Anda di halaman 1dari 23

KRITERIA EDITORIAL

Ditujukan untuk memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Jurnalistik yang

diampu oleh Drs. Nurkinan, M.M.

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Ilmu Komunikasi 2D

1. Rizky Ramadhan 2110631190115

2. Salisa Maulida Ridwan 2110631190118

3. Salsabila Yumna 2110631190119

4. Sella Noviyah Ramadhani 2110631190120

5. Silvy Margaretha 2110631190123

6. Wafa Azizah 2110631190132

7. Wina Ismaya 2110631190133

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Kriteria Editorial“ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari dibuatnya
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Drs. Nurkinan, M.M. pada
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Jurnalistik. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kriteria Editorial bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Nurkinan, M.M. yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Dan kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami
buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta 06 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II ........................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Teks Editorial ...................................................................................................... 3

2.2 Kolom Teks Editorial .......................................................................................... 8

2.3 Pidato ................................................................................................................. 10

2.4 Pertemuan .......................................................................................................... 11

2.5 Meliput Berita Duka Cita .................................................................................. 12

BAB III ....................................................................................................................... 18

PENUTUP ................................................................................................................... 18

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 18

3.2 Saran .................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berita memiliki bagian yang mengutarakan opini singkat seseorang
yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap
suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat. Itulah yang
dimaksud dengan kolom pada berita. Adapun editorial atau tajuk rencana
merupakan bagian tradisional dari surat kabar. Dalam radio dan televise,
editorial/tajuk rencana tidak begitu menonjol dan mendarah daging. Bahkan
dalam surat kabar, tajuk rencana baru muncul seabad lalu yang dimulai di
Amerika. Pada saat itulah penulisan tajuk rencana ditemukan menjadi terkenal
ketika konsep penulisan berita secara objektif mulai menjadi keharusan.
Dalam surat-surat kabar tajuk rencana biasanya ditempatkan di halaman opini
dan biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi surat kabar bersangkutan. Ia
menempati sebuah kotak dua kolom yang memanjang ke bawah dan
diletakkan disebelah pojok kiri atas halaman. Karena kekuatan atau
kelemahan opini-opini dan semangat yang dinyatakan dalam tajuk rencana
tentang suatu isu merupakan pernyataan seorang pribadi, tajuk rencana
mencerminkan kepribadian – kepribadian mereka yang menulisnya (apakah ia
pemimpin redaksi atau seorang redaktur yang ditugasi menulis tajuk rencana),
meskipun ia dimaksudkan sebagai cerminan pendirian suatu Koran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud editorial?
2. Bagaimana kriteria editorial?
3. Bagaimana kaidah kebahasaan editorial?
4. Apa fungsi editorial?

1
5. Apa saja bentuk-bentuk editorial?
6. Bagaimana ciri-ciri editorial?
7. Bagaimana struktur editorial?
8. Bagaimana langkah-langkah menulis editorial?
9. Apa yang dimaksud kolom editorial?
10. Apa yang dimaksud dengan pidato ?
11. Apa yang dimaksud dengan pertemuan?
12. Bagaimana cara meliput berita duka cita?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud editorial.
2. Untuk mengetahui bagaimana kriteria editorial.
3. Untuk mengetahui bagaimana kaidah kebahasaan editorial.
4. Untuk mengetahui apa fungsi editorial.
5. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk editorial.
6. Untuk mengetahui ciri-ciri editorial.
7. Untuk mengetahui struktur editorial.
8. Untuk mengetahui langkah-langkah menulis editorial.
9. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kolom editorial.
10. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pidato.
11. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pertemuan.
12. Untuk mengetahui cara meliput berita duka cita.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teks Editorial


Editorial atau tajuk rencana adalah jenis teks yang berisi mengenai
sikap, pandangan, atau pendapat penerbit terhadap suatu masalah masalah
yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat. Menurut KBBI atau Kamus
Besar Bahasa Indonesia, editorial adalah artikel dalam surat kabar atau
majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar
(majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah. Opini yang diberikan
berupa pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan
terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang sedang
berkembang di kalangan masyarakat. Opini yang ditulis oleh pihak redaksi
diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mecerminkan pendapat dan sikap
resmi media yang bersangkutan. Dalam menulis tajuk memerlukan situasi
dan kondisi tertentu yang sangat dipengaruhi oleh peristiwa atau kejadian
dalam pemberitaan sehari hari, dan tajuk juga tidak bisa mengupas suatu
kejadian yang sudah lama berlangsung.
Menurut Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul “Editorial
Writing” yang mengatakan teks Editorial adalah pernyataan tentang fakta dan
opini secara singkat, logis, menarik, yang ditinjau berdasarkan dari segi
penulisan dan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan pandangan
tentang berita yang menonjol sehingga pembaca surat kabar akan menyimak
pentingnya arti berita yang ditajukkan.
A. Kriteria Editorial
Dalam menulis teks editorial, terdapat beberapa kriteria yang
seharusnya dipenuhi, yaitu:

3
1) Topik yang dibahas merupakan topik yang sedang hangat atau sedang
diperincangkan oleh masyarakat, bersifat aktual dan faktual.
2) Teks editorial harus bersifat sistematis dan logis.
3) Teks editorial merupakan teks yang yang berisikan opini atau
pendapat yang bersifat argumentatif.
4) Teks editorial harus mengangkat topik yang menarik untuk dibaca atau
ditulis dengan menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas.
5) Biasanya teks editorial merupakan berita berskala nasional, jika berita
tersebut merupakan berskala internasional, berita tersebut sudah
memberi dampak kepada nasional.

B. Kaidah Kebahasaan

1) Adverbia
Merupakan kata keterangan yang ada dalam teks editorial. Biasanya
yang sering muncul dalam teks editorial adalah adverbia frekuentatif.
Adverbia frekuentatif yang menggambarkan makna berhubungan
dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan
adverbia itu. Contohnya seperti kata-kata selalu, biasanya, sering,
kadang-kadang, jarang, sebagian besar waktu.
2) Konjungsi
Merupakan kata penghubung. Biasanya banyak ditemukan konjungsi
antarkalimat, seperti bahkan, malahan, dan sesungguhnya.
3) Verba material
Merupakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau
peristiwa. Contohnya membaca, menulis, dan memukul.
4) Verba relasional

4
Merupakan kata kerja yang menunjukkan hubungan intensitas
(pengertian A adalah B), dan milik (mengandung pengertian A
mempunyai B).
5) Verba mental
Merupakan kata kerja yang menerapkan persepsi (melihat, merasa),
afeksi (suka, khawatir) dan kognisi (berpikir,mengerti)

C. Fungsi teks editorial

1) Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada


masyarakat.
2) Memberi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan
sosial dan faktor yang memengaruhi dengan lebih menyeluruh.
3) Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan
masyarakat akan kemungkinan yang bisa terjadi.
4) Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

D. Bentuk-Bentuk Teks Editorial

1) Interpretative Editorial

Tujuan utama dari editorial ini adalah menjelaskan fakta,


permasalahan, atau topik tertentu untuk memberikan pengetahuan
pada pembaca. Dalam memersuasi, editorial interpretatif dapat bersifat
positif, negatif, atau netral, bergantung pada situasi dan tanggapan
penulis terhadap suatu isu.

2) Controversial Editorial

5
Editorial kontroversial merupakan tulisan yang dikemas dengan tujuan
untuk menyebarkan sudut pandang tertentu dari redaksi. Editorial ini
pada umumnya dapat meyakinkan pembaca pada kecenderungan atau
keniscayaan dari suatu isu tertentu. Sebaliknya, sudut pandang yang
berlawanan dari hal tersebut akan digambarkan secara negatif.

3) Explanatory Editorial
Teks editorial jenis ini hanya menyajikan masalah atau isu yang
sedang terjadi, sementara penilaian atau tanggapan tentang isu tersebut
diserahkan sepenuhnya pada pembaca.
Jenis editorial ini hanya merangsang pembaca untuk terprovokasi
mengenai kepentingannya dari suatu isu yang disajikan. Pada
umumnya, masalah yang dipilih, yakni kepentingan terkait sosial,
politik, dan ekonomi, sehingga pembaca dapat mudah untuk menilai
dan membayangkan solusinya.

E. Ciri-ciri Teks Editorial


Teks ini memiliki beberapa ciri antara lain:
1) Aktual dan faktual
Teks harus mengangkat informasi yang tengah hangat
diperbincangkan di masyarakat. Jangan lupa juga, informasinya tetap
harus mengedepankan fakta yang terjadinya.
2) Sistematis dan logis
Penyusunan teks editorial harus tersistematis yang berarti harus
memenuhi struktur dan kaidah kebahasaannya. Teks juga harus logis,
artinya masuk akal dan tidak imajinatif.
3) Argumentatif

6
Seperti yang sudah dijelaskan di awal artikel ini, bahwa teks ini berisi
pendapat pribadi dari redaksi. Artinya teks ini mengutarakan argumen-
argumen yang ada dalam sudut pandang redaksi.

F. Struktur Teks Editorial


1) Pernyataan pendapat (tesis)
Berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat.
Berupa pernyataan atau teori yang akan diperkuat oleh argumen.
2) Argumentasi
Bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat
pernyataan tesis. Bisa berupa pernyataan umum, data hasil penelitan,
pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang dapat dipercaya.
3) Penegasan Ulang Pendapat /Reiteration
Berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh
fakta-fakta dalam bagian argumentasi.

G. Langkah Menyusun Teks Editorial

1) Memilih topik terkini dan terhangat yang menarik pembaca. Topik


yang menarik akan diminati para pembaca karena pembaca selalu
ingin topik yang terbaru.
2) Mengumpulkan data untuk mendukung pendapat. Data berupa fakta-
fakta yang berhubungan dengan topik akan sangat mendukung
pendapat yang sudah dibuat.
3) Menyesuaikan topik dengan pembaca. Penulis teks editorial harus
memperhatikan bahasa, fakta-fakta dan pendapat yang dikemukakan
apakah sudah tepat atau belum bagi pembaca.

7
4) Menyunting teks editorial. Periksa kembali teks yang sudah dibuat
agar kaidah kebahasaan, tanda baca, dan kalimatnya sudah padu dan
siap untuk dibaca para pembaca.

2.2 Kolom Teks Editorial


Kolom lebih banyak mencerminkan cap Kolom adalah opini singkat
seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan
terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat
pribadi penulis. Sifatnya memadat memakna. Bandingkan dengan sifat artikel
yang lebih banyak memapar melebar. Kolom ditulis secara inferensial. Artikel
ditulis secara referensial. Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto penulis.
Sangat dianjurkan, tulisan kolom disertai foto penulis. Anjuran yang sama,
justru tidak berlaku pada artikel (Haris Sumadiria, 2005: 3).

Kolom berasal dari bahasa Inggris, column. Orangnya disebut


columnist. Dalam bahasa Inggris, istilah kolumnis diartikan sebagai penulis
karangan khusus berupa komentar, saran, informasi, atau hiburan, pada surat
kabar atau majalah secara reguler (Stewart, 1970:65).

Demikian juga dalam bahasa Indonesia, dijelaskan arti kolumnis


sebagai penulis yang menyumbangkan artikel pada surat kabar atau majalah
secara tetap (Anton Moeliono, 1989:451). Kadang-kadang tulisan dimaksud
dikirimkan langsung untuk dimuat dalam surat kabar atau majalah. Namun di
Barat biasanya para kolumnis menulis karangannya khusus untuk
didistribusikan oleh sebuah sindikat kepada sejumlah surat kabar atau majalah
(Suhandang, 2004:162-163).

Kolom (article column) biasanya ditulis dengan gaya yang sangat


ringan atau enteng dan diselingi humor-humor segar, walaupun masalahnya

8
sangat serius (politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, keamanan,
pendidikan, bencana, kecelakaan, kriminalitas, gaya hidup dan sebagainya).

Di tangan para kolumnis profesional, topik apapun yang dibahas,


mulai dari yang ringan seperti masalah pakaian dinas pejabat, sampai yang
berat seperti kecenderungan makin bayaknya wakil rakyat di tingkat kota dan
kebupaten yang hobi memakan uang rakyat, tersaji dalam cerita singkat yang
memikat, logis rasional, enak dibaca dan perlu. Benar-benar menggairahkan.
Benar-benar menyegarkan (Haris Sumadiria, 2006:15).

Menulis kolom dalam koran dapat memberi tempat bagi penulis untuk
berbagi pendapat atau menganalisis topik tertentu melalui sudut pandang
mereka sendiri. Kolom dalam koran memang memberikan kebebasan besar,
tetapi ada beberapa aturan yang harus diikuti untuk menulis kolom yang
efektif. Agar dapat menarik perhatian pembaca perhatikan beberapa metode
berikut:

A. Miliki sebuah pendapat.

Hal yang membedakan kolom dan artikel dalam koran adalah ada
tidaknya pendapat. Kolom menyuarakan pendapat, sedangkan artikel hanya
melaporkan fakta dengan objektif. Membentuk sebuah pendapat adalah cara
yang baik untuk menyampaikan suara Anda.

B. Memilih Topik

Lihat-lihat kejadian terkini. Pembaca akan sangat tertarik pada topik-


topik yang mendominasi berita, seperti politik atau budaya pop, bukan
kejadian yang tidak relevan. Pastikan Anda memperhatikan berita paling
aktual dan bersiap memberikan pendapat Anda. Amati judul-judul artikel
dalam beberapa koran dan majalah dan lihat berita apa yang paling populer.

9
Isu-isu yang sering muncul di berbagai media adalah isu yang akan menarik
perhatian publik.

Seringkali kolom dalam koran membahas tentang politik, tetapi kolom


tersebut juga dapat digunakan untuk mendiskusikan isu-isu sosial, seperti
kondisi penjara. Pilih sudut pandang yang menarik untuk melihat topik Anda.
Memberikan pendekatan yang segar terhadap topik tertentu dapat menarik
perhatian pembaca pada kolom Anda. Melihat topik berita aktual dengan
sudut pandang yang berbeda akan memancing respons pembaca

2.3 Pidato
Pidato adalah suatu kegiatan berupa ucapan dengan susunan yang baik
untuk menyampaikan gagasan kepada orang banyak. Pidato bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain agar mengikuti kemauan atau maksud kita dengan
suka rela. Pidato juga merupakan suatu kegiatan untuk berorasi di depan
umum. Adapun unsur-unsur dalam pidato yaitu: Pendahuluan, salam
pembuka, sapaan, puji syukur, isi pidato, penutup pidato, dan salam penutup.

A. Ciri-ciri pidato yang baik, antara lain:

1) Pidato harus memiliki tujuan yang jelas.


2) Sebuah pidato harus mengandung atau memuat kebenaran.
3) Penyampaian pidato harus jelas dan semenarik mungkin.
4) Pidato harus bersifat efektif, dapat diselingi dengan humor.
5) Penyampaian pidato menggunakan artikulasi, intonasi, dan volume
yang terang dan jelas.

B. Metode-metode dalam membawakan pidato yaitu:

1) Metode memoriter yaitu menghafal naskah.

10
2) Metode ekstemporan yaitu membuat catatan kecil berisi garis besar
pidato.
3) Metode naskah yaitu dengan cara membaca naskah yang telah
disiapkan.
4) Metode impromtu yaitu spontanitas atau serta merta tanpa adanya
persiapan.

C. Jenis-jenis pidato adalah sebagai berikut:

1) Pidato yang bersifat persuasif


2) Pidato yang bersifat rekreatif
3) Pidato yang bersifat informatif

D. Tujuan Pidato

Tujuan pidato adalah untuk memberikan pemahaman dan informasi


kepada orang lain secara massal dengan berorasi di depan umum. Selain itu,
pidatojuga dapat berfungsi untuk membuat orang lain senang dan terhibur
dengan apa yang kita sampaikan.

2.4 Pertemuan
Pertemuan merupakan forum yang sangat penting untuk menghimpun
bahan-bahan. Pertemuan dalam dunia usaha dapat dilakukan oleh pimpinan
dengan stafnya tetapi dapat dilakukan diantara staf sendiri untuk menyusun
usulan bahkan pertemuan pleno yang dapatmempertemukan semua unsur
yang ada. Dalam pertemuan/rapat pimpinan memegang peran utama dalam
hal pengambilan keputusan. Biasanya rapat ini dilakukan dalam rangka

11
memberikan penjelasan tentang peraturan atau petunjuk agar dalam
pelaksanaannya dapat berlansung dengan serentak dan bersamaan.

Menurut KBBI rapat adalah pertemuan (kumpulan) untuk


membicarakan sesuatu, sidang, majelis. Sedangkan diskusi ialah pertemuan
ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai sesuatu masalah.

Dalam buku Etika Komunikasi karangan Samsir Rambe: Rapat adalah


kumpulan beberapa orang atau organisasi yang akan membicarakan suatu
masalah atau kepentingan bersama untuk memberikan penjelasan,
memecahkan suatu persoalan dan sekaligus mengadakan perundingan demi
memperoleh suatu hasil yang disepakati/disetujui bersama.

Dalam buku Surat Menyurat dan Komunikasi penyusun Cut Rozanna,


rapat adalah pertemuan antara para anggota di lingkungan organisasi sendiri
untuk merundingkan atau menyelesaikan suatu masalah yang menyangkut
kepentingan bersama.

2.5 Meliput Berita Duka Cita


Berita duka atau wartamerta adalah berita atas seseorang yang baru
meninggal. Kematian merupakan salah satu tema berita yang banyak menarik
perhatian publik. Kematian dapat dikategorikan sebagai peristiwa yang sarat
dengan aspek-aspek human interest. Walaupun demikian, penting pula
diperhatikan oleh para pengelola media massa untuk tidak memberitakan
peristiwa kematian seseorang secara berlebihan, termasuk kematian seseorang
tokoh yang amat penting sekalipun, media massa tetap terikat oleh norma
universalitas. Dalam meliput berita duka cita terdapat aspek-aspek yang
diperlukan, diantaranya yaitu:

12
1) Nama

Nama orang yang meninggal ditulis lengkap. Sebagian media ada pula
yang hanya menuliskan nama panggilannya, terutama bila nama
panggilannya itu dipandang lebih populer dari pada nama lengkapnya.

2) Usia

Untuk keperluan mengidentifikasi almarhum, usia juga penting ditulis


dalam berita kematian. Informasi yang dapat dengan mudah diperoleh
mengenai usia almarhum biasanya hanya berupa tanggal kelahiran dan
tanggal kematian. Cara penulisan dapat dilakukan dengan beberapa cara:

❖ Ahmad Sakir, 59, meninggal, Rabu, di kediamannya di Jl.


Cendana.
❖ Ahmad Sakir meninggal, Rabu, di kediamannya di Jl. Cendana.
Ia berusia 59.
❖ Ahmad Sakir meninggal, Rabu, di kediamannya di Jl. Cendana
pada usia 59.
❖ Ahmad Sakir meninggal, Rabu, di kediamannya di Jl. Cendana
pada usia 59 tahun.
3) Alamat

Untuk memudahkan pembaca dalam mengidentifikasi siapa yang


sesungguhnya meninggal, alamat juga membantu pelayat dalam
menemukan tempat atau alamat almarhum beserta keluarganya. Contoh
penulisan alamat: Jl. Cendana, No. 10, Surabaya.

4) Penyebab kematian

Media massa di Indonesia hampir selalu menyebutkan Penyebab


kematian seseorang, seperti karena pembunuhan, kecelakaan lalu lintas,
atau mengidap penyakit yang sudah lama diderita di titik akan tetapi,

13
alasan-alasan tertentu, ada juga media massa yang sengaja tidak
menyebutkan Penyebab kematian seseorang.
Khususnya berkenaan dengan kematian yang disebabkan oleh bunuh
diri media massa pun memiliki kebijakan yang bervariasi. kent H. Ward,
Salah seorang Tim editor bangor Daily News, seperti dikutip Itule,
Menjelaskan bahwa kematian merupakan peristiwa terakhir dari
kehidupan seseorang. keluarga beserta seluruh keturunannya diupayakan
dapat terhindar dari rasa duka yang berkepanjangan hanya karena
membaca ulang peristiwa kematian yang sangat menyedihkan itu titik
karena itu, sejak awal 1970-an, Kent memutuskan untuk tidak
memasukkan lagi peristiwa bunuh diri sebagai penyebab kematian
seseorang dalam berita duka cita. apalagi jika kejadiannya menyangkut hal
yang sangat pribadi dan harus melibatkan proses hukum atau pemeriksaan
medis sehingga diperoleh bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.

5) Latar belakang

Volume informasi tentang latar belakang kehidupan almarhum akan


sangat ditentukan oleh jumlah dan bentuk prestasi yang pernah diperoleh
serta keterlibatannya dalam masyarakat. berkenan dengan latar latar
belakang kehidupan almarhum, berita duka cita pada umumnya mencakup
anasir-anasir seperti tempat dan tanggal lahir nama orang tua, pendidikan
yang pernah ditempuh, pengalaman kerja, dan penghargaan penghargaan
serta prestasi yang pernah diraih nya. Berkenaan dengan latar belakang
kehidupan almarhum, berita duka cita pada umumnya mencakup anasir-
anasir, seperti tempat dan tanggal lahir, nama orang tua, pendidikan yang
pernah ditempuh, pengalaman kerja, dan penghargaan-penghargaan serta
prestasi yang pernah diraihnya. Misal:

14
Endang Saifuddin Anshari lahir di Bandung pada 28 Oktober 1938,
anak dari Isa Anshari dan Mas Ayu Romlah. Ia memperoleh gelar Master
of Arts pada 1976 dari Islamic Studies Institute, McGill University,
Kanada. Selama hidupnya diabdikan untuk kegiatan dakwah Islam dan
dikenal sebagai mubalig yang retorikanya menggebu, tetapi selalu
diselingi humor. Selain pendakwah, Endang juga pejuang yang turut
memberantas kegiatan komunis di Jabar. Endang Saifuddin, yang dikenal
sebagai tokoh PII dan HMI, juga pernah menjabat sebagai Kepala
Sekretaris Jenderal Internasional Islamic Federation of Student
Association (1976-1977).

Hal lain yang perlu diperhatikan reporter dalam menulis berita duka
cita adalah tentang fakta-fakta yang dipandang sensitif berkenaan dengan
kehidupan almarhum. sebelum sebelum memulai menulis biasa biasanya
mempertimbangkan terlebih kasus kasus-kasusnya, Apakah ada hal-hal
yang secara umum dianggap Sensitif atau bahkan bisa memalukan
khususnya bagi keluarga yang ditinggalkan. penulis berita duka cita akan
mempertimbangkan misalnya Apakah perlu mencantumkan kekayaan
yang ditinggalkan almarhum atau rata-rata penghasilan setiap bulannya.

6) Upacara penguburan
Dalam penulisan berita duka cita, media massa juga akan menjelaskan
hari, tanggal, dan waktu pelaksanakan upacara penguburan. Hal ini
dimaksudkan sebagai informasi bagi yang berkepentingan, baik yang
sempat datang pada saat upacara penguburan maupun yang baru bisa
datang beberapa hari berikutnya.

15
7) Keluarga yang ditinggalkan
Nama-nama keluarga yang ditinggal, seperti istri atau suami, anak,
menantu, cucu, adik, kakak, dam sebagainya, pada umumnya termasuk
elemen-elemen informasi yang biasa disebutkan dalam berita duka cita.
Jika tidak menyebutkannya secara perinci, ada juga media massa yang
hanya menyebutkan jumlahnya,, bukan nama-namanya, terutama nama-
nama cucu, mungkin karena alasan terlalu banyak, biasanya cukup hanya
disebutkan jumlahnya.
Berkenan dengan bahan-bahan dan data yang diperlukan dalam
penulisan berita dapat diperoleh antara lain melalui sumber-sumber
informasi sebagai berikut, pertama rumah duka titik di rumah duka lah
segala informasi tentang kehidupan almarhum tersedia:, perpustakaan. jika
karena alasan-alasan situasional sehingga usaha mendapatkan data atau
informasi melalui sumber pertama sulit dilakukan, reporter dapat pula
memperoleh data tersebut melalui perpustakaan atau melalui dokumen-
dokumen yang tersedia di kantor redaksi titik seorang tokoh, khususnya
yang pernah menjadi public figure dalam masa hidupnya biasanya sering
menghiasi atau sekurang-kurangnya pernah dimuat di halaman-halaman
media cetak. ketiga keluarga. Setelah menghimpun informasi melalui
kliping atau internet misalnya atau wawancara dengan orang-orang yang
dianggap dekat dengan almarhum jika masih memungkinkan seorang
reporter masih perlu melakukan konfirmasi dengan keluarga almarhum
terutama untuk memperoleh data yang benar.
Data Tersebut kemudian ditulis dengan menggunakan pola penulisan
berita pada umumnya. fakta-fakta yang dianggap paling penting dan
menarik sampai pada fakta-fakta yang kurang atau bahkan tidak penting
dan menarik. hanya saja, dalam pembuatan lead berita duka cita pada
umumnya disusun dengan menggunakan pola "siapa". sangat berita duka
cita disusun dengan menggunakan pola lain seperti "Mengapa"

16
"Bagaimana”, dan sebagainya. Selain itu berita duka cita dapat pula
disusun dengan cara mengungkap fakta-fakta menarik yang pernah dilalui
almarhum selama hidupnya, atau bahkan mungkin fakta-fakta unik serta
anekdot-anekdot menarik lainnya yang berkaitan dengan kehidupan
almarhum.

17
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Editorial atau tajuk rencana adalah jenis teks yang berisi mengenai
sikap, pandangan, atau pendapat penerbit terhadap suatu masalah masalah
yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat. Fungsi tajuk rencana
umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada masyarakat. Kolom adalah
opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan
dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam
masyarakat. Menulis kolom dalam koran dapat memberi tempat bagi penulis
untuk berbagi pendapat atau menganalisis topik tertentu melalui sudut
pandang mereka sendiri. Pertemuan merupakan forum yang sangat penting
untuk menghimpun bahan-bahan. Dalam pertemuan/rapat
pimpinan memegang peran utama dalam hal pengambilan keputusan. Berita
duka atau wartamerta adalah berita atas seseorang yang baru meninggal.
Kematian merupakan salah satu tema berita yang banyak menarik perhatian
publik. Kematian dapat dikategorikan sebagai peristiwa yang sarat dengan
aspek-aspek human interest.

3.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan yaitu seperti yang telah diketahui
bahwa di era saat ini sangat banyak tulisan opini atau argumen yang ditulis
oleh penulis sebuah media yang mengangkat topik mengenai isu atau
peristiwa aktual yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat. Meskipun
teks editorial yang pada dasarnya berisikan opini maupun pandangan penulis,
namun teks editorial wajib dilengkapi dengan fakta, bukti, ataupun
argumentasi yang logis. Dengan demikian saya berharap agar pada saat
seorang penulis teks editorial memberikan opini maupun pandangan redaksi

18
kepada khalayak pembaca terkait dengan isu yang sedang berkembang
hendaknya selalu memperhatikan ketentuan penulisan teks editorial yang baik
dan benar. Sehingga opini yang disampaikan oleh penulis tidak menyebabkan
terjadinya berita yang simpang siur atau berita yang diragukan kebenarannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Asep, S.M. 2016. Pengantar Ilmu Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Riyani, N dan Mushoffa, N. (2019, 30 September). Makalah Kolom Dan Tajuk Rencana.

Dari https://novariyy.blogspot.com/2019/09/makalah-kolom-dan-tajuk-

rencana_30.html?m=1

Ruangguru.com (2020, 4 Oktober) “Pengertian Teks Editorial, Ciri, Struktur, dan Kaidah

Kebahasaan | Bahasa Indonesia Kelas 12”. Diakses pada 2 Februari 2022

dari https://www.ruangguru.com/blog/struktur-teks-editorial-dan-langkah-

penyusunannya

Bola.com (2021, 17 November) “Ciri-Ciri Teks Editorial, Tujuan, Jenis, Struktur, dan

Contohnya”. Diakses pada 2 Februari 2022 dari https://www.bola.com/ragam/

read/4711997/ciri-ciri-teks-editorial-tujuan-jenis-struktur-dan contohnya#

:~:tet=Ciri%2DCiri%20Teks%20Editorial%3A&text=Topik%20tulisan%20t eks

%20editorial%20selalu,opini%2Fpendapat%20yang%20bersifat%20argume ntatif.

20

Anda mungkin juga menyukai