Ini adalah tampilan sederhana dari tabel periodik unsur-unsur dan berisi nomor atom dan
simbol tiap unsur. Tabel periodik unsur-unsur kimia adalah tabel yang dibuat untuk
mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan sifat-sifatnya. Walaupun sudah ada perintis tabel
ini, tapi penemuan ini umumnya ditemukan oleh Dmitri Mendeleev pada tahun 1869.
Mendeleev memaksudkan tabelnya agar dapat menggambarkan kecenderungan sifat unsur-
unsur secara berulang ("periodik"). Seiring waktu, tata letak dari tabel tersebut sudah
diperbaiki dan dikembangkan, ketika unsur baru telah ditemukan, dan model atom baru
teoretis telah dikembangkan untuk menjelaskan perilaku kimia.[1]
Tabel
Tabel ini merupakan tabel periodik yang berlaku saat ini. Lajur mendatar disebut "periode",
sedangkan lajur tegak disebut "golongan." Golongan di bawah ini merupakan rekomendasi
IUPAC terbaru.
Golongan # 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Periode
1 2
1
H He
3 4 5 6 7 8 9 10
2
Li Be B C N O F Ne
11 12 13 14 15 16 17 18
3
Na Mg Al Si P S Cl Ar
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
4
K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
5
Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
55 56 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
6 *
Cs Ba Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Tl Pb Bi Po At Rn
87 88 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118
7 **
Fr Ra Rf Db Sg Bh Hs Mt Ds Rg Cn Uut Fl Uup Lv Uus Uuo
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
* Lantanida
La Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
** Aktinida
Ac Th Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lr
Warna dalam tabel periodik memperlihatkan kategori unsur
Logam Nonlogam
Logam Logam Logam Logam Logam Metaloid Nonlogam Gas
Halogen
alkali alkali transisi dalam transisi lain lain mulia
tanah Lantanida
Aktinida (Tipe tidak diketahui)
Konfigurasi elektron
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Dalam fisika atom dan kimia kuantum, konfigurasi elektron adalah susunan elektron-
elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya.[1] Sama seperti partikel
elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat-
sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan kuantum elektron tertentu
ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai
kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron tidak
bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa
dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu
pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik
tersebut.
Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang lainnya dengan
emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena asas larangan Pauli,
tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom, sehingga
elektron hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat
kekosongan di dalamnya.
Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu
pemahaman struktur tabel periodik unsur-unsur. Konsep ini juga berguna dalam menjelaskan
ikatan kimia yang menjaga atom-atom tetap bersama.
Daftar isi
1 Kelopak dan subkelopak
2 Notasi
3 Sejarah
4 Asas Aufbau
o 4.1 Tabel periodik
o 4.2 Kelemahan asas Aufbau
o 4.3 Ionisasi logam transisi
o 4.4 Pengecualian kaidah Madelung lainnya
5 Lihat pula
6 Catatan kaki dan referensi
7 Pranala luar
Konfigurasi elektron yang pertama kali dipikirkan adalah berdasarkan pada model atom
model Bohr. Adalah umum membicarakan kelopak maupun subkelopak walaupun sudah
terdapat kemajuan dalam pemahaman sifat-sifat mekania kuantum elektron. Berdasarkan asas
larangan Pauli, sebuah orbital hanya dapat menampung maksimal dua elektron. Namun pada
kasus-kasus tertentu, terdapat beberapa orbital yang memiliki aras energi yang sama
(dikatakan berdegenerasi), dan orbital-orbital ini dihitung bersama dalam konfigurasi
elektron.
Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan subkelopak berasal dari
persamaan mekanika kuantum,[2] terutama asas larangan Pauli yang menyatakan bahwa tidak
ada dua elektron dalam satu atom yang bisa mempunyai nilai yang sama pada keempat
bilangan kuantumnya.[3]
Notasi
Lihat pula: Orbital atom
Untuk atom dengan banyak elektron, notasi ini akan menjadi sangat panjang, sehingga notasi
yang disingkat sering digunakan. Konfigurasi elektron fosfor, misalnya, berbeda dari neon
(1s2 2s2 2p6) hanya pada keberadaan kelopak ketiga. Sehingga konfigurasi elektron neon
dapat digunakan untuk menyingkat konfigurasi elektron fosfor. Konfigurasi elektron fosfor
kemudian dapat ditulis: [Ne] 3s2 3p3. Konvensi ini sangat berguna karena elektron-elektron
pada kelopak terluar sajalah yang paling menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur.
Urutan penulisan orbital tidaklah tetap, beberapa sumber mengelompokkan semua orbital
dengan nilai n yang sama bersama, sedangkan sumber lainnya mengikuti urutan berdasarkan
asas Aufbau. Sehingga konfigurasi Besi dapat ditulis sebagai [Ar] 3d6 4s2 ataupun
[Ar] 4s2 3d6 (mengikuti asas Aufbau).
Adalah umum untuk menemukan label-label orbital "s", "p", "d", "f" ditulis miring,
walaupaun IUPAC merekomendasikan penulisan normal. Pemilihan huruf "s", "p", "d", "f"
berasal dari sistem lama dalam mengkategorikan garis spektra, yakni "sharp", "principal",
"diffuse", dan "fundamental". Setelah "f", label selanjutnya diikuti secara alfabetis, yakni "g",
"h", "i", ...dst, walaupun orbital-orbital ini belum ditemukan.
Konfigurasi elektron molekul ditulis dengan cara yang sama, kecuali bahwa label orbital
molekullah yang digunakan, dan bukannya label orbital atom.
Sejarah
Niels Bohr adalah orang yang pertama kali (1923) mengajukan bahwa periodisitas pada sifat-
sifat unsur kimia dapat dijelaskan oleh struktur elektronik atom tersebut.[4] Pengajuannya
didasarkan pada model atom Bohr, yang mana kelopak-kelopak elektronnya merupakan orbit
dengan jarak yang tetap dari inti atom. Konfigurasi awal Bohr berbeda dengan konfigurasi
yang sekarang digunakan: sulfur berkonfigurasi 2.4.4.6 daripada 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4.
Bohr sadar akan kekurangan ini (dan yang lainnya), dan menulis surat kepada temannya
Wolfgang Pauli untuk meminta bantuannya menyelamatkan teori kuantum (sistem yang
sekarang dikenal sebagai "teori kuantum lama"). Pauli menyadari bahwa efek Zeeman
haruslah hanya diakibatkan oleh elektron-elektron terluar atom. Ia juga dapat menghasilkan
kembali struktur kelopak Stoner, namun dengan struktur subkelopak yang benar dengan
pemasukan sebuah bilangan kuantum keempat dan asas larangannya (1925):[6]
It should be forbidden for more than one electron with the same value of the main quantum
number n to have the same value for the other three quantum numbers k [l], j [ml] and m
[ms].
Adalah tidak diperbolehkan untuk lebih dari satu elektron dengan nilai bilangan kuantum
utama n yang sama memiliki nilai tiga bilangan kuantum k [l], j [ml] dan m [ms] yang sama.
Persamaan Schrdinger yang dipublikasikan tahun 1926 menghasilkan tiga dari empat
bilangan kuantum sebagai konsekuensi penyelesainnya untuk atom hidrogen:[2] penyelesaian
ini menghasilkan orbital-orbital atom yang dapat kita temukan dalam buku-buku teks kimia.
Kajian spektra atom mengizinkan konfigurasi elektron atom untuk dapat ditentukan secara
eksperimen, yang pada akhirnya menghasilkan kaidah empiris (dikenal sebagai kaidah
Madelung (1936)[7]) untuk urutan orbital atom mana yang terlebih dahulu diisi elektron.
Asas Aufbau
Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti "membangun, konstruksi")
adalah bagian penting dalam konsep konfigurasi elektron awal Bohr. Ia dapat dinyatakan
sebagai:[8]
Terdapat maksimal dua elektron yang dapat diisi ke dalam orbital dengan urutan
peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi terlebih dahulu sebelum
elektron diletakkan ke orbital berenergi lebih tinggi.
Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18 unsur pertama; ia
akan menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya. Bentuk modern asas Aufbau
menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah Madelung, pertama kali dinyatakan
oleh Erwin Madelung pada tahun 1936.[7][9]
Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Asas Aufbau dapat diterapkan, dalam bentuk yang dimodifikasi, ke proton dan neutron dalam
inti atom.
Tabel periodik
Bentuk tabel periodik berhubungan dekat dengan konfigurasi elektron atom unsur-unsur.
Sebagai contoh, semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi elektron [E] ns2 (dengan [E]
adalah konfigurasi gas inert), dan memiliki kemiripan dalam sifat-sifat kimia. Kelopak
elektron terluar atom sering dirujuk sebagai "kelopak valensi" dan menentukan sifat-sifat
kimia suatu unsur. Perlu diingat bahwa kemiripan dalam sifat-sifat kimia telah diketahui satu
abad sebelumnya, sebelum pemikiran konfigurasi elektron ada.[10]
Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi orbital adalah tetap, baik
untuk suatu unsur atau di antara unsur-unsur yang berbeda. Ia menganggap orbital-orbital
atom sebagai "kotak-kotak" energi tetap yang mana dapat diletakkan dua elektron. Namun,
energi elektron dalam orbital atom bergantung pada energi keseluruhan elektron dalam atom
(atau ion, molekul, dsb). Tidak ada "penyelesaian satu elektron" untuk sebuah sistem dengan
elektron lebih dari satu, sebaliknya yang ada hanya sekelompok penyelesaian banyak
elektron, yang tidak dapat dihitung secara eksak[11] (walaupun terdapat pendekatan
matematika yang dapat dilakukan, seperti metode Hartree-Fock).
Aplikasi asas Aufbau yang terlalu dipaksakan kemudan menghasilkan paradoks dalam kimia
logam transisi. Kalium dan kalsium muncul dalam tabel periodik sebelum logam transisi, dan
memiliki konfigurasi elektron [Ar] 4s1 dan [Ar] 4s2 (orbital 4s diisi terlebih dahulu sebelum
orbital 3d). Hal ini sesuai dengan kaidah Madelung, karena orbital 4s memiliki nilai n+l = 4
(n = 4, l = 0), sedangkan orbital 3d n+l = 5 (n = 3, l = 2). Namun kromium dan tembaga
memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d5 4s1 dan [Ar] 3d10 4s1 (satu elektron melewati
pengisian orbital 4s ke orbital 3d untuk menghasilkan subkelopak yang terisi setengah).
Dalam kasus ini, penjelasan yang diberikan adalah "subkelopak yang terisi setengah ataupun
terisi penuh adalah susunan elektron yang stabil".
Paradoks akan muncul ketika elektron dilepaskan dari atom logam transisi, membentuk ion.
Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan berasal dari orbital 3d, melainkan dari 4s.
Hal yang sama juga terjadi ketika senyawa kimia terbentuk. Kromium heksakarbonil dapat
dijelaskan sebagai atom kromium (bukan ion karena keadaan oksidasinya 0) yang dikelilingi
enam ligan karbon monoksida; ia bersifat diamagnetik dan konfigurasi atom pusat kromium
adalah 3d6, yang berarti bahwa orbital 4s pada atom bebas telah bepindah ke orbital 3d ketika
bersenyawa. Pergantian elektron antara 4s dan 3d ini dapat ditemukan secara universal pada
deret pertama logam-logam transisi.[12]
Fenomena ini akan menjadi paradoks hanya ketika diasumsikan bahwa energi orbital atom
adalah tetap dan tidak dipengaruhi oleh keberadaan elektron pada orbital-orbital lainnya. Jika
begitu, maka orbital 3d akan memiliki energi yang sama dengan orbital 3p, seperti pada
hidrogen. Namun hal ini jelas-jelas tidak demikian.
Terdapat beberapa pengecualian kaidah Madelung lainnya untuk unsur-unsur yang lebih
berat, dan akan semakin sulit untuk menggunakan penjelasan yang sederhana mengenai
pengecualian ini. Adalah mungkin untuk memprediksikan kebanyakan pengecualian ini
menggunakan perhitungan Hartree-Fock,[13] yang merupakan metode pendekatan dengan
melibatkan efek elektron lainnya pada energi orbital. Untuk unsur-unsur yang lebih berat,
diperlukan juga keterlibatan efek relativitas khusus terhadap energi orbital atom, karena
elektron-elektron pada kelopak dalam bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya. Secara umun, efek-efek relativistik ini[14] cenderung menurunkan energi orbital s
terhadap orbital atom lainnya.[15]
Para ilmua arab dan persia membagi unsur-unsur mejadi dua kelompok, yaitu lugham
(logam) dan Laysa Lugham (bukan logam) pengelompokan unsur-unsur menjadi logam dan
bukan logam berlangsung sampai abad 19.
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat yang ada.
Ternyata tiap kelompok terdiri atas tiga unsur, sehingga disebut Triade.
Jika unsur-unsur dalam satu triade tersebut disusun menurut kenaikan massa atom-atomnya,
terutama massa atom maupun sifat-sifat unsur yang kedua merupakan rata-rata dari massa
atom unsur pertama dan ketiga. Penemuan ini memperlihatkan adanya hubungan antara
massa atom dengan sifat-sifat unsur.
Kelemahan pengelompokan ini terletak pada kenyataan bahwa jumlah unsur yang memiliki
kemiripan sifat tidak hanya 3 buah.
Tahun 1864, A.R. Newlands mengunakan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Unsur-
unsur tersebut disusun berdasarkan kanaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsur-unsur
yang berselisih 1 oktaf (unsur nomor 1 dengan 8, unsur nomor 2 dengan 9, dst) menujukkan
kemiripan sifat atau bisa dikatakan terjadi perubahan sifat unsur yang teratur
Kecendrungan tersebut dinyatakan sebagai hukum Oktaf Nweland, yaitu : jika unsur disusun
berdasarkan kenaikan massa atom maka sifat unsur tersebut akan berulang setelah unsur
kedelapan.
Pada daftar Oktaf Newlands disusun, unsur-unsur gas mulia belum ditemukan ternyata
pengelompokan ini hanya sesuai untuk unsur-unsur ringan (Ar rendah).
4. Hukum Mendeleyev
Tahun 1869. Sarjana bangsa Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleyev berdasarkan pengamatan
terhadap 63 unsur yang sudah dikenal saat itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur fungsi
periodik dari massa atom relatifnya. Hal itu berarti jika unsur-unsur disusun menurut
kanaikan massa atom relatif, sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik.
Mendeleyev juga membuat suatu daftar periodik unsur. Unsur-unsur yang mempunyai
persamaan sifat ditempatkan dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan. Dalam
mengelompokkan unsur unsur yang mempunyai persamaan sifat ditempatkan dalam satu
lajur vertikal yang disebut golongan.
1. Penempatan unsur tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatif karena
mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu golongannya.
2. Masih banyak unsur yang belum dikenal pada massa itu sehingga dalam tabel terdapat
banyak tempat kosong.
Tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa unsur dalam tabel periodik sesuai
kenaikan nomor atom. Tabel periodik modren yang disebut juga tabel periodik bentuk
panjang, disusun menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Tabel periodik modren
ini dapat dikatakan sebagai penyempurnaan Tabel Perodik Mendeleyev.
Tabel Periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal (golongan) yang disusun menurut
kemiripan sifat dan lajur horizontal (periode) yang disusun berdasarkan kenaikan nomor
atomnya.
1. Lajur vertikal (golongan) ditulis dengan angka Romawi terdiri atas 18 golongan.
1. IA : Alkali
IIA : Alkali Tanah
IIIA : Aliminium
IVA : Karbon
1. VA : Nitrogen
VIA : Kalkogen
VIIA : Haologen
a) Golongan Transisi (Gol.B), yaitu : IIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB (VIII), IB, dan IIB.
1) Deret Lantanida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan
2) Deret Aktinida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan
Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur
Lantanida. Demikian juga pada periode 7 yaitu unsur-unsur Aktinida. Supaya tabel ini tidak
terlalu panjang, unsur-unsur tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian bawah sistem
periodik
Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat karena
mempunyai elektron valensi (elekron di kulit terluar) yang sama.
1. Lajur Horizontal (Periode) ditulis dengan angka Arab terdiri atas 7 periode
B. Hubungan Sistem Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur dalam Tabel Periodik Unsur
Golongan IA
Pengecualian terjadi pada helium, elektron valensinya 2 tetapi terletak pada golonga gas
mulia (VIIIA).
1. Sifat-sifat Unsur
Dengan mengetahui letak periode dan golongan suatu unsur dalam tabel periodik, kita dapat
mengetui sifat-sifat unsur tersebut. Nomor atom menentukan jumlah elektron dan jumlah
elektron menentukan konfogurasi elektron yang menentukan periode dan golongan unsur.
Sementara itu, periode dan golongan mentukan sifat-sifat unsur
Sifat-sifat unsur dibedakan menjadi dua, yaitu unsur logm dan nonlogam. Unsur logam dan
nonlogam menempati posisi yang khas didalam tabel periodik. Unsur-unsur logam terdapt di
sebelah kanan tabel periodik.
Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur logam cendrung melepaskan elektron (energi
ionisasi kecil), sedangkan unsur nonlogam menangkap elektron (keelektronegatifan besar).
Pada tabel periodik. Sifat-sifat logam semakin ke bawah semakin bertambah sedangkan
semakin ke kanan semakin berkurang.
Unsur bagian kiri tabel periodik (IA dan IIA) memiliki sifat logam paling kuat, sedangkan
unsur-unsur paling kenan (VIIA) mempunyai sifat nonlogam paling kuat. Antara unsur logam
dan nonlogam sekaligus.
Pada tahun 1825, Jons Jacob Berzelius mendifinisikan massa atom suatu unsur sebagai
perbandingan massa satu unsur tersebut terhadap massa satu atom hidrogen. Jika ada
pertanyaan bahwa massa atom karbon = 12, maka bisa diartikan bahwa satu atom katbon 12
kali lebih besar daripada massa satu atom hidrogen.
Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan
kenaikan nomor atom unsur.
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar.
1. Dalam satu golongan dari atas kebawah jari jari atom semakin besar.
2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil
Penjelasan :
1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, kulit atom bertambah (ingat jumlah
kulit=nomo periodik), sehingga jari-jari atom juga bertambah besar.
2. Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti (nomor atom) dan jumlah
elektron pada kulit bertambah. Hal tersebut mengakibatkan gaya tarik-menarik antara
inti dengan kulit elektron semakin besar sehingga jari-jari atom makin kecil.
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari
suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron kedua
disebut energi ionisasi adalah energi ionisasi pertama
Dapat disimpulkan keperiodikan energi ionisasi sebagai berikut.
1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin berkurang
2. Dalam satu golongan dari kiri kekanan energi ionisasi cendrung bertambah.
1. Dari atas kebawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah sehingga daya tarik
inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron semakin mudah dilepaskan dan
energi yang diperlukan untuk melepaskan makin kecil.
2. Dari kiri kekanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap elektron semakin besar
sehingga elektron semakin sukar dilepas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron tentunya semakin besar.
Tabel energi Ionisasi Pertama Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik Unsur (Kj/mol)
3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas
pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif.
1. Dalam satu golongan dari atas kebawah afinitas elektron semakin kecil.
2. Dalam satu periode dari kiri ke kanak afinitas elektron semakin besar.
Penjelasan.
Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan dengan tanda negatif
(-). Apa bila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, energi diperlukan / diserap dinyatakan
dengan tanda positif (+).
Kecendrungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingan dengan energi ionisasi
Kecendrungan afinitas elektron menujukkan pola yang sama dengan pola kecendrungan
energi ionisasi.
4. Kelektronegatifan
Adalah suatu bilangan yang menyatakan kecendrungan suatu unsur menarik elektron dalam
suatu molekul senyawa.
Penjelasan :
Tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untuk menentukan / membandingakan
kelektronegatifan unsur-unsur.
Energi ionisasi dan afinitas eletron berkaitan dengan besarnya daya tarik elektron. Semakin
besar gaya tarik menarik elektron semaikn besar energi ionisasi, juga semakin besar (semakin
negatif) afinitas elektron. Jadi, suatu unsur (misalnya Fluor) yang mempunyai energi ionisasi
dan afinitas elektron yang besar akan mempunyai keelektroniegatifan yang besar.
Semakin besar keelektronegatifan, unsur cendrung makin mudah membentuk ion negatif.
Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cendrung makin sulit membentuk ion negatif, dan
cendrung semakin mudah membentuk ion positif.
BAB III
SISTEM PERIODIK UNSUR
(SPU)
Unsur-unsur yang dikenal saat ini sebenarnya sudah ada di alam sejak dahulu, bahkan dengan
terbentuknya unsur itu dapat dikatakan bersamaan waktunya dengan terbentuknya alam
semesta ini. Penemuan unsur-unsur oleh manusia secara bertahap sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Bedasarkan sifat mannusia yang selalu ingin tahu apa
yang ada di lingkungannya akhirnya satu persatu unsur-unsur tersebut dikenalnya.
Sejak semual manusia telah berusaha menggolong-golongkan unsur yang ada untuk
memperoleh keteraturan.
Pada mulanya usaha penggolongan unsur berjalan sangat lambat karena terbatasnya jumlah
unsur yang diketahui serta tidak begitu diketahui sifat-sifat unsur. Baru setelah pertengahan
abad XIX muncul sistem periodik dengan merupakan dasar dari SPU setelah mengalami
penyempurnaan. Perkembangan SPU tersebut adalah sebagai berikut :
Klasifikasi unsur yang paling sederhana adalah logam dan nonlogam. Berdasrkan
pengamatan persamaan maupun perbedaan sifat-sifat unsur, para ilmuwan berusaha mencari
hubungan antara sifat unsur dengan massa atomnya.
Ada tiga teori tentang sistem periodik unsur :
1. Teori Triade oleh J. W. Dobereiner (1817)
2. Teori Oktaf oleh J.A.K. Newlands (1865)
3. Sistem Periodik Unsur oleh Mendeleyev (1869)
1. Deret horizontal yang terdiri dari unsur-unsur yang massa atomnya dari kiri ke kanan
makin besar serta adanya perubahan sifat yang teratur. Keteraturan ini kemudian
disebut kala atau perioda. Ada 7 deretan mendatar unsur-unsur atau ada 7 perioda.
2. Arah bertikal menunjukkan bahwa sifat unsur-unsurnya mirip atau hampir sama.
Kotak arah vertikal dinamakan golongan. Ada 8 golongan.
3. Dimulai dari perioda ke-4 tiap golongan dibagi menjadi golongan utama atau
golongan A dan golongan tambahan atau golongan B. terdapat pada dua deret unsur
horisontal yang disebut seri.
4. Untuk golongan VIIIB mulai periode ke-4 terdiri dari 3 buah unsur yang mempunyai
sifat-sifat yang mirip.
5. Golongan IIIB pada perioda ke-6 dan 7 berisi masing-masing 14 buah yang sifat-sifat
unsurnya hampir sama.
Unsur-unsur golongan IIIB perioda ke-6 disebut unsur-unsur tanah jarang atau logam nadir,
sekarang disebut unsur-unsur seri Lantanoida.
Unsur-unsur golongan IIIB perioda ke-7 disebut seri Aktinoda.
Dari SPU Mendeleyev tersebut.
Banyaknya unsur tiap perioda sebagai berikut :
Perioda 1 : 2 unsur, disebut perioda terpendek
Perioda 2 : 8 unsur, disebut perioda pendek
Perioda 3 : 8 unsur, disebut perioda pendek
Perioda 4 : 18 unsur, disebut perioda panjang
Perioda 5 : 18 unsur, disebut perioda panjang
Perioda 6 : 32 unsur, disebut perioda terpanjang
Perioda 7 : belum lengkap, disebut periode belum lengkap
SPU Mendeleyev ini sangat membantu dan mempermudah dalam mempelajari unsur-
unsur dan senyawanya, tetapi karena masih dijumpai kelemahan-kelemahan dan kemajuan /
perkembangan ilmu kimia, sejak 1913 SPU ini disempurnakan oleh Moseley yang kemudian
dikenal dengan nama SPU bentuk panjang.
Kelemahan-kelemahan SPU Mendeleyev :
1. Tidak sepenuhnya berdasarkan kenaikkan masa atom, artinya ada unsur yang massa atomnya
lebih kecil diletakkan di belakang (sesudah) unsur yang massa atomnya lebih besar.
Misalnya Ar dan K, Ac dan Ni, Te dan I, serta Th dan Pa.
2. Adanya perbedaan yang sangat besar antara unsur-unsur golongan A dan B meskipun
terletak dalam satu deret vertikal, misalnya antara K dan Cu.
3. Tidak dapat menunjukkan suatu batas pemisah yang jelas antara logam dan bukan logam.
Perioda Terpendek
Perioda ini hanya terdiri dari dua unsur saja yaitu H dan He dan hanya ada pengisian elektron
pada orbital 1s.
Perioda Pendek
Perioda ini terdiri dari 8 unsur. Perioda kedua yang disebut perioda pendek pertama diawali
unsur Li dan diakhiri unsur Ne.
Perioda ketiga yang disebut perioda pendek kedua, diawali unsur Na dan diakhiri unsur Ar.
Kedua perioda pendek ini diawali pengisian elektron pada orbital 2s dan dilanjutkan pada
ketiga orbital p hingga penuh.
Untuk pengisian elektron harus digunakan aturan Hund artinya pada pengisian
orbital p dimulai dengan tiap orbital terisi masing-masing dengan satu elektron dengan spin
yang sama atau sejajar (yaitu ke atas atau s = + ). Oleh karena itu, pada atom N akan
memililki konfigurasi elektron : 1s2.2s2.2p 2p 2p dalam bentuk orbital kotak :
Pada perioda pendek pertama, orbital 3d belum terisi karena terikat energi orbital 3d lebih
besar dari orbital 4s. itulah sebabnya perioda ke-3 hanya terdiri dari 8 unsur.
Perioda Panjang
Perioda ke-4 dan 5 disebut perioda panjang yang terdiri dari 18 unsur tiap periodanya.
Pada perioda ke-4, orbital 4s mulai terisi elektron sampai penuh (2 elektron), tetapi kemudian
elektron berikutnya baru orbital 3d (sampai penuh) dengan menggunakan aturan Hund.
Baru kemudian mengisi orbital 4p juga sampai penuh. Itulah sebabnya perioda panjang terdiri
dari 18 buah unsur yang mempunyai 3 bentuk konfigurasi elektron.
Perioda Terpanjang :
Perioda ke-6 disebut perioda terpanjang karena terdiri dari 32 unsur. Meskipun tetap berdasar
asas Aufbau, pengisian elektron pada perioda ini lebih rumit.
Dimulai dengan mengisi pada orbital 6s yaitu untuk Cs : (Xe) 6s dan Sr : (Xe) 6s2.
Kemudian terjadi penyimpangan aturan (n + l) di mana seharusnya orbital 4f tersisi daluhu
hingga penuh kemudian orbital 5d. dalam hal ini justru 5d terisi satu elektron dahhulu yaitu
La : (Xe) 5d1 6s2 baru kemudian mulaimengisi orbital 4f langsung 2 elektron, orbital 4f
belum sampai penuh, elektron kembali mengisi orbital 5d lagi. Sedangkan utuk pengisian
orbital 6p berlangsung setelah orbital 4f dan 5d telah penuh.
Golongan Unsur
Berdasarkan hukum periodik di atas yang menyatakan bahwa sifat unsur-unsur
berhubungan langsung dengan konfigurasi elektronnya, maka ini berarti unsur-unsur yang
mempunyai konfigurasi elektron yang mirip (yang sama konfigurasi elektron pada kulit
terluarnya) akan mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip pula.
Kenyataan menunjukkan bahwa yang menentukan sifat kimia suatu unsur adalah eketron
pada kulit terluar yang kemudian disebut elektron valensi.
Untuk jelasnya dapat diperhatikan konfigurasi elektron unsur-unsur dalam golongan berikut
ini :
1. Golongan alkali (IA)
Dalam hal ini hidrogen tidak termasuk logam meskipun juga golongan IA.
Lu : (He) 2s1
Na : (Ne) 3s1
K : (Ar) 4s1
Rb : (Kr) 5s1
Cs : (Xe) 6s1
2. Golongan alkali tanah (IIA)
Be : (He) 2s2
Mg : (Ne) 3s2
Ca : (Ar) 4s2
Sr : (Kr) 5s2
Ba : (Xe) 6s2
3. Golongan IIIA
4. Golongan VIIA
Dari data di atas menunnjukkan adanya kemiripan konfigurasi elektron atau kemiripan
elektron velensinya yaitu dalam orbitan kulit terluarnya, kecuali periode pertama.
Elektron Valensi
Golongan
Jumlah Penulisan Bentuk Orbital
1 ns1
2 ns2
3 ns2np1
4 ns2np2
5 ns2np3
6 ns2np4
7 ns2np5
8 ns2np6
IA
IIA
IIIA
IVA
VA
VIA
VIIA
VIIIA (O)
Secara diagram dalam SPU, dapat digambarkan (untuk mempermudah / tida terlalu panjang
maka blok f ditempatkan terpisah di sebelah bawah unsur blok d).
Blok s
Blok p
2s 2p
3s Blok d 3p
4s 3d 4p
5s 4d 5p
6s 5d 6p
blok4f
blok5f
2. Non-logam
Unsur-unsur yang terletak di sebelah kanan dalam SPU pada tiap perioda, pada umumnya
termasuk non-logam, yaitu golongan IV A ke kanan, meskipun beberapa unsur dari golongan
IV A ke kanan tersebut yang terletak pada bagian bawah termasuk unsur logam.
3. Non metaloida
Adalah unsur-unsur yang bersifat sebagai logam dan non logam. Tentang jumlah unsur
metaloid ini masih bellum didapatkan kesepakatan. Namun pada umumnya yang da/pat
digolongkan unsur metaloid adalah : B ; Si, Ge ; As ; Sb, Te, sedang dari percobaan (dalam
keadaan yang tertentu) : P ; Se; dan Bi juga menunjukkan sifat metaloida.
Secara umum letak unsur metaloida dalam SPU adalah di antara unsur logam dan non-logam.
Sebagai gambaran dapat dibuat klasifikasi unsur-unsur khusus untuk golongan B semuanya
termasuk logami baik unsur blok d maupun blok f.
Klasifikasi Logam, Non-logam dan Metaloida
(Unsur Golongan Utama)
Perioda
Golongan
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIIA O
2 Li Be B C N O F Ne
3 Na Mg Al Si P S Cl Ar
4 K Ca Ga Ge As Se Br Kr
5 Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
Cs Ba T1 Pb Bi Po At Rn
Contoh :
1) Untuk suatu unsur, pengisian elektron atomnya diakhiri pada sub kulit 4p3, tentukan nomor
perioda, nomor golongan, dan nomor atom dari unsur itu.
Jawab :
Pengisian elektron atom diakhiri pada sub kulit 4p3 maka unsur itu terletak pada :
Perioda 4 dan golongan (3 + 2) A = 5A atau VA. Konfigurasi elektron unsur dibuat berdasar
prinsip Aufbau sampai diakhiri 4p3, maka
1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10 4p3
Berarti unsur tersebut mempunyai nomor atom = 33.
2) Suatu unsur mempunyai nomor atom 22, tentukan letak unsur dalam SPU (perioda dan
golongan) serta termasuk logam atau non-logam unsur utu?
Jawab :
Nomor atom 22, maka konfigurasi elektron unsur tersebut :
1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d2
Berarti pengisian elektron diakhiri pada sub kulit 3d2.
Jadi unsur tersebut terletak pada :
Perioda = (3 + 1)
=4
Golongan = (2 + 2) B
= 4 B atau IV B
Jadi, unsur tersebut termasuk logam (unsur transisi).
3) Suatu unsur terletak pada perioda ke-5 golonjgan IIA. Jika satu atom unsur itu mengandung
50 netron, tentukan bilangan massa dari atom unsur tersebut!
Jawab :
Karena atom termasuk golongan II A berarti diakhiri pada orbital s yang terisi oleh 2
elektron. Sedang kalau letak atom unsur diakhiri pada sub kuklit : 5s2, maka konfigurasi
elektronnya menjadi sebagai berikut :
1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10 4p3 ,5s3
jadi, nomor atom unsur tersebut = 38. Inti atom unsur tersebut mengandung 38 proton, karena
jumlah netron diketahuo = 50 maka bilangan unsur tersebut
= 38 + 50 = 88
1. Volume Atom
Yang dimaksud dengan volume atom adalah massa atom relatif dari suatu atom dibagi
massa jenis (karapatan) unsur tersebut dalam bentuk padatan. Untuk unsur yang berupa
cairan dan gas kerapatannya di tentukan pada keadaan mendidih. Biasanya satuan volume
atom dalam mL/mol.
Volume atom untuk unsur unsur golongan alkali (IA) dan unsur-unsur periode ke-2 :
Daftar volume atom unsur golongan IA
Unsur Volume atom (mL/mol)
Li 13,1
Na 23,7
K 45,3
Rb 53,9
Cs 70,0
Jika dibuat grafik antara volume atom dan nomor atomnya ternyata menunjukkan
keperiodikan sifat unsur seperti yang terlihat pada grafik berikut ini :
Jari-jari Ion
1) Jari-jari ion positif
Ion positif terbentuk jika suatu atom unsur melepas elektron. Elektron yang dilepas
selalu elekttron dikulit terluarnya. Elektron dilepaskan berarti gaya tari inti dengan elektron
dikulit terluarnya makin besar, sehingg jari-jari ion positif akan lebih pendek dari jari-jarii
atomnya. Contoh yang lebih mudah jika ion positif yang terbentuk oleh atom yang semua
elektron valensinya dilepasnya maka jumlah kulitnya akan berkurang sehingga jari-jari ion
positif akan lebih pendek daripada jari-jari atom netralnya.
Sedang jari-jaro ion positif dari unsur-unsur yang segolongan dari atas ke bawah akan
tetapi makin panjang, dan yang sepertoda dari kiri ke kanan akan tetap makin pendek.
Contoh berikut ini menunjukkan bahwa :
1) jari-jari ion Na+ < jari-jari atom Na.
2) Jari-jari Na+ < jari-jari ion K+.
3) Jari-jari ion Na+ > jari-jari ion Mg2+
Karena massa dan muatan inti Mg lebih besar dari Na.
2) Jari-jari ion negatif
Ion negatif terbentuk jika atom mengikat elektron dari luar, berarti banyaknya
elektron di kulit terluar bertambah, dan akan menyebabkan gaya tarik total inti terhadap
elektron di kulit terluarnya menjadi lebih kecil sehingga jari-jari ion negatif menjadi lebih
panjang jika dibandingkan dengan jari-jari atomnya.
Untuk jari-jari ion negatif segolongan maupun seperioda, seperti halnya jari-jari atom,
yaitu untuk segolongan dari atas ke bawah jari-jari ion negatif makin panjang dan untuk
seperiodenya dari kiri ke kana jari-jari ion negatif makin pendek.
Dalam contoh berikut ini :
1) Jari-jari ion Cl- > jari-jari atom Cl.
2) Jari-jari ion Cl- > jari-jari ion Br-.
3) Jari-jari ion S2- > jari-jari ion Cl-.
DATA JARI-JARI BEBERAPA ION
NA Ion (+) r(nm) NA Ion (-) r (nm)
3 Li+ 0,060 7 N3- 0,171
4 Be2+ 0,031 8 O2- 0,140
5 B3+ 0,020 9 F- 0,136
11 Na+ 0,095 15 P3- 0,212
12 Mg2+ 0,065 16 S2- 0,184
13 Al3+ 0,060 17 Cl- 0,181
Dari data di atas dapat dibandingkan dengan atom-atom maupun ion-ion lain baik
yang segolongan maupun seperioda.
3. Energi Ionisasi
Energi ionisasi atau iosinasi adalah energi yang diperlukan utuk melepas satu
elektron dari suatu partikel. Partikel tersebut dapat berupa atom yang berdiri sendiri; molekul
atau ion dan partikel-partikel tersebut harus dalam bentuk gas.
Energi ionisasi untuk melepas elektron yang pertama kali dari suatu ataom sidebut energi
ionisasi pertama, sedang energi ionisasi kedua adalah energi ionisasi untnuk melepaskan satu
elektron dari ion yang bermuatan 1 +, demikian seterusnya untuk energi ionisasi ketiga.
Contoh :
Energi ionisasi (disingkat EI) untuk atom Ca :
1. Ca (g) Ca+ (g) + le EI1.
2. Ca+ (g) Ca2+ (g) + le EI2.
Energi ionisasi pertama adalah energi yang terkecil jika dibandingkan energi ionisasi kedua;
ketiga dan seterusnya. Mengapa demikian?
4. Elektronegativitas
Sebelum sampai pada elektronegativitas perlu kiranya diketahui dahulu pengertian
afinitas elektron suatu unsur. Afinitas elektron bersifat kuantitatif sedang eleltrogenetivitas
(keelektronegatifan) hanya merupakan suatu perbandingan saja.
Afinitas elektron
Adalah besar energi yang dilepas oleh suatu atom dalam bentuk gas pada saat
mengikat elektron atau membentuk ion negatif.
Ada beberapa atom yang memerlukan energi pada saat mengikat elektron. Afinitas elektron
negatif jika energi dilepaskan, dan posotif jika dierlukan energi. Harga afinitas sukar
ditentukan lagi pula kurang menunjukkan sifat afinitas elektron berikut :
Afinitas elektron unsur
Perioda kedua dan ketiga (kJ/Mol)
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
H
-37
Li Be B C N O F
-60 +100 -27 -122 +9 -141 -328
Na Mg Al Si P S Cl
-53 +30 -44 -134 -72 -200 -348
Tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa unsur yang harga afinitas elektronya
besar berarti unsur itu mudah membentuk ion negatif dan kemudian disebut unsur-unsur
elektromagnetif.
Meskipun Cl adalah unsur yang paling besar afinitas elektronnya tetapi unsur yang paling
alaktronegatif adalah unsur flur (F). Hal ini dikarenakan molekul F2 lebih mudah terurai
menjadi atom F bila dibandingkan dengan Cl2.
Jadi, unsur-unsur elektronegatif adalah unsur-unsur yang terletak di sebelah atas
dalam SPU. Karena afinitas elektron unsur kurang menunjukkan sifat keperiodikan maka
orang beralih menggunakan elektronegatifvitas atau keelektronegatifan.
Elektronegativitas
Selain dari pada itu penggunaan atum yang lebih besar ke-elektronegatifannya akan
menghasilkan asam yang lebih kuat.
Blok-d Oksida dan hidroksidanya tidak melarut dan bersifat basa cenderung bersifat amfoter
kloridanya mengalami hidrolisis menghasilkan larutan asam.
ZnO(s) + 2H+ (aq) Zn2+ (aq) + H2O(l) oksida basa
Zn2+ (s) + 2OH- (aq) Zn(OH)2(s) hidroksida melarut
Keperiodeikan okdida
Li2O BeO B2O3 CO2 N2O5 O2 F2O7
Basa Amfoter Asam lemah Asam Asam kuat
Ion Kovalen
Keperiodikan hidrida
LiH BeH2 BH3 CH4 NH3 OH2 FH
Basa Netral Basa Netral Asam
lemah
Ion Kovalen Molekul kovalen polar
kovalen
Atom-atom unsur alkali terikat dalam struktur terjejal oleh ikatan logam yang lemah,
karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari
bertambah besar. Oleh sebab itu unsur harlogen dalam keadaan padat berupa kristal molekul
terikat oleh gaya van Waals yang lemah. Gaya ini bertambah jika jari-jari bertambah besar.
Oleh karena itu titik leleh bertambah besar dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik
leleh bergantung kepada kekuatan relatif dari ikatan. Kekuatan ikatan logam tergantung pada
jumlah elektron valensi oleh karena itu kekuatan ini bertambah, dari kiri ke kanan dalam satu
perioda, misalnya dari Na Mg al. Hal ini mengakibatkan titik leleh bertambah. Dalam
satu golongan unsur transisi dari atas ke bawah kekuatan ikaktan bertambah, jadi titik leleh
bertambah. Unsur C dan Si yang mempunyai struktur kovalen yang sangat besar, mempunyai
titik leleh tinggi. Ke-periodikan titik didih mirip dengan ke-periodikan titik leleh.
Titik leleh dan titik didih dinyatakan dalam K dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel : Titik leleh dan titik didih
14 1
H He
21 4
235 1551 2573 3823 63 55 53 24
Li Be B C N O F Ne
1590 3243 2823 5100 77 90 85 27
271 922 933 1683 317 385 172 84
Na Mg Al Si P S Cl ar
1156 1263 2740 2628 553 718 238 87
337 1113
K Ca
1047 1757
Sifat yang berubah secara beraturan menurut kenaikan nomor atom dari kiri ke kanan dalam satu
periode dan dari atas ke bawah dalam satu golongan disebut sifat periodik. Sifat periodik meliputi
jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas electron dan keelektronegatifan.
a. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak elektron di kulit terluar dari inti atom. Jari-jari atom sulit untuk ditentukan
apabila unsur berdiri sendiri tanpa bersenyawa dengan unsur lain. Jari-jari atom secara lazim
ditentukan dengan mengukur jarak dua inti atom yang identik yang terikat secara kovalen. Pada
penentuan jari-jari atom ini, jari- jari kovalen adalah setengah jarak antara inti dua atom identik yang
terikat secara kovalen.
Bila unsur-unsur disusun sesuai dengan massa atomnya, sifat unsur atau senyawa menunjukkan
keperiodikan, dan pengamatan ini berujung pada penemuan hukum periodik. Konfigurasi elektron
unsur menentukan tidak hanya sifat kimia unsur tetapi juga sifat fisiknya. Keperiodikan jelas
ditunjukkan sebab energi ionisasi atom secara langsung ditentukan oleh konfigurasi elektron. Energi
ionisasi didefinisikan sebagai kalor reaksi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan elektron dari atom
netral, misalnya, untuk natrium:
Na(g) Na+(g) + e-
Energi ionisasi pertama, energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron pertama,
menunjukkan keperodikan yang sangat jelas sebagaimana terlihat di gambar 5.1. Untuk periode
manapun, energi ionisasi meningkat dengan meningkatnya nomor atom dan mencapai maksium
pada gas mulia. Daam golongan yang sama energi ionisasi menurun dengan naiknya nomor atom.
Kecenderungan seperti ini dapat dijelaskan dengan jumlah elektron valensi, muatan inti, dan jumlah
elektron dalam.
Energi ionisasi kedua dan ketiga didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memindahkan
elektron kedua dan ketiga.
Afinitas elektron didefinisikan sebagai kalor reaksi saat elektron ditambahkan kepada atom netral
gas, yakni dalam reaksi.
F(g) + e F(g)
Nilai positif mengindikasikan reaksi eksoterm, negatif menunjukkan reaksi endoterm. Karena tidak
terlalu banyak atom yang dapat ditambahi elektron pada fasa gas, data yang ada terbatas jumlahnya
dibandingkan jumlah data untuk energi ionisasi.
(A-B) akan lebih besar dengan membesarnya karakter ionik. Dengan menggunakan nilai ini, Pauling
mendefinisikan keelektronegativan x sebagai ukuran atom menarik elektron.
Apapun skala keelektronegativan yang dipilih, jelas bahwa keelektronegativan meningkat dari kiri ke
kanan dan menurun dari atas ke bawah. Keelketroegativan sangat bermanfaat untuk memahami
sifat kimia unsur.
Informasi lain yang bermanfaat dapat disimpulkan dari Tabel 5.7. Perbedaan keelektronegativan
antara dua atom yang berikatan, walaupun hanya semi kuantitatif, berhubungan erat dengan sifat
ikatan kimia seperti momen dipol dan energi ikatan..
Misalnya ada distribusi muatan yang tidak sama dalam ikatan A-B (xA > xB). Pasangan muatan positif
dan negatif q yang dipisahkan dengan jarak r akan membentuk dipol (listrik).
Arah dipol dapat direpresentasikan dengan panah yang mengarah ke pusat muatan negatif dengan
awal panah berpusat di pusat muatan positif. Besarnya dipol, rq, disebut momen dipol. Momen dipol
adalah besaran vektor dan besarnya adalah dan memiliki arah.
Besarnya momen dipol dapat ditentukan dengan percobaan tetapi arahnya tidak dapat. Momen
dipol suatu molekul (momen dipol molekul) adalah resultan vektor momen dipol ikatan-ikatan yang
ada dalam molekul. Bila ada simetri dalam molekul, momen dipol ikatan yang besar dapat
menghilangkan satu sama lain sehingga momen dipol molekul akan kecil atau bahkan nol.
Terdapat hubungan yang jelas antara bilangan oksidasi (atau tingkat oksidasi) atom dan posisinya
dalam tabel periodik. Bilangan oksidasi atom dalam senyawa kovalen didefinisikan sebagai muatan
imajiner atom yang akan dimiliki bila elektron yang digunakan bersama dibagi sama rata antara atom
yang berikatan (kalau atom yang berikatan sama) atau diserahkan semua ke atom yang lebih kuat
daya tariknya (kalau yang berikatan atom yang berbeda).
Untuk unsur golongan utama, bilangan oksidasi dalam banyak kasus adalah jumlah elektron yang
akan dilepas atau diterima untuk mencapai konfigurasi elektron penuh, ns2np6 (kecuali untuk
periode pertama) atau konfigurasi elektron nd10 (gambar 5.2).
Hal ini jelas untuk unsur-unsur periode yang rendah yang merupakan anggota golongan 1, 2 dan 13-
18. Untuk periode yang lebih besar, kecenderungannya memiliki bilangan oksidasi yang
berhubungan dengan konfigurasi elektron dengan elektron ns dipertahankan dan elektron np akan
dilepas. Misalnya, timah Sn dan timbal Pb, keduanya golongan 14, memiliki bilangan oksidasi +2
dengan melepas elektron np2 tetapi mempertahankan elektron ns2, selain bilangan oksidasi +4.
Alasan yang sama dapat digunakan untuk adanya fakta bahwa fosfor P dan bismut Bi, keduanya
golongan 15 dengan konfigurasi elektron ns2np3, memilki bilangan oksidasi +3 dan +5.
Umumnya, pentingnya bilangan oksidasi dengan elektron ns2 dipertahankan akan menjadi semakin
penting untuk periode yang lebih besar. Untuk senyawa nitrogen dan fosfor, bilangan oksidasi +5
dominan, sementara untuk bismut yang dominan adalah +3 dan bilangan oksidasi +5 agak jarang.
Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan
oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan
saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi
elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan
berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-
1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6.
Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu
dan zink Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n1)d dan ns-
nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi
semakin penting untuk unsur-unsur pada periode yang lebih besar.
Ketika Meyer memplotkan volume atom yang didefinisikan sebagai volume 1 mol unsur tertentu
(mass atomik/kerapatan) terhadap nomor atom dia mendapatkan plot yang berbentuk gigi gergaji.
Hal ini jelas merupakan bukti bahwa volume atom menunjukkan keperiodikan. Karena agak sukar
menentukan volume atom semua unsur dengan standar yang identik, korelasi ini tetap kualitatif.
Namun, kontribusi Meyer dalam menarik perhatian adanya keperiodikan ukuran atom pantas
dicatat.
Keperiodikan umum menunjukkan kecenderungan jari-jari atom dan ion. Misalnya, jari-jari kation
unsur seperiode akan menurun dengan meningkatnya nomor atom. Hal ini logis karena muatan inti
yang semakin besar akan menarik elektron lebih kuat. Untuk jari-jari ionik, semakin besar
periodenya, semakin besar jari-jari ionnya.
Energi ionisasi didefinisikan sebagai kalor reaksi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan elektron dari
atom netral.
Afinitas elektron didefinisikan sebagai kalor reaksi saat elektron ditambahkan kepada atom netral
gas.
Bilangan oksidasi atom dalam senyawa kovalen didefinisikan sebagai muatan imajiner atom yang
akan dimiliki bila elektron yang digunakan bersama dibagi sama rata antara atom yang berikatan
(kalau atom yang berikatan sama) atau diserahkan semua ke atom yang lebih kuat daya tariknya
(kalau yang berikatan atom yang berbeda).
Dalam Kimia Organik ada 4 unsur yang harus dimengerti atau dipahami diantaranaya adalah
C (carbon), H (Hidrogen), O (Oksigen) dan N (Nitrogen). Keempat unsur ini ada di kedua
periode pertama dari susunan dan elektronnya terdapat dalam dua kulit elektron yang paling
dekat dengan inti.
Setiap kulit elektron berhubungan dengan sejumlah energi tertentu. Elektron yang paling
dekat dengan inti lebih tertarik oleh proton dalam inti daripada elektron yang lebih jauh
kedudukannya. Karena itu, semakin dekat elektron terdapat ke inti, semakin rendah
energinya, dan elektron ini sukar berpindah dalam reaksi kimia. Kulit elektron yang terdekat
ke inti adalah kulit yang terendah energinya, dan elektron dalam kulit ini dikatakan berada
pada tingkatan energi pertama. Elektron dalam kulit kedua, yaitupada tingkat energi kedua
mempunyai energi yang lebih tinggi daripada elektron dalam tingkat pertama, dan elektron
dalam tingkat ketiga atau pada tingkat energi ketiga, mempunyai energi yang lebih tinggi
lagi.
Orbital Atom
Orbital atom merupakan bagian dari ruang di mana kebolehjadian ditemukannya sebuah
elektron dengan kadar energi yang khas (90% - 95%). Rapat elektron adalah istilah lain yang
digunakan untuk menggambarkan kebolehjadian ditemukannya sebuah elektron pada titik
tertentu; rapat elektron yang lebih tinggi, berarti kebolehjadiannya lebih tinggi, sedangkan
rapat elektron yang lebih rendah berarti kebolehjadiannya juga rendah.
Kulit elektron pertama hanya mengandung orbital bulat 1s. Kebolehjadian untuk menemukan
elektron 1s adalah tertinggi dalam bulatan ini. Kulit kedua, yang agak berjauhan dari inti
daripadakulit pertama, mengandung satu orbital 2s dan tiga orbital 2p. Orbital 2s seperti
orbital 1s, adalah bulat.
proton
neutron
elektron bergerak mengelilingi inti atom
Lambang Atom
Isotop unsur-unsur sejenis dengan nomor atom sama, nomor massa beda sifat kimia
sama
Contoh:
Isobar unsur-unsur tak sejenis dengan nomor massa sama dan nomor atom beda
Contoh:
Isoton atom-atom yang jumlah neutronnya sama, nomor massa dan nomor atom beda
Contoh:
Konfigurasi Elektron
Jadi, jumlah maksimum di tiap kulit 2 8 18 32 50 dst jika jumlah elektron di suatu
kulit melebihi jumlah maksimum, pakai jumlah maksimum sebelumnya
Beberapa contoh:
6C =2 4
17Cl =2 8 7
20Ca =2 8 8 2
35Cl = 2 8 18 7
52Te = 2 8 18 18 6
orbital : daerah dalam ruang atom dimana kemungkinan besar ditemukan elektron
elektron ke atas: s = +
elektron ke bawah: s =
1. Asas Aufbau
Elektron-elekron dalam 1 atom mengisi mulai dari tingkat energi paling rendah ke tingkat
energi yang lebih tinggi
Pada pengisian elektron dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama, elektron tidak
boleh berpasangan sebelum masing-masing orbital terisi oleh satu elektron pengisian ke
atas dulu, kalau sudah penuh baru ke bawah
3. Larangan Pauli
Elektron-elektron dalam suatu atom tidak boleh mempunyai 4 bilangan kuantum sama
(paling tidak berbeda 1)
Beberapa catatan:
Beberapa contoh:
56Ba = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 = [Xe] 6s2
35Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 = [Ar] 4s2 3d10 4p5
24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 = [Ar] 4s2 3d4
29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9 = [Ar] 4s2 3d9
konfigurasi 4f1 tidak ada, sehingga konfigurasinya menjadi [Xe] 6s2 5d1
93Np = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2 5f5
Untuk konfigurasi ion, untuk ion positif, elektron yang dihilangkan adalah yang berada di
kulit terluar, bukan kulit terakhir.
Contoh:
Model atom Bohr merupakan model atom yang diajukan oleh ilmuwan Niels Bohr pada
tahun 1913. Niels Bohr mengajukan teorinya mengenai atom berdasarkan analisis spektrum
atom. Berikut model atom yang diajukan oleh Niels Bohr :
1. Dalam atom terdapat lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom, yaitu tempat bagi
elektron-elektron untuk mengorbit inti tanpa disertai pemancaran atau penyerapan energi.
Menurut Niels Bohr, kulit atom adalah orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu. Tiap
kulit dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, dan seterusnya. Masing-masing lintasan ditandai
dengan satu bilangan kuantum utama (n) yang dimulai dari 1,2,3,4, dan seterusnya.
Dengan kata lain :
Lintasan pertama ==> kulit K ==> n =1
Lintasan kedua ==> kulit L ==> n = 2
Lintasan ketiga ==> kulit M ==> n = 3 , dan seterusnya.
2. Elektron hanya berada pada lintasan-lintasan yang diperbolehkan seusuai dengan tingkat
energinya masing-masing. Pada keadaan ground state (tingkat dasar), elektron menempati
lintasan dengan tingkat energi terendah. Elektron tidak boleh berada di antara dua lintasan.
3. Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain dengan disertai pelepasan atau penyerapan
energi. Pelepasan energi terjadi ketika elektron berpindah dari satu kulit ke kulit yang lebih
dalam misal dari L ke K. Sebaliknya, penyerapan enrgi akan terjadi ketika elektron berpindah
dari satu kulit ke kulit yang lebih luar misalnya dari K ke L.
Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron merupakan susunan elektron dalam atom berdasarkan tingkat energi
atau kulit. Secara umum konfigurasi elektron dapat ditentukan dengan dua metode yaitu :
maksimum = 2 n2 elektron
Untuk unsur-unsur yang berada pada golongan utama, berikut beberapa tips menuliskan
konfigurasi elektron:
1. Mulai dari lintasan yang paling dekat dengan inti yaitu kulit K.
2. Kulit paling luar hanya boleh ditempati maksimal 8 elektron.
3. Isi penuh sebanyak mungkin kulit berdasarkan daya tampungnya dan hitung elektron yang
tersisa.
4. Jika sisa elektron kurang dari 32, maka kulit berikutnya diisi dengan 18 elektron.
5. Jika sisa elektron kurang dari 18, maka kulit berikutnya diisi dengan 8 elektron.
6. Jika sisa elektron kurang dari 8, maka elektron tersebut ditempatkan pada kulit berikutnya dan
merupakan kulit terluar.
Contoh :
Unsur-unsur golongan IA
zX :K L M N O P Q
1H :1
3Li :2 1
11Na :2 8 1
19K :2 8 8 1
37Rb : 2 8 18 8 1
55Cs : 2 8 18 18 8 1
87Fr : 2 8 18 32 18 8 1
Unsur-unsur golongan VA
zX :K L M N O P
7N :2 5
15P :2 8 5
33As : 2 8 18 5
51Sb : 2 8 18 18 5
83Bi : 2 8 18 32 18 5
Belum Diperiksa
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah
dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Artikel ini tidak memiliki paragraf pembuka yang sesuai dengan standar
Wikipedia.
Artikel ini harus didahului dengan kalimat pembuka: Periodisitas sifat unsur adalah
........
Tolong bantu Wikipedia untuk mengembangkannya dengan menulis bagian atau paragraf pembuka
yang informatif sehingga pembaca awam mengerti apa yang dimaksud dengan "Periodisitas sifat
unsur".
Sistem periodisitas unsur adalah pengelompokkan unsur unsur berdasarkan kemiripan sifat,
baik sifat atom maupun senyawa nya. Unsur-unsur didapatkan dalam berbagai wujud dan
dapat berupa atom, ion, serta senyawa.
Ada usul agar artikel atau bagian ini digabungkan dengan Unsur kimia. (Diskusikan)
Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam memiliki sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat tersebut
ternyata memiliki keteraturan yang disusun dalam suatu tabel periodik. Berikut Ini akan
dibahas periodisitas sifat unsur yang meliputi ukuran atom, energi ionisasi, afinitas elektron,
keelektronegatifan, dan sifat logam. Selain itu, ditemukan juga beberapa unsur yang tidak
mengikuti keteraturan tersebut.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Sifat-sifat Periodik
o 2.1 Ukuran Atom
2.1.1 Jari jari atom
2.1.2 Jari-jari kovalen
2.1.3 Jari-jari non Logam(Jari-jari van der Walls)
2.1.4 Jari-jari Logam
2.1.5 Jari jari ion
o 2.2 Energi ionisasi (EI)
o 2.3 Afinitas Elektron
o 2.4 Elektronegatifitas
o 2.5 Sifat Kelogaman
3 Sumber
4 Referensi
5 Lihat Juga
Sejarah
Penggolongan unsur dimulai oleh Dobereiner yang didasarkan pada triad. Kemudian
Newland menggolongkan unsur berdasarkan hukum oktaf. Kedua cara ini menghubungkan
antara massa atom relatif dengan sifat unsur.
Setelah itu, Mendeleev menggolongkan unsur di dalam sebuah tabel periodik[1]. Tabel
periodik tersebut menyebutkan bahwa sifat unsur adalah fungsi massa atom relatifnya.
Kemudian Moseley menemukan dan menyusun unsur berdasarkan nomor atom. Lalu
muncullah hukum periodik modern yang menyatakan bahwa sifat unsur merupakan fungsi
periodik nomor atomnya.
Sistem periodik modern ini disusun berdasarkan konfigurasi elektron dari unsur-unsur. Unsur
dibagi menjadi 4 blok, yakni blok s, p, d, dan f. Kemudian dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
golongan utama (blok s dan p) dan golongan transisi (blok d dan f). Unsur dalam satu
golongan memiliki elektron valensi yang sama sedangkan unsur dalam satu periode memiliki
jumlah kulit yang sama. Unsur yang memiliki kemampuan untuk melepas elektron
digolongkan sebagai logam dan unsur yang memiliki kemampuan untuk menerima elektron
digolongkan sebagai nonlogam. Terdapat unsur yang memiliki kemampuan di antara
keduanya, yakni memiliki kecenderungan melepaskan atau menerima elektron digolongkan
sebagai metaloid.
Sifat-sifat Periodik
Unsur-unsur baik dalam satu golongan maupun satu periode memang memiliki kemiripan.
Namun, di antara unsur-unsur tersebut memiliki perbedaan tertentu. Sifat-sifat yang berbeda
tersebut berubah dengan kecenderungan tertentu sesuai dengan berubahnya nomor atom.
Kecenderungan tersebut berulang dalam golongan dan periode berikutnya sehingga disebut
dengan sifat periodik. Sifat-sifat periodik tersebut adalah sebagai berikut.
Ukuran Atom
Dalam menentukan ukuran atom pendekatan yang dapat digunakan adalah memahami daerah
keberadaan elektron dalam suatu orbital atom dan menentukan jaraknya terhadap inti. Daerah
keberadaan elektron tersebut dianggap bulat, sehingga dapat ditentukan jari-jarinya.
Jarak lintasan terluar dari atom terhadap inti atom. Dalam lintasan tersebut ditemukan
keberadaan elektron.
Jari-jari kovalen
Jari-jari pada ikatan kovalen adalah setengah jarak antar 2 inti atom dalam ikatan tunggal
kovalen.
Pada atom-atom yang bersentuhan namun tidak berikatan memiliki jarak tanpa-ikatan yang
terdekat. Jarak ini disebut dengan jari-jari van der Walls.
Jari-jari Logam
Setengah jarak dua atom Kristal padat unsur logam disebut dengan jari-jari logam. Jari-jari
ini mirip dengan jari-jari kovalen.
Jari jari ion
Ukuran jari-jari ion pada logam akan berbeda dengan aslinya. Jari-jari ion positif lebih kecil
dari jari-jari kovalen dan sebaliknya jari-jari ion negatif lebih besar dari jari-jari kovalen.
Ketika suatu atom kehilangan elektron disebut kation dan ketika suatu atom menarik elektron
disebut anion.
Ketika sebuah atom kehilangan elektronnya, tarikan inti terhadap elektron terluar dari atom
akan semakin besar, sehingga akan terjadi suatu penciutan terhadap kulit dan menyebabkan
jari-jari terlihat mengecil. Begitu juga sebaliknya, ketika sebuah atom mendapatkan sebuah
elektron, tarikan inti terhadap elektron terluarnya semakin kecil, sehingga jari-jari atom
tersebut terlihat lebih besar.
Keteraturan:
Dalam suatu periode, dari kiri ke kanan akan terjadi pengecilan jari-jari atom. Hal ini terjadi
karena jumlah valensi terus bertambah namun tidak diikuti dengan penambahan kulit.
Secara vertikal (golongan), penambahan suatu jari-jari atom pada unsur menemukan
keteraturan dari atas ke bawah. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah kulit atom dari
golongan unsur.
Energi ionisasi (EI)
Ionisasi erat kaitannya dengan ion, aktivitas ion pada keadaan tertentu adalah pelepasan dan
penarikan elektron, ionisasi dikatakan sebagai pelepasan satu elektron dari suatu atom netral.
Sehingga, energi ionisasi dijabarkan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan untuk melepas
satu elektron dari atom netralnya.
Dalam ilmu yang berkembang, dikenal adanya energi ionisasi pertama(I1), energi ionisasi
kedua (I2), energi ionisasi ketiga, energi ionisasi keempat, energi ionisasi suksesif (berturut-
turut), dan seterusnya. Angka 1 dan 2 pada energi ionisasi menunjukkan di orbital manakah
elektron tersebut telah hilang.
Pada tabel periodik unsur dikenal beberapa keteraturan terhadap arah golongan dan periode.
Namun, keteraturan ini tidak absolute.
Hal ini terjadi karena adanya energi pasangan (coupling energy), yakni energi yang dimiliki
oleh orbital penuh dan energi tambahan yang dimiliki oleh orbital setengah penuh.
Afinitas Elektron
Berseberangan dengan energi ionisasi, afinitas elektron dapat dikatakan sebagai sejumlah
energi yang dilepaskan suatu atom saat atom tersebut menambahkan suatu elektronnya
menjadi suatu anionnya.
Terjadi pula pengecualian pada unsur dengan orbital s yang terisi penuh dan p setengah
penuh, seperti pada unsur Be dan Mg, serta N dan P.
Pada orbital unsur yang mengalami pengecualian memiliki daya tarik tambahan terhadap
elektronnya sehingga muatan efektif pada elektron yang masuk lebih kecil. Hal ini
mengakibatkan untuk menambahkan satu elektron membutuhkan energi dari luar.
Elektronegatifitas
Elektronegatifitas dapat dijabarkan sebagai kemampuan suatu atom untuk menarik elektron
dari atom lain. Elektronegatifitas ini dapat dipangaruhi oleh jari-jari atom dan gaya tarik inti
terhadap elektron terluar dari suatu atom.
Keteraturan:
1. Secara vertikal dalam golongan, keelektronegatifan suatu atom akan semakin kecil.
Hal ini karena kekuatan gaya tarik inti semakin melemah dan cenderung melepaskan
elektron.
2. Secara horizontal, keelektronegatifan semakin ke kanan semakin besar. Hal ini karena
semakin banyak elektron pada kulit terluar dan kemungkinan untuk menarik elektron
lain semakin besar.
Sifat Kelogaman
Sifat kimia dari unsur-unsur logam dianggap dapat muncul dari kemampuan unsur untuk
melepas elektron untuk membentuk lautan elektron yang mengikat kation bersama-sama dan
membentuk ikatan logam[2] Dalam tabel periodik, sifat kelogaman unsur-unsur semakin
berkurang dalam satu periode dan semakin bertambah dari atas ke bawah dalam satu
golongan. Unsur yang bersifat logam memiliki ciri khas yakni mudah melepaskan elektron
sehingga dapat dihubungkan dengan energi ionisasi, yakni sejumlah energi yang dibutuhkan
untuk melepas satu elektron dari atom netralnya.
Sifat yang berubah secara beraturan menurut kenaikan nomor atom dari kiri ke kanan dalam satu
periode dan dari atas ke bawah dalam satu golongan disebut sifat periodik. Sifat periodik meliputi
jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas electron dan keelektronegatifan.
a. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak elektron di kulit terluar dari inti atom. Jari-jari atom sulit untuk ditentukan
apabila unsur berdiri sendiri tanpa bersenyawa dengan unsur lain. Jari-jari atom secara lazim
ditentukan dengan mengukur jarak dua inti atom yang identik yang terikat secara kovalen. Pada
penentuan jari-jari atom ini, jari- jari kovalen adalah setengah jarak antara inti dua atom identik yang
terikat secara kovalen.
Bila unsur-unsur disusun sesuai dengan massa atomnya, sifat unsur atau senyawa menunjukkan
keperiodikan, dan pengamatan ini berujung pada penemuan hukum periodik. Konfigurasi elektron
unsur menentukan tidak hanya sifat kimia unsur tetapi juga sifat fisiknya. Keperiodikan jelas
ditunjukkan sebab energi ionisasi atom secara langsung ditentukan oleh konfigurasi elektron. Energi
ionisasi didefinisikan sebagai kalor reaksi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan elektron dari atom
netral, misalnya, untuk natrium:
Na(g) Na+(g) + e-
Energi ionisasi pertama, energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron pertama,
menunjukkan keperodikan yang sangat jelas sebagaimana terlihat di gambar 5.1. Untuk periode
manapun, energi ionisasi meningkat dengan meningkatnya nomor atom dan mencapai maksium
pada gas mulia. Daam golongan yang sama energi ionisasi menurun dengan naiknya nomor atom.
Kecenderungan seperti ini dapat dijelaskan dengan jumlah elektron valensi, muatan inti, dan jumlah
elektron dalam.
Energi ionisasi kedua dan ketiga didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memindahkan
elektron kedua dan ketiga.
c. Afinitas elektron dan keelektronegatifan
Afinitas elektron didefinisikan sebagai kalor reaksi saat elektron ditambahkan kepada atom netral
gas, yakni dalam reaksi.
F(g) + e F(g)
Nilai positif mengindikasikan reaksi eksoterm, negatif menunjukkan reaksi endoterm. Karena tidak
terlalu banyak atom yang dapat ditambahi elektron pada fasa gas, data yang ada terbatas jumlahnya
dibandingkan jumlah data untuk energi ionisasi.
Pauling mendefinisikan perbedaan keelektronegativan antara dua atom A dan B sebagai perbedaan
energi ikatan molekul diatomik AB, AA dan BB. Anggap D(A-B), D(A-A) dan D(B-B) adalah energi
ikatan masing-masing untuk AB, AA dan BB. D(A-B) lebih besar daripada rata-rata geometri D(A-A)
dan D(B-B). Hal ini karena molekul hetero-diatomik lebih stabil daripada molekul homo-diatomik
karena kontribusi struktur ionik. Akibatnya, (A-B), yang didefinisikan sebagai berikut, akan
bernilai positif:
(A-B) akan lebih besar dengan membesarnya karakter ionik. Dengan menggunakan nilai ini, Pauling
mendefinisikan keelektronegativan x sebagai ukuran atom menarik elektron.
Informasi lain yang bermanfaat dapat disimpulkan dari Tabel 5.7. Perbedaan keelektronegativan
antara dua atom yang berikatan, walaupun hanya semi kuantitatif, berhubungan erat dengan sifat
ikatan kimia seperti momen dipol dan energi ikatan..
Misalnya ada distribusi muatan yang tidak sama dalam ikatan A-B (xA > xB). Pasangan muatan positif
dan negatif q yang dipisahkan dengan jarak r akan membentuk dipol (listrik).
Arah dipol dapat direpresentasikan dengan panah yang mengarah ke pusat muatan negatif dengan
awal panah berpusat di pusat muatan positif. Besarnya dipol, rq, disebut momen dipol. Momen dipol
adalah besaran vektor dan besarnya adalah dan memiliki arah.
Besarnya momen dipol dapat ditentukan dengan percobaan tetapi arahnya tidak dapat. Momen
dipol suatu molekul (momen dipol molekul) adalah resultan vektor momen dipol ikatan-ikatan yang
ada dalam molekul. Bila ada simetri dalam molekul, momen dipol ikatan yang besar dapat
menghilangkan satu sama lain sehingga momen dipol molekul akan kecil atau bahkan nol.
Terdapat hubungan yang jelas antara bilangan oksidasi (atau tingkat oksidasi) atom dan posisinya
dalam tabel periodik. Bilangan oksidasi atom dalam senyawa kovalen didefinisikan sebagai muatan
imajiner atom yang akan dimiliki bila elektron yang digunakan bersama dibagi sama rata antara atom
yang berikatan (kalau atom yang berikatan sama) atau diserahkan semua ke atom yang lebih kuat
daya tariknya (kalau yang berikatan atom yang berbeda).
Untuk unsur golongan utama, bilangan oksidasi dalam banyak kasus adalah jumlah elektron yang
akan dilepas atau diterima untuk mencapai konfigurasi elektron penuh, ns2np6 (kecuali untuk
periode pertama) atau konfigurasi elektron nd10 (gambar 5.2).
Hal ini jelas untuk unsur-unsur periode yang rendah yang merupakan anggota golongan 1, 2 dan 13-
18. Untuk periode yang lebih besar, kecenderungannya memiliki bilangan oksidasi yang
berhubungan dengan konfigurasi elektron dengan elektron ns dipertahankan dan elektron np akan
dilepas. Misalnya, timah Sn dan timbal Pb, keduanya golongan 14, memiliki bilangan oksidasi +2
dengan melepas elektron np2 tetapi mempertahankan elektron ns2, selain bilangan oksidasi +4.
Alasan yang sama dapat digunakan untuk adanya fakta bahwa fosfor P dan bismut Bi, keduanya
golongan 15 dengan konfigurasi elektron ns2np3, memilki bilangan oksidasi +3 dan +5.
Umumnya, pentingnya bilangan oksidasi dengan elektron ns2 dipertahankan akan menjadi semakin
penting untuk periode yang lebih besar. Untuk senyawa nitrogen dan fosfor, bilangan oksidasi +5
dominan, sementara untuk bismut yang dominan adalah +3 dan bilangan oksidasi +5 agak jarang.
Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan
oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan
saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi
elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan
berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-
1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6.
Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu
dan zink Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n1)d dan ns-
nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi
semakin penting untuk unsur-unsur pada periode yang lebih besar.
Ketika Meyer memplotkan volume atom yang didefinisikan sebagai volume 1 mol unsur tertentu
(mass atomik/kerapatan) terhadap nomor atom dia mendapatkan plot yang berbentuk gigi gergaji.
Hal ini jelas merupakan bukti bahwa volume atom menunjukkan keperiodikan. Karena agak sukar
menentukan volume atom semua unsur dengan standar yang identik, korelasi ini tetap kualitatif.
Namun, kontribusi Meyer dalam menarik perhatian adanya keperiodikan ukuran atom pantas
dicatat.
Keperiodikan umum menunjukkan kecenderungan jari-jari atom dan ion. Misalnya, jari-jari kation
unsur seperiode akan menurun dengan meningkatnya nomor atom. Hal ini logis karena muatan inti
yang semakin besar akan menarik elektron lebih kuat. Untuk jari-jari ionik, semakin besar
periodenya, semakin besar jari-jari ionnya.
Energi ionisasi didefinisikan sebagai kalor reaksi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan elektron dari
atom netral.
3. Apakah definisi dari afinitas elektron?
Afinitas elektron didefinisikan sebagai kalor reaksi saat elektron ditambahkan kepada atom netral
gas.
Bilangan oksidasi atom dalam senyawa kovalen didefinisikan sebagai muatan imajiner atom yang
akan dimiliki bila elektron yang digunakan bersama dibagi sama rata antara atom yang berikatan
(kalau atom yang berikatan sama) atau diserahkan semua ke atom yang lebih kuat daya tariknya
(kalau yang berikatan atom yang berbeda).
Beranda
About
Kimia X
Kimia XI
Kimia XII
SK
Latihan Soal
Para ilmua arab dan persia membagi unsur-unsur mejadi dua kelompok, yaitu lugham
(logam) dan Laysa Lugham (bukan logam) pengelompokan unsur-unsur menjadi logam dan
bukan logam berlangsung sampai abad 19.
Jika unsur-unsur dalam satu triade tersebut disusun menurut kenaikan massa atom-atomnya,
terutama massa atom maupun sifat-sifat unsur yang kedua merupakan rata-rata dari massa
atom unsur pertama dan ketiga. Penemuan ini memperlihatkan adanya hubungan antara
massa atom dengan sifat-sifat unsur.
Kelemahan pengelompokan ini terletak pada kenyataan bahwa jumlah unsur yang memiliki
kemiripan sifat tidak hanya 3 buah.
Tahun 1864, A.R. Newlands mengunakan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Unsur-
unsur tersebut disusun berdasarkan kanaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsur-unsur
yang berselisih 1 oktaf (unsur nomor 1 dengan 8, unsur nomor 2 dengan 9, dst) menujukkan
kemiripan sifat atau bisa dikatakan terjadi perubahan sifat unsur yang teratur
Kecendrungan tersebut dinyatakan sebagai hukum Oktaf Nweland, yaitu : jika unsur disusun
berdasarkan kenaikan massa atom maka sifat unsur tersebut akan berulang setelah unsur
kedelapan.
4. Hukum Mendeleyev
Tahun 1869. Sarjana bangsa Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleyev berdasarkan pengamatan
terhadap 63 unsur yang sudah dikenal saat itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur fungsi
periodik dari massa atom relatifnya. Hal itu berarti jika unsur-unsur disusun menurut
kanaikan massa atom relatif, sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik.
Mendeleyev juga membuat suatu daftar periodik unsur. Unsur-unsur yang mempunyai
persamaan sifat ditempatkan dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan. Dalam
mengelompokkan unsur unsur yang mempunyai persamaan sifat ditempatkan dalam satu
lajur vertikal yang disebut golongan.
1. Penempatan unsur tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatif karena
mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu golongannya.
2. Masih banyak unsur yang belum dikenal pada massa itu sehingga dalam tabel terdapat
banyak tempat kosong.
Tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa unsur dalam tabel periodik sesuai
kenaikan nomor atom. Tabel periodik modren yang disebut juga tabel periodik bentuk
panjang, disusun menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Tabel periodik modren
ini dapat dikatakan sebagai penyempurnaan Tabel Perodik Mendeleyev.
Tabel Periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal (golongan) yang disusun menurut
kemiripan sifat dan lajur horizontal (periode) yang disusun berdasarkan kenaikan nomor
atomnya.
1. Lajur vertikal (golongan) ditulis dengan angka Romawi terdiri atas 18 golongan.
1. IA : Alkali
IIIA : Aliminium
IVA : Karbon
1. VA : Nitrogen
VIA : Kalkogen
VIIA : Haologen
a) Golongan Transisi (Gol.B), yaitu : IIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB (VIII), IB, dan IIB.
2) Deret Aktinida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan
Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur
Lantanida. Demikian juga pada periode 7 yaitu unsur-unsur Aktinida. Supaya tabel ini tidak
terlalu panjang, unsur-unsur tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian bawah sistem
periodik
Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat karena
mempunyai elektron valensi (elekron di kulit terluar) yang sama.
1. Lajur Horizontal (Periode) ditulis dengan angka Arab terdiri atas 7 periode
Golongan IA
Periode dua
Berdasarkan konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut dapat ditarik hubungan antara
konfigurasi elektron dengan letak unsur (nomor golongandan periode) dalam tabel periodik
sebagai berikut.
Pengecualian terjadi pada helium, elektron valensinya 2 tetapi terletak pada golonga gas
mulia (VIIIA).
1. Sifat-sifat Unsur
Dengan mengetahui letak periode dan golongan suatu unsur dalam tabel periodik, kita dapat
mengetui sifat-sifat unsur tersebut. Nomor atom menentukan jumlah elektron dan jumlah
elektron menentukan konfogurasi elektron yang menentukan periode dan golongan unsur.
Sementara itu, periode dan golongan mentukan sifat-sifat unsur
Sifat-sifat unsur dibedakan menjadi dua, yaitu unsur logm dan nonlogam. Unsur logam dan
nonlogam menempati posisi yang khas didalam tabel periodik. Unsur-unsur logam terdapt di
sebelah kanan tabel periodik.
Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur logam cendrung melepaskan elektron (energi
ionisasi kecil), sedangkan unsur nonlogam menangkap elektron (keelektronegatifan besar).
Pada tabel periodik. Sifat-sifat logam semakin ke bawah semakin bertambah sedangkan
semakin ke kanan semakin berkurang.
Unsur bagian kiri tabel periodik (IA dan IIA) memiliki sifat logam paling kuat, sedangkan
unsur-unsur paling kenan (VIIA) mempunyai sifat nonlogam paling kuat. Antara unsur logam
dan nonlogam sekaligus.
Massa satu atom atau massa satu molekul zat memiliki satuan massa atom (sma). Penentuan
massa atom dilakukan dengan cara membandingkan massa atom yang akan ditentukan
terhadapa massa atom unsur yang massanya telah ditetapkan (massa atom acuan). Dengan
cara ini massa setiap atom dapat ditentukan.
Pada tahun 1825, Jons Jacob Berzelius mendifinisikan massa atom suatu unsur sebagai
perbandingan massa satu unsur tersebut terhadap massa satu atom hidrogen. Jika ada
pertanyaan bahwa massa atom karbon = 12, maka bisa diartikan bahwa satu atom katbon 12
kali lebih besar daripada massa satu atom hidrogen.
Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan
kenaikan nomor atom unsur.
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar.
1. Dalam satu golongan dari atas kebawah jari jari atom semakin besar.
2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil
Penjelasan :
1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, kulit atom bertambah (ingat jumlah
kulit=nomo periodik), sehingga jari-jari atom juga bertambah besar.
2. Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti (nomor atom) dan jumlah
elektron pada kulit bertambah. Hal tersebut mengakibatkan gaya tarik-menarik antara
inti dengan kulit elektron semakin besar sehingga jari-jari atom makin kecil.
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari
suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron kedua
disebut energi ionisasi adalah energi ionisasi pertama
1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin berkurang
2. Dalam satu golongan dari kiri kekanan energi ionisasi cendrung bertambah.
1. Dari atas kebawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah sehingga daya tarik
inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron semakin mudah dilepaskan dan
energi yang diperlukan untuk melepaskan makin kecil.
2. Dari kiri kekanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap elektron semakin besar
sehingga elektron semakin sukar dilepas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron tentunya semakin besar.
Tabel energi Ionisasi Pertama Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik Unsur (Kj/mol)
3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas
pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif.
1. Dalam satu golongan dari atas kebawah afinitas elektron semakin kecil.
2. Dalam satu periode dari kiri ke kanak afinitas elektron semakin besar.
Penjelasan.
Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan dengan tanda negatif
(-). Apa bila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, energi diperlukan / diserap dinyatakan
dengan tanda positif (+).
Kecendrungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingan dengan energi ionisasi
Unsur-unsur halogen (Gol. VIIA) mempunyai afinitas elektron paling besar/paling negatif
yang bearti paling mudah menerima elektron.
Kecendrungan afinitas elektron menujukkan pola yang sama dengan pola kecendrungan
energi ionisasi.
Grafik kecenderungan afinitas elektron 20 unsur pertama dalam TPU
4. Kelektronegatifan
Adalah suatu bilangan yang menyatakan kecendrungan suatu unsur menarik elektron dalam
suatu molekul senyawa.
Penjelasan :
Tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untuk menentukan / membandingakan
kelektronegatifan unsur-unsur.
Energi ionisasi dan afinitas eletron berkaitan dengan besarnya daya tarik elektron. Semakin
besar gaya tarik menarik elektron semaikn besar energi ionisasi, juga semakin besar (semakin
negatif) afinitas elektron. Jadi, suatu unsur (misalnya Fluor) yang mempunyai energi ionisasi
dan afinitas elektron yang besar akan mempunyai keelektroniegatifan yang besar.
Semakin besar keelektronegatifan, unsur cendrung makin mudah membentuk ion negatif.
Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cendrung makin sulit membentuk ion negatif, dan
cendrung semakin mudah membentuk ion positif.
Tabel Periodik Unsur Kimia. Dmitri Mendeleev adalah ilmuwan pertama yang membuat
tabel periodik unsur kimia yang mirip dengan yang kita gunakan saat ini di pelajaran kimia.
Tabel periodik ini menunjukkan bahwa unsur-unsur kimia diurutkan berdasarkan berat
atomnya, pola muncul di mana sifat-sifat unsur berulang secara periodik. Tabel unsur kimia
ini adalah tabel periodik unsur yang kelompok unsur sesuai dengan sifat yang mirip mereka.
Orang-orang telah mengenal tentang unsur-unsur kimia seperti karbon dan emas sejak zaman
kuno. Unsur-unsur tidak bisa diubah menggunakan metode kimia. Setiap elemen memiliki
jumlah proton yang unik. Jika Anda memeriksa sampel besi dan perak, Anda tidak bisa
mengatakan berapa banyak proton dari atom beri atau perak tersebut. Namun, Anda dapat
mengetahui bahwa mereka adalah unsur yang
berbeda karena mereka memiliki sifat yang berbeda. Anda mungkin melihat ada lebih banyak
kesamaan antara besi dan perak dibandingkan antara besi dan oksigen. Mungkinkah ada cara
untuk menyusun suatu elemen sehingga Anda bisa mengathui dengan cepat mana yang
memiliki sifat yang mirip? nah itulah gunanya tabel periodik unsur kimia.
Nah, kalau anda susah menghapal unsur periodik, anda bisa mencetak tabel unsur periodik di
atas, sehingga kalau sewaktu-waktu dibutuhkan anda tinggal membacanya, tapi jangan
digunakan untuk mencontek ketika ujian kimia.
Kegunaan sistem periodik adalah untuk memprediksi harga bilangan oksidasi, diantaranya:
1. Nomor golongan unsur, baik dari unsur utama atau unsur transisi yang menyatakan bahwa
bilangan oksidasi tertinggi akan dapat dicapai oleh unsur tersebut. Kondisi ini juga berlaku
untuk unsur logam maupun unsur non logam.
2. Untuk mengetahui bilangan oksidasi terendah yang bisa dicapai oleh suatu unsur non
logam yaitu dengan mengurangi nomor golongan dengan delapan. Sedangkan unsur logam
memiliki bilangan oksidasi terendah sebesar nol. Kondisi tersebut disebabkan oleh unsur
logam yang tidak mungkin memiliki bilangan oksidasi negatif.
undefined
undefined
Konfigurasi elektron dalam atom menggambarkan lokasi semua elektron menurut orbital-
orbital yang ditempati. Pengisian elektron dalam orbital-orbital mengikuti aturan-aturan
berikut.
1. Prinsip Aufbau
Elektron akan mengisi orbital atom yang tingkat energi relatifnya lebih rendah dahulu baru
kemudian mengisi orbital atom yang tingkat energinya lebih tinggi.
Untuk memberikan gambaran yang jelas bagaimana susunan tingkat energi itu, serta cara
penamaannya, dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Untuk memudahkan urutan pengisian tingkat-tingkat energi orbital atom diperlukan bagan
berikut.
Urutan tingkat energi orbital dari yang paling rendah sebagai berikut.
2. Aturan Hund
Pada pengisian orbital-orbital yang setingkat, elektron-elektron tidak membentuk pasangan
lebih dahulu sebelum masing-masing orbital setingkat terisi sebuah elektron dengan arah
spin yang sama.
Untuk mempermudah penggambaran maka orbital dapat digambarkan sebagai segi empat
sedang kedua elektron yang berputar melalui sumbu dengan arah yang berlawanan
digambarkan sebagai 2 anak panah dengan arah yang berlawanan,+ 1/2 (searah dengan arah
putaran jarum jam) digambarkan anak panah ke atas,
1/2 (berlawanan dengan arah putaran jarum jam) digambarkan anak panah ke bawah.
Untuk elektron tunggal pada orbital s tidak masalah +1/2 atau 1/2,tetapi jika orbital s
tersebut terisi 2 elektron, maka bilangan kuantum spinnya harus + 1/2 dan 1/2.
Demikian pula untuk pengisian orbital p (l = 1), elektron pertama dapat menempati orbital
px, py, atau pz. Sebab ketiga orbital p tersebut mempunyai tingkat energi yang sama.
orbital s dengan elektronnya digambar
Contoh:
Perjanjian:
Pada pengisian elektron dalam orbital, elektron pertama yang mengisi suatu orbital ialah
elektron yang mempunyai harga spin +1/2 dan elektron yang kedua mempunyai harga spin
1/2 .
Berdasarkan pada tiga aturan di atas, maka kita dapat menentukan nilai keempat bilangan
kuantum dari setiap elektron dalam konfigurasi elektron suatu atom unsur seperti pada tabel
berikut ini.
Orbital penuh dan setengah penuh
Konfigurasi elektron suatu unsur harus menggambarkan sifat suatu unsur. Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa sifat unsur lebih stabil apabila orbital dalam suatu atom unsur terisi
elektron tepat 1/2 penuh atau tepat penuh, terutama orbital-orbital d dan f (5 elektron atau 10
elektron untuk orbital-orbital d dan 7 elektron atau 14 elektron untuk orbital-orbital f).
Apabila elektron pada orbital d dan f terisi elektron 1 kurangnya dari setengah penuh/penuh,
maka orbital d/f tersebut harus diisi tepat 1/2 penuh/tepat penuh. Satu elektron penggenapnya
diambil dari orbital s yang terdekat.
Contoh:
Ternyata elektron ke-1 dan ke-2 mempunyai harga n, l, dan m yang sama, tapi harga s-nya
berbeda. Elektron ke-3 tidak dapat menempati orbital1s lagi, sebab jika elektron ke-3
menempati orbital 1s, maka harga n, l, m, dan s elektron ke-3 akan sama dengan elektron ke-
1 atau elektron ke-2.
Dengan menggunakan prinsip eksklusi Pauli dan ketentuan harga m dan l yang diperbolehkan
untuk setiap harga n dapat disusun berbagai kombinasi 4 bilangan kuantum pada setiap
kuantum grup sebagai berikut.
Kesimpulan:
Sesuai dengan prinsip eksklusi Pauli ini dapat disimpulkan bahwa dalam tiap orbital hanya
dapat terisi 2 buah elektron.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil.
Penjelasan:
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, kulit atom bertambah (ingat jumlah kulit=nomor
periode), sehingga jari-jari atom juga
bertambah besar.
b. Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti (nomor atom) dan jumlah elektron
pada kulit bertambah. Hal tersebut
mengakibatkan gaya tarik-menarik antara inti dengan kulit elektron semakin besar sehingga
jari-jari atom makin kecil.
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari
suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron kedua
disebut energi ionisasi kedua dan seterusnya. Bila tidak ada keterangan khusus maka yang
disebut energi ionisasi adalah energi ionisasi pertama.
Dapat disimpulkan keperiodikan energi ionisasi sebagai berikut.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin berkurang.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan energi ionisasi cenderung bertambah.
kecil. Elektron semakin mudah dilepas dan energi yang diperlukan untuk melepaskannya
makin kecil.
b. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap elektron semakin besar
sehingga elektron semakin sukar
dilepas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron tentunya semakin besar.
Energi Ionisasi Pertama Unsur-unsur dalam Tabel Periodik Unsur (kJ/mol)
3. Afinitas
Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas
pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron semakin
kecil.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar.
Penjelasan:
Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan dengan tanda negatif
(-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, energi diperlukan/diserap dinyatakan
dengan tanda positif (+). Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi
dibandingkan dengan energi ionisasi.
Grafik
kecenderungan afinitas elektron 20 unsur pertama dalam Sistem Periodik Unsur
4. Keelektronegatifan
Adalah suatu bilangan yang menyatakan kecenderungan suatu unsur menarik elektron dalam
suatu molekul senyawa.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah keelektronegatifan
semakin berkurang.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin bertambah.
Penjelasan:
semakin besar energi ionisasi, juga semakin besar (semakin negatif) afinitas elektron. Jadi,
suatu unsur (misalnya fluor) yang
mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar akan mempunyai
keelektronegatifan yang besar.
Semakin besar keelektronegatifan, unsur cenderung makin mudah membentuk ion negatif.
Semakin kecil keelektronegati fan, unsur cenderung makin sulit membentuk ion negatif, dan
cenderung semakin mudah membentuk ion positif
Skala
Elektronegativitas Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik Unsur
Share this:
Sifat yang berubah secara beraturan menurut kenaikan nomor atom dari
kiri ke kanan dalam satu periode dan dari atas ke bawah dalam satu
golongan disebut sifat periodik. Sifat periodik meliputi jari-jari atom,
energi ionisasi, afinitas electron dan keelektronegatifan.
Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak elektron di kulit terluar dari inti atom. Jari-jari
atom sulit untuk ditentukan apabila unsur berdiri sendiri tanpa
bersenyawa dengan unsur lain. Jari-jari atom secara lazim ditentukan
dengan mengukur jarak dua inti atom yang identik yang terikat secara
kovalen. Pada penentuan jari-jari atom ini, jari- jari kovalen adalah
setengah jarak antara inti dua atom identik yang terikat secara kovalen.
Energi Ionisasi
Afinitas Elektron
Keelektronegatifan