Anda di halaman 1dari 10

Laporan Ilmiah Pertumbuhan Tanaman Cabai

Pada Media yang Berbeda

Guru Pembimbing:
Muthmainah, S.Pd
Kelompok VI:
M.Erlangga rajasa dayyan
Achmad raihan
Ahmad Zaidan
Wendy Slamet
Siti Naziroh
Siti Faridah

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


SMA NEGERI 1 MARTAPURA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya, karena penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “laporan
ilmiah pertumbuhan tanaman cabai pada media yang berbeda”
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa, masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat diharapkan oleh kami demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Martapura, September 2019

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penelitian 1
D. Manfaat Penelitian 1
BAB II LANDASAN TEORI 2
A. Tanaman Cabai 2
B. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 2
BAB III METODE PENELITIAN 3
A. Objek dan Sampel Penelitian 3
B. Lokasi Penelitian 3
C. Waktu Penelitian 3
D. Variabel Penelitian 3
E. Unit Perlakuan 3
BAB IV PEMBAHASAN 4
A. Tabel Hasil Pengamatan 4
B. Analisa Data 4-5
BAB V Kesimpulan 6
DAFTAR PUSTAKA 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk
hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini.
Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat
menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan
untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan
ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu,
kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala
etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya
berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan
tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan
sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan
tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun
berkembang baik lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah
lebih kokoh.
Misalnya saja pada tanaman cabai rawit. Bagi masyarakat Asia khususnya
penduduk Indonesia tanaman cabai rawit adalah tanaman yang sangat penting.
Dikarenakan Indonesia sangat terkenal dengan masakan yang berbumbu sangat
pedas. Selain itu Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar penduduknya
bekerja sebagai petani. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia juga mempunyai
lahan yang ditanami rempah-rempah dan kebutuhan sehari-hari khususnya cabai rawit.
Namun dibalik segala kegunaannya pertumbuhan cabai rawit yang baik itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengaruh cahaya dan medianya terhadap
pertumbuhan cabai rawit.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh media yang berbeda terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai rawit ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan cabai pada media
yang berbeda terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang kami ambil adalah kami dapat mengetahui pengaruh pertumbuhan
tanaman cabai pada media yang berbeda

1
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tanaman Cabai
Fisiologi tumbuhan adalah suatu bidang ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena
penting di dalam tumbuhan. Dalam kajian ini dipelajari proses dan fungsi yang
menyangkut tanggapan tumbuhan terhadap perubahan-perubahan lingkungan, dan
pertumbuhan serta perkembangannya sebagai hasil dari respon tersebut. Proses
berarti suatu kejadian di alam yang terjadi secara berkesinambungan. Contoh proses
yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan misalnya fotosintesis, respirasi, penyerapan ion,
angkutan, membuka dan menutupnya stomata, asimilasi, transpirasi, perbungaan dan
pembentukan biji. Fungsi menunjukkan aktivitas benda-benda di alam, apakah itu sel,
jaringan, organ, bahan-bahan kimia atau apa saja. Tugas kedua fisiologi tumbuhan
adalah menjabarkan dan menjelaskan fungsi setiap jenis organ, jaringan, sel dan organ
seluler dalam tumbuhan dan juga fungsi setiap komponen kimia, apakah itu ion,
molekul atau makromolekul. Tetapi oleh karena itu proses-proses dan fungsi-fungsi
tersebut sangat tergantung dan termodifikasi oleh faktor-faktor lingkungan seperti
cahaya dan suhu, maka tugas ketiga fisiologi tumbuhan adalah menjabarkan dan
menjelaskan bagaimana proses-proses dan fungsi-fungsi tadi dapat bereaksi terhadap
perubahan lingkungan (Sastamihardja, 1996).
Inti sari dari semua sasaran fisiologi tumbuhan adalah untuk menyusun secara
detil dan luas (comprehensive) semua kejadian alam yang terjadi dalam tumbuhan
sehingga kita mengerti pertumbuhan, perkembangan dan gerak yang terjadin pada
tumbuhan.
Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama
ilmiah Capsicum frustescens. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru
dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara
Indonesia. Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya.
Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya.
Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar,
cabe keriting, cabe rawit dan paprika. Secara umum cabe memiliki banyak kandungan
gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A,
B1 dan Vitamin C.Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat
digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri
makanan dan industri obat-obatan atau jamu.

B. Syarat Tumbuh Tanaman Cabe


 Di tanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl.
 Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan
kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
 Dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat
dan cukup air.
 pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7.
 pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.

2
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Objek dan Sampel Penelitian


Objek penelitian yaitu biji cabai yang akan diteliti sedangkan sampel penelitian yaitu
tanaman cabai yang dibeli di pasar.

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian didalam ruangan dan diteras/halaman rumah.

C. Waktu Penelitian
Percobaan dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.

D. Variabel Penelitian
Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan sangat penting dalam suatu penelitian.
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian.
Ada juga yang menganggap variabel sebagai gejala sesuatu yang bervariasi. Variabel
dibedakan menjadi:
1. Variabel bebas yaitu variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor
yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara
fenomena yang diobservasi atau diamati. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel
bebas adalah cahaya matahari.
2. Variabel terikat yaitu faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan
adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau
berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang
merupakan variabel terikat adalah kecepatan tinggi tanaman.
3. Variabel Kontrol yaitu variabel yang dinetralisasi yang diidentifikasi sebagai variabel
kontrol atau kendali, atau variabel kontrol adalah variabel yang diusahakan untuk
dinetralisasi oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel kontrol adalah
gelas plastic bekas air mineral, ukuran gelas, berat tanah, jenis/media air tanah kapas,
interval penyiraman, jumlah air yang disiramkan dan jenis biji cabai.

E. Unit Perlakuan
Pada biji cabai “X” diletakkan dimedia air, Sedangkan biji cabai “Y” diletakkan
dimedia tanah, dan biji cabai “Z” diletakkan dimedia kapas

3
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan


Hari/tanggal Media “X” (air) Media “Y” (tanah) Media “Z” (kapas)

Sabtu,10 Agustus Melakukan perendaman Melakukan perendaman Melakukan perendaman


bibit cabe rawit untuk bibit cabe rawit untuk bibit cabe rawit untuk
memilih bibit yang baik. memilih bibit yang baik. memilih bibit yang baik.
Minggu,11 Menaruh bibit kedalam Menyemai bibit ketanah Menaruh bibit kedalam
Agustus gelas plastik yang berisi pupuk yang sudah jadi gelas plastik dengan
air di dalam gelas plastik media kapas

Jum’at,16 Agustus Biji nampak mulai Biji nampak mulai Biji nampak mulai
memecah dengan memecah dengan memecah dengan
diawali tumbuhnya bintil diawali tumbuhnya bintil diawali tumbuhnya bintil
akar namun airnya akar akar
menjadi kotor

Selasa,20 Agustus Ujung permukaan kulit Bakal batang dan bakal Mulai muncul
biji terlihat berwarna daun mulai nampak kecambah, dan bakal
putih dengan air yang lebih jelas batang berwarna putih
baru kehijauan.
Minggu,25 Tidak ada perubahan Panjang batangnya 1,2 Bakal batang pada biji
Agustus cm, daun membuka mulai memanjang
lebar dengan panjang 0,4 cm.
Sabtu,31 Agustus Tidak ada perubahan dan Tinggi batang Panjang batangnya
air menjadi kotor bertambah menjadi 3,2. bertambah menjadi 2,2
untuk daunnya terlihat cm dan Jumlah daun
daun muda berjumlah 2 ada 2 helai

4.2 Analisa data


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat jelas bahwa tanaman
cabe rawit (Capsicum frustescens) yang di tanam kurang subur dikarenakan pada
percobaan ini tanaman cabe di tanam di dalam gelas plastik. Sudah terlihat jelas pada
tabel diatas bahwa pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman cabe rawit kurang
subur. Mungkin dikarenakan kurang perwatan yang efektif. Seharusnya tanaman cabe
ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan
cukup air. Dan pada cabai dengan media air, terlihat cabai tumbuh tetapi setelah itu
membusuk. Kemudian pada cabai bermedia kapas juga mengalami pertumbuhan tetapi
tidak sebagus dimedia tanah.
Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0
sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH
tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7. Tanaman cabe rawit merupakan tanaman
perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum frustescens.

4
Perlu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku
atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun
bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip,
panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun,
mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna
putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-
kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang
1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda
berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah
terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai
rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau,
dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih
besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan
ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah.
Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan..Cabal rawit
dapat diperbanyak dengan biji.

Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin,


minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai,
berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung
solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin
(kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik. Cabai rawit rasanya pedas,
sifatnya panas, masuk meridian jantung dan pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat tonik,
stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah, antirematik, menghancurkan bekuan
darah (antikoagulan), meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit (kalau
digosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas. Jadi, digunakan sebagai campuran
obat gosok), peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh liur, dan
peluruh kencing (diuretik). Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap
pertumbuhan Candida albicans. Daya hambat ekstrak cabal rawit 1 mg/ml setara
dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid (Tyas Ekowati Prasetyoningsih, FF
UNAIR, 1987).
Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol beserta
derivatnya. Zat ini merupakan hormon pertumbuhan yang memacu perpanjangan sel,
dan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh yang akan
ditimbulkan hormon akusin adalah :
1. Meningkatkan penyerapan air dan mineral, karena merangsang perkembangan akar
lateral dan serabut.
2. Menyebabkan pertumbuhan pada vaskuler sekunder, karena merangsang pembelahan
sel kambium vaskuler.
3. Dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
4. Menyebabkan deferensiasi sel menjadi xilem (hingga dapat meningkatkan transportasi
air dan mineral).
5. Dapat mempengaruhi pembengkokan batang.
5
Giberelin merupakan hormon tumbuhan yang sangat berpengaruh terhadap
pemanjangan dan pembelahan sel. Disamping itu berpengaruh pula terhadap
perkembangan embrio dan kecambah. Fungsi giberalin antara lain :
1. Merangsang aktivitas kambium.
2. Menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya
3. Menyebabkan tanaman tumbuh raksasa.
4. Menyebabkan terbentuknya buah yang besar dan tidak berbiji.

BAB V
KESIMPULAN

1. Hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman cabe kecil (Capsicum
frustescens) yaitu di tanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl,
dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan
kelembaban yang tidak terlalu tinggi, ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang
gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air., pH tanah yang optimal antara
5,5 sampai 7, pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
2. Dalam persemaian hal-hal yang harus diperhatikan yaitu syarat media tanamnya
3. Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe kecil (Capsicum frustescens) ini
sama halnya seperti proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman lainnya,
yaitu mulai dari proses dormansi biji, kemudian perkecambahan, pertumbuhan organ
tanaman, perkembangan generatif tanaman, pembuahan, penuaan, sampai akhirnya
pada proses kematian.
4. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna
merah terang.
5. Daun akan mengalami tahap-tahap perubahan warna dari hijau muda, hijau, hijau tua,
hijau kekuning-kuningan, kuning, kuning kecoklatan, coklat tua dan akhirnya layu dan
gugur atau memasuki proses penuaan.
6. Bibit cabai tidak tumbuh dengan baik/membusuk dimedia yang berisi air
7. Bibit cabai dengan media kapas mengalami pertumbuhan tetapi tidak sebagus dengan
bibit cabai yang ditanam dengan media tanah

6
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. http://guruprofesional.wordpress.com/materi-seni-budaya/mulok-pertanian-


bertanam-cabai-rawit/. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2015
Anonim. 2015. http://id.answers.yahoo.com/question/;_ylt=Apz7zk4b
D25MilZhgXqrXAhrbBV.;_ylv=3?link=ask. Diakses pada tanggal 221Oktober 2015.
Anonim.2015.http://petaniwahid.blogspot.com/2008/08/bertanamcabaihibrida.html. Diakses
pada tanggal 21 Oktober 2009

Anda mungkin juga menyukai