Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNYA, penulis dapat menyelesaikan Laporan ilmiah tentang
PENGAMATAN bioproses yang terjadi pada SEL DAUN RHODISCOLOR.
Di dalam laporan ilmiah ini penulis menjabarkan tentang asal- usul sel,
penjelasan tentang sel tumbuhan, dsb.
Penulis menyadari sungguh bahwa laporan Ilmiah tentang PENGAMATAN
BIOPROSES SEL DAUN RHODISCOLOR ini masih jauh dari KESEMPURNAAN. Oleh
karena itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna
untuk penyempurnaan penulisan LAPORAN makalah ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih bagi semua pihak yang telah
membantu penyelesaian penulisan LAPORAN makalah ini sampai selesai.

Bulakamba, September 2017


Penulis
LANDASAN TEORI

Teknologi Bioproses
Teknologi bioproses adalah teknologi yang berkaitan dengan segala operasi dan
proses yang memanfaatkan mikroorganisme baik dalam fasa hidupnya maupun produk-
produk enzimnya. Mikroorganisme berkedudukan sebagai jasad pengubah substrat atau
bahan baku menjadi suatu produk melalui reaksi enzimatiknya. Bioproses itu sendiri
memerlukan bantuan kajian menganai mikrobiologi yang membantu kita mengetahui
pemahaman tentang mikroba (jenis, struktur, dan komponen sel), fisiologi dari proses dan
aktivitas suatu organisme, biokimia melalui reaksi- reaksi dan proses kimiawi dalam sel, dan
yang terakhir adalah materi genetik pada sel.
Bioteknologi didefinisikan sebagai manipulasi dan rekayasa genetika terhadap
sistem atau proses biologi berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah dengan bantuan agen biologi.
Prinsip ilmiah yang dipakai dalam bioteknologi berdasarkan pada berbagai disiplin ilmu,
terutama mikrobiologi, biokimia, genetika, rekayasa biokimia dan kimia. Yang dimaksud
agen biologi adalah katalisator-katalisator biologi untuk menekan pada mikroorganisme
berenzim, sel hewan dan sel tumbuhan.
Bioteknologi juga dikatakan sebagai penggunaan ilmu biokimia, mikrobiologi dan
rekayasa genetika secara terpadu dengan tujuan untuk mencapai penerapan teknologi dari
kemampuan mikroorganisme dan sel-sel jaringan yang dibiakan. Dalam penertian sekarang,
secara umum bioteknologi diartikan sebagai teknologi yang bermanfaat bagi makhluk hidup
atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa untuk kesejahteraan manusia dan
lingkungannya. Saat sekarang ini bioteknologi telah merambah berbagai bidang, dan
dianggap sebagai suatu terobosan untuk memecahkan beberapa persoalan sehari-hari.
Bidang kajian bioteknologi memiliki ruang lingkup yang luas, mulai dari yang
sederhana, misal pembuatan tempe sampai dengan bioteknologi yang sangat rumit, misalnya
kloning hewan. Sebagian besar teknik yang diterapkan dalam bioteknologi cenderung lebih
ekonomis, lebih sedikit dalam pemakaian energi dan lebih aman bila dibandingkan dengan
proses tradisonal sekarang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang

A . BIOLOGI ILMU YANG MEMPELAJARI MAKHLUK HIDUP

B . SEL Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup.[1][2] Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di
dalam sel.[3][4] Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal,[5] atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan ameba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan,
dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi
dengan fungsinya masing-masing.

C. membran Sel adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa
lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di
luar sel,[1] terutama untuk melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di
dalam sitoplasma.

DIFUSI OSMOSIS
Kami melakukan eksperimen mengenai difusi dan osmosis untuk mengetahui bagaimana proses
difusi dan osmosis tersebut berlangsung. Selain itu kami membuat laporan praktikum biologi ini
untuk memenuhi tugas yang diberikan.
Transport zat pada sel melalui membran dapat dibedakan menjadi transport pasif dan transport
aktif. Transport pasif tidak memerlukan energy karena searah dengan gradien konsentrasi,
sedangkan transport aktif memerlukan energy karena arahnya berlawanan dengan gradien
konsentrasi. Transport pasif dapat dibedakan menjadi difusi dan osmosis. Sedangkan transport
aktif meliputi transport pompa ion, endositosis, dan eksositosis.
Difusi adalah perpindahan zat-zat (padat, cair, dan gas) terlarut dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.Sedangkan osmosis merupakan perpindahan zat-zat pelarut (air) dari
konsentransi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi dengan melewati membran semipermeabel.
Kami menganggap bahwa meneliti tentang proses difusi dan osmosis adalah penting dan
menarik. Oleh karena itu, kami ingin meneliti lebih jauh mengenai proses difusi dan osmosis

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana proses difusi dan osmosis berlangsung?
b.Apakah perbedaan difusi & osmosi
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah:
a. Memahami proses terjadinya difusi suatu zat
b. Mengetahui proses terjadinya osmosis
c. Mengetahui perbedaan proses difusi dan osmosi
BAB II
KAJIAN/TEORI

2.1 Difusi & Osmosis

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang
lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus
oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan
sepanjang membran. (dikutip dari id.wikipedia.org/wiki/osmosis)

Osmosis pada tumbuhan terjadi secara alami dengan adanya perbedaan konsentrasi
air yang ada diluar dan didalam tumbuhan yang menyebabkan air keluar dan masuk.

Peristiwa masuk dan keluarnya air dari tumbuhan diperngaruhi lingkungannya, pada
saat keadaan hipotonik maka air akan masuk kedalam tumbuhan, namun apabila
lingkungan sekitarnya hipertonik, maka air akan keluar dari tumbuhan yang akan
menyebabkan tumbuhan kekurangan air.

Air yang ada ditanah masuk karena adanya perbedaan konsentrasi air dan akan masuk
melalui akar dan akan melewati

Epidermis korteks endodermis perisikel xylem

Xylem yang merupakan pengangkut air akan membawa air keseluruh bagian tumbuhan
hingga kedalam sel sel tumbuhan itu sendiri dan akan diapakai untuk fotosintesis dan
lain lain.
Pada saat keadaan lingkungan hipotonik, air akan masuk kedalam sel dan sel akan
memngembang dan turgid, dan apabila ini terus terjadi akan mengakibatkan pecahnya
sel itu sendiri akibat banyaknya air yang masuk kedalam sel, sedangkan pada keadaan
hipertonik, air akan keluar meninggalkan sel menuju lingkungan, sehingga sel akan
menciut serta mati.

Kesimpulan : Tumbuhan memerlukan tekanan osmotik yang cukup untuk dapat tumbuh
secara tepat dan benar, dan tidak mengalami kerusakan sel akibat proses osmosis.

.Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada
pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Menurut para ahli
A. Pakar difusi yaitu Roger (1995) mengatakan bahwa difusi adalah proses yang terjadi pada suatu
waktu dan memiliki lima tahapan yaitu ahap pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi,
dan konfirmasi.
B. Menurut Parker (1974), difusi adalah suatu proses yang berperan memberi nilai tambah pada
fungsi produksi atau proses ekonomi. Porker juga menyebutkan bahwa difusi merupakan suatu
tahapan dalam proses perubahan teknik (technical change)
merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh peristiwa difusi yang
sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar.
Kecepatan difusi ditentukan oleh : jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan jumlah
celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara:
1. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid.
2. Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.

BAB III
METODE PRAKTIKUM & PEMBAHASAN

*RHOE DISCOLOR
Alat dan Bahan

Daun Rhoeo discolor


Mikroskop
AirSilet
Kaca objek bersih
Pipet
Kamera
Kaca Penutup

Cara Kerja

Sediakan kaca objek bersih, beri setetes air dengan pipet.


Ambil daun Rheo discolor dan ambil epidermis bawahnya (yang berwarna ungu).
Amati dengan mikroskop dan gambar.
Teteskan larutan gula dengan pipet dari tepi kaca penutup.
Amati perbedaannya, dan gambar kembali hasil pengamatan.
Catat hasil pengamatan.

*Data Hasil Pengamatan Sel Daun Rhodiscolor setelah ditetesi gula

*sebelum ditetesi *sesudah ditetesi


Gula Gula

*Data Hasil Pengamatan Sel Daun Rhodiscolor setelah ditetesi


*sebelum ditetesi *sesudah ditetesi
aquades aquades

*KENTANG
Alat dan Bahan

Pisau
Tissue
Gelas ukur 50 ml
Stopwatch
Neraca
Kentang
Aquades
Larutan glukosa 30%
Larutan glukosa 5%

Cara Kerja

1. Bersihkan kentang mentah dari kulitnya.


2. Potong kentang dengan ukuran 2 1 cm sebanyak 3 potong. Usahakan potongan kentang
tersebut memiliki berat yang sama. Saat mengupas kentang dan memotongnya upayakan
jangan sampai terkena air atau cairan apa pun.
3. Siapkan larutan gula 30 % dan 5 % masing-masing dalam gelas ukur dengan volume
sekitar 20 mL.
4. Masukkan potongan kentang secara bersamaan ke masing-masing gelas ukur yang telah
diberi tanda A (larutan glukosa 30%), gelas ukur B (larutan glukosa 5%), dan gelas ukur
C berisi aquades.
5. Biarkan potongan kentang tersebut terendam selama 20 menit.
6. Setelah 20 menit angkatlah kemudian simpan di atas tissue. Dan periksa keadaan kentang
tersebut, kemudian timbang ulang kentang tersebut dan catat hasilnya.
Hasil Pengamatan

LARUTAN SEBELUM SESUDAH KEADAAN

A GULA 30% 1 GR 0,2 GR LEMBEK

B GULA 5% 1 GR 0,4 GR AGAK


LEMBEK

C AQUADES 1 GR 1,2 GR KERAS

Pembahasan

Perhatikan berat kentang semula sebelum direndam, semua sama 1 gr. Setelah perendaman pada
larutan gula 5% tekstur kentang agak lembek, sedangkan perendaman pada larutan gula 30%
kondisinya lebih lembek. Tetapi keduanya menunjukkan pengurangan berat.

Sedangkan perendaman pada aquades, tekstur kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.

kentang menjadi lembek setelah direndam dalam larutan glukosa. Kanan : kentang mengeras
setelah direndam aquades.

Bagaimana penjelasannya?

Ingat konsep ini: osmosis adalah perpindahan air, dari larutan hipotonis ke larutan hipertonis
melalui membran semipermeabel.

Saat kentang direndam dalam larutan gula 30% dan 5% akan terjadi perpindahan air secara
osmosis dari sel-sel kentang keluar menuju ke larutan. Perpindahan air ini terjadi karena sel-sel
kentang hipotonis terhadap larutan gula yang hipertonis. Lihat gambar berikut.

Peristiwa ini berakibat pada dua hal:

1. Sel-sel kentang kekurangan air (isi sel), akibatnya terjadi plasmolisis yang
mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Jika tekanan turgor menurun akibatnya
kentang menjadi empuk dan lembek
2. Terjadi penurunan berat kentang akibat perpindahan air dari sel-sel kentang ke larutan.
3. Kelunakan kentang dan pengurangan berat bergantung pada konsentrasi larutan. Semakin
hipertonis larutannya, maka semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak
pengurangan beratnya.

Untuk kentang yang direndam dalam aquades, peristiwa yang berkebalikan terjadi. Air dari
larutan masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang hipertonis dibandingkan air.
Akibat masuknya air ini menyebabkan isi sel bertambah, dan sel dalam keadaan turgid (tekanan
turgor tinggi). Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
* BATANG KANGKUNG

Alat dan Bahan :


1. Batang kangkung 6. Gelas preparat
2. Kentang 7. Jarum Franke
3. Larutan NaCl 0,3 M 8. Pipet
4. Akuades 9. Pinset
5. Mikroskop 10. Silet

Cara kerja
1. Mengidentifikasi peristiwa osmosis pada batang kangkung
a. Potonglah batang kangkung secara melintang setipis mungkin, lakukan pemotongan sebanyak 3
kali sehingga diperoleh 3 potongan
b. Letakkan potongan gelas pertama di atas gelas preparat yang sudah ditetesi akuades lalu tutup
dengan menggunakan gelas penutup
c. Amati sel batang kangkung dengan menggunakan Mikroskop
d. Rendamlah potongan kedua di dalam larutan NaCl 0,3 M dan potongan 3 dalam akuades selama
5 menit.
e. Setelah 5 menit, angkat siapan preparat tersebut dan letakkan di atas 2 gelasp reparat berbeda
lalu. Tutuplah siapan preparat tersebut dengan gelas penutup.
f. Lakukan langkah pada poin c dan d untuk potongan kedua dan ketiga
g. Bandingkan bentuk sel yang teramati pada potongan pertama, kedua dan ketiga.

Dari hasil praktikum potongan batang kangkung ini kami dapat simpulkan bahwa :
Pada potongan pertama yang ditetesi akuades, struktur selnya masih terlihat normal
Pada potongan kedua yang direndam ke dalam larutan NaCl 0,3 M selama 5 menit, struktur
selnya mengalami peristiwa eksosmosis sehingga sel mengalami Plasmolisis
Pada potongan ketiga yang direndam ke dalam akuades, struktur selnya mengalami peristiwa
endosmosis sehingga sel mengalami Tugrid
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Osmosis merupakan bergeraknya air dari larutan yang konsentrasinya lebih rendah ke
konsentrasi yang lebih tinggi. Dalam praktikum yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa kentang yang dimasukkan ke dalam larutan gula, kentang yang dimasukkan ke dalam
larutan garam dan wortel yang dimasukkan ke dalam larutan garam mengalami penurunan berat
dari berat semula. Hal ini dikarenakan air yang berada dalam bahan memiliki konsentrasi lebih
rendah dari konsentrasi larutan diluarnya sehingga air yang berada dalam kentang dan wortel
tersebut bergerak ke larutan di luarnya. Sedangkan pada wortel yang dimasukkan atau direndam
dalam larutan gula, mengalami penambahan berat. Dikarenakan konsentrasi larutan dalam wortel
yang lebih tinggi sehingga larutan gula bergerak ke larutan yang memiliki konsentrasi yang lebih
rendah yaitu wortel itu sendiri.

5.2 Saran
Dengan mengerti osmosis & difusi untuk transpor pasif & aktif dan seluruh
jaringannya kita bisa mengerti atau memahami seluk beluk sel dan juga sangat
disarankan supaya anak-anak dari SD sampai Perguruan tinggi wajib belajar tentang
sel. Juga sebagai pedoman para guru untuk memperluas pengetahuannya untuk
menyampaikan kepada para murid-muridnya.
DAFTAR PUSTAKA

Buckle, Kenneth, A., Edwards, Ronald A., Fleet, Graham, H., dan
Wooton,Michael. 1987. Ilmu Pangan (Terjemahan). Universitas Indonesia. Jakarta.

Frazier, W.C. dan D.C. Westhoff. 1988. Food Microbiology (Terjemahan).


McGraw.Hill, Inc,New York.

Marta, Herlina. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Universitas


Padjajaran, Bandung.

Syahidah, Zulfah. 2013. Laporan Praktikum Ilmu Teknologi Pangan


Fermentasi Sauerkraut. Universitas Diponegoro. Semarang.

Tjahjadi, 2011. Teknologi Pengolahan Sayur dan Buah Volume II.


Penerbit Widya Padjadjaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai