Anda di halaman 1dari 8

Tugas Mata Kuliah Geokimia

Diskusi Kelompok

Nama Anggota : Kelas D


- Wigy Arya Nugroho (270110170056)
- Mahfudh Rafif Rabbani (270110170116)
- Fikri Ghifary Ikhsan (270110170117)
- Muhammad Dzulfiqar M. (270110170118)
- Ghazy Shidqiaqalbi R. (270110170136)
- Muhammad Aldo Arrizqi (270110170137)
- Firda Yanti (270110177001)
- Chrismy Herelin Runtuboy (270110177002)

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
Pertanyaan :
 Kenapa unsur Ca pada deret “continuous” series bias digantikan oleh Na
seiring dengan turunnya suhu magma.
 Bandingkan juga untuk mineral-mineral pada deret “discontinuous”
 Kenapa pada akhirnya mineral-mineral ini pada suhu yang lebih rendah
lagi bisa menghasilkan mineral yang sama
 Lihat sifat-sifat kimia dan fisika unsur (potensial ionisasi,
elektronegativitas, valensi, dll)
 Hubungkan dengan klasifikasi unsur dalam “Goldsmiths’s geochemical
periodic table”
 Apakah ada hubungan dengan aturan goldsmith untuk substitusi ionic
dalam pembentukan mineral
 Bagaimana ikatan yang terbentuk antara unsur-unsur dalam mineral ini?
Apakah ada pengaruhnyaterhadap mineral yang terbentuk?

Jawaban :

1. Deret Continuous, deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase.


Dimulai dengan feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO)
dan berlanjut reaksi dengan peningkatan bertahap dalam pembentukan
natrium yang mengandung feldspar (Ca–Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai
titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 9000°C. Saat magma
mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh
pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu
sekitar 6000°C feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk. Atau
dengan kata lain, Unsur Ca dapat terganti oleh unsur Na dalam deret
continous disebabkan karena nilai elektronegativitas Na lebih kecil
daripada elektronegativitas Ca sehingga menyebabkan polaritas ikatan Na
semakin besar. Hal ini akan mempengaruhi nilai keasaman semakin tinggi.
Selain itu, karena ikatan Magma dengan Ca lebih dulu terbentuk sehingga
kandungan Ca semakin berkurang maka Magma tersebut akan berikatan
dengan Na.
2. Deret Discontinuous Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-
magnesium silicate dimana satu mineral berubah menjadi mineral lainnya
pada rentang temperatur tertentu dengan melakukan reaksi dengan sisa
larutan magma. Pembentukan mineralnya tidak dipengaruhi oleh
pergantian unsur melainkan dengan dipengaruhi kadar SiO2. Jadi apabila
semaki banyak kandungan SiO2 maka mineral akan semakin asam.
Diawali dengan pembentukan mineral Olivine yang merupakan satu-
satunya mineral yang stabil pada atau di bawah 18000°C. Ketika
temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar
11000°C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan
pada kisaran suhu 9000°C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu
magma mendingin di 6000°C Biotit mulai terbentuk.
3. Dalam deret diskontinous, deret ini dibangun dari mineral ferro
magnesian silicates. Diawali dengan pembentukan mineral olivine yang
merupakan satu satunya mineral yang stabil pada 18000C dan apabila
suhunya menjadi 1100C akan membentuk piroxene dan apabila turun lagi
menjadi 900C akan menjadi mineral amphibole. Deret discontinous akan
berakhir jika biotite mengkristal pada suhu 600C. Perubahan mineral ini
selain disebabkan oleh penurunan suhu juga dipengaruhi oleh kandungan
ferrum dan magnesium. Ferrum dan magnesium dalam larutan magma
telah habis dipergunakan untuk pembentukan minera sampai mencapai
600C.
Begitu pula dengan deret continous, apabila di deret dicontinous ferrum
dan magnesiumnya yang habis, deret continous justru kandungan Ca dan
Na nya yang habis. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion,
feldspar didominasi oleh pembentukan sodium feldspar hingga suhu sekiar
600C dengan hampir 100% sodium terbentuk sehingga terbentuk
plagioklas yang kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi ini berlangsung
sampai semua kalsium dan sodium habis bereaksi. Karena mineral awal
bereaksi secara terus-menerus maka plagioklas terus ikut bereaksi hingga
akhirnya habis. Oleh karena itu, plagioklas yang kaya kalsium sangat sulit
ditemukan dialam bebas. Akan tetapi, jika pendinginan terlalu cepat maka
plagioklas yang terbentuk akan banyak mengandung kalsium yang di
kelilingi plagioklas yang kaya sodium. Mineral yang terbentuk pada deret
ini, yaitu anortit, bitounite, labradorite, andesin, oligoklas dan albite.
Jika kedua deret telah berakhir dari seluruh ferrum, magnesium, kalsium,
sodium dan kalsium telah habis, maka yang tersisa tinggal K, aluminium,
dan silikat. Semua unsur yang tersisa tersebut akan membentuk Orthoklas
Potassium Feldspar. Dan akan terbentuk muskovit apabila tekanan air
cukup tinggi. Sisanya larutan magma yang sebagian besar menggandung
silika dan oksigen akan membentuk kuarsa.
4. Pada deret Bowen, mineral-mineral bagian atas atau yang pertama
terbentuk memiliki banyak Mg, Na, K, Ca yang memiliki potensial
ionisasi rendah mudah terlepas melalui pemecahan ikatan ionik dengan
oksigen sedangkan mineral-mineral yang terbentuk di akhir pembekuan
magma memiliki banyak Si, Al, dan T yang membentuk ikatan kovalen
dengan oksigen. Pada ikatan kovalen, perbedaan elektronegativitas
bernilai 0 dan elektron tersebar merata sehingga pemecahan mineral akan
sulit dilakukan sedangkan pada ikatan ionik perbedaan elektronegativitas
sangat jauh sehingga mudah untuk memecah mineral dan terjadi
perubahan atau substitusi ionik pada mineral. Inilah mengapa kuarsa
sangat stabil dan resisten dibanding mineral-mineral di atasnya pada Deret
Bowen. Selaras dengan konsep deret Bowen, mineral bagian atas dengan
ikatan ionik memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan
mineral dengan ikatan kovalen.
5.

Klasifikasi Goldschmidt dalam Tabel periodik


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Golongan

↓ Periode

1 2
1
H He
3 4 5 6 7 8 9 10
2
Li Be B C N O F Ne

11 12 13 14 15 16 17 18
3
Na Mg Al Si P S Cl Ar

25
19 20 21 22 23 24 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
4 M
K Ca Sc Ti V Cr Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
n

42
37 38 39 40 41 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
5 M
Rb Sr Y Zr Nb Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
o

55 56 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
6 *
Cs Ba Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Tl Pb Bi Po At Rn

11 11 11 11
10 10 10 10 10 10 11 11 11 11 11
87 88 3 5 7 8
7 ** 4 5 6 7 8 9 0 1 2 4 6
Fr Ra Uu Uu Uu Uu
Rf Db Sg Bh Hs Mt Ds Rg Cn Fl Lv
t p s o

57 61 62
* Lantanidas 58 59 60 63 64 65 66 67 68 69 70 71
L P S
Ce Pr Nd Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
a m m

10
89 95 96 10 10 10
** Aktinidas 90 91 92 93 94 97 98 99 0
A A C 1 2 3
Th Pa U Np Pu Bk Cf Es F
c m m Md No Lr
m

Klasfikasi
Litofil Siderofil Kalkofil Atmofil Sintetis
Goldschmidt:

Elemen Litofil
Elemen Litofil adalah elemen yang tetap berada pada atau dekat dengan
permukaan tanah karena elemen-elemen tersebut bergabung dengan oksigen
membentuk senyawa yang tidak tenggelam ke dalam inti.
Elemen Siderofil
Elemen Sederofil (berasal dari kata sideron, "besi", dan filia, "cinta") adalah
logam transisi densitas tinggi yang cenderung tenggelam ke dalam inti
karena mereka mudah larut dalam besi baik sebagai larutan padat atau
dalam keadaan cair.
Elemen Kalkofil
Elemen Kalkofil adalah elemen yang tetap berada pada atau dekat dengan
permukaan karena elemen-elemen ini lebih mudah tercampur dengan
belerang dan / atau khalkogen lain dibandingkan oksigen, membentuk
senyawa yang tidak tenggelam ke dalam inti.
Elemen Atmofil
Elemen Atmofil ( juga disebut "unsur-unsur yang mudah menguap" )
didefinisikan sebagai elemen-elemen yang sebagian besar berada pada atau
di atas permukaan karena elemen-elemen tersebut berada pada kondisi cair
atau gas pada suhu dan tekanan yang terdapat di permukaan.
6. Menurut Goldschmidt faktor utama yang berpengaruh terhadap sebaran ion-
ion di bumi adalah ukuran dan muatan. Sebagai gambaran ditemukan bahwa
ion Ba2+ (135 pm) dan K+ (133 pm) terjadi pergantian secara intensif di
dalam pembentukan mineralnya. Demikian pula ion Fe3+ (64 pm) dan Cr3+
(69 pm), dapat membentuk pasangan dengan ion lain dengan menunjukkan
substitusi isomorf. Gambaran lain ditunjukkan bahwa ion Mg2+ (65 pm)
akan mengkristal lebih awal membentuk sederetan isomorf olivin
(Mg2SO4) dibandingkan dengan ion Fe3+ (82 pm). Keterbatasan aturan
Goldschmidt salah satunya adalah tidak memperhitungkan jenis-jenis ikatan
yang terbentuk. Demikian Cu+(96 pm) tidak terdapat bersamaan dengan
Na+(95 pm) walaupun ukurannya hampir sama, hal ini disebabkan ikatan
Cu+sedikit sekali menunjukkan karakter ionik dibandingkan Na+.
Sehubungan dengan kasus ini, maka Ringwood memperluas kesahihan
aturan Goldschmidt dengan mengusulkan pentingnya keelektronegatifan
ion. Kriterianya menyatakan bahwa “untuk dua ion yang memiliki valensi
dan jari-jari hampir sama, ion yang keelektronegatifannya lebih rendah akan
membentuk kristal lebih awal karena membentuk ikatan yang lebih kuat
(lebih ionik) daripada ion lainnya”.
7. Pada mineral yang kaya akan Mg, Na, Ca atau mineral bagian atas akan
memiliki ikatan ionik yang memiliki elektronegativitas dan potensial
ionisasi rendah, selain itu juga unsur pada mineral mudah tersubstitusi lalu
berubah menjadi mineral lain karena pengaruh suhu dan tekanan.
Sedangkan pada mineral bagian bawah, kaya kan Si, Al, Ti dan unsur lain
yang membentuk ikatan kovalen dengan oksigen sehingga mineral lebih
stabil dan resisten karena memiliki elektronegativitas dan potensial ionisasi
lebih rendah
Daftar Pustaka

Anonymous. t.th. MODUL PENGOLAHAN UNSUR


https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Dir
ektori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196802161994022-
SOJA_SITI_FATIMAH/Kimia_Anorganik_II-
Coordination_Compleks/MODUL_PENGOLAHAN_UNSUR.pdf&ved=2ahUKE
wjv8rL0q5bbAhXJM48KHYa2Co4QFjABegQIABAB&usg=AOvVaw2g2KDbLl
JWvOsrZjln8Vh4 (Diakses 19 Mei 2018 pukul 13.38)

Ilmi, Nisa Nurul. 2015. PowerPoint Presentation Geochemistry The Periodic


Table and Chemical Properties of the Element. Sumedang: Fakultas Teknik
Geologi Universitas Padjadjaran

Tim Pengajar Geokimia Dasar. 2017. Crystal Geochemistry. Sumedang: FTG


Unpad

Anda mungkin juga menyukai