Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Kimia | Hidrolisis Garam

GURU PEMBIMBING :
Eviriyani Rosdiana

DISUSUN OLEH :
Jessy Valentine
Nicholas Salim
Evelyne Kasih Saputra

SMA EKAYANA DHARMA BUDHI BHAKTI


Jakarta
2023
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat karunianya
kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik dan lancar. Laporan praktikum ini
kami buat berdasarkan hasil percobaan yang telah kami laksanakan mengenai Hidrolisis Garam.
Penyusunan laporan praktium ini bertujuan untuk memenuhi tugas Kimia dari guru
pengampu mata pelajaran. Selain itu, laporan praktikum ini juga bertujuan untuk memberikan
tambahan wawasan dan inspirasi bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya
dalam penyampaian pengetahuan dalam topik yang dibawakan.
Terakhir, kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
kedepannya bisa menulis laporan praktikum dengan lebih baik lagi. Semoga laporan praktikum ini
bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.
DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Tujuan............................................................................................................................4
B. Dasar Teori.....................................................................................................................4
C. Rumusan masalah...........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................7
A. Alat dan bahan................................................................................................................7
B. Langkah kerja.................................................................................................................7
C. Data pengamatan............................................................................................................8
D. Pembahasan..................................................................................................................10
BAB III PENUTUP......................................................................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan
Untuk mengetahui sifat-sifat dan cara mengidentifikasi jenis-jenis garam dari
larutan-larutan yang tersedia dalam praktikum.
B. Dasar Teori
1. Teori hidrolisis garam
Senyawa garam adalah hasil dari reaksi larutan asam dengan basa
yang menghasilkan H2O sehingga terjadi reaksi penetralan atau
penggaraman. Hidrolisis garam hanya terjadi jika salah satu atau kedua dari
penyusun komponennya berupa asam lemah dan atau basa lemah. Jika
keduanya berupa asam dan basa yang kuat, maka tidak akan terhidrolisis.
Hidrolisis terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu hidrolisis total dan
hidrolisis sebagian. Hidrolisis total terjadi bila kation dan anion terhidrolisis
atau kedua dari penyusun komponennya berupa asam-basa lemah.
Sedangkan, hidrolisis sebagian itu terjadi bila salah satu kation atau anion
yang terhidrolisis atau ketika salah satu penyusunnya berupa asam atau basa
lemah.
Selain hidrolisis garam, garam juga terbagi menjadi beberapa jenis,
yaitu garam berasal dari asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah,
asam lemah dan basa kuat, serta asam dan basa lemah. Garam yang berasal
dari asam-basa kuat biasanya disebut dengan garam netral, contohnya NaCl.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah biasanya disebut garam
asam, contohnya NH4Cl, sedangkan garam yang berasal dari asam lemah
dan basa kuat biasanya disebut garam basa, contohnya NaF. Garam yang
berasal dari asam dan basa lemah biasanya tergantung dari Ka dan Kb-nya,
bila Ka=Kb berarti netral, Ka>Kb berarti asam dan Ka<Kb berarti basa.
2. Indikator asam dan basa
a. Kertas lakmus
Senyawa asam dan basa dapat diidentifikasi menggunakan kertas
lakmus dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus yang
bereaksi dengan larutan asam dan basa. Ada dua jenis kertas lakmus,
yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Lakmus merah :
- Asam : berwarna merah
- Basa : berwarna merah
Lamus biru :
- Asam : berwarna biru
- Basa : berwarna biru
b. Indikator buatan
Larutan indikator buatan dibuat menggunakan zat-zat kimia yang
mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Sifat
inilah yang menyebabkan indikator asam basa dapat digunakan untuk
membedakan larutan asam dan larutan basa. Indikator yang biasa
digunakan dalam laboratorium adalah fenolftalein, metil
merah, bromtimol biru.
3. Derajat keasamaan (pH)
Power of Hydrogen (pH) adalah besaran untuk menentukan
tingkat/derajat kesamaan suatu larutan.
- Asam : pH < 7
- Netral : pH = 7
- Basa : pH > 7
Daerah pH dan perubahan warna berdasarkan beberapa indikator pH
(Trayek pH) :
Perubahan warna dalam larutan
Nama Larutan Trayek
Asam Basa
Methylene Red 4,4 – 6,2 Merah Kuning
Bromothymol
6,0 – 7,6 Kuning Biru
Blue
Phenolphthalein 8,3 – 10 Bening Merah muda
4. Rumusan masalah
1. Bagaimana rumus molekul untuk larutan-larutan yang digunakan?
2. Apakah larutan yang digunakan termasuk larutan-larutan garam?
3. Bagaimana klasifikasikan larutan yang termasuk asam, basa, dan netral pada kegiatan
I?
4. Bagaimanakah pH masing-masing larutan pada percobaan II dengan menggunakan
cara trayek pH dari masing-masing indikatornya?
5. Mengapa larutan-larutan garam dapat bersifat netral, asam, dan basa?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat
- Pipet - Rak Tabung Reaksi
- Plat Tetes - Lakmus Merah
- Tabung Reaksi - Lakmus Biru
- Gelas Kimia
2. Bahan
- Baking Soda - Methylene Red
- Air Garam - Phenol Phetaline
- Detergen - Brombitol Blue
- Boraks

B. Langkah Kerja
a. Percobaan I
1. Siapkan plat tetes, kemudian masukkan larutan garam, baking soda, boraks,
dan detergen dalam plat tetes.
2. Gunakan kertas lakmus merah dan biru untuk menguji larutan-larutan
tersebut
3. Amati dan catat perubahan yang terjadi
b. Percobaan II
1. Siapkan larutan garam, baking soda, boraks, dan detergen. Masukkan 5-10
mL larutan-larutan tersebut ke dalam 3 tabung reaksi untuk tiap larutannya.
2. Masukkan indikator MM ke dalam tabung reaksi I, indikator PP pada
tabung reaksi II, dan indikator BTB pada tabung reaksi III.
3. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.
3. Data Pengamatan
I. Kegiatan Pertama

No. Larutan Warna Awal Perubahan Warna Jenis Larutan Foto

1 Garam Lakmus merah : merah Lakmus merah : merah Netral


Lakmus biru : biru Lakmus biru : biru

2 Baking Soda Lakmus merah : merah Lakmus merah : biru Basa


Lakmus biru : biru Lakmus biru : biru

3 Boraks Lakmus merah : merah Lakmus merah : biru Basa


Lakmus biru : biru Lakmus biru : biru

4 Detergen Lakmus merah : merah Lakmus merah : biru Basa


Lakmus biru : biru Lakmus biru : biru
II. Kegiatan Kedua

Perubahan Warna
Warna
No. Larutan Foto
Awal Methylene Phenol Brombitol
Red Phetaline Blue

1 Garam Bening Kuning Putih Hijau

2 Detergen Bening Kuning Ungu Biru

3 Boraks Kuning Kuning Ungu Biru

4 Baking Bening Kuning Merah muda Biru


Soda
4. Pembahasan
1. Bagaimana rumus molekul untuk larutan-larutan yang digunakan?
Rumus molekul untuk larutan-larutan yang digunakan pada praktikum,
yaitu :
- Baking soda : NaHCO3
- Boraks : Na2B4O7.10H2O
- Detergen : NaC12H25SO4
- Garam : NaCl
2. Apakah larutan yang digunakan termasuk larutan-larutan garam?
Semua larutan yang digunakan tergolong sebagai larutan garam,
dikarenakan molekulnya yang terdiri dari kation dan anion, dan larutan-larutan
tersebut merupakan hasil dari reaksi asam-basa.
3. Bagaimana klasifikasikan larutan yang termasuk asam, basa, dan netral pada kegiatan
I?
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada kegiatan I, dapat
diketahui klasifikasi larutan yang termasuk asam, basa dan netral sebagai berikut :
- Baking soda : Basa
- Boraks : Basa
- Detergen : Basa
- Garam : Netral
4. Bagaimanakah pH masing-masing larutan pada percobaan II dengan menggunakan
cara trayek pH dari masing-masing indikatornya?
Keterangan :
- Garis warna merah : Methylene red
- Garis warna biru : Bromothymol blue
- Garis warna kuning : Phenolphetaline
Larutan Baking Soda :
pH ≥ 10
Larutan Boraks :
pH ≥ 10

Larutan Detergen :
pH ≥ 10

Larutan Garam :
6,2 ≤ pH ≤ 7,6

5. Mengapa larutan-larutan garam dapat bersifat netral, asam, dan basa?


Berdasarkan informasi yang telah didapatkan hasil sebagai berikut :
- Larutan Garam :
Berdasarkan hasil praktikum diketahui sifat larutan garam
adalah netral, jika dilihat melalui rumus molekulnya dapat diketahui
pula larutan garam terbentuk oleh hasil reaksi dari asam kuat dan
basa kuat. Maka, bisa dilihat berdasarkan reaksinya sebagai berikut:
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terhidrolisis = Netral
Cl-(aq) + H2O(l) →
- Larutan Baking Soda :
Berdasarkan hasil praktikum diketahui sifat larutan baking
soda adalah basa, jika dilihat melalui rumus molekulnya dapat
diketahui pula larutan baking soda terbentuk oleh hasil reaksi dari
asam lemah dan basa kuat. Maka, bisa dilihat berdasarkan reaksinya
sebagai berikut:

NaHCO3(aq) → Na+(aq) + HCO3-(aq) Terhidrolisis


sebagian dengan
Na+(aq) + H2O(l) →
menghasilkan OH- =
HCO3-(aq) + H2O(l) ⇌ H2CO3(aq) + OH-(aq) Basa
- Larutan Boraks :
Berdasarkan hasil praktikum diketahui sifat larutan boraks
adalah basa, jika dilihat melalui rumus molekulnya dapat diketahui
pula larutan boraks terbentuk oleh hasil reaksi dari asam lemah dan
basa kuat. Maka, bisa dilihat berdasarkan reaksinya sebagai berikut:

Na2B4O7(aq) → 2Na+(aq) + B4O72-(aq) Terhidrolisis


sebagian dengan
Na+(aq) + H2O(l) →
menghasilkan OH- =
B4O72-(aq) + H2O(l) ⇌ B4O7-(aq) + OH-(aq) Basa
- Larutan Detergen :
Berdasarkan hasil praktikum diketahui sifat larutan detergen
adalah basa, jika dilihat melalui rumus molekulnya dapat diketahui
pula larutan detergen terbentuk oleh hasil reaksi dari asam lemah
dan basa kuat. Maka, bisa dilihat berdasarkan reaksinya sebagai
berikut:
Terhidrolisis
NaC12H25SO4 → Na +
(aq) +
-
C12H25SO4 (aq) sebagian
Na+(aq) + H2O(l) → dengan
menghasilkan
C12H25SO4-(aq) + H2O(l) ⇌ C12H25SO4H(aq) + OH-(aq)
OH- = Basa

Maka demikian, larutan garam dapat pula bersifat basa jika reaksinya
merupakan asam lemah dan basa kuat, begitu pula untuk garam yang bersifat
asam yang merupakan hasil dari reaksi asam kuat dan basa lemah. Dengan
begitu, larutan garam tidak selalu netral.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa larutan
garam tidaklah hanya bersifat netral, namun dapat bersifat asam dan basa. Melalui
praktikum tersebut didapatkan sebuah hasil mengenai larutan-larutan garam yang diuji
coba, yakni :
No Larutan-larutan Garam Sifat Derajat pH Jenis Hidrolisis
1 Larutan baking soda Basa pH ≥ 10 Terhidrolisis sebagian
2 Larutan boraks Basa pH ≥ 10 Terhidrolisis sebagian
3 Larutan detergen Basa pH ≥ 10 Terhidrolisis sebagian
4 Larutan garam Netral 6,2 ≤ pH ≤ 7,6 Tidak terhidrolisis
Perbedaan sifat hasil larutan garam ini disebabkan oleh adanya reaksi asam-basa
yang dipengaruhi oleh kuat dan lemahnya asam dan basa. Jika larutan garam merupakan
hasil reaksi dari asam kuat dan basa kuat, maka akan menghasilkan larutan garam bersifat
netral dikarenakan tidak terhidrolisis, sebagai contohnya larutan garam (NaCl). Jika larutan
garam merupakan hasil reaksi dari asam lemah dan basa kuat dikarenakan hanya
terhidrolisis sebagian yang menghasilkan OH-, maka akan menghasilkan larutan garam
bersifat basa, sebagai contohnya larutan baking soda (NaHCO3), larutan boraks
(Na2B4O7.10H2O), larutan detergen (NaC12H25SO4), dan lain-lain. Jika larutan garam
merupakan hasil reaksi dari asam kuat dan basa lemah, maka akan menghasilkan larutan
garam bersifat asam dikarenakan hanya terhidrolisis sebagian yang menghasilkan H+,
namun pada praktikum ini tidak ditemukan hasil larutan garam yang bersifat asam
dikarenakan sulitnya untuk ditemukan pada kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Penelitian ini memang masih jauh dari sempurna dan perlu ditingkatkan untuk
keefektivitasan kedepannya. Maka dari itu, saran kami sebagai penulis, yakni untuk
memperbanyak riset mengenai percobaan yang dilaksanakan, teliti dan berhati-hati dalam
melakukan percobaan. Dengan demikian, kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai