Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Disusun oleh:
Nama : Made Haryudian Stepanus
NPM : E1G023028
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 2 (dua)
Hari/Tanggal : Selasa, 26 September 2023
Dosen :1. Ika Gusriani, STP, MP
2. Ulfa Anis,. STP,M.Sc
Co-Ass : Dhea Aprilia (E1G022092)
Acara 1 : Transpor Sel Makhluk Hidup

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan dan didalam
kehidupan sehari-hari ilmu biologi mengambil peran yang sangat penting. Untuk itulah kita
mempelajari ilmu biologi khususnya tentang sel. Ini karenakan sel merupakan unit terkecil yang
menyusun suatu makhluk hidup.
Di dalam sel terdapat sitoplasma yang mengandung banyak organel sel. Dengan
lingkungan luar sel, organel-organel sel dalam sitoplasma tersebut dibatasi oleh suatu membran
yang disebut membran sel. Membran sel ini mempunyai struktur molekul berupa gabungan antara
molekul lemak dan protein. Melalui membran sel segala zat baik cair, gas. maupun yang berupa
padatan dapat masuk lewat mekanisme transpor ke dalam sel untuk kemudian mempengaruhi
metabolisme sel. Metabolisme pada organisme multiseluler juga mencakup masalah penyerapan
air serta senyawa-senyawa organik dari dalam tanah serta pengangkutan nutrien ke tempat
sintesis. Mekanisme transpor melalui membran sel sendiri dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Transpor aktif
Transpor aktif adalah proses transpor melalui membran sel yang membutuhkan
energi dalam melakukan aktivitasnya, contohnya endositosis dan eksositosis.
2. Transpor pasif
Transpor pasif adalah mekanisme transpor yang tidak memerlukan energi dan
terjadi secara spontan, contohnya difusi dan osmosis.
DIFUSI
Difusi merupakan pergerakan acak molekul dari konsentrasi tinggi (Hipertonis) ke
konsentrasi yang lebih rendah (Hipotonis). Mekanisme transpor ini meliputi berbagai zat (padat,
cair, gas). Difusi bertujuan untuk mencapai keseimbangan konsentrasi antara zat dengan
pelarutnya. Selain itu, difusi juga berperan dalam peristiwa pertukaran materi dari suatu sel
dengan lingkungannya. Contoh difusi dapat ditemukan pada hewan uniseluler yang mengambil
oksigen dari habitatnya. Oksigen berdifusi dan masuk ke dalam hewan uniseluler tersebut akibat
konsentrasi oksigen di habitatnya lebih tinggi dari pada konsentrasi oksigen di dalam tubuhnya.
OSMOSIS
Osmosis merupakan proses difusi pada organisme hidup dimana yang berdifusi harus
menerobos pori-pori membran plasma. Umumnya membran pada organisme hidup bersifat semi-
permeabel (selektif permeabel) yang berarti hanya molekul-molekul tertentu yang dapat
melewatinya. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis (konsentrasi tinggi) dan cairan di luar sel
bersifat hipotonis (konsentrasi rendah), sehingga air akan mengalir masuk ke dalam sel sampai
kedua cairan isotonis. Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai
konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel secara
osmosis dan dapat mengalami plasmolisis yaitu terlepasnya sel dari dinding sel. Sebaliknya jika
sel berada pada lingkungan yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak menyerap air
dan sel kembali mengembang, karena air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel
(deplasmolisis).

1.2. Tujuan
1. Mahasiwa mengetahui proses difusi dan osmosis pada organisme hidup
2. Mahasiwa mengetahui proses terjadinyua plasmolisis dan deplasmolisis pada sel-sel
tumbuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makhluk hidup mengalami poses metabolisme, salah satunya adalah transportasi. Seperti
halnya manusia tumbuhanpun memerlukan zat-zat dari luar untuk kelangsungan hidupnya. Untuk
itu dalam mewujudkan keserasian dalam tubuh, setiap makhluk hidup perlu adanya sirkulasi zat.
Dimana sirkulasi zat ini terjadi dalam gerakan sitoplasma atau dalam bentuk difusi dan osmosis.
Proses pengangkutan zat-zat dari dalam dan keluar sel disebut transportasi (Yahya, 2015)

Di dalam sel terdapat sitoplasma yang mengandung banyak organel sel. Dengan
lingkungan luar sel, organel-organel sel dalam sitoplasma tersebut dibatasi oleh suatu membran
yang disebut membran sel. Membran sel ini mempunyai struktur molekul berupa gabungan antara
molekul lemak dan protein. Melalui membran sel segala zat baik cair, gas, maupun yang berupa
padatan dapat masuk lewat mekanisme transpor ke dalam sel untuk kemudian mempengaruhi
metabolisme sel. Metabolisme pada organisme multiseluler juga mencakup masalah penyerapan
air serta senyawa-senyawa organik dari dalam tanah serta pengangkutan nutrien ke tempat
sintesis. (Tim Penyusun,2019).

Difusi merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga kinetik


bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi
rendah. Proses ini akan terus berlangsung hingga dicapai titik keseimbangan. Osmosis merupakan
suatu peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi membran yang memisahkan dua larutan
dengan potensial air yang berbeda. Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju
larutan yang hipertonik atau perpindahan air dari molekul larutan yang potensial airnya tinggi ke
potensial yang rendah. (Resdian,2015).

Mekanisme terjadinya osmosis juga dapat dilihat dari sel tumbuhan. Jika sel
tumbuhandalam keadaan hipotonis atau molekul zat pelarut didalam sel lebih rendah daripada di
luar sel mekanisme osmosis yang terjadi adalah masuknya molekul zat pelarut dari luar sel
tumbuhan memenuhi sel tumbuhan sehingga terlihat adanya kenaikan volume dari sel tumbuhan
yang dinamakan turgid.Sel tumbuhan tidak pecah karena adanya dinding sel selulosa untuk
menjaga bentuk sel. (Suharsono, 2017).
Jika Sel tumbuhan dalam keadaan hipertonis atau konsentrasi zat pelarut didalam sel lebih
tinggi dari konsentrasi zat pelarut di luar sel akan terlihat terjadinya osmosis dengan keluarnya
molekul zat pelarut didalam sel dan membuat mengekerutnya sel tumbuhan dan terlepasnya
protoplasma dari dinding sel, keadaan ini disebut plasmolisis. (Suharsono, 2017).

Molekul dan ion yang berukuran cukup besar dan bersifat polar tidak mudah memasuki
sel dengan berdifusi sendiri. Molekul dan ion seperti glukosa, ion Na+, dan ion Cl-memasuki sel
melalui proses difusi terfasilitasi karena tidak bisa melewati ekor fosfolipid yang bersifat
hidrofobik. Difusi terfasilitasi berlangsung spontan tanpa membutuhkan energy kimia dari
hidrolisis ATP. Perpindahan zat terjadi sesuai gradient konsentrasinya. (Rahmah,dkk. 2017).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan


3.1.1 Alat: 3.1.2 Bahan:
1. Pipet tetes 1. Metilen
2. Erlenmeyer 2. Kristal CuSO4
3. Gelas objek 3. Aquades
4. Penutup gelas objek 4. Kentang
5. Gelas piala 5. Gliserin
6. Mikroskop 6. Larutan gula 10% dan 50%
7. Stopwatch 7. Daun rhoeo discolor

3.2 Prosedur kerja


3.2.1 Peristiwa Difusi
1. Meneteskan larutan larutan metilen biru pekat kedalam gelas piala yang berisi aquades lalu
mengamati warna biru dari metilen pekat.
2. Memasukkan kristal CuSO4 kedalam gelas piala lain yang berisi aquades lalu amati
penyebaran warna biru kristal CuSO4.
3. Mencatat waktu sampai warna larut merata.
4. Mengulangi percobaan 1 dan 2, tetapi larutan diaduk setelah penetesan metilen dan
pemasukan CuSO4.
5. Mengamati peristiwa yang terjadi.
3.2.2 Peristiwa Osmosis
1. Mengupas kentang lalu membuat lubang yang agak besar dibagian tengahnya.
2. Isi gliserin pada lubang tersebut lalu beri tanda batas ketinggian menggunakan jarum.
3. Lalu meletakkannya pada gelas piala yang telah diberi air dan metilen biru, jangan sampai
air masuk ke permukaan kentang.
4. Menunggu kurang lebih 15 menit lalu amati permukaan gliserin pada kentang.
3.2.3 Peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis pada kentang
1. Membersihkan kentang mentah pada kulitnya.
2. Memotong kentang dengan ukuran 2 x 1 cm sebanyak 3 potong, usahakan setiap potongan
memiliki berat yang sama dan jangan sampai terkena air atau cairan apapun saat mengupas
dan memotong kentang.
3. Menyiapkan larutan gula 10% dan 50% lalu memasukan masing masing kedalam gelas ukur
sebanyak 20 mL.
4. Memasukan potongan kentang secara bersamaan kedalam gelas ukur yang telah diberi tanda
A (larutan gula 10%), B (larutan gula 50%), dan C (aquades).
5. Membiarkan potongan kentang tersebut terendam selama 20 menit.
6. Mengangkat kentang dan disimpan diatas tissue, lalu memeriksa keadaan kentang dan
mencatat perubahan massa, tekstur, dan panjang kentang.
3.2.1 Peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis pada daun rhoeo discolor
1. Menyayat permukaan bagian daun yang berwarna ungu.
2. Meletakan sayatan pada gelas objek yang telah diteteskan aquades lalu tutup dengan gelas
penutup.
3. Mengamati dengan mikroskop dimulai dengan pembesaran lemah dan jika sudah jelas
teramati lalu amati dengan pembesaran kuat. Menggambar dua atau tiga sel yang jelas benar
strukturnya.
4. Lalu meneteskan gula dari tepi gelas penutup dan tepi yang lain diletakan kertas penghisap
agar terjadi pergantian medium. Mengamati lagi sel tersebut dengan mikroskop dan
bandingkan dengan gambar yang dibuat sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil pengamatan
4.1.1 Peristiwa Difusi
Percobaan pada Praktikum Penampakan Waktu
Metilen biru Tidak diaduk 15,54 menit

Metilen biru Diaduk 19,51 detik

Kristal CuSO4 Tidak diaduk 14,13 menit

Kristal CuSO4 Diaduk 55 detik


4.1.2 Peristiwa Osmosis
waktu Ketinggian gliserin Penampakan
0 0,8 cm

15 menit 0,5cm

4.1.3 Peristiwa Plasmolisis dan Deplasmolisis


Praktiku Berat Berat Panjang Panjang Tekstur Tekstur
m awal akhir awal akhir awal akhir
Gula 50% 1,22gram 0,98 cm 2 cm 1,9 cm Keras Lunak
Gula 10% 1,22gram 1,18 cm 2 cm 1,9 cm Keras Sedikit
lunak
Aquades 1,22gram 1,30 cm 2 cm 2 cm Keras Keras

4.1.4 Peristiwa Plasmolisis dan Deplasmolisis Pada Daun Rheo Discolor

Percobaan Penampakan

Aquades
Gula 10%

Metilen biru
BAB V
PEMBAHASAN
Difusi menurut Resdian (2015) Difusi merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan
menggunakan tenaga kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi
tinggi ke derajat konsentrasi rendah. Proses ini akan terus berlangsung hingga dicapai titik
keseimbangan. Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi
membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang berbeda. Proses osmosis
berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik atau perpindahan air dari
molekul larutan yang potensial airnya tinggi ke potensial yang rendah (Resdian,2015).

Pada percobaan satu, yang dijadikan media untuk terjadinya proses difusi dari sel ke sel
adalah aquades yang diberi larutan metilen blue dan kristal CuSO4, Saat melakukan proses
percobaan dengan menggunakan larutan metilen biru dan Kristal CuSO4 Meskipun proses
dilakukan secara bersamaan dan teratur akan membutuhkan waktu yang berbeda pula pada
larutan metilen biru yaitu 15 menit 54 detik dan Kristal CuSO4 memerlukan waktu 14 menit 13
detik. Meskipun prosesnya dilakukan secara bersaman dan teratur, waktu yang dibutuhkan untuk
kedua zat ini berbeda.

Osmosis merupakan proses difusi khusus yang hanya melibatkan air sehingga biasanya
disebut sebagai difusi air, jadi osmosis adalah perpindahan molekul zat pelarut yang
berkonsentrasi tinggi mengandung banyak air ke larutan yang memiliki konsentrassi zat pelarut
yang rendah melalui membran semipermeabel.

Menurut Suharsono (2017) Mekanisme terjadinya osmosis juga dapat dilihat dari sel
tumbuhan. Jika sel tumbuhan dalam keadaan hipotonis atau molekul zat pelarut didalam sel lebih
rendah daripada di luar sel mekanisme osmosis yang terjadi adalah masuknya molekul zat pelarut
dari luar sel tumbuhan memenuhi sel tumbuhan sehingga terlihat adanya kenaikan volume dari
sel tumbuhan yang dinamakan turgid.Sel tumbuhan tidak pecah karena adanya dinding sel
selulosa untuk menjaga bentuk sel.

Pada percobaan yang telah dilakukan, yaitu mengamati permukaan gliserin pada kentang
dengan awalan 0 menit, didapatkan perubahan pada kentang yaitu seperti kentang mengeras dan
mulai mengalami perubahan warna menjadi berubah sedikit. Dalam 15 menit berikutnya setelah
perlakuan, didapatkan hasil pada kentang dan gliserin, yaitu seperti kentang mengeras dan
mengembang, kentang menjadi berwarna cenderung merah dan pudar, gliserin berubah warna
menjadi agak kekuningan.

Dalam peristiwa osmosis, didapatkan bahwa kentang yang diberi gliserin akan menjadi
lebih lunak dari sebelumnya, hal ini terjadi karena cairan air gliserin dianggap sebagai pelarut
yang bersifat hipertonik. Sementara kentang menjadi lebih keras dan menggembung saat
terendam oleh air, hal ini karena air adalah larutan yang bersifat hipotonik akibatnya air akan
masuk ke dalam sel sehingga sel menjadi menggembung dan menjadi lebih keras dari
sebelumnya.

Plasmolisis adalah lepasnya membran plasma dari dinding sel pada sel tumbuhan.
Plasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel
tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah.
Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan
menyebabkan terjadinya plasmolisis, tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana
protoplasma sel terkelupas dari dinding sel dan menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan
membran. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam.

Pada percobaan dua, dapat diketahui bahwa kentang yang direndam dalam larutan
aquades bersifat lebih lembek daripada kentang yang di rendam dalam larutan glukosa 10%
sedangkan kentang yang hanya direndam dalam aquades (kode gelas C) keadaannya masih keras.
Maka, dapat disimpulkan bahwa kodisi kentang dalam larutan glukosa 10% dan glukosa
(hipertonis) menjadi lembek. Sedangkan hasil kentang pada aquades (hipotonis) menjadi paling
keras.

Dari hasil peercobaan terhadap daun rheo discolor didapatkan suatu hasil yaitu Rhoe
discolor pada keadaan biasa setelah diamati beberapa saat tidak terjadi perubahan apa-apa pada
selnya. Hal ini terjadi karena sel berada dalam keadaan seimbang (isotonis), karena tidak ada
larutanyang bersifat hipotonis maupun hipertonis. Dari hasil pengamatan terlihat bagian-bagian
sel berbentuk rongga segi enam. Air yang diteteskan membentuk lingkungan isotonik baik di
dalam maupun di luar sel, sehingga bentuk sel normal.

Pada saat sayatan daun diberi larutan glukosa dan dibiarkan selama 30 menit. Pada
perlakuan ini terlihat adanya perubahan yang terjadi pada sel daun Rhoe discolor, pigmen warna
ungu yang berada dalam sel mulai manjadi sedikit dibanding saat sel sebelum diberi larutan
glukosa, selain itu selnya tampak mengkerut karena mengalami plasmolisis.

Hal ini disebabkan karena larutan glukosa merupakan larutan hipertonis (potensial air
tinggi) dan sel daun Rhoe discolor merupakan larutan hipotonis (potensial air rendah),sehingga
air yang berada dalam vakuola sel tersebut merembes keluar dari sel kehilangan air lebih banyak
akan menyebabkan plasmolisis yang berarti tekanan terus berkurang sehingga terjadi sampai di
suatu titik batas dimana mebran sel akan terlepas dari dinding sel yang menyebabkan ruhtuhnya
membran sel dari dingding sel karena proses eksoosmosis yaitu (sel yang ditempatkan dalam
larutan yang hipertonik).

Sel yang terplasmolisis ini dapat dikembalikan pada keadaan semula bila sel yang
mengalami plasmolisis di tempatkan di larutan hipotonis. Keadaan sel akan kembali seperti
semula karena air di luar sel akan berosmosis ke dalam sel yang hipertonis, sehingga sitoplasma
akan kembali mengembang. Peristiwa ini disebut dengan deplasmolisis.
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Proses difusi terjadi pada organisme hidup ketika molekul seperti oksigen, karbon
dioksida, dan nutrisi bergerak melintasi membran sel untuk mencapai area dengan konsentrasi
lebih rendah. Difusi merupakan proses pasif, artinya tidak memerlukan energi dari sel untuk
terjadinya.Osmosis adalah pergerakan molekul air melintasi membran permeabel selektif dari
area dengan konsentrasi air tinggi ke area dengan konsentrasi air rendah.Proses ini terjadi pada
organisme hidup ketika air bergerak melintasi membran sel untuk mencapai area dengan
konsentrasi lebih rendah. Sedangkan Proses osmosis terjadi pada organisme hidup ketika air
bergerak melintasi membran sel untuk mencapai area dengan konsentrasi lebih rendah.
Plasmolisis adalah proses yang terjadi pada sel tumbuhan ketika ditempatkan dalam
larutan hipertonik sehingga menyebabkan air keluar sel dan masuk ke dalam larutan di
sekitarnya. Hal ini menyebabkan membran sel menjauh dari dinding sel, menyebabkan sel
menyusut dan menjadi lembek. Sedangkan deplasmolisis merupakan kebalikan dari plasmolisis,
yang terjadi ketika sel tumbuhan ditempatkan dalam larutan hipotonik, artinya konsentrasi zat
terlarut di luar sel lebih rendah dibandingkan di dalam sel. Dalam hal ini, air masuk ke dalam sel,
menyebabkan sel membengkak dan menjadi turgid.
5.2 Saran
Sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan alat-alat laboratorium dikarenakan harga alat tersebut
yang mahal.
JAWABAN PERTANYAAN

A. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi pada pengamatan A …? Mengapa demikian …?
2. Apa yang terjadi pada pengamatan B …? Mengapa demikian…?
3. Adakah perubahan massa, tekstur dan panjang pada pengamatan C…? Jelaskan…!!
4. Bandingkan gambar sel pada pengamatan D. jelaskan perbedaannya..!
B. Jawaban
1. Pada pengamatan A terjadi peristiwa difusi metilen biru pekat ke dalam aquades
dan difusi kristal CuSO4 ke dalam segelas piala aquades. Difusi adalah perpindahan
zat terlarut dari yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasinya rendah. Peristiwa itu
dapat terjadi karena metilen biru pekat dan CuSO4 memiliki konsentrasi yang lebih
tinggi dari pada aquades, sehingga metilen biru pekat ataupun krisal CuSO4 berpidah ke
aquades yang konsentrasinya lebih rendah. Dalam peristiwa difusi ini metilen biru pekat
dan kristal CuSO4 menjadikan keseluruhan aquades dalam gelas piala berwarna biru
dalam waktu tertentu. Pada perlakuan pertama, untuk melarutkan metilen biru dan kristal
CuSO4 tanpa pengadukan membutuhkan waktu cukup lama agar larutan menjadi
homogen dan tercampur merata dalam air. Hal ini disebabkan karena konsentrasi terlarut
lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi air, sehingga besarnya konsentrasi air akan
memengaruhi cepat atau lambatnya kelarutan.Pada perlakuan kedua, yaitu proses
percobaan dengan bantuan pengadukan akan lebih cepat proses larutnya disbanding
dengan tanpa pengadukan. Dari dua zat terlarut didapatkan waktu yang berbeda untuk
larut, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan wujud pada zat tersebut.
2. Pada pengamatan B terjadi peristiwa osmosis pada kentang. Osmosis adalah
perpindahan pelarut melalui membran selektif permeabel dari yang konsentrasi pelarutnya
tinggi (hipotonik) ke konsentrasi pelarut rendah (hipertonik). Peristiwa osmosis pada
kentang ini terjadi karena kentang memiliki konsentrasi pelarut yang lebih rendah
daripada airLubang kentang yang diberi gliserin akan menjadi lebih lunak dari
sebelumnya, hal ini terjadi karena cairan gliserin bersifat hipertonik daripada
3. Pada pengamatan C, terjadi perubahan massa, tekstur, dan panjang pada kentang
yang direndam dalam larutan glukosa. Kondisi kentang yang direndam dalam larutan
glukosa berubah teksturnya menjadi lebih lembek. Hal ini dapat terjadi kentang.
Sementara kentang karena adanya peristiwa osmosis. Peristiwa ini terjadi karena pada
saat kentang direndam dalam larutan gula 10% dan 50%, perpindahan air secara osmosis
terjadi dari sel-sel kentang (hipotonis) keluar
menuju larutan (hipertonis). Sehingga sel-sel kentang mengalami kekurangan air,
akibatnya terjadi plasmolisis. Kondisi ini mengakibatkan penurunan tekanan turgor
pada kentang. Menurunya tekanan turgor membuat kentang menjadi lebih empuk
dan lembek.
5. Perbedaan rhoeo discolor sebelum terplasmolisis dan setelah plasmolysis

Sebelum Plasmolisis Setelah Plasmolisis

Pada saat daun Rhoe discolor ditetesi media air dapat dilihat sel daun berwarna ungu kehijau-
hijauan dan sel-selnya masih bersatu serta stomatanya masih tertutup, hal ini dikarenakan karena
adanya klorofil. Tetapi setelah ditetesi dengan glukosa terjadi perubahan warna dari yang semula
berwarna ungu berubah menjadi warna putih dan sel-selnya merenggang serta stomatanya
terbuka. Peritiwa ini menandakan bahwa telah terjadi peristiwa plasmolisis, yang disebabkan
karena terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada pada larutan hipotonik
DAFTAR PUSTAKA

Yahya.(2015). Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antar Umbi Solonum Tuberosum

Dan Doucus Carota. Jurnal Biology Education,4(1): 196-206.

Tim Penyusun.2019. Penuntun Praktikum Biologi. Fakultas Pertanian Universitas

Bengkulu,Bengkulu.

Suharsono. 2017. Transportasi Transmembran. Kuta Selatan. Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Udayana

Resdiana, Nanda. 2015. Difusi dan Osmosis. pada 26 November 2020

Pangestu, D.H. 2012. Transport Transmembran


http://dhpangestu.blogspot.com/2012/10/transport-transmembran.html. Diakses pada

26 November 2020

Anda mungkin juga menyukai