) umumnya berhubungan terhadap fungsi pleapukan dan transport.
karena surface anergy dan tingkat reaksi kimia yang tejradi lebih besasr pada tepi
klas, maka area ini melapuk lebih cepat dari permukaan lainnya, konsekuensinya
pelapukan cenderung akan mengubah tepi yag tajam dan pojok pojok clast hingga
menjadi membundar (Raymond, 2002). abrasi selama transportasi, bagaimanapun
juga tetap memegang peranan plaing utama dalam proses rounding dari klas klas
sedimen ini (Wentworrth, 1919; Krumbein, 1942, W.C. Bradley, 1970). jumlah dari
clast yang membundar baik (juga reduksi ukuran butir) bergantung pada berbagai
faktor, jarak transport, komposisi klas, komposisi klas yang berhubungan, ukuan dari
klas dan butiran yang berhubungan, dan nature dari media transportasi
(Wentwoerth, 1919, Plumley, 1948). maka jelas, batuan yang lebih lunak kayak
batugamping akan membundar lebih mudah selama transportasi terjadi jika
dibadingkan dengan batuan yang lebih keras seperti metaquarzite. sama halnya
juga dengan fungsi jarak kata Wentworth diatas mempengaruhi kemtatangan tekstur
batuan, semakin jauh jarak transportasi kalau batuan ini bisa terus survive maka
peluang mebundarnya lebih besar kearah downstream. maka hal ini menunjukan
bahwa banyak breksi sedimen (bukan istilah umum) dihasilkan dari pengendapan
dengan transportasi yang singkat atau tidak signifikan dari klasnya. blok atau
fragmen batuan (klas) dapat mempertahankan kemenyudutannya (angularitas)
meskipun sudah tertranport cukup jauh hingga beberapa kilometer, JIKA
tertraspotasikan bersama dalam matrik lumpur (mud matrix) dari aliran debris (debris
flow) (Raymond, 2002) hal ini wajar karena aliran akan memiliki viskositas tinggi dan
meski shear strengthnya gede tetap saja abtrasi selama transport terhadap
permukaan bidang gerus yang dilewati massa sedimen jadi tidak intens.

struktur yang berkembang pada breksi, konglomerat dan kawan kawan gak kayak
sedimen silisklastik terigen lainnya gak begitu terlihat struktur internalnya karena
sortasi yang jueluek. struktur yang  biasnay dijumpai, cross bedding (pada
konglomerat), pebble imbrication (clast imbrication), grading dalam berbagai tipe,
dan channel fills. cross bed yang hadir bisa planar atau trough. low angle cross
bedding hadir dalam shallow marine conglomerate, dan endapan fluvial, sementara
hihg angle cross bed umumnya diendapakan pada lingkungan channel fluvial
deposits dan alluvial fan.

grading merupakan indikator yang paling penting dalam menggambarkan kondisi


pengendapan dan transportasi (Raymond, 2002). istilah grading ini diketahui
memiliki endam tipe struktur (R.G. Walker, 1975, 1977; F.J. Hein 1982, Lowe, 1982):
(1) non graded atau diorganized bed, (2) normally graded beds, (3) inversely graded
beds, (4) inversely-normlly graded beds, (5), dan (6) graded-stratified beds (sori om
semuanya pake bahasa inggeris biar keren).

gambar section yang menunjukan struktur grading butir (pola susunan butir) (Walker
1975)

normally graded bedding merupakan clast atau butiran yang secara gradual
mengecil (menghalus) keatas. inverse grading (atau dalam boggs disebut reverse
grading) sebaliknya, kemudian istilah lainnya seperti inversely-normally graded
menunjukan pola sortasi mengkasar dari bawah hingga ke tengah lapisan kemudian
menghalus lagi menuju ke atas. inversely graded-disorganized menunjukan pola
butir mengkasar keatas, dimana grading inverse mengganti distribusi acak dari
butiran, lebih jelasnya silahakan pelototin ilustrasi diatas. istilah graded stratified
bed merupakan pola susunan gradasi butir dalam satu bed ditunjukan oleh sublayer
di dalamnya. misalnya tiga perlapisan batupasir yang pola susunan butiran pada tiap
perlapisan menghalus ketas . jika grading hanya didefinsikan sebagai perubahan
ukuran framework yang kasarnya saja (yang halus diabaikan) maka dikatakan
bertekstur coarse-tail grading. jika semua ukuran fraksi butiran dari sedimen
berubah, secara keseluruhan (baik yang kasar maupun yang halus) maka
dinamakan bertekstru distribution grading. dan istilah fining upward, coarsening
upward sequence (susunan hubungan gradasi dari seluruh tubuh perlapisan batuan
bukan hanya pada satu bed seperti istilah istilah diatas) maka dinamakan bedded
(fining upward, atau coarsening upward sequence) lihat ilustrasi gambar diatas dua
yang terakhir di kanan pojok bawah (atau seperti ilustrasi dari Nichols, 2007
dibawah).

pola gradasi sikuen perlapisan batuan sedimen (dalam Nichols, 2007)

kebanyakan graded bed (dan tipe tipenya diatas) menggambarkan mekanisme


transportasi dan lingkungan pengendapannya, sebagai contoh inversely garded
berkembang melalui mekanisme grain flow, umum di submarine slope, channel, dan
lingkungan fan. graded bed umum terbentuk karena arus trubidit pada lingkungan
yang sama. sementara disorganized be dibentuk pada lingkungan subaerial dan
submarine slide dan aliran debris.

orientasi butir (clast imbrication contohnya) telah banyak diketahui di lingkungan


fluvial, aliran debris, dan pada endapan glasial, juga hadir pada marine
conglomerate. Selama massa pengendapan butiran akan cenderung terorientasi
(kecuali jika butirannya equant atau bener-bener bulet kayak bola or klereng). klas
yang memanjang akan berada sejajara dengan sumbu panjangnnya secara paralel
hingga atau tegak lurus terhadap arah aliran oleh agen transportasi. tillite (endapan
glasial) umumnya memiliki orientasi butiran (klas) searah sumbu panjangnnya yang
paralel terhadap aliran es (Richter, 1932, dalam pettijohn, 1975; Krumbein, 1939
dalam raymond, 2002). pengaruh yang sama uga dihasilkan selama pengendapan
dari konglomerat matrik supported dan aliran debris (Collinson dan Thompson, 1982
ch. 7; R.G. Walker, 1984; Major, 1998). pada konglomerat clast-supported, sumbu
panjngnya tegak lurus terhadap arah aliran (Boggs, 1987 hal 132 dalam raymond
2002 hal 397). pebble dalam kebanyakan endapan gravel dan konglomerat purba
juga menunjukan orientasi dan imbrikasi tertentu. pebble pada endapan sungai
umumnya menunjukan arah orientasi yang searah terhadap arus yang paralel
terhadap sumbu panjangnya dan dapat menunjukan imbrikasi sudut ke arah
upstream (atau downstream) membentuk 10-15 derajat (Boggs 2002 hal ). bahkan
partikel pasir saja yang tersusun dalam kemas (fabric) batuan sedimen terkadang
menunjukan arah orientasi butir dengan sudut imbrikasi dapat mencapai  20 deg
terhadap upstream ini terejadi pada arus turbidit dan grain flow serta sandy debris
flow (Hiscott dan Middleton, 1980 dalam Boggs, 2006); namun beberapa endapan
gravity flow, orientasi dan arah imbrikasi dapat bervariasi atau memiliki pola
polimodal. endapan partikel pada laut yang tenang juga dapat menunjukan berbagai
orientas dan juga tentunya lack of imbrication (gak ada imbrikasi liat ilustrasi gambar
dibawah). bahkan inkonsestensi fabrik atau bimodalitas hadir berhubungan langsung
denga pengendapan yang sangat cepat dari arus suspensi atau sandy debris flow.
(loh? kok ngomongin pasir?? gak pa pa tho pak dhe… proses sedimentasi di pasir
kasar sama konglomerat rada rada sama lah)
imbrikasi orientasi butir dari berbagai variasi kekuatan arus pengendapan

sebenernya pembahsan ini telah dijelaskan pada postingan sebelumnya.


meningkatnya intensitas aliran yang hadir akan membantu orientasi sumbu yang
panjang searah (paralel) terhadap aliran aus dibandingkan dengan sumbu yang
membentuk arah normal (tegak lurus atau sumbu pendeknya sejajar dgn arus untuk
yang kekuatan arusnya lemah mungkin) (Johansson, 1976). sementara itu, pebble
yang diendapakn oleh arus turbidit atau proses graivty flow lainnya juga memiliki
orientasi sumbu panjangnya secara umum paralel terhadap arah aliran, meskipun
orientasi dalam beberapa endapan bisa saja random (Boggs, Jr 2006), pebble di
endapan glacial (tills) menunjukan orientasi paralel terhadap aliran hanya beberapa
yang menunjukan pola normal (sumbu pendeknya). (Boggs, 2006).

komposisi

komposisi dari konglomerat dapat diketahui dari analisis kimia totoal dari matrik dan
klas yang menyussunnya (Raymond, 2002). beberapa analisis kimia batuan dari
koglomeat dan batuan yang berhubungan (breksi dan kawan kawan) telah diketahui
dalam beberapa literatur.(seperti contoh tabel dibawah) menunjukan variasi dari
keberagaman kisaran komposisi dalam batuan sedimen klstik kasar, analaisisi ini
menunjukan juga bahwa variasi komposisi (mineral, butiran, terutama oksida yang
hadir) dalam konglomerat hampir sama dan memang menyerupai batupasir, hal ini
juga berlaku sama dengan breksi karbonat terhadap batugamping dan dolostone
(yang klastik).
kimia konglomerat (silahkan diliat gue aja males ngeliatnya) :D

komposisi dari konglomerat, diamiktit, dan breksi secara umum diketahui


berdasarkan jumlah klast atau blok yang menggambarkan tipe batuan (seperti
keterangan tabel bawah dari sampel batuan berbagai tempat). maka dikenallah
istilah monomik, polimik dan lain sebagainya berdsarkan keberagaman kompoinen
(klast) yang dimiliki si konglomerat. konglomerat oligomik ini hadir sebagai hasil
transortasi ekstensif dan abrasi (working=istilah yang dipake raymond untuk
menjelaskan sedimen yang mengalami abrasi dan transportasi secara ekstensif) dari
sedimen yang berasal dari source terrane kaya kuarsa atau material sedimen yang
memang sudah kaya kuarsa dari hasil working sebelumnya. sementara itu oligomik
breksi karbonat dan konglomerat, dalam banyak kasus, kemungkin secara lokal hasil
working yang sedikit. oligomict chert breccia and conglomerate kemungkina hadir
hasil rework secara lokal. konglomerat litik volkanik yang polimik juga berasal dari
volcanic arc atau plate boundary spreading center dan transform fault scarps (source
originnya). kemudian ada juga konglomerat polomik yang mungkin memiliki
diversitas yang lebih tinggi (beragam lagi), dimana kompoennya bisa granit isinya,
volcanik, sedimentary, atau metamorfik, nah yang ini umumnya berasal dari orogenic
belt terrane (nanti kita cari tahu apa orogenik belt ini tidak disini di postingan
selanjutnya huehuehue).

ini adalah klasifikasi konglomerat dari Boggs, 1992 (dalam boggs, 2006)
berdasarkan diversitas (keberagaman) butiran penyusun konglomerat (jadi gak perlu
pengamtan mikroskopis kayak di pasir or lempung or silisiklastik or karbonat fine
grained lainnya cukup dipelototin dilapangan biar lebih komprehensip yah.. bolehlah
ditambah pengamtan mikroskopisnya buat komposisi matriknya)

Origin, keterjadian, dan keberadaanya

saya akan bagi penjelasan ini berdasarkan ‘kacamata’ dua penulis buku yang saya
baca: Pak Samboggs Jr dan pakdhe Raymond. hal ini perlu dilakukan mengingat
kebiasaan ahli sedimentologis dan petrologis suka bikin bikin istilah sendiri tapi gak
seganas ahli struktur yang suka bikin istilah istilah aneh yang cuma dia sendiri yang
tahu kalo dibandingan ama petro or sedimen memang istilahnya banyak tapi itu itu
aja coba ente liat buku buku struktur geologi dari berbagai author mungkin untuk
satu jenis istilah yang sama dibuku lain di’pleset-pleset’in ama istilah yang lain meski
sebagian kata-katanya sama (kata pak benjamin sapei ketika suatu waktu ngisi
kuliah dikampus thank you pak atas informasi berharganya):D

menurut Boggs

quartzose (oligomict) conglomerate berasal dari batuan metasedimen yang


mengandung quarzite beds, batuan beku yang terisi urat kuarsa, dan suksesi batuan
sedimen, khussunya batugamping, yang mengandung chert beds.  quartzose
conglomerate ini hadir sebagai fluvial origin (lingkungan fluvial), da kemungkinan
diendapkan secara umum di braded stream. di lingkungan marine sendiri wave
merombak quartzose conglomerate yang diendapkan di littoral (beach) envoronment
juga bisa hadir (kebawa dari fluvial fluvial uga kayaknya).

adapun petromict conglomerate merupakan jenis konglomerat polimik (Boggs, Jr)


klas nya berasal dari berbagai jenis batuan bisa vulkanik, igneous, metamorfik, dan
sedimentary rock. meskipun terkadang ada satu jenis litologi yang dominan yang
ngisi klastnya maka terkadang disebut limestone conglometet, basalt conglomeret,
schist conglomerate, dll (kata om sam boggs, Jr). konglomerate yang terdiri dari klas
batuan beku plutonik seperti granit tidak begitu umum, meskipun konglomret yang
mengandung fragmen batuan pltuonik ini seperti granit akan terdisintergrasi menjadi
ukuran pasir ketimbang bertahan dalam blok yang lebih gede (kayak breksi vulkanik
logis juga soalnya breksi yang bongkahnya gede deket sama source sementara
batuan beku plutonik yang kesingkap apalagi dia granit yang kerasnya juga edan
akan terkikis kecil kecil). preservasi dari ketebalan konglomerat yang cukup
signifikan ini diketahui dari rekaman geologi menggambarkan rapid erosion (erosi
cepat) dari elevasi terrane yang tinggi atgau area dari vulkanik aktif. petromict
conglomerate akan ditransportasikan oleh aliran fluida dan mekanisme aliran
gravitasi (turbidit, longsor, dan lain lain); dan diendapkan pada berbagai lingkungan
baik fluvial, shallow marine sampai deep marine (tergantung dimana terranenya
berada).

deep marine conglomerate menurut boggs dikenal juga sebagai resedimenterd


conglomerate yang tertransportasikan dari nearshore area oleh turbidity current atau
proses sediment gravity flow lainnya. ketebalan tubuh konglomerat yang cukup oke
(>20 m) kemungkinan diendapkan pada setting non marine (alluvial fan/braided
river) atau pada setting deep sea fan (Boggs, Jr 2006).
istilah intraformational conglomerate (dijelaskan pada bagian bagian awal postingan
ini) oleh boggs mengacu kepada jenis konglomerat dengan clast sedimen diakui
terbentuk dalam depositional basin. sebaliknya clast extraformational conglomerate
berasal dari luar depositional basin. intraformatinoal conglomerate merupakan hasil
dari proses deformasi panekontemporer (sesaat setelah pengendapan terjadi)
dimana sedimen yang belum terkompaksi kuat (semiconsolidated) dan terendapkan
lagi (redposited) yang kira kira ekat dengan lokasi deformasi (lokal saja). brakup dari
sedimen membentuk klast yang terjadi secara panekonemporer ini membentuk klas
klas yang dapat terjadi secara subaerial, seperti drying out mud di tidal flat, atau
under water (subaqueous). subaqueous rip ups dari mud yang belum terkompaksi
oleh arus tidal, storm waves, atau sediment gravity flow menjadi penyebab yang
mungkin. dalam kasus lainnya, sedimentasi diinterupsi sesaat setelah proses ini
tejradi. tipe umum dari fragmen yang dijumpai pada konglomerat intraformasional
adalah silisiklastik mud clast dan juga lime clast. klas ini umumnya menyudut hingga
agak sedikit bundar (karena secara tekstural immature deket source soalnya sob
dan single cycle sifatnya). untuk jenis bed yang memiliki klas yang rata (flatened)
atau ‘gepeng’ akibat perilaku agitasi arus yang tidak biasa dan cukup kuat
dinamakan edgewise conglomerate (Pettijohn, 1975 p 184). biasanya sih klas klas
gamping yang ngisi konglomerat bisa kayak gini soalnya mudah kegerus om tapi
entahlah (gue belum pernah liat huehuehue).

menurut raymond

konglomerat dan batuan ikutannya (yang kasar kasar) dapat diendapkan oleh
aktivitas glasier, landslide, shore wave, stream di river. endapannya sendiri bisa di
river deposit (endapan fluvial) gravel in channel, di floodplain area (daerah limpahan
banjir), di alluvial fan dan delta, konglomerate marine berhubungan dengan batuan
disepanjang pantai, shallow shelves, slope dan rise, sepanjang submarine scarp
(lereng laut dalam di continental slope) di spread center, dan di channel yang dapat
mengalirkan material ke lobe dari submarine fans.

seperti layaknya batuan sedimen silisiklastik lainnya, plus fasies dan fosil yang hadir
dapat menjelaskan sejarah lingkungan pengendapan dari konglomerat. kebanyakan
konglomerat dan beberapa breksi ditransportasikan dan diendapkan oleh agen
transport air (Raymond, 2002) meski ada juga yang es (tapi gak ada yang angin :p).

di kontinen agen yang membentuk konglomerat dan beberapa breksi adalah stream
(arus kuat) dan lacustrine wave. di steram (umumnya fluviatil), gravel diendapkan
secara umum melali mekanisme bed load transport. di beberapa kasus, kecepatan
dan turbulensi arus yang tinggi dapat mengnangkat gravel hingga berada dalam
arus suspensi (Krumbein, 1942; K.M Scott dan Gravlee, 1968 V.R Baker, 1984).
dimanapun shear stress terjadi pada stream bed meningkatkan gaya yang dapat
mengangkat partikel, khususnya selama periode hihg flow (banjir or flood) terjadi,
major bed-load transport pun terjadi (transport bed load mencirikan arus yang kuat
dan cepat dimana fraksi or klas klas yang kasar dan gede gede bisa gerak
menggelinding dipermukaan dasar tempat arus ini bekerja dasar channel sungai,
tubuh lereng, lantai samudra dll). menurunnya kecepatan arus dan asosianya
terhadap shear stress terjadi ketika (1) banjir berhenti (flood subside), (2) ketika
velositas air menururun, ketika floodplain, fans, atau delta, dimana single channel
hanya mengalirkan arus dichannel saja (gak meluap) dan di daerah darah limpasan
banjir tadi (floodplain, fans, delta) alirannya digantikan oleh sheet flow atau
multichannel distributray flow.

pengendapan diikuti dengan penurunan shear stress (gak ada lagi gaya yang dapat
menggerakan fraksi kasar ini) hingga mencapai nilai yang mungkin oredenya 6 kali
lebih kecil dari gaya awal yang dibutuhkan untuk menggerakan fraksi (klas tersebut)
(Redi, dan frostick, 1984).

meskipun flash flood (bnjir bandang) dapat mengandung cukup banyak matrik
(Botothroyd dan Ashley, 1975). clast imbrication (masih ingat kan?) merupakan
struktur yang umum, juga cross bedding, tapi terkadang (yang cross) hadir secara
lokal.

konglomerat dan breksi yang terbentuk pada alluvial fan (dinamakan ‘fanglomerate’)
tramsuk kedalam jenis matrix suppoerted dan (ada juga yang) clast supported
conglomerate dikenal sebagai diamictite yang dihasilkan oleh stream, sheet floods,
mudflow, dan debris flow (Kim et al., 1995).

transortasi dan mekansime pengendapan dari fluvial fanglomerate dan breksi ini
sama seperti yang terjadi di stram channel dan pada floodplain. semetara yang
matrix supported units dihasilkan oleh pengendapan sedimen dari aliran yang mana
rasio sedimen terhadap airnnya tinggi (R.P Sharp dan Nobles 1953). mudflow dan
debris flow secara khas diawali oleh gravitational instability yang kemudian
menghasilkan akumulasi massa diliereng, produk lumpur (muddy) yang ada pada
breksi ini dihasilkan oleh aktivtas hujan yang tinggi. ketika aliran bergerak ke bawah
lereng atau kebawah channel maka hingga aliran ini resisten terhadap aliran yang
dihasilkan oleh shear stress yang dihasilkan oleh ravitasi dan responnya terhadap
massa sedimen hingga pengendapan terjadi (aliran terhenti) bergantung pada sifat
khusus dan jenis dari aliran (Kim et al., 1995, Iversion 1997).

aliran debris dan longsoran kuarter dan resen (merupakan mekanisme umum
pembawa material kasar) (Pomeroy, 1980), berupa rock falls, rockslide, dan
berbagai bentuk landslide lainnya. namun, karena proses ini umum terjadi pada
daerah orogenik yang telah mengalami erosi, kebanyakan breksi, diamiktit, dan
konglomerat terbentuk dari hasil erosi terrane (orogenik) ini. tills (endapan glasial)
hadir secara lokal pada latitud dan elevasi tinggi (Raymond, 2002).

diamiktit merupakan produk dari mass flows yang memiliki karakter yang sama
dengan tills (R.P. Sharp dan Nobbles, 1953; D.E. Lawson, 1981; Madole, 1982). Till
hasil dari pengendapan glasial, dimana melsitn es mengjatuhkan load dari sedimen
yang ‘terpengakap’ (diangkutnya). ciri distingtif (berbeda) dari keduanya serperti
striated clast, chatter-marked grain, unimodal clast orientation fabrics, dan
associated dropstone-bearing, laminated mudstone dan varvites yang merupakan
ciri ciri khas yang hadir dalam tillite (Schwab, 1976). meskipun Tills ini menunjukan
pola sortasi disorganized, tapi umumnya memiliki fabric yang menunjukan pola
orientasi klas tertentu, dengan sumbu panjangnnya terkadang paralel terhadap
aliran es (Krumbein, 1939; Clague, 1975a).

endapan marine dan lakeshore beachbiasanya sama secara alami. dicirikan oleh
sortasi yang baik, imbrikasi dari klas, dan umumnya memiliki pebble berbentuk
discoidal (Bluck, 1967; Bourgeois dan Leithold, 1984). selain itu secara lokal juga
ada struktur cross bedded, tapi tidak umum, terkadang ada yang fosiliferous. baik
konglomerat klas suported maupun matrik suported dapat terbentuk di beach sampai
lingkungan shallow marine (R.L Phillips, 1984), tapi klas supported yang paling
umum disini (bukan yang matrik) (kata Raymond, 2002). umumnya berselingan
(interbeded) dengan gradasi sandstone secara lateral. beach gravel (yang
membentuk konglomerat) memiliki karakteristik dari aliran breaking of waves (air
pasang) dan surutnya air (ebb of water) yang dihasilkan oleh wave action (ombak).

kemudaian wave juga dapat menghasilkan carbonat breccia. sebagai contoh strom
wave akan menfragmentasi mudcrack dan laminated mud pada tidal flat dan
mengendapkannya kembali sebagai breksi atau ‘flat pebble conglomerate’ (ini
intraformational versi boggs sebelumnya itu tapi raymond gak pake istilah itu). pada
air yang agak elbh dalam, breksi karbonat atau konglomerat akan berkembang
dimana wave menfragmentasi reefal limestone dan mengendapkannya di daerah
reef flank (P. Hoffman, 1974).

di daerah offshore, mas flow dan submarine landsliding merupakan mekanisme


transportasi dan pengendapan dominan untuk material klastik kasar. subaqueoous
debris flow terjadi di submarine detlta, berkembang juga di lereng laut, dan
umumnya juga terdapat di submarine canyon dan submarine channel (Postuma,
1984; J.M Coleman 1996). seperti halnya pergerakan massa pada subaerial, dan
pergerakan massa pada submarine bergerak ketika shear stress meningkatkan yield
strength dari sedimen. pengendapan terjadi karena stress ini berkurang (shear
stress ini adalah kemampuan antar butiran sedimen yang sudah terendapkan untuk
saling menahan keutuhan tubuhnya dari gaya luar lempung adalah partikel dengan
yield dan shear strength luar biasa nanti kita bahas di hjulstrom diagram pada
postingan berkutnya.. semoga haha), secara umum karena berkurangnya gradien ini
(gradien kekuatan: velositas dan turbulensi, yang menyebabkan berkurangnya shear
strength dan yield strength).
ini cuma contoh fasies channel yang diisi konglomerat yang berasosiasi dengan area
flood plain pada flank channelnya..

Anda mungkin juga menyukai