Anda di halaman 1dari 10

Proses Kristalisasi Magma, Klasifikasi dan Siklus

Pembentukan Endapan
A. Proses Kristalisasi Magma
a) Crystal Settling / Floating

Secara umum, kristal yang terbentuk dari magma akan memiliki kepadatan yang berbeda
dari cairan. Jika kristal memiliki kerapatan yang lebih tinggi daripada cairan, mereka akan cenderung
tenggelam atau mengendap di lantai tubuh magma. Lapisan pertama yang mengendap masih akan
bersentuhan dengan magma, tetapi nantinya akan menjadi terkubur oleh pengendapan kristal
kemudian sehingga mereka secara efektif dihapus dari cairan.

Jika kristal memiliki kerapatan lebih rendah di magma, mereka akan cenderung melayang
atau naik ke atas melalui magma. Sekali lagi lapisan pertama yang terakumulasi di bagian atas tubuh
magma awalnya akan berada dalam kontak dengan cairan, tetapi karena lebih banyak kristal
melayang ke atas dan menumpuk, lapisan yang terbentuk sebelumnya akan secara efektif
dihilangkan dari kontak dengan cairan.

b) Kristalisasi ke Dalam

Karena benda magma panas dan batuan pembentuk yang mengelilinginya diharapkan lebih
dingin, panas akan bergerak keluar menjauh dari magma. Dengan demikian, dinding tubuh magma
akan menjadi paling dingin, dan kristalisasi diharapkan terjadi pertama kali di bagian magma yang
lebih dingin di dekat dinding.
Magma kemudian diharapkan mengkristal dari dinding ke dalam. Sama seperti pada contoh
di atas, lapisan kristal pertama yang diendapkan masih akan bersentuhan dengan cairan, tetapi pada
akhirnya akan terkubur oleh kristal-kristal selanjutnya dan secara efektif dihilangkan dari kontak
dengan cairan tersebut.

c) Ketidakmampuan Cair

Cairan tak bercampur adalah tempat cairan tidak saling bercampur. Kita semua akrab
dengan fenomena ini dalam kasus minyak dan air / cuka dalam saus salad. Kami juga telah
membahas ketidakmampuan dalam padatan, misalnya dalam sistem alkali feldspar. Seperti halnya
pada sistem alkali feldspar, imiscibilitas bergantung pada suhu.

Misalnya, dalam sistem dua komponen jika ada bidang ketidaktahuan itu akan muncul
seperti pada diagram yang ditunjukkan di sini. Pendinginan cairan dengan komposisi 25% B & 75% A
pada akhirnya akan menghasilkan cairan terpisah menjadi dua komposisi yang berbeda. Dengan
pendinginan lebih lanjut satu cairan akan menjadi lebih diperkaya dalam A dan yang lainnya lebih
diperkaya dalam B. Akhirnya kedua cairan akan mencapai suhu di mana kristal A akan mulai
terbentuk. Perhatikan bahwa kedua cairan akan berada dalam kesetimbangan dengan kristal A pada
suhu yang sama. Pendinginan lebih lanjut akan menghasilkan hilangnya cairan kaya A. Ini
menunjukkan dua sifat penting dari cairan tak larut.

Jika cairan tidak bercampur berada dalam kesetimbangan dengan padatan, kedua cairan
tersebut harus berada dalam kesetimbangan dengan komposisi padatan yang sama. Komposisi
ekstrem dari kedua cairan akan ada pada suhu yang sama.
Ketidakcocokan cairan pernah dianggap sebagai mekanisme untuk menjelaskan semua
diferensiasi magmatik. Jika demikian, persyaratan 2 di atas, akan mensyaratkan bahwa cairan bersilik
dan cairan mafik harus terbentuk pada suhu yang sama. Karena magma basaltik umumnya jauh lebih
panas daripada magma rhyolitic, ketidakmampuan cair tidak dipandang sebagai penjelasan untuk
keragaman komposisi magmatik yang luas. Meski demikian, imisibilitas cairan diamati dalam
percobaan yang dilakukan pada sistem batuan sederhana.

Misalnya, dalam sistem Fo-An-Qz, bidang cairan tak bercampur diamati untuk komposisi
kaya SiO2. Tetapi komposisi ini berada di luar kisaran komposisi yang terjadi di alam. Ini berlaku
untuk hampir semua sistem sederhana di mana ketidakmampuan cair telah diamati. Namun, ada
tiga pengecualian di mana imisibilitas cair dapat berperan.

Cairan sulfida dapat terpisah dari magma silikat mafik.

B. Klasifikasi Lindgren (Modifikasi)

I. Endapan yang terbentuk melalui proses konsentrasi kimia (Suhu dan


Tekanan Bervariasi)
A. Dalam magma, oleh proses differensiasi
1. Endapan magmatik (segresi magma, magmatik cair); T 700- 15000C; P sangat tinggi.
2. Endapan Pegmatit; T sedang-sangat tinggi; P sangat tinggi
B. Dalam badan batuan
1. Konsentrasi karena ada penambahan dari luar (epigenetik)
1.1. Asal bahan tergantung dari erupsi batuan beku
a. Oleh hembusan langsung bekuan (magma)
- dari efusif; sublimat; fumarol, T 100-6000C; P atmosfer-sedang
- dari intrusif, igneous metamorphic deposits; T 500-8000C, P
sangattinggi
b. Oleh penambahan air panas yang terisi bahan magma
- Endapan hipothermal; T 300-5000C, P sangat tinggi
- Endapan mesothermal; T 200-3000C, P sangat tinggi
- Endapan epithermal; T 50-2000C, P sangat tinggi
- Endapan telethermal; T rendah, P rendah
- Endapan xenothermal; T tinggi-sedang, P sedang-atmosfer
1.2. Konsentrasi bahan dalam badan batuan itu sendiri :
a. Konsentrasi oleh metamorfosis dinamik dan regional, T s/d 4000C; P
tinggi.
b. Konsentrasi oleh air tanah dalam; T 0-1000C; P sedang
c. Konsentrasi oleh lapukan batuan dan pelapukan residu dekat permukaan;
T 0-1000C; P sedang-atmosfer
C. Dalam masa air permukaan
1. Oleh interaksi larutan; T 0-700C; P sedang
a. Reaksi anorganik
b. Reaksi organik
2. Oleh penguapan pelarut

II. Endapan-endapan yang dihasilkan melalui konsentrasi mekanis; T & P


sedang.
Sedangkan secara umum keterdapatan endapan bahan galian dengan mineral-mineral
bijihnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Keterdapatan dan letak mineral bijih

C. Proses Pembentukan Endapan Mineral Primer


Pembentukan Mineral primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan,
yaitu :

a. Fase Magmatik Cair

Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana


mineral terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan
cara gravitational settling. Mineral yang banyak terbentuk dengan cara
ini adalah kromit, titamagnetit, dan petlandit. Fase magmatik
cair ini dapat dibagi atas :
 Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh
masa batuan. Contoh intan dan platina.
 Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang terkonsentrasi
di dalam batuan.
 Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi
telah terdorong keluar dari magma.
1) Skematik proses differensiasi magma pada fase magmatik cair
Keterangan untuk Gambar 1.7:
1. Vesiculation
Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H 2O), karbon dioksida (CO2 ),
sulfur dioksida (SO2 ), sulfur (S) dan klorin(Cl). Pada saat magma naik kepermukaan bumi,
unsur-unsur ini membentuk gelombang gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih)
cenderung naik dan membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan
potasium.
2. Diffusion
Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material dari batuan yang
mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang sangat lambat. Proses diffusi tidak
seselektif proses-proses mekanisme differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian,
proses diffusi dapat menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran
(convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan beberapa
unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.
3. Flotation
Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung untuk memperkaya
magma yang terletak pada bagian atas reservoar dengan unsur-unsur sodium dan potasium.
4. Gravitational Settling
Mineral-mineral berat yang mengandung kalsium, magnesium dan besi, cenderung
memperkaya resevoir magma yang terletak disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur
tersebut. Proses ini mungkin menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan.
Lapisan paling bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti
mineralmineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-mineral silikat yang
lebih ringan.
5. Assimilation of Wall Rock
Selama emplacement magma, batu yang jatuh dari dinding reservoir akan bergabung
dengan magma. Batuan ini bereaksi dengan magma atau secara sempurna terlarut dalam
magma, sehingga merubah komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan sodium,
potasium dan silikon, magma akan berubah menjadu komposisi granitik. Jika batuan dinding
kaya akan kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah menjadi berkomposisi
gabroik.
6. Thick Horizontal Sill
Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses differensiasi magmatik asli yang membeku
karena kontak dengan dinding reservoirl Jika bagian sebelah dalam memebeku, terjadi
Crystal Settling dan menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak
pada lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.

b. Fase Pegmatit

Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai
akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan
residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai
dyke, sill, dan stockwork.
Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan dan
temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan dengan
lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : logamlogam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat),
Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce,
Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose
quartz, smoky quartz, rock crystal).

c. Fase Pneumatolitik

Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan
yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontakmetamorfisme, karena adanya
gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda.
Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma kontak
dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit
(CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit,
dan skarn.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku
intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan hardening
(pengerasan). Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan
dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh massa batuan pada umumnya akan
ter-rekristalisasi, terubah (altered ), dan tergantikan (replaced ). Perubahan ini disebabkan oleh
panas dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu
endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak. Proses pneomatolitis ini lebih menekankan
peranan temperatur dari aktivitas uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh
temperatur sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement ),
dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya di
kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.
Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan oksida
misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa molibdenit. Sedikit endapan jenis ini yang
betul-betul tanpa adanya besi, pada umumnya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit
dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia).

d. Fase Hidrothermal

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat “aqueous” sebagai hasil
differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan,
dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan.
Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal,
yaitu :
 cavity filing , mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam batuan.
 metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur
baru dari larutan hidrothermal.
Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan
hidrothermal, antara lain
1. Endapan hipothermal; T 300-5000C, P sangat tinggi
2. Endapan mesothermal; T 200-3000C, P sangat tinggi
3. Endapan epithermal; T 50-2000C, P sangat tinggi
4. Endapan telethermal; T rendah, P rendah
Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral
yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan
dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2) , kalkopirit (CuFeS2) , florida-florida
hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal. Sedangkan alterasi yang
ditimbulkan untuk setiap tipe endapan pada berbagai batuan dinding.

Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au),


magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena
(PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida
(MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain :
topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat.
Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu)
sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit
(Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral
ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit. Paragenesis endapan ephitermal dan mineral
ganguenya adalah : native cooper (Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit
(FeS2), pirit (FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan
mineralmineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit
(BaSO4), zeolit (Al-silikat)

Endapan Sinter
Silika sinter adalah endapan silika yang berasal dari fluida hidrotermal yang terbentuk
karena penurunan suhu udara. Silika sinter dapat terbentuk pada suhu tinggi (> 90) atau suhu yang
lebih rendah (<35 ° C). Suhu Pembentukan silika ini akan disusun dalam struktur mineralnya (Lynne,
2013). Pada suhu tinggi silika sinter membentuk bentuk struktur, nodular dan kolumnar. Pada suhu
rendah silika sinter membentuk struktur palisade, oncoidal / pisoidal juga pita).
e. Fase Vulkanik

Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara
primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
 lava flow
 ekshalasi
 mata air panas
Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap air H2O),
solfatar (berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk baron). Bentuk
(komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat, air silikat, air nitrat,
dan air fosfat. Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase
vulkanik adalah : belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya hematit,
Fe2O3) Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut (Gambar 10 dan
Tabel 6), sebagai contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang, dan sebagian besar
endapan logam dasar di Kanada.
Ada 4 tahap yang diketahui tentang proses pembentukan mineral (bijih),yaitu :
1. sumber dan sifat fluida pembawa bijih,
2. sumber bahan-bahan bijih serta
3. keterdapatannya dalam larutan,
4. migrasi fluida pembawa bijih, dan cara-carapengendapan mineral bijih dari
fluidanya.
Gerakan dari fluida ini mempunyaikaitan erat dengan bijih, dan berhubungan erat
dengan magma, prosesmetamorf, air tanah, serta sedimen-sedimen. Fluida-fluida pembawa bijih
ini dapat berupa (terdiri dari) :- fluida magmatis- fluida meteorik dan air connate- fluida yang
berhubungan dengan proses metamorf.Setiap fluida tersebut dapat berada dalam keadaan panas
atau dingin,serta terjadi pada lingkungan hipogen atau supergen. Setiap jenis fluida dalamkeadaan
panas dan cair (liquid) tanpa memandang asalnya akan menjadi fluidahidrotermal. Dalam
keadaan/bentuk gas akan menjadi fluida pneumatolitis.Fluida hidrotermal dan pneumatolitis dalam
tekanan tinggi akan bersifat sama.Secara skematik, pada Gambar 1 dapat dilihat suatu contoh proses
larutanmagma dan penempatannya sehingga terbentuk bijih.
Gambar 1. Emplacement suatu larutan magma pembawa bijih.
Pada diagram tersebutumum terjadi pada tahapan differensiasi magma dengan komposisi
diorit. Dilihatterbentuknya tipe-tipe batuan beku, differensiasi, dan pergerakan
fluidahidrothermal dengan kristalisasi fraksional.

Sumber :

https://kupdf.net/download/resume-genesa-tipe-dan-bentuk-tubuh-
bijih_5afaec96e2b6f5e9518f1d4f_pdf

https://docplayer.info/72947173-Bab-ii-pembahasan-endapan-pegmatit.html

https://edoc.pub/queue/genesa-bahan-galian-pdf-free.html

http://journal.unhas.ac.id/index.php/geocelebes KARAKTERISTIK ENDAPAN SINTER TRAVERTIN


PANAS BUMI BARASANGA KABUPATEN KONAWE UTARA, SULAWESI TENGGARA

SILIKA SINTER KAYA BESI DAN MANGAN PADA MATA AIR PANAS GUNUNG PAPANDAYAN IRON AND
MANGANESE RICH SILICA SINTER DEPOSIT OF PAPANDAYAN HOT SPRING Anita Yuliyanti1 , Heri
Nurohman1 , Andrie Al Kausar1 , Sudarsono1 , Sri Indarto1

Slide Mata Kuliah Genesa Bahan Galian ITB

Anda mungkin juga menyukai