Anda di halaman 1dari 63

HALAMAN PENGESAHAN

OLEH :

M. JAIDIN

410016113

Diajukan sebagai laporan akhir praktikum petrografi

Yogyakarta, 20 desember

ASISTEN HIDROGEOLOGI

LABORATORIUM HARD ROCK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA

2018/2019

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi

Petrografiyang di semester 4 jurusan teknik geologi STTNAS Yogyakarta ini

dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen Hidrogeologi

yaitu Ir. Joko Sungkono, yang dengan tabah berkenan membimbing dan mengajar

pada mata kuliah Petrografi sehingga kedepannya mahasiswa didik dapat

menerapkan apa yang didapat di semester ini dan kepada kakak-kakak asisten

praktikum telah memberi sedikit bimbingan dalam penyusunan laporan Petrografii

serta pihak-pihak yang tentu tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penyusunan laporan resmi praktikum Hidrogeologi ini.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak. Demikian pula dengan tugas ini

yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

membangun tetap penyusun nantikan demi kesempurnaan laporan praktikum dan

laporan-laporan yang akan diberikan di lain waktu.

Yogyakarta, 19 desember

Penyusun

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 2
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

DAFTAR GAMBAR................................................................................................

DAFTAR TABEL.....................................................................................................

BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG ..........................................................................

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN.....................................................................

1.3 METODE................................................................................................

BAB 2. DASAR TEORI...........................................................................................

2.1 KUALITAS AIR TANAH.....................................................................

2.2 METODE TRILINIER PIPER ............................................................

2.3 AKUIFER TERTEKAN........................................................................

2.4 AKUIFER BOCOR ...............................................................................

2.5 DEBIT ALIRAN.....................................................................................

2.6 POLA ALIRAN AIRTANAH ..............................................................

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 3
2.8 DESAIN REKONTRUKSI SUMUR ...................................................

2.9 PEMETAAN HIDROGEOLOGI ........................................................

BAB 3. PEMBAHASAN..........................................................................................

3.1 ANALISIS KUALITAS AIR TANAH ................................................

3.2 ANALISIS METODE TRILINIER PIPER ........................................

3.3 UJI PEMOMPAAN AKUIFER TERTEKAN.....................................

3.4 UJI PEMOMPAAN AKUIFER BOCOR............................................

3.5 PENGUKURAN DEBIT ALIRAN ......................................................

3.6 PETA POLA PENGALIRAN AIR TANAH.......................................

3.7 DESAIN KONTRUKSI SUMUR..........................................................

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................

4.1 KESIMPULAN.......................................................................................

4.2 SARAN....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

LAMPIRAN..............................................................................................................

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 4
DAFTAR GEMBAR

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 5
DAFTAR TABEL

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 6
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hidrologi adalah hydrologia adalah ilmu yang mempelajari tentang air

cabang dari ilmu Geografi Ilmu yang mempelajari mengenai pergerakan,

persebaran, dan kualitas air permukaan di Bumi. Hidrogeologi adalah ilmu yang

mempelajari mengenai batuan dan hidrologi adalah ilmu yang mempelajari

mengenai air.

Arti luasnya hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang air dan

merupakan salah satu aspek yang dapat diketahui melalui penginderaan jauh dan

sistem informasi geografi, Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

Terdapat berbagai macam cara utuk mendapatkan air bagi manusia yaitu air hujan,

air permukaan dan air tanah. Air hujan merupakan sumber utama dari setiap

penyimpanan baik permukaan, tajuk, maupun tanah tetapi hujan tidak selalu ada

sehingga manusia harus mencari sumber lain yaiitu pada penyimpanan-

penyimpanan tersebut. Air permukaan tidak dimiliki oleh semua wilyah hanya

diwilayah tertentu saja yang memiliki sungai atau danau sedangkan air tanah

walaupun tidak semua air tanah dapat diambil karena terbatasnya teknologi tetapi

air tanah merupakan penyimpanan yang paling baik persebarannya meskipun

tidak merata yang disebabkan oleh lingkungan fisiknya sehingga masyarakat yang

jauh dari air permukaan akan bergantung pada air tanah

Air merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, dari itu

penggunaan dari air sendiri sangatlah banyak, dan penggunaannya akan semakin

meningkat ketika pada suatu daerah tersebut mengalami peningkatan penduduk.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 7
Sumber air sendiri berasal dari sungai ataupun berasal dari air bawah permukaan

hampir setengah dari populasi dunia masih menggunakan sumber airtanah sebagai

sumber air minum dan untuk keperluan lainnya (Brindha dkk., 2015).

Ketersediaan sumber air tersebut diketahui berada di bawah permukaan tanah

dengan kedalaman tertentu melewati pori-pori tanah atau batuan mulai terisi air

dan tersimpan pada lajur jenuh yang disebut dengan airtanah (Fetter, 1980).

1.2. Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan

1.3. Metode

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 8
BAB II DASAR TOERI

2.1 Kualitas Air Tanah

Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik,

kimiawi, dan biologisnya.[1] Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air

relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi

ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia

terhadap air minum.

Berbagai lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan

keputusan politik dalam menentukan standar kualitas air yang diizinkan untuk

keperluan tertentu. Kondisi air bervariasi seiring waktu tergantung pada kondisi

lingkungan setempat. Air terikat erat dengan kondisi ekologi setempat sehingga

kualitas air termasuk suatu subjek yang sangat kompleks dalam ilmu lingkungan.

Aktivitas industri seperti manufaktur, pertambangan, konstruksi, dan

transportasi merupakan penyebab utama pencemaran air, juga limpasan

permukaan dari pertanian dan perkotaan. Kualitas air tanah dapat dipengaruhi

oleh asal mata air, lingkungan dan , iklim, litologi, topografi, vegetasi.

Menurut Engelen (1981), menyatakan kualitas airtanah dipandang sebagai

satu system Jenis tanah/batuan penyusun akuifer adalah berperan dalam reaksi

antar mineral penyusun tanah/batuan terhadap komposisi kimia airtana, Jenis

akuifer adalah aliran laminer, turbulen, konveksi, dispersi, dan difusi., Jenis

pengaliran Perubahan yang terjadi sesuai dengan hukum-hukum fisika, kimia,

biologi atau segala proses yang dapat mengakibatkan perubahan kualitas.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 9
Manfaat studi kualitas air tanah dibagi beberapa macam yaitu mengetahui

sejarah, proses terjadi/pembentukan, perkembangangan, interpretasi ke dalam

geologi/geohidrologinya.

Tabel 1 Proses yang terjadi pada kualitas air tanah

Tabel 2 Hubungan antara ion penyusun airtanah dengan jenis mineral (Davis dan

De Wiest, 1966)

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 10
Tabel 3 Hubungan antara ion penyusun airtanah dengan jenis mineral (Davis dan

De Wiest, 1966)

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 11
Macam Pengaliran Airtanah :

 aliran konveksi adalah Berlangsung dengan cepat, terutama pada rekahan ,

retakan, pori-pori yang besar dsb. Aliran konveksi tinggi (lebih tinggi dari

aliran dispersi & difusi) → dijumpai di bagian atas yang dangkal.

 Aliran dispresi adalah aliran yang Aliran konveksi berkurang → terjadi di

bagian tengah & bawah pada bagian kaki yang turun. Secara perlahan

berkembang menjadi aliran dispersi

 Aliran difusi adalah aliran yang berlangsung pada bagian bawah.

Gambar 1 (Engele 19981)

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 12
2.1.1. Kualitas airtanah ditentukan oleh tiga sifat utama :

 sifat fisis,

 sifat khemis,

 sifat biologis (bakteriologis)

Sifat Fisis di bagi menjadi beberapa yaitu :

1. Warna Disebabkan oleh adanya zat-zat berupa suspensi maupun terlarut

dan ditentukan dengan menggunakan skala Pt-Co.

2. Bau Disebabkan oleh adanya zat-zat atau gas-gas yang mempunyai

aroma.

3. Rasa Disebabkan oleh adanya garam atau zat lain, baik yang tersuspensi

ataupun terlarut.

4. Kekentalan Dipengaruhi oleh partikel-partikel yang terkandung di

dalamnya. Semakin banyak yang dikandung akan semakin kental. Suhu

semakin tinggi, maka kekentalannya akan semakin turun (encer).

5. Kekeruhan adalah Disebabkan oleh adanya zat-zat yang dikandung tetapi

tidak terlarutkan. contohnya lempung, lanau, zat-zat organik serta

mikroorganisme, Ditentukan dengan turbidiameter.

6. Suhu Dipengaruhi oleh keadaan sekelilingnya, seperti musim, cuaca,

siang-malam, tempat atau lokasinya.

Sifat khemis di bagi menjadi beberapa yaitu :

1. Kesadahan atau kekerasan

Adalah total hardness : Hr, Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan

karbonat, kesadahan non karbonat adalah Disebabkan oleh kandungan Ca &

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 13
Mg. Dapat ditentukan dengan titrasi (satuan bpj : bagian per juta atau ppm :

part per million) ≈ mg/l, atau dengan oD (1o D = 10 mg/l CaO) Hr = Ca

(CaCO3/Ca) + Mg (CaCO3/Mg), dengan Ca dan Mg dalam mg/l.

Tabel 4 Klasifikasi air berdasarkan harga kesadahan (Hem dalam Douwer, 1978

dan Sawyer & Mc Carty dalam Todd, 1980).

2. Jumlah Garam Terlarut

Adalah Nilainya dapat diketahui dengan harga daya hantar listrik

(DHL-EC) → menunjukkan sifat/kemampuan air meng-hantarkan listrik, Air

yang banyak mengandung garam akan mempunyai harga daya hantar listrik

yang tinggi, Pengukuran : EC meter (satuan mikrosiemen (μS/Sm) atau

mikromho (μmho/Sm).

Tabel 2 Jumlah garam terlarut atau total dissolved solids → jumlah konsentrasi

garam yang terkandung di dalam air (Hem dalam Douwer, 1978 dan Sawyer &

Mc Carty dalam Todd, 1980)

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 14
3. Daya Hantar Listrik (DHL)

Daya hantar listrik (DHL), diukur pada suhu standart 250 C, maka

perlu dilakukan koreksi berdasarkan persamaan berikut : DHL 25o C =

DHL t o C / ( 1 + 0,02 (t – 25) ) , Airtanah : 100-5.000 μS/Sm. Besarnya

daya hantar listrik dapat dikonversikan dengan besaran jumlah garam

terlarut (mg/l) yaitu : 1 milimho/Sm (103 μmho/Sm ) = 640 mg/l atau 1

mg/l = 1,56 μS/Sm, Harga konversi dipengaruhi oleh jenis garam, yaitu 1

milimho/Sm = 450 mg/l untuk garam MgCl sampai 1.000 mg/l untuk

garam Na HCO3.

Tabel 5 Klasifikasi air berdasarkan daya hantar listrik (DHL)

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 15
4. Keasaman air

Sebagai zat pelarut yang akan melarutkan semua zat yang ada padanya,

baik bersifat asam, basa ataupun netral, dan derajat keasaman → pH, berkisar

antara 1 – 14, dan pH < 7 → asam, air mengandung Cl2 berlebihan. Air

dengan pH 4,5 → dijumpai adanya ion bikarbonat (HCO3). Air yang asam,

sangat mudah melarutkan Fe → air yang asam akan mengandung besi yang

tinggi. pH > 7 → basa, air mengandung garam Ca atau Mg karbonat,

bikarbonat (pH 7,5 – 8), pH 7 → netral. Pengukuran pH dengan

menggunakan pH meter.

5. Kandungan Ion → kation, anion atau ion logam.

Penentuan dilakukan dengan metode volumetric, calorimetri, flame

fotometri, spektrometri. Ion-ion penting antara lain Na, K, Ca, Mg.Al, Fe, Mn,

Cu, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3,H2S, F, NH4, NO3, NO2, KMnO4, SiO2,

dan boron. Ion-ion logam jarang yang bersifat racun antara lain: As, Pb, Se,

Cr, Cd, Hg, dan Co.

Sifat Biologis (Bakteriologis) yaitu :

1. Kandungan biologis di dalam air → bakteriologis (bakteri E coli)

2. Kandungan bakteri E coli dapat ditentukan berdasarkan pendekatan

dengan daftar MPN dari Hoskins. Caranya dengan mempersiapkan 15

tabung. Setiap 5 tabung diisi air sebanyak 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml. Pada

masing-masing tabung ditambahkan beberapa tetes lauryl tryptose broth,

kemudian diinkubasikan selama 48 jam pada suhu 35°C. Dicatat tabung-

tabung mana yang mengeluarkan gas (positip). Dengan menggunakan

daftar MPN dapat diketahui jumlah bakteri coli dalam 100 ml air.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 16
2.1.2. Kualitas Airtanah Di Beberapa Jenis Batuan

1. Kualitas Airtanah pada Batuan Beku Dalam & Batuan Metamorf :

 Kualitas airtanah pada kedua jenis batuan ini umumnya baik.

 Namun apabila, terdapat di daerah kering → oleh adanya proses

penguapan garam-garam akan terkonsentrasi. Hal serupa dijumpai di

daerah yang mengandung air fosil atau terjadi penyusupan air laut lewat

retakan batuan.

 Pada batuan diorit & syenit → kandungan kuarsa rendah, tetapi mineral

silika relatif mudah larut → kadar SiO2 terlarut di dalam airtanah dapat

mencapai 25 - 55 bpj.

 Pada kuarsit, marmer, batusabak, & filit → kadar SiO2 < 30 bpj.

 Pada dolomit dan marmer → kesadahan sedang - tinggi.

 Pada serpentin, gabro, ampibolit, dan sejenisnya → kadar magnesium >

kadar kalsium.

2. Kualitas Airtanah pada Batuan Beku Dalam & Batuan Metamorf :

 Air yang berasal dari granit, gneiss, sekis mika, riolit → bersifat asam dan

jumlah garam terlarut mencapai 71 bpj dengan kesadahan 23 bpj.

 Air yang berasal dari gabro, diorit, gneiss hormblende → jumlah garam

terlarut sebesar 233 bpj dengan kesadahan 145 bpj. (Le Grand dalam

Davis & De Wiest, 1966)

3. Kualitas Airtanah pada Batuan Volkanik :

 Pada umumnya, air yang berasal dari batuan volkanik → kualitas baik dan

cenderung sebagai air kalsium magnesium-bikarbonat.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 17
 Pada batuan volkanik bersifat asam → air natrium-bikarbonat dengan

kadar SiO2 tinggi.

 Kualitas air yang jelek dijumpai pada sumber air hangat atau fumarol →

kadar natrium dan klorida tinggi dengan pH rendah.

 Kualitas air yang jelek, dijumpai juga di daerah pantai yang terjadi

penyusupan air laut maupun di daerah gurun yang penguapnya sangat

tinggi.

4. Kualitas Airtanah pada Batuan Sedimen/Endapan

 Kualitas airtanah beragam → air asin sampai air dengan kandungan

jumlah garam terlarut < 100 bpj.

 Semakin dalam akuifer, kualitas airtanah semakin jelek.

 Pada serpih → kandungan besi dan fluorida cukup tinggi dengan pH

rendah (5,5 – 7).

 Pada batugamping → kandungan silika rendah, kalsium & magnesium

melimpah dengan pH > 7.

 Pada batupasir → kualitas airtanah beragam, tetapi pada umumnya

memiliki kualitas baik. Kualitas airtanah dipengaruhi oleh komposisi

mineral, kedalaman akuifer, dan jauh dekatnya pengaliran.

5. Kualitas Airtanah pada Endapan

 Kualitas airtanah pada lembah yang sangat luas, terbentuk oleh proses

tektonik → kualitas yang beragam. Pada endapan lembah sungai,

umumnya memiliki kualitas baik, kecuali di daerah gurun dan daerah yang

telah berkembang dengan pesat.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 18
 Kualitas airtanah dipengaruhi oleh air yang masuk ke dalam akuifer,

vegetasi, kultur dan tipe batuan di tepi sungai maupun dasar lembah.

 Pada lembah dengan sistem pengaliran yang bagus → kualitas airtanah

baik. Pengaliran terbuka akan mencegah akumulasi air garam yang

disebabkan oleh penguapan dan membantu peredaran airtanah yang akan

menggerakan air fosil.

 Pada endapan yang berasal dari batuan beku/batuan metamorf → jumlah

garam terlarut relatif rendah, demikian pula kadar SO4 dan Cl.

 Pada endapan yang berasal dari batuan volkanik → kadar SiO2 melimpah.

 Kualitas airtanah pada endapan yang terbentuk oleh sedimentasi lapukan

batuan sedimen → banyak mengandung Ca, Mg, CO3, SO4. Kandungan

Cl tergantung dari pencucian.

 Pada dataran pantai → kandungan jumlah garam terlarut sedikit, akan

tetapi ion Na, Ca, dan HCO3 sangat melimpah di dekat permukaan.

Semakin dalam akuifer, kandungan SO4, Ca, & Mg rendah, sedangkan Na

& HCO3 tetap dominan.

 Pada daerah penyusupan air laut → kadar SiO2 rendah dan SO4 lebih

tinggi apabila dibandingkan dengan air fosil. Ion yang melimpah : Na, Cl.

2.1.3. Interpretasi Geologi dari Data Kualitas Airtanah

Interpretasi dilakukan berdasarkan kandungan ion penyusun utama, baik

berupa kation maupun anion. Kation → Kalsium, Magnesium, Natrium, Kalium,

Besi, Mangan. Anion → Klorida, Sulfat, Bikarbonat, Karbonat, Nitrat, dan

kadang-kadang Fluoride. Interpretasi dilakukan pula berdasarkan kadar SiO2,

jumlah garam terlarut atau daya hantar listrik, suhu, dan pH.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 19
Satuan bpj dari ion-ion tersebut harus diubah menjadi epj (ekivalen per

juta).

epj = valensi x bpj/berat atom atau

epj = valensi x bpj/berat molekul

Jumlah kation (satuan epj) sama dengan jumlah anion (satuan epj) atau

perbedaanya harus kecil (kurang dari 5 %). Penamaan kelas air ditentukan

berdasarkan kandungan ion yang mempunyai jumlah > 25 %. Tujuan interpretasi

→ menentukan klasifikasi, korelasi, analisis, sintesis, dan ilustrasi (Zaporozec,

1972).

Standart Kualitas Airtanah Berdasarkan Penggunaan airtanah, terutama

untuk keperluan air minum, air irigasi dan industri → standart yang dikeluarkan

oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Tabel 6. Suhu air

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 20
Untuk kepentingan irigasi, diperlukan beberapa parameter lain:

 Imbangan Serapan Natrium (Sodium Adsorpion Ratio = SAR),

 % Na Karbonat Tersisa (Residual Sodium Carbonate = RSC), dan

 kadar boron.

Imbangan Serapan Natrium (SAR) diperoleh berdasarkan:

Na, Ca dan Mg dalam satuan epj

 % Na didapatkan dengan rumus : % Na = (Na + K) 100/(Ca + Mg + Na

+ K), satuan ion epj

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 21
 Na Karbonat Tersisa (RSC) didapatkan dengan rumus : RSC = (CO3 +

HCO3) – ( Ca+Mg), satuan ion epj.

 Parameter penting lain, yaitu Biochemical Oxygen Demand (BOD) →

mengukur taraf pengotoran atau pencemaran oleh bahan organik. Semakin

besar harga BOD, semakin besar taraf pengotoran, sehingga semakin

rendah kadar oksigen yang tersedia dalam air.

 Klasifikasi air untuk keperluan irigasi berdasarkan harga Daya Hantar

Listrik , SAR, RSC, gabungan SAR dan DHL, % Na, DHL, dan boron.

Tabel 7

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 22
LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 23
Gambar 2 Diagram klasifikasi air untuk irigasi berdasarkan harga DHL dan SAR

(Seatz & Peterson, 1964, modifikasi dari Richaeds, 1954).

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 24
Gambar 3 Diagram klasifikasi air untuk irigasi berdasarkan harga DHL dan % Na

(Wilcox, 1955 dalam Todd, 1959).

Tabel 8 Klasifikasi air untuk irigasi berdasarkan harga DHL, % Na, dan kadar

boron. (Wilcox, 1955 dalam Todd, 1959)

Tabel 9 Penentuan klas air dengan Metode Klasifikasi Kurlov ,

contoh airtanah di daerah Jawa Tengah

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 25
Gambar 4 Interpretasi data kualitas airtanah dari sumur bor dengan menggunakan

Diagram Bar Collins.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 26
Gambar 5 Interpretasi data kualitas airtanah dangkal dengan Diagram Stiff Studi

area : daerah Kalasan

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 27
Gambar 6 Interpretasi data kualitas airtanah dengan Diagram Trilinier Piper.

2.2 METODE TRILINIER PIPER

Sebagaimana diuraikan pada acara praktikum sebelumnya, kualitas

dan kelayakan airtanah dapat ditentukan melalui analisis dan interpretasi

kandungan kimia airtanah. Selain itu, melalui analisis kimia airtanah dapat

ditentukan proses pembentukan, sejarah maupun evolusi airtanah.

Pada praktikum ini, akan dilakukan analisis airtanah dengan Diagram

Trilinier Piper berdasarkan kandungan ion kation: Na+, K+, Ca2+, Mg2+ dan

ion anion: Cl–, HCO3–, SO42–. Metode analisis Diagram Trilinier dilakukan

guna menentukan genetika atau fa-sies airtanah suatu daerah. Dengan

demikian, dapat ditentukan sumber unsur penyusun terlarut dalam airtanah,

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 28
perubahan sifat air yang melewati suatu wilayah tertentu mau-pun

hubungannya dengan permasalahan geokimia (Suharyadi, 1984).

Gambar 7 Diagram segitiga menunjukkan pembagian tipe airtanah ber-dasarkan

kandungan dominan ion kation maupun ion anion. Diagram jajargenjang menun-

jukkan pembagian fasies airtanah berdasarkan kombi-nasi alkali tanah (Ca2+ +

Mg2+), alkali (Na+ + K+), asam lemah (CO32– + HCO–3), dan asam kuat

(SO42– + Cl–). Penjelasan setiap tipe dan fasies airtanah dapat dilihat pada Tabel

1 dan 2.

Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1, berdasarkan diagram segitiga

kation maupun anion, airtanah dapat dikelompokkan menjadi empat tipe (Tabel

1). Berda-sarkan komponen kimia yang terdapat pada diagram jajargenjang

(Gambar 1), airtanah dapat dikelompokkan menjadi sembilan fasies (Tabel 2).

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 29
Tipe kualitas airtanah dapat diketahui secara cepat dengan memperhatikan

kelompok dominan hasil pengeplotan data pada diagram jajargenjang.

Tabel 10 Tipe airtanah berdasarkan kandungan dominan ion kation maupun ion

anion.

Tabel 11 . Pembagian fasies airtanah berdasarkan kombinasi kandungan ion

kation maupun ion anion (Walton, 1970).

2.2.1. Alat dan Bahan


Guna mendukung pelaksanaan Praktikum: Metode Analisis Trilinier Piper,

diper lukan sejumlah alat dan bahan. Berikut alat dan bahan yang diperlukan: a)

alat tulis (pinsil, pulpen, penggaris, dan penghapus); b) pinsil warna; c) kalkulator;

d) data kualitas air tanah; dan e) Diagram Trilinier Piper.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 30
2.2.2. Langkah Kerja

Pada Praktikum: Metode Analisis Trilinier Piper, akan dilakukan

interpretasi kimia airtanah dengan menggunakan Diagram Trilinier Piper.

Langkah kerja sebagai berikut:

1. Tentukan nilai prosentase epj (% epj) dari konsentrasi ion kation (Na +,

K+, Ca2+, Mg2+) dan ion anion (Cl-, HCO3-, SO42-).

2. Plot nilai prosentase epj (% epj) setiap ion kation pada diagram segitiga

kiri bawah (Gambar 2). Contoh: Na+ + K+ (70%); Ca2+ (25%); dan Mg2+

(5%).

3. Plot nilai prosentase epj (% epj) dari setiap ion anion pada segitiga anion

kanan bawah (Gambar 2). Contoh: Cl- (20%); HCO3- (35%); dan SO42-

(45%).

4. Tarik garis dari setiap titik perpotongan pada masing-masing diagram

segitiga kation maupun anion menuju diagram jajargenjang, sehingga

setiap garis sa-ling berpotongan

5. Tentukan tipe airtanah berdasarkan kandungan dominan ion kation

maupun ion anion.

6. Tentukan fasies airtanah berdasarkan persebaran titik perpotongan pada

diagram jajargenjang,

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 31
Gambar 8 Airtanah memiliki tipe ka-tion: Alkali dan tipe anion: tidak terdapat

tipe dominan. Fasies airtanah termasuk Tipe 2, 4, dan 7, maka airta-nah memiliki

alkali (Na+ + K+) melebihi alkali tanah (Ca2+ + Mg2+) dan memiliki asam kuat

(SO42– + Cl–) melebihi asam lemah (CO32– + HCO3–). Dengan demikian,

airtanah termasuk jenis Sodium Klo-rida dengan non karbonat alkali (kegaraman

primer) > 50 %. Sifat kimia airtanah didominasi alkali dan asam kuat, maka

airtanah berupa air laut dan air garam, se-hingga tidak layak konsumsi.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 32
Gambar 9

2.3 AKUIFER TERTEKAN

Akuifer merupakan suatu lapisan batuan dengan porositas dan

permeabilitas yang baik, sehingga mampu menyimpan dan mengalirkan air dalam

jumlah ekonomis. Ber-dasarkan letak, batas lapisan kedap air maupun koefisien

kelulusan air, akuifer dapat dibedakan menjadi 1) Akuifer Bebas; 2) Akuifer

Setengah-bebas; 3) Akuifer Bocor; dan 4) Akuifer Tertekan.

Pada praktikum ini, akan dilakukan uji pemompaan pada akuifer tertekan

dengan kondisi arah maupun besar aliran berubah-ubah seiring waktu (unsteady

flow). Uji pe-mompaan dilakukan guna memperoleh informasi mengenai

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 33
penurunan muka airtanah akibat pemompaan, kecepatan aliran maupun faktor

tidak terduga dapat terjadi selama pemompaan. Dengan demikian, dapat

ditentukan:

 karakter hidrolik dari akuifer

 jumlah airtanah yang dapat diambil secara berkelanjutan; dan

 kedalaman yang tepat untuk pemompaan.

Uji pemompaan pada akuifer tertekan dapat dilakukan berdasarkan 1) Metode

Theis dan 2) Metode Cooper–Jacob. Metode Theis dapat diterapkan apabila : 1)

diameter sumur kecil; 2) berkembang pada akuifer tertekan; 3) aliran aliran berubah-

ubah seiring waktu dengan drawdown (s) dan waktu penurunan airtanah (t); dan 4)

gradien hidrolik konstan. Pada uji pemompaan, menggunakan nilai debit konstan

dengan periode mini-mum 24 jam. Kedua metode tersebut, dilakukan guna

menentukan dan mengevaluasi potensi suatu akuifer berdasarkan harga Koefisien

Kemenerusan Airtanah (T) dan Daya Simpan Airtanah (S).

Koefisien Kemenerusan Airtanah/Transmisivitas (T) merupakan jumlah air

yang mampu dialirkan pada setiap satuan tebal dan lebar akuifer pada setiap unit

gradien hidrolik. Daya Simpan Airtanah/Storativitas (S) merupakan jumlah air dalam

akuifer yang mampu disimpan ataupun dikeluarkan setiap satuan luas pada setiap

perubahan kedudukan muka airtanah.

2.3.1. Langkah Kerja Uji Pemompaan dengan Metode Theis:

 Tampalkan kertas kalkir di atas Grafik Double Log.

 Plotkan nilai drawdown (s) pada sumbu Y dan plot waktu penurunan airtanah

selama pemompaan pada sumur pengamat (t/r2) pada sumbu X.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 34
 Lepaskan kertas kalkir. Tampalkan kertas kalkir di atas Kurva Baku hingga

saling berhimpitan (kedua sumbu selalu sejajar).

 Pilih salah satu titik (match point), tentukan nilai W( ) dan ( ) pada Kurva

Baku. Selanjutnya, berdasarkan titik tersebut tentukan nilai (s) dan (t/r2)

mengikuti nilai pada Grafik Double Log.

 Tentukan nilai Koefisien Kemenerusan Airtanah (T) dan Daya Simpan

Airtanah (S) berdasarkan persamaan

2.3.2. Langkah Kerja Uji Pemompaan dengan Metode Cooper–Jacob:

 Tampalkan kertas kalkir di atas Grafik Semilog.

 Plotkan nilai drawdown (s) pada sumbu Y dan plot waktu penurunan

airtanah selama pemompaan (t) pada sumbu X.

 Tarik garis lurus (a) mengenai sebagian besar titik ploting.

 Tentukan dua titik pada nilai (t) dengan nilai bulat, contoh: 10 dan 100. Tarik

garis bantu dari kedua titik tersebut hingga berpotongan dengan garis lurus

(a). Selanjutnya, dari titik perpotongan tersebut tarik garis bantu hingga

berpotongan dengan nilai (s) pada sumbu Y.

 Berdasarkan titik perpotongan pada sumbu Y, diperoleh nilai (s1) dan (s2).

Selisih dari nilai (s2) dengan (s1) diperoleh os.

 Tarik garis lurus (s) ujung kiri hingga berpotongan dengan nilai (t) pada

sumbu X, sehingga diperoleh nilai (t0).

 Tentukan nilai Koefisien Kemenerusan Airtanah (T) dan Daya Simpan

Airtanah (S) berdasarkan persamaan

2.4 AKUIFER BOCOR

Akuifer bocor atau semi-tertekan merupakan suatu akuifer yang

berkembang di bawah lapisan semi-kedap air atau akuitar. Suatu lapisan akuifer

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 35
bocor dapat dijumpai berada di bawah lapisan akuitar maupun berada diantara dua

lapisan akuitar yang terdapat pada bagian atas dan bawah.

Proses imbuhan airtanah pada akuifer bocor dapat terjadi pada dua

kondisi. Pertama, lapisan akuifer bocor memperoleh imbuhan air melalui suatu

lapisan akuitar yang terdapat di atasnya. Kedua, dan 2) akuifer bebas ataupun

akuifer tertekan melalui lapisan akuitar.

Pada praktikum ini, uji pemompaan pada akuifer bocor dilakukan

berdasarkan Metode Hantush yang dapat diterapkan apabila: 1) diameter sumur

kecil; 2) berkem-bang pada akuifer bocor; dan 3) aliran aliran berubah-ubah

seiring waktu dengan drawdown (s) dan waktu penurunan airtanah (t). Uji

pemompaan dengan Metode Hantush, dilakukan guna menentukan Koefisien

Kemenerusan Airtanah/Transmisivitas, Daya Simpan Airtanah/Storativitas, dan

Konduktivitas Hidrolika.

Koefisien Kemenerusan Airtanah/Transmisivitas (T) merupakan jumlah

air yang mampu dialirkan melalui suatu bidang vertical pada setiap satuan tebal

dan lebar akui-fer pada setiap unit gradien hidrolik. Daya Simpan

Airtanah/Storativitas (S) merupakan jumlah air dalam akuifer yang mampu

disimpan ataupun dikeluarkan setiap satuan luas pada setiap perubahan

kedudukan muka airtanah. Koefisien Kelulusan Air/Konduk-tivitas Hidrolika (K)

merupakan kemampuan lapisan batuan meluluskan air.

2.4.1 Langkah Kerja Uji Pemompaan dengan Metode Hantush:

 Tampalkan kertas kalkir di atas Grafik Double Log.

 Plotkan nilai drawdown (s) pada sumbu Y dan plot waktu penurunan

airtanah selama pemompaan pada sumur pengamat (t) pada sumbu X.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 36
 Lepaskan kertas kalkir. Tampalkan kertas kalkir di atas Kurva Baku

hingga titik ploting berhimpitan pada kurva r/B yang sesuai (kedua sumbu

selalu sejajar). Titik plotting sebagian besar mengenai kurva baku.

 Berdasarkan kurva tersebut, tentukan nilai r/B.

 Tentukan titik (match point) pada Kurva Baku, dengan acuan nilai W(u,

r/B): 1 dan (u) : 100, dsb. Tandai titik (match point) tersebut, misal: A

atau o

 Tampalkan kembali kertas kalkir pada Grafik Double Log. Berdasarkan

titik (match point) tersebut, tentukan nilai (s) dan (t).

 Tentukan nilai Koefisien Kemenerusan Airtanah (T), Daya Simpan

Airtanah (S), dan Konduktifitas Hidrolika (K’) berdasarkan persamaan

2.5 DEBIT ALIRAN

Satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai(DAS),

menggambarkan jumlah air yang mengalir dalam satuan volume perwaktu dan

Laju aliran air(dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang

melintang sungai persatuan waktu(Asdak,2002).

Definisi Debit Aliran Dipengaruhi oleh curah maupun intensitas hujan,

sehingg apa da musim kemarau debit aliran menyusut dan pada musim hujan debit

aliran semakin deras.Besar kecilnya debit aliran mempengaruhi sedimentasi yang

terjadi pada hulu sungai.

PengukuranDebit, padapemompaansumur :

1. Ember/Drum Dgn skala tertentu adalah Wadah yangdiketahuivolumenya,

Catat waktu air yang keluar dari pemompaan.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 37
2. Pancaran adalah Pancaran vertikal adalah pengukuran pdsumur artesis

atau sumur pompa. Pancaran horizontal adalah relatifsama dengan

pancaran vertikal, namun arahnya berbeda.

3. Lubang adalah Circular Orifice adalah pengukuran pada pemompaan

system sentry fugal &turbin. Orifice Bucket adalah pengukuran pada

pemompaan sistem piston atau pdpemompaan dgnpenge-luaran tidak

konstan.

4. Ambang adalah Ambang Thompson Ambang Cipoletti

Ambang Thompson Ambang Cipoletti

Pengukuran debit aliran di bagi menjadi dua yaitu :

 Current metter adalah alat pengukur kecepatanaliran. Distribusi kecepatan

aliran sungai tidak sama, sehingga pengukuran dilakukan pada beberapa

titik. Prinsip kerja adalah semakin cepat putaran baling-baling pada alat,

maka semakin cepat aliran sungai.

 Pelampung pengukuran kecepatan aliran sungai berdasarkan waktu


tempuh pelam-pung dengan jarak tertentu.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 38
Tabel 12 Pengukuran debit aliran dengan metode pelampung

2.5.1 cara kerja pengukuran keceapatan aliran

1. Sungai dibagi 3 bagian sama lebar, yaitu: A) seg mentepikiri; B) segmen

tengah; dan C) segmen tepi kanan. Lebar segmen A= lebar segmen B=

lebar segmen C.

Gambar 10 penampang dalam perhitungan kecepatan aliran.

2. Tentukan panjang lintasan guna pengukuran waktu lintas pe-lampung.

Titik pelepasan pelampung (A1) menuju titik awal pengukuran (A2)

:5meter. Titik A2 menuju titik akhir pe-ngukuran (A3):10meter.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 39
3. Lepaskan pelampung dari titik A1 hingga bergerak menuju titik A2.

Ketika pelampung mencapai titik A2 (nyalakan stop-watch) lakukan

pengukuran waktu lintas pelampung sejauh 10meter menuju titik A3

(matikan stop watch). Catat waktu lintas pada form/tabel isian. Lepaskan

pelampung dan tentukan waktu lintas masing-masing segmen sebanyak 3

kali (segmen tepi kiri A; segmen tengah B; dan segmen tepi kanan C).

“Apabila terjadi penyimpangan waktu (t) cukup besar, maka gunakan (t)

dengan nilai paling mendekati .Misalt1 =12 detik ;t2=13 detik ;dan t3=16

detik, maka nilai waktu (t) yang digunakan t1 dan t2 yang memiliki nilai

(t) cukup mendekati. Namun, apabila penyimpangan tidak terlalu besar,

ketiga data hasil pengukuran waktu (t) dapat digunakan.”

4. Tentukan kecepatan aliran (V) => V=S/t(m/detik), dengan S : jarak A2–

A3 (m) dan t: waktu (detik)

5. Tentukan kecepatan rata-rata setiap segmen :

 VA=(VA1+VA2+VA3)/3(m/detik)

 VB=(VB1+VB2+VB3)/3(m/detik)

 VC=(VC1+VC2+VC3)/3(m/detik)

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 40
6. Tentukan kecepatan aliran sungai (Vs) Vs=(VA+VB+VC)/3 (m/detik)

2.5.2. Cara kerja pengukuran luas

1. Bagi lebar sungai menjadi 3 bagian sama besar, yaitu: segmen A;segmen

B;dan segmen C

2. Bagi setiap segmen menjadi 2 bagian sama lebar (l)

3. .Lakukan pengukuran kedalaman a;b;c;d;e;f; dan g.

4. Tentukan luas penampang setiap segmen

 LA =𝟐×𝒍×(𝐚+𝟐𝐛+𝐜)𝟒(m2)

 LB= 𝟐×𝒍×𝐜+𝟐𝐝+𝐞𝟒(m2)

 LC= 𝟐×𝒍×𝐞+𝟐𝐟+𝐠𝟒(m2)

5. Tentukan luas penampang sungai (A) A = LA+ LB+ LC (m2)

2.5.3 pengukuran debit aliran

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 41
1. Tentukandebitaliransungai(Q) Q=VsxAxk(liter/detik) DenganVs:

kecepatan aliran sungai (m/detik); A: luas penampang sungai (m2); dan k:

koefisien pelampung (0,8).

2.6 POLA ALIRAN AIRTANAH

 Jaring aliran merupakan penggambaran hukum kontinuitas aliran air di

dalam tanah, umumnya digunakan untuk tanah dengan batas anter tentu.

 Jaring-jaring aliran merupakan penggambaran kumpulan garis equi

potensial maupun garis aliran.

 Garis equi potensial merupakan kurva yang mempunyai (potential head)

yang sama.

 Garis aliran merupakan kurva lintasan dari partikel-partikelair yang

bergerak dalam lapisan batuan.

2.6.1 Kaidah kaidah pola pengaliran

 Garis aliran air tanah (ground water flow lines)tegak lurus terhadap

garisequipotential.

 Garisaliranpermukaan(stream lines) paralel dengan batas kontur bidang

impermeabel (tidak memotong).

 Garisaliranpermukaanmemotong atau bergabung dengan bidang

permeabel baru yang dibatasi oleh potential head berbeda.

 Setiap stream tube membawa aliran air yang sama.

 Fungsi:membuat peta aliran airtanah.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 42
Kontur mukair tanah dan jaring aliran :

 Potential head ekui-valen dengan tinggi muka airtanah.

 Garis yang menghu-bungkan titik dengan tekanan yang sama(potential

head) Equipotential line.

 Equipotential line/ equipotential contour≈ kontur ketinggian m.a.t.

 Streamlinemenunjuk-kanarahaliranairtanah.

Problem Tiga Titik

Merupakan suatu metode yang digunakandalammembuat kontur muka

airtanah berdasarkan3 data ketinggian muka airtanah (potential head). Dipelajari

supaya memahami sense of art dalam membuat peta hidrogeologi.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 43
.6.2 Cara kerja matematis

1. Pilihdata ketinggian muka air tanah (poten-tialhead) sebagai 3 data sumur

2. Plot koordinat sumur dan nilaiketinggianmukaairtanah(poten-

tialhead)setiapsumur.

3. Hubungkan sumur headtertinggi dan sumur head terendah melalui satu

garis lurus, ditunjukkan pada di bawah ini.

4. Tentukan sumur yang mempunyai nilai ke-tinggian muka air tanah

diantara kedua sumurWell 2.

5. Gambargaris (garisputus-putus) diantaraWell 1 danWell 3 yang

menunjukkan perkira-an letak equipotential line dariWell 2 (Point A),

ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 44
6. Tentukan jarak antara Well 1 dengan Point A, dinotasikan sebagai nX,

berdasarkan persamaan: 𝐻1−𝐻3𝑌=𝐻1−𝐻2𝑋

7. Tentukan jarak antara Well 1 dengan Well 3,dinotasikan Y, diper-oleh

berdasarkan pengukuran secara langsung pada peta (konversi skala).

8. Plot titikX berdasar-kan hasil perhitungan X = 80 m, di antara garis

yang menghubungkan Well 1 dan Well 3.

9. Gambar garis lurus menghubungkan titik X terhadap Well 2(kedua titik

tersebut memiliki head yang sama) membentuk equipotential line.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 45
10. Tentukan arah aliran air tanah dengan mena-rikgaris (garis putus-putus)

tegak lurus atau 90° terhadap garis.

.6.3 cara kerja metode grafis

1. Pilihdata ketinggianmukaairtanah(poten-tialhead) sebagai3 data sumur.

2. Plot koordinat sumur dan nilaiketinggianmukaairtanah(potential

head)setiapsumur.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 46
3. Hubungkan sumur headtertinggi dan sumurheadterendah melalui satu garis

lurusmembentukbidangdatarsegitiga.

4. Bagi kelas interval padasetiapsisi/garis gunamenentukanperkiraan titik

equipotentialhead.

5. Tarik garis (garis putus-putus) yang menghubungkan setiap titik poten-

tialhead dg nilai sama membentuk equipotential line.

6. Tentukan arah aliran air tanah dengan menarik garis tegak lurus atau 90°

terhadap garis kontur / equipotential line .

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 47
2.7. DESAIN REKONTRUKSI SUMUR

Perencanaan konstruksi sumur dilakukan sebagai upa ya memanfaatkan air

tanah secara optimum dalam waktu yang cukup lama. Perencanaan konstruksi

diterapkan pada sumur dalam dengan jenis akuifer tertekan berdasarkan kondisi

hidro-geologi yang diketahui melalu ipenyelidikan permukaan maupun bawah

permukaan.

Tahapan penyelidikan air tanah

Tabek 12b Kecepatanrambatgelombangseismikpadabatuantidakjenuhair (Todd,

D.K., 1980)

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 48
Gambar 11. Nilai resistivitas batuan

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 49
Gambar 12. Contoh log geofisika pada batu pasir mengandung air tawar yang

dibatasi lapisan lempung/ kedapair.

2.7.1. Penamapang konstruksi sumur

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 50
b. Pipa jambang

c. Kepala pompa(bowl)  3–5 meter dibawah draw-down maksimum.

Penentuan ukuran pipa yang tepat dapat mengurangi kehilangan

tenaga (headloss), sehingga pemompaannya dapat efisienn adan Terletak

pada bagian atas, diameter lebih besar dari pipa dibawahnya, 2 inchi lebih

besar dari diameter pompa selam, Diameter pipa disesuaikan dengan besar

debit pe-mompaan, Panjang pipa tergantung kondisi geohidrologi,

beberapa meter lebih dalam dari letak kepala pompa (bowl)/10–20 ft lebih

panjang dibawah muka air tanah maks

Tabel 13 hubungan debit dengan diameter pipa jambang

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 51
d. Kerucut reduser adalah berfungsi sebagai menghubungkan pipa jam bang

dengan pipa buta dibawahnya. Seperti pada gambar di bawah ini

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 52
e. Pipa buta adalah pipa dipasang dibawah pipa jambang dengan diameter

lebih kecil dan selanjut diipasang pada lapisan kedap air atau pada akuifer

dengan kualitas air tanah buruk, Panjang pipa tergantung ketebalan lapisan

yang tidak diinginkan, Pemasangan pada akuifer dengan kualitas air tanah

buruk , lebih panjang 0,5 meter guna mencegah kebocoran. Dan bisa di

lita pada gambar diatas

f. pipa saringan

Berdasarkan gambar di atas bahwa pada Pipa dengan berlubang

yang berfungsi sebagai jalan masuknya air tanah kedalam sumur, Lebar &

bentuk lubang ditentukan berdasarkan distribusi ukuran butir batuan

penyusun akuifer dan panjang Panjang pipa ahrus menyesuaikan tebal &

jenis akuifer. Bahan pipa harus menyesuaikan sifat kimia air tanah.

Kemudian Perlu mempertimbangkan biayanya.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 53
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan panjang

saringan adal luas lubang tiap satuan panjang saringan, karakter hidrolika

akuifer, besar kapasitas pemompaan, umur sumur yang direncanakan;dan

harga saringan dan kemuadian perhatikanm Panjang saringan dapat

ditentukan berdasarkan persamaan .

Rumus :

SL n panjang saringan, Q  debit pemompaan ,Ao  luas

lubang efektif dari saringan tiap feet panjang (ft2), danVc  kecepatan

aliran optimum (fpm).

Jenis akuifer saringan :

1. akuirfera tertekan homogen adalah Saringan ditempatkan pada bagian

tengah akuifer atau pun berselang-seling dengan pipa buta Panjang

saringan 70% – 80% dari ketebalan akuifer.

2. Akuifer tertekan tidak homogen adalah Saringan dipasang pada seluruh

akuifer yang diketemukaan.

3. Akuifer bebas homogen adalah untuk menetukan penentuan panjang

saringan dengan mempertimbangkan kapasitas jenis & draw down.

Saringan akan optimal, bila dipasang pada bagian ba-wah akuifernya

sepanjang seperti gas sampai setengah panjang akuifer

4. Akuifer besar tidak homogen merupakan Saringan diletakkan paling

bawah dari akuifer bebas (setengah bebas) untuk mendapatkan draw

down yang lebih dalam.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 54
Hubungan diameter saringan dengan jenis kerikil pembalut adalah

Sumur dengan kerikil pembalut alam Diameter saringan 2–4 inchi lebih

kecil dari diameter lubang bor. Sumur dengan kerikil pembalut buatan

diameter saringan 6–16 inchi dan mempertimbangkan jenis akuifer.

g. Kerikil pembalut

Penyaring agar material halus dalam lapisan batuan tidak masuk

kedalam sumur. Dan Pendukung konstruksi sumur dengan Tebal : 0,5

inchi merata dan 6 m inchi ; dan 3–9 inchi (Johnson,1975). Tersusun atas

adalah kerikil bersih dengan ukuran seragam dan bentuk bulat.

Jeniskerikilpembalut adalah Kerikil pembalut alam / insitu)  berasal

dari material dan erikil pembalut buatan  dimasukkan melalui mulut

sumur,ber-sifat seragam maupun gradasi.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 55
h. Sumbat sumur

Adalah mencegah materila yang tidak diniginkan masuk kedalam

sumur yang nantinya dapat mengganggunya kenerja pompa, dan kemudian

di pasang pada ujung bawah rangkaian pipa kontruksi susmur dan dapat

terbuat dari kayu , seme,. Atau dan bahan lain.

i. Pasangan beton atau seman berupa cor beton ataupumn semen yang

berfungsi sebagai pelindung pipa jambang dan sebagai pendukung

kontruksi sumur.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 56
2.8.PEMETAAN HIDROGEOLOGI

Peta Hidrogeologi adalah Peta yang mencerminkan keadaan air tanah,

berkaitan dengan keadaan geologi setempat, Konsep pemetaan hidrogeologi

adalah pengambilan data lapangan berupa pada kedalaman muka air tanah

dangkal, elevasi, dan data kualitas air tanah. Kemudia pada Peta Kedalaman Muka

Air Tanah yang menggambarkan kedalaman MAT dari sutaun permukaan tanah,

dan pada Peta Muka Air tanah membrikan kedudukan MAT (selisihan tarake

tinggian muka air tanah dengan muka air laut rata-rata), Peta Aliran Air tanah

adalah peta yang menggambarkan arah aliran air tanah.

Ttal padatan terlarut merupakan suatu ukuran kandungan suatu material,

baik anorganik maupun organik yang terdapat didalam suatu cairan (air tanah )

 TDS secara umum bukan sebagi zat cemar yang utama, tetapi di karenakan

dianggapa tidak berkaitan denga efek kesehatan.

 Aplikasi adalah studi terkait mengenai sutau muka air tanah maupun air

permukaan (sungai , danau, dsb) dan sebagai salah stau karakteristik air

minum dan indikator dalam poengukuran luas minan suatu zat kimia.

Daya hantar listrikyt merupakn (DHL) merupakan kemampuan suatu cairan (air

tanahj ) untuk menghantarkan arus listrik.

DHL berbanding lurus denga TDS, semakin banyak kandungan garam terlarut

(TDS) , maka semakin tinggi pula nilai DHL. Dan kemudian nilai DHL

tergantung pada kehadiran ion-ion anorganik, valensi, konsentrasi total maupun

relatif, serta suhu. Dan aplikasi seabagai parameter kualitas air, terakit penentuan

kandungan mineral dalam air dan kemampuan ion-ion dalam air dalam

menghantarkan listrik.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 57
Menurut para ahli APPHA, AWWA (1992) dalam Effendi (2003), perngukuran

DHL bermanfaat dalam :

 Untuk memperkirakan jumlah zat padat terlarut dalam air

 Untuk menetapkan tingkat mineralisasi dan derajat disosiasi air destilasi

 Untuk mentukan kelayakan air untuk di komsumsi dan

 Untuk melakukan evaluasi pengolahan sesuai kondisi mineral air

Tabel 14. klasifikasi air berdasarkanTDS, DHL air tanah.

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 58
Gambar 13. diagram pemetaan hidrogeologi

Data yang perlu diu cari yaitu :

Koordinar dan elevasi dan lokasi pengukuan , kedalaman dan ketinggian MAT

dangkal , koordinat lokasi mata air dan tipenya (apabila di jumpai di lokasi

pemetaan dan pH, DHL, dan TDS.

Tabel 15. bahan alat

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 59
Pengkuran sumur bor

Gambar 14. contoh peta sebaran DHL akuifer dangkal

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 60
Gambar 15 contoh peta sebaran TDS akuifer dalam

Tabel 16. contoh interpretasi zonasi kualitas air tanah berdasakan total padatan

terlarut (TDS) dan (DHL).

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 61
BAB III PEMBAHASAN

3.7

LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 62
LAPORAN HIDROGEOLOGI
MUHAMMAD JAIDIN (410016113) Page 63

Anda mungkin juga menyukai