Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH

PETROGRAFI

MINERAL HIDROUS DAN ANHIDROUS PADA BATUAN


METAMORF

Disusun Oleh:
Khonsa Nurul Izzati
21100118130068

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
JUNI 2020
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari perubahan batuan yang
telah ada sebelumnya (protolith) oleh suatu proses yang disebut metamorfisme.
Protolith terubahkan karena temperatur (>150 °C) dan tekanan (> 1500 bar) dapat
menyebabkan perubahan sifat fisik maupun kimia dari batuan tersebut. Protolih
dapat berupa batuan beku, sedimen, ataupun batuan metamorf.
Batuan metamorf dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan derajat
metamorfismenya. Derajat metamorfisme adalah fungsi dari peningkatan suhu dan
tekanan. Derajat metamofisme dari batuan metamorf berupa low grade
metamorphism dan high grade metamorphism.
Low-grade metamorphism terjadi pada suhu antara 200 - 320˚C, dan
tekanan relatif rendah. Low grade metamorphic rocks biasanya dicirikan oleh
mineral hidrous yang melimpah.
High-grade metamorphism terjadi pada suhu diatas 320˚ C dan tekanan
yang relatif tinggi. Semakin tinggi derajat metamorfisme, mineral hidrous akan
semakin berkurang karena kehilangan H2O, dan menjadi didominasi oleh mineral
anhidrous. Seiring meningkatnya derajat metamorfisme, mineral hidrous mulai
bereaksi dengan mineral lain atau terubah menjadi mineral anhidrous.
Mineral hidrous adalah mineral-mineral yang mengandung air (H2O) di
dalam struktur kristalnya. Contoh dari mineral-mineral hidrous yang terdapat pada
batuan metamorf derajat rendah adalah mineral lempung, serpentine, atau klorit.

Gambar 1. Slate

Contoh batuan derajat metamorfisme rendah yang mana mengandung


mineral hidrous adalah slate. Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari
proses metamorfisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada
temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan
tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).

Gambar 2. Serpentinit

Contoh batuan lain dengan derajat metamorfisme rendah yang mana


mengandung mineral hidrous adalah Serpentinit. Serpentinit adalah batuan yang
terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh
proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses
metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica
mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi
serpentinit.
Mineral anhidrous adalah mineral-mineral yang kurang hidrous yang
disebabkan oleh hilangnya unsur H2O di dalam struktur kristal mineralnya. Contoh
dari mineral-mineral yang anhidrous adalah mineral mika, amfibol atau feldspar.

Gambar 3. Gneiss

Contoh batuan derajat metamorfisme tinggi yang mana mengandung


mineral anhidrous adalah gneiss. Gneiss merupakan batuan yang terbentuk dari
hasil metamorfisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Gneiss
dapat diperoleh dari rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan
amfibol.

Gambar 4. Milonit

Contoh batuan lain dengan derajat metamorfisme tinggi yang mana


mengandung mineral anhidrous adalah Milonit. Milonit merupakan batuan
metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral primer
yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini
lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
DAFTAR PUSTAKA

Petrologi : Metamorfisme Derajat Tinggi. 2015. http://johankuntoro.blogspot.com/2015/05/


metamorfismederajat-tinggi-batuan. (Diakses pada 10 Juni 2020 12.04 WIB)
Science Never Dies. 2011. Batuan Metamorf. https://geohazard009.wordpress.com/
2009/12/09/batuan-metamorf/. (Diakses pada 10 Juni 2020 12.14 WIB)
Tim Asisten Petrografi 2018. 2018. Diktat Praktikum Petrografi 2018. Semarang: Universitas
Diponegoro
Winter, O.D. 2010. An Introduction to Igneous and Metamorphic Petrology. New Jersey:
Prentice Hall Upper Saddle.

Anda mungkin juga menyukai