10/300976/TK/36739 Diagenesis dan Evolusi Porositas Batuan Karbonat Pada Lingkungan Subaerial sebagai Model untuk Studi Bawah Permukaan
Jurusan Teknik Geologi FT-UGM Outline Latar Belakang Proses Diagenesis Batuan Karbonat di Lingkungan Subaerial Porositas Batuan Karbonat di Lingkungan Subaerial Hubungan Diagenesis Subaerial dengan Evolusi Porositas Batuan Karbonat Studi Kasus: Diagenesis Formasi Wonosari Kesimpulan Batuan Karbonat sebagai Reservoar Minyak dan Gas Bumi Latar Belakang Kehadirannya mencapai 20 25% dari total batuan sedimen yang ada di bumi ini (Boggs, 2009).
Di Indonesia, hampir 50% produksi migas berasal dari reservoar karbonat. ditemukan pada lapangan-lapangan migas seperti Arun dan Baturaja. (Park, Matter, dan Tonkin, 1995)
Distribusi batuan karbonat di seluruh dunia (ditunjukkan oleh warna merah) http://en.wikipedia.org/Carbonate-outcrops_worlds.jpg Kualitas Reservoar Batuan Karbonat http://www.geospectra.net/fieldgeology/Jue1123.jpg
Reservoar karbonat yang ekonomis dipengaruhi oleh pembentukan dan evolusi porositas. (Moore, 2001)
Porositas batuan karbonat ditentukan oleh lingkungan dan proses diagenesis yang menyertainya.
Tahapan Diagenesa pada Batuan Karbonat 1. Deposisi 2. Mikritisasi dan sementasi di dalam pori 3. Sementasi antarbutiran 4. Sementasi kalsit Longman (1982) 5. Pelarutan mineral aragonit 6. Pengisian rongga pori moldic oleh kalsit dan neomorfisme akhir. 7. Pembentukan pori vug 8. Pengisian vug oleh sparit dalam proses menuju bawah permukaan. Lingkungan laut - transisi Di atas muka laut (meteorik) Proses Diagenesa di Lingkungan Subaerial Subaerial merupakan suatu proses dan kondisi yang terjadi pada atmosfer atau udara terbuka, pada permukaan daratan atau dekat dengan permukaan daratan. (Dictionary of Earth Science, 2003)
Lingkungan subaerial secara umum dipengaruhi oleh aktivitas air meteorik (Scoffin, 1987)
Diagenesa Batuan Karbonat pada Lingkungan Subaerial Proses Diagenesa di Lingkungan Subaerial Proses diagenesa utama yang terjadi di lingkungan subaerial Pelarutan Presipitasi (Esteban dan Klappa, 1983 dalam Scoffin, 1987) Tipe Diagenesa di Lingkungan Subaerial Beberapa tipe diagenesa batuan karbonat yang dapat terjadi antara lain adalah: Alterasi biogenik (mikritisasi) Sementasi Pelarutan Neomorfisme Penggantian (Replacement)
(diadaptasi dari Boggs, 2006; Scoffin, 1983; Longman, 1982) Zona Diagenesa di Lingkungan Subaerial Berdasarkan kondisi lingkungannya, terdapat dua zona utama, yaitu : zona vadose Zona di atas muka air tanah dengan pori-pori batuan terisi oleh udara dan mudah mengalami pengisian air meteorik selama hujan berlangsung.
zona freatik Zona dimana pori-pori batuan dapat terisi oleh air meteorik, air laut, atau campuran dari keduanya.
(Longman, 1982) Zona Diagenesa di Lingkungan Subaerial Sketsa kenampakan zona vadose dan zona freatik di permukaan (Longman, 1982). Produk Diagenesa di Lingkungan Subaerial Mengacu pada Scoffin, 1987, produk diagenesis pada lingkungan subaerialsecara umum terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Kars dan deposit speleothem Caliche Travertin Produk Diagenesa di Lingkungan Subaerial Fitur-fitur pelarutan pada batuan karbonat yang sudah mengalami karstifikasi . (Mytroie dan Carew, 1995, dalam Moore, 2001) 1. Kars dan deposit Speleothem Produk Diagenesa di Lingkungan Subaerial Profil caliche ideal beserta karakteristik utama di dalamnya (setelah Esteban dan Klappa, 1983, dalam Scoffin, 1987). 2. Caliche Caliche merupakan hasil akumulasi CaCO 3 pada kondisi yang kering dalam sedimen yang berasal dari tanah. (Scoffin, 1987) http://en.wikipedia.org Produk Diagenesa di Lingkungan Subaerial 3. Travertin Travertin merupakan hasil presipitasi air yang berasal dari proses darat seperti mata air dan air terjun yang jenuh akan CaCO 3 dan mengalami pelepasan kandungan CO 2 sehingga menghasilkan endapan kalsium
Travertin yang bersifat porus seperti spons umumnya disebut sebagai tufa atau tufa karbonatan..
http://www.geology.com/tufa.jpg Klasifikasi Pori Pada Batuan Karbonat Porositas pada Batuan Karbonat di Lingkungan Subaerial Kalsifikasi pori berdasarkan ukuran (Lindsay, 2010, diadaptasi dari Luo dan Machel, 1995) Klasifikasi Pori Pada Batuan Karbonat Sayatan tipis yang menunjukkan ukuran pori. (a) mikropori; (b) mesopori; (c) makropori; (d) megapori. (Lindsay, 2010) a c b d Klasifikasi Pori Pada Batuan Karbonat Berdasarkan klasifikasi Choquette dan Pray (1970), Longman (1982), menyederhanakan tipe pori batuan karbonat ke dalam sembilan tipe utama, yaitu :
Faktor yang Mempemgaruhi Perubahan Porositas Pengontrol utama dalam proses pelarutan dan pembentukan porositas (Longman, 1982) Pembentukan Porositas pada Batuan Karbonat di Lingkungan Subaerial Perubahan porositas yang dipengaruhi oleh lamanya proses paparan di permukaan (Ahr, 2008) Hubungan Diagenesis Subaerial dengan Perubahan Porositas Pengaruh Diagenesis Subaerial Terhadap Evolusi Porositas Ahr (2008), membagi proses diagenesis menjadi dua jenis berdasarkan keterkaitannya dengan evolusi porositas, yaitu: Diagenesis yang meningkatkan porositas Diagenesis yang mereduksi porositas.
Hubungan Diagenesis Subaerial dengan Perubahan Porositas Diagenesis yang meningkatkan porositas Rekristalisasi Pelarutan Pelarutan berskala besar Penggantian (replacement)
Hubungan Diagenesis Subaerial dengan Perubahan Porositas Diagenesis yang mereduksi porositas Kompaksi Rekristalisasi Penggantian (replacement) Sementasi
Hubungan Kedalaman dengan Evolusi Porositas Grafik hubungan porositas dengan kedalaman batuan karbonat berdasarkan batuan karbonat Florida Selatan (Schmoker, J.W. dan Halley, 1982, dalam Saller, 2013). Hubungan Kedalaman dengan Evolusi Porositas Hubungan antara kedalaman dengan pembentukan porositas (Longman, 1982) Hubungan Kedalaman dengan Evolusi Porositas Hubungan antara kedalaman dengan reduksi porositas (Longman, 1982) Identifikasi Karakteristik Diagenesa Subaerial di Bawah Permukaan Identifikasi hasil diagenesa subaerial
Seismik Identifikasi fitur-fitur kars berukuran besar Inti batuan Identifikasi pori Log konvensional Identifikasi paleosoil dan porositas Image log Identifikasi tipe pori
Tinjauan Umum Studi Kasus: Diagenesis Batuan Karbonat Formasi Wonosari Penelitian ini merupakan kerjasama PT.Pertamina dengan Jurusan Teknik Geologi UGM
Penelitian terhadap model fasies dari batuan karbonat Tersier Formasi Wonosari, yang dikaitkan dengan proses diagenesis dan porositas sekunder yang berhubungan dengan eksplorasi migas pada reservoar batuan karbonat.
Lokasi penelitian memiliki luasan sekitar 320 km 2 yang terletak pada jarak sekitar 60 km ke arah tenggara Yogyakrta dengan posisi 8 00 8 10 lintang selatan dan 110 28 27 - 110 38 27.
Formasi Wonosari mengalami diagenesis pada kondisi subaerial. Proses Diagenesis Pada Formasi Wonosari Data Permukaan Data Bawah Permukaan Proses diagenesis yang terjadi di permukaan dan di bawah permukaan pada Formasi Wonosari berdasarkan data sampel batuan.(Anonim, 1986)
Proses diagenesis yang dominan: neomorfisme dan pelarutan Tipe Pori Pada Formasi Wonosari
Tipe pori yang dijumpai pada sampel batuan Formasi Wonosari (Anonim, 1986) Data Permukaan Data Bawah Permukaan Tipe pori yang dominan: Moldic dan Vug Tipe Pori Pada Formasi Wonosari Nilai porositas yang bervariasi untuk setiap fasies mulai dari 2 % hingga lebih dari 30 %. Namun rata-rata porositas bernilai lebih dari 10% Ringkasan Porositas yang tinggi umumnya terbentuk pada lingkungan subaerial dimana proses pelarutan berjalan intensif. Seiring dengan bertambahnya kedalaman batuan karbonat oleh proses penguburan (burial), secara umum nilai porositasnya akan berkurang. Identifikasi reservoar bawah permukaan yang berasal dari hasil diagenesa di lingkungan subaerial dapat dilakukan dengan menggunakan data seismik, log konvensional, image log, serta sampel inti batuan. Contoh nyata daerah di Yogyakarta yang mengalami proses diagenesis pada lingkungan subaerial saat ini adalah Formasi Wonosari, Gunungkidul. Daftar Pustaka Ahr, W.M., 2008, Geology of Carbonate Reservoirs: The Identification, Description, and Characterization of Hydrocarbon Reservoirs in Carbonate Rocks, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey Anonim, 1986, Reef Facies Model of the Wonosari Limestone in accordance with the Diagenetic Processes and secondary Porosity, Wonosari Area, Yogyakarta, Litbang EP-Pertamina Dinas Evaluasi dan Pengembangan Geologi, Jakarta. Arve Lny , 2006, Making Sense of Cabonate Pore Systems, AAPG Bulletin, v. 90, no. 9, pp. 13811405, Bergen. Boggs, Jr., S.Principles of Sedimentology and Stratigraphy 4 th Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey. Cui, H., 2012, Carbonate Diagenesis : Stories Behind The Microscopic Images, Unpublished. Folk, R.L. 1959, Petrology of Sedimentary Rocks, Hemphill Publishing Company, Texas. Lindsay, R.F., 2010, Carbonate Porosity Families & Their Reservoir Potential, AAPG Annual Convention and Exhibition, New Orleans. Longman, M.W., 1982, Carbonate Diagenesis as a Control on Stratigraphic Traps, AAPG Fall Education Conference, Calgary. Daftar Pustaka Mazzullo S.J., 2004, Overview of Porosity Evolution in Carbonate Reservoirs, Kansas Geological Society Bulletin, v. 79, nos. 1 and 2, Kansas. Moore, C.H., 2001, Carbonate Reservoirs: Porosity Evolution and Diagenesis in a Sequence Stratigraphic Framework, Elsevier Science B.V., Amsterdam. Park, R.K., A. Matter, dan Tonkin. P.C., 1995, Porosity Evolution in the Baturaja Carbonate of the Sunda Basin, , IPA 24 th Annual Proceeding, Jakarta. Saller, A., 2013, Diagenetic Evolution of Porosity in Carbonates during Burial, AAPG Distinguished Lecture, Texas. Scoffin, T.P. , 1987, An Introduction to Carbonate Sediments and Rocks, Blackie & Son Ltd., Glasgow. Tomo, S, 1978, First Annual Carbonate Diagenesis Seminar, Department of Geology Applied Carbonate Research Program, Texas. Tucker, M.E., 2001, Sedimentary Petrology: An Introduction to the Origin of Sedimentary Rocks, Blackwell Science Ltd., Oxford. Tucker, M.E. dan P. Wright, 1990, Carbonate Sedimentology, Blackwell Science Ltd., Oxford. Wright, P. dan P. Harris, 2013, Carbonate Dissolution and Porosity Development in the Burial (Mesogenetic) Environment, AAPG Annual Convention and Exhibition, Pennsylvania.
Diskusi & Pertanyaan Terima kasih Formasi Wonosari, Panggang, Gunung Kidul
Analisis Pola Sedimentasi Menggunakan Metode Markov Chain Pada Daerah Nglipar Kecematan Kedung Keris, Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta