Anda di halaman 1dari 51

PETROGRAFI

BATUAN METAMORF
Ruang Lingkup
Materi kuliah :
Proses metamorfosa
Klasifikasi batuan metamorf
Kimia batuan metamorf
Reference :
Metamorphic Petrology by Akiho Miyashiro
Petrogenesis of Metamorphic Rock
DEFENISI :
adalah batuan yang terbentuk hasil metamorfosa (proses
ubahan batuan asal oleh peningkatan T (temperatur) atau P
(tekanan) atau oleh keduanya)

Kondisi T dan P diatas diagenesa, dibawah titik lebur atau dari


T 150/200 650/850 dengan tekanan 500 bar 10/15Kbar
dengan kedalaman 500 m 30 km.

Proses rekristalisasi terjadi padai fase padat ke fase padat


yang dominan prosesnya Isokimia dan menyebabkan
perubahan tekstur/struktur dan komposisi mineral

Pengaruh T, cenderung mengubah komposisi mineral, dan


pengaruh P cenderung mengubah tekstur/struktur batuan
asal.
Klasifikassi berdasarkan Prosesnya

1. Metamorfosa Regional Dinamotermal


Metamorfosa/Ubahan dominan dipengaruhi tekanan
(P = 2000-10.000 bar, T = 150 800C) oleh gerak
penekanan (penetrative movement) pada jalur orogenesa.
Struktur : slaty cleavage, filitik, skistosa, gneisosa

2. Metamorfosa Beban
Metamorfosa/Ubahan dominan dipengaruhi tekanan oleh
pembebanan material diatasnya dengan T rendah
(400-450C).
Komposisi mineral dominan berubah, tekstur batuan asal
cendrung tetap
Struktur : slaty cleavage, filitik, skistosa, gneisosa
3. Metamorfosa Kontak
Metamorfosa dominan dipengaruhi T tinggi (150-800C) dengan P
rendah (100 1000 bar) oleh oleh intrusi batuan beku
Tekstur : Hornelsik (non foliasi) dan butir semakin mengasar kearah
tubuh intrusi

Metamorfosa Kataklastik
Metamorfosa dominan dipengaruhi oleh tekanan, temperatur rendah
oleh adanya pergeseran batuan (zona sesar)
Struktur : kataklastik, milonitik, filonitik

PROSES PERUBAHAN P DAN T :

Progresive metamorfosa, proses metamorfosa dari P dan T rendah


ke P dan T yang tinggi

Retrogresive metamorfosa, proses metamorfosa dari P dan T


tinggi ke P dan T yang rendah
Klasifikasi berdasarkan batuan asal (Protolit)

Pelitic Metamorfic Rock


Batuan metamorf berasal dari batuan lempungan; mineral
yang hadir muskopit, biotit, kianit, silimanit; cth : slate, dll

Quartzo-Felsphatic Metamorfic Rock


Berasal dari batuan beku felsik atau batupasir; struktur
batuan non foliasi

Calcareous Metamorfic Rock


berasal dari batuan karbonat; cth : marmar, skarn (calc
silicate) dengan mineral garnet, epidot, piroksin
Basic Metamorfic Rock
Berasal dari batuan beku basa, hasilnya metabasit dengan
komposisi mineral klorit, epidot,aktinolit, hornblende,
piroksen, plagioklas

Ultrabasic Metamorfic Rock


Berasal dari batuan beku ultrabasa
TEKSTUR BATUAN METAMORF
1. Tekstur hasil proses metamorfosa (Kristaloblastik)
- Lepidoblastik
- Nematoblastik
- Granoblastik/hornfelsik
- Granuloblastik
- Homeoblastik
- Heteroblastik
- Porfiroblastik

2. Tekstur sisa batuan asal (relict/Palimset)


- Blastopsamit
- Blastoporfiritik
- Blastofitik
STRUKTUR BATUAN METAMORF

1. Struktur Foliasi (Schistosity), ditunjukan oleh adanya


orientasi dari mineral-mineral tabular, prismatik dan granular.
a. Slaty cleavage, merupakan struktur foliasi planar (foliasi
pada bidang planar/bidang belah

b. Filitik, kristalisasi lebih kasar dan lebih mengkilap dari slaty


cleavage, mulai terjadi pemisahan (segregation) mineral
pipih dan granular

c. Scistose, orientasi mineral pipih menerus (close schistocity)


dan mengalami perulangan dengan orientasi mineral granular
d. Gneissose, perulangan antara mineral granular dengan pipih,
orientasi mineral pipih terputus oleh mineral granular
(open schistocity)

e. Kataklastik, miloniti, filonitik : berukuran halus, adanya


goresan, ketiganya dibedakan oleh kekuatan penghancuran

2. Struktur Non Foliasi, disusun oleh mineral-mineral


equidimensional, hasil metamorfosa kontak
PENAMAAN BATUAN METAMORF

1. Berdasarkan Tekstur/Struktur
Slate, Filit, Skis, Gneis, Milonit, Granulit/Hornfels

2. Berdasarkan Komposisi mineral


Kuarsit, Marbel, Ampibolit, Hornfels/Batutanduk

3. Berdasarkan Tekstur + Komposisi mineral


Skis muskopit-biotit-kuarsa

4. Berdasarkan batuan asal, dengan menambah meta


Metabasit, metabatupasir
PETROKIMIA BATUAN METAMOR
Tujuan : mengetahui batuan asal dan himpunan mineral
penyusun batuan metamorf berdasarkan analisa kimia (mayor
element) dengan diagram ACF/AKF
Komponen :

A = Al2O3 + Fe2O3 (Na2 + K2O)

C = CaO

F = FeO + MgO + MnO

K = K2O

A = Al2O3 + Fe2O3 (Na2 + K2O + CaO)


Diagram ACF, untuk batuan kelompok Pelitik,
Psamitik, Kalkareus, mafik
Diagram AKF, untuk batuan metapilitik
DRAJAT METAMORFOSA

Pembagian batuan metamorf berdasarkan kondisi temperatur (T),


dibedakan atas :
1. Drajat metamorfosa sangat rendah (Very low grade
metamorphic)
2. Drajat metamorfosa rendah (Low grade metamorphic)
3. Drajat metamorfosa menengah (Medium grade metamorphic)
4. Drajat metamorfosa tinggi (High grade metamorphic)

TIPE METAMORFOSA
Pengelompokan batuan metamor berdasarkan kondisi tekanan (P)
Atau Tipe Baric (khususnya untuk metamorf regional) :
1. Metamorfosa tekanan rendah (low pressure metamorphic)
2. Metamorfosa tekanan menengah (medium pressure
metamorphic)
3. Metamorfosa tekanan tinggi (high pressure metamorphic)
FACIES METAMORPHISM
Pengelompokan batuan metamorf berdasarkan kondisi
temperatur, tekanan dan kondisi kimia tertentu

Satu fasies metamorfosa terdiri dari himpunan/kumpulan


mineral-mineral yang terbentuk pada kondisi yang sama.

Pembagian fasies metamorfosa secara umum ada 8 (Eskola, 1939)


dan 2 fasies untuk metamorfosa beban (Coomb et al,1959),
yaitu :

1. F. Skis Hijau 7. F. Hornfels-Piroksin


2. F. Amfibolit Epidot 8. F. Sanidin
3. F. Amfibolit 9. F. Zeolit
4. F. Granulit 10. F.Prehnit-Pumpelit
5. F. Skis Biru/F.Skis Gloukofan
6. F. Eklogit
ZONA METAMORFOSA
Terdiri dari himpunan mineral yang terbentuk pada kondisi
yang sama (ditunjukan oleh kemunculan mineral
baru/pertama muncul yang stabil pada kondisi P/T yang
baru, sebagai mineral petunjuk. Barrovian Zones)

Zona metamorf dari Temperatur rendah ke tinggi :


1. Zona Klorit
2. Zona Biotit
3. Zona Almandin (garnet)
4. Zona Staurolit
5. Zona Kianit
6. Zona Silimanit
Drajat sangat rendah fasies laumonit dan lowsonit dan fasies skis
biru, drajat rendah fasies skis hijau, drajat menengah fasies
amfibolit dan drajat tinggi fasies granulit

Drajat sangat rendah :tekstur masih asal, berubah komposisi


mineral, pada tekanan rendah terbentuk laumonit, pumpelit,
prehnit, lowsonit (fasies lowmnit) dan pada tekanan tinggi
terbentuk gloukofan dan jadiet (fasies skis biru)

Drajat rendah : fasies skis hijau, mineral berwarna hijau (lihat di


tipe Barrow dan Abukama. Pada tekanan rendah terbentuk fasies
hornfels-albit -epidot. Pada tekanan tinggi terbentuk gloukofan.
FASIES METAMORFOSA KONTAK :
a. Fasies albit-epidot-hornfels
b. Fasies hornblende-honrfels
c. Fasies piroksen-hornfels :
- Temperatur tinggi
- Tekanan sedang
- Metamorfosa termal
d. Fasies Sanidin

FASIES METAMORFOSA REGIONAL DRAJAT RENDAH :


a. Fasies Zeolit
b. Fasies Pumpelit
c. Fasies Lowsonit-albil-klorit
d. Fasies skis biru (blueschist) atau ksis mika
(glaucophane-schist)
e. Fasies skis hijau (green-schist)
FASIES METAMORFOSA REGIONAL DEARAT TINGGI :
a. Fasies amfibolit :
- Sub fasies silimanit-almandin (T dan P tinggi)
- Sub fasies staurolit-kianit (T dan P rendah)
- Sub fasies kordierit-antofilit (T dan P sedang)
b. Fasies granulit
c. Fasies eklogit
REKRISTALISASI DAN DEFORMASI/TEKTONIK
BATUAN METAMOF

Kristalisasi sebelum deformasi


Kristalisasi bersamaan dengan deformasi
Kristalisasi sesudah deformasi
Kuis cepat 1 juli 2011
Tuliskan analisa yang dapat dilakukan dari
batuan sedimen klastik (dari data tekstur dan
kompossi mineral)
Tuliskan analisa yang dapat dilakukan dari
tekstur batuan karbonat
Tuliskan analisa yang dapat di lakukan dari
tekstur/struktur serta dari komposisi mineral
(masing-masing) pada batuan metamorf

Anda mungkin juga menyukai