Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Difusi dan Osmosis

KELOMPOK 2
1. EKA PUTRI AMELIA (03)
2. FIRGYNA SOVI VIBRYANCHE (04)
3. GADIS PUTRI NASTITI (05)
4. RIDO ANDHI YAKSA (23)
5. RINO ADITYA PUTRA (25)
6. TALITHA AYUDHIA KIRANI (31)

SMA NEGERI 1 WATES


Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri, No. Telp. (0354) – 442540,
KP. 64174 Website : www.smanewa.sch.id,
Email : smanewa_kabkediri@yahoo.com
Kata pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum Difusi dan
Osmosis”

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
pelajaran Biologi .Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
proses osmosis dan difusi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua,
terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wates , 15 Agustus 2023

Kelompok 2
DASAR TEORI

1.1 TRANSPORT MEMBRAN

Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai media transpor bagi sel. Trasnpor
melewati membran sel cukup penting dalam menjaga homeostasis dalam sel . Transpor membran
sel itu sendiri merupakan proses pengangkutan materi atau molekul dari daerah yang
konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah tanpa menggunakan ATP (Adenosin
Trifosfat), atau proses pengangkutan molekul dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah
yang konsentrasinya tinggi dengan menggunakan energi hasil metabolisme ATP, dan kedua
proses tersebut berlangsung secara terpadu untuk menjaga kesetimbangan molekul biologis di
dalam sel (Sumadi dan Marianti, 2007).

1.2 TRANSPORT AKTIF DAN PASIF

Transport Pasif, merupakan mekanisme perpindahan molekul atau zat yang tidak melewati
selaput membran semipermeable dan tidak membutuhkan energi, dan Transpor aktif merupakan transpor
partikel- partikel melalui membran semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang
memerlukan energi dalam bentuk ATP. ATP adalah molekul pembawa energi di dalam sel. Transpor aktif
berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi,
sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat
mempengaruhi proses ini (Darmadi 2012). Transpor pasif dapat berlangsung karena adanya perbedaan
konsentrasi antar membran larutan, transpor pasif bersifat spontan dan tidak memerlukan energi
metanolik dalam proses kerjanya. Transpor pasif dibagi menjadi dua jenis yaitu difusi dan osmosis.
(Alkatiri 1996) Difusi adalah proses berpindahnya zat dalam pelarut yang berkonsentrasi tinggi ke bagian
yang berkonsentrasi rendah tanpa melewati membrane semipermeabel. Sedangkan osmosis adalah proses
difusi air melalui membran semipermeabel dari pelarut yang berkonsentrasi tinggi (memiliki banyak air)
kepelarut yang berkonsentrasi rendah (sedikit air ) proses osmosis akan berhenti jika konsentrasi didalam
dan diluar sel telah seimbang (Hamdi 2013).

Transpor aktif Merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari
beberapa protein. Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport aktif
sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange). Transport aktif primer memakai
energi langsung dari ATP, misalnya pada Na-K pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan
dipompa keluar sel sedang 2 K akan dipompa kedalam sel. Pada Ca pump, ca akan dipompa keluar sel
agar konsentrasi Ca dalam sel rendah (Nadjib 2009).

1.3 DIFUSI

Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagianberkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah
perpindahan airmelalui membran semipermeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian
yang lebih pekat. Difusi bergantung pada perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik. Energi
untuk proses difusiadalah energi kinetik yang normal ditimbulkan akibat pergerakan suatu bahan.
Difusi yang melewati membran sel dibagi menjadi dua subtipe yaitu difusi sederhana dan difusi
fasilitasi. Difusi sederhana artinya pergerakan kinetik molekul atau ion melewati membran sel tidak
bereaksi dengan protein carier yang ada di membran sel kecepatan difusi sederhana ditentukan dari
jumlah substansi yang ada , kecepatan gerakan kinetik bahan, jumlah dan ukuran dari pori 13 pada
membran sel yang akan dilewati oleh bahan itu. Pada difusi sederhana, proses difusi terjadi melalui dua
jalan yaitu melalui lapisan lipid jika zat itu terlarut dalam lemak dan melalui saluran air atau protein. Ada
beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu ukuran partikel, ketebalan membran, luas
suatu area, jarak dan suhu. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. Semakin tebal membran dan besar luas area serta semakin
besarnya jarak antara dua konsentrasi, menyebabkan semakin lambat kecepatan difusinya. Begitu pula
dengan besarnya luas dan tingginya suhu akan menyebabkan bertambah cepatnya laju difusi.

1.4 OSMOSIS

Osmosis merupakan proses difusi khusus yang hanya melibatkan air sehingga biasanya disebut
sebagai difusi air, jadi osmosis adalah perpindahan molekul zat pelarut yang berkonsentrasi tingg
9mengandung banyak air ke larutan yang memiliki konsentrassi zat pelarut yang rendah melalui membran
semipermeable. Mekanisme terjadinya osmosis pada sel hewan dapat dipengaruhi oleh konsentrasi zat
pelarut didalam sel. Jika dalam keadaan isotonis yaitu konsentrasi zat pelarut didalam sel dan diluar sel
seimbang tidak akan ada aktivitas osmosis didalamnya. Sedangkan jika dalam keadaan hipertonis atau
konsentrasi zat pelarut didalam sel lebih tinggi dari konsentrasi zat pelarut diluar sel akan menyebabkan
terjadinya osmosis. Aktivitas osmosis ini dapat dilihat dengan adanya krenasi ataau penyusutan yang
terjadi pada sel hewan. Mekanisme osmosis yang terjadi pada sel hewan juga dapat dilihat Jika
konsentrasi zat pelarut didalam sel lebih rendah dari konsentrasi zat pelarut diluar sel atau sel dalam
keadaan hipotonis. Kegiatan osmosis ini dapat dilihat dengan adanya perpindahan molekul zat pelarut
diluar sel yang masuk kedalam sel sehingga menyebabkan terjadinya hemolisis atau pecahnya membran
plasma yang dimiliki sel hewan. Mekanisme terjadinya osmosis juga dapat dilihat dari sel tumbuhan .Jika
sel tumbuhan dalam keadaan hipotonis atau molekul zat pelarut didalam sel lebih rendah daripada di luar
sel ,mekanisme osmosis yang terjadi adalah masuknya molekul zat pelarut dari luar sel tunmbuhan
memenuhi sel tumbuhan sehingga terlihat adanya kenaikan volume dari sel tumbuhan yang dinamakan
turgid.Sel tumbuhan tidak pecah karena adanya dinding sel selulosa untuk menjaga bentuk sel. Jika Sel
tumbuhan dalam keadaan hipertonis atau konsentrasi zat pelarut didalam sel lebih tinggi dari konsentrasi
zat pelarut di luar sel akan terlihat terjadinya osmosis dengan keluarnya molekul zat pelarut didalam sel
dan membuat mengekerutnya sel tumbuhan dan terlepasnya protoplasma dari dinding sel, keadaan ini
disebut plasmolisis.

PROSEDUR KERJA
2.1 Cara kerja

 Difusi

-Siapkan 2 gelas kaca

-Isilah 1 gelas tersebut dengan 50ml air

-Masukkan cairan betadine di gelas

-Amati perubahan yang terjadi selama 15 menit

-Tulislah setiap perubahan yang terjadi dalam tabel pengamatan yang kalian rancang

 Osmosis

-Bersihkan kulit kentang dan potong bentuk balok dengan panjang 4cm dan lebar 2cm sebanyak
3 potong

-Siapkan 3 gelas plastic(cup)

-Isi gelas plastic dengan garam dengan ketentuan: Gelas pertama tidak diberi garam, Gelas kedua
di isi 1 sendok makan garam,dan gelas ketiga diisi dengan 3 sendok garam

-Tambahkan air kedalam gelas kaca masing-masing hingga mencapai 50 ml

-Pastikan panjang kentang dengan mengukur kembali menggunakan penggaris dan catat sebagai
panjang awal

-Amati tekstur kentang dan catat sebagai tekstur awal kentang

-Amati warna kentang dan catat sebagai warna awal kentang

-Masukkan masing-masing potongan kentang kedalam gelas plastic yang sudah terisi larutan
garam

-Diamkan selama 30 menit

-Angkat kentang,dan amati perubahan panjang,berat, tekstur dan warna pada kentang
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil dan Pembahasan Difusi

Hasil pengamatan difusi

Waktu

0 menit

Pembahasan difusi

Dalam praktikum ini, saya menuangkan cairan betadine ke dalam air jernih tanpa campuran
apapun. Saat cairan betadine tersebut tepat masuk ke dalam air, beberapa saat cairan betadine
tersebut berkumpul di satu titik. Setelah beberapa menit kemudian, warna betadine terlihat
menyebar ke seluruh arah dan akhirnya warna betadine tersebut hampir memenuhi air tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi karena cairan cat yang memiliki konsentrasi tinggi berada di
lingkungan berkonsentrasi rendah, yaitu air. Zat yang terdapat di dalam betadine berpindah dari
campuran air dan cairan betadine yang memiliki konsentrasi tinggi ke air tanpa campuran apapun
yang memiliki konsentrasi rendah.

Hasil pengamatan osmosis

Pembahasan Osmosis

Osmosis adalah peristiwa bergeraknya zat pelarut (air) dari larutan berkonsentrasi rendah ke
larutan berkonsentrasi tinggi. Dalam praktikum ini, kami membuat 3 buah potongan kentang
dengan ukuran yang sama. Kondisi kentang awalnya segar dan keras serta berwarna kuning Lalu,
ketiga kentang tersebut dimasukkan ke dalam ketiga larutan garam dengan konsentrasi yang
berbeda selama 30 menit.Setelah kentang direndam selama 30 menit,ketiga kentang tersebut
memiliki kondisi yang berbeda satu sama lain serta berbeda dari kondisi sebelum direndam.
Kentang yang direndam dengan larutan konsentrasi garam paling rendah memiliki tekstur yang
sedikit lunak dengan kondisi sebelum direndam.Sedangkan, kentang yang direndam dengan
larutan konsentrasi garam paling tinggi memiliki tekstur yang lunak dan warna berubah menjadi
keruh
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telang kami lakunan dapat disimpulakan difusi terjadi jika zat terlarut
berada dalam larutan berkonsentrasi tinggi dan larutan berkonsentrasi tinggi tersebut berada di
lingkungan atau larutan berkonsentrasi rendah zat terlarut berpindah dari larutan berkonsentrasi
tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah

Osmosis terjadi jika zat pelarut berada dalam larutan berkonsentrasi rendah dan larutan
berkonsentrasi rendah tersebut dibatasi oleh sebuah membran semipermeabel (dalam hal ini
kentang) dan zat pelarut tersebut berpindah dari larutan berkonsentrasi rendah ke kantan
berkonsentrasi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Suharsono H. 2017. Transportasi transmembran, Universitas Udayana

Amelia E.P.2023.Percobaan Difusi dan Osmosis Sel.Kediri.Jawa Timur

Vibryanche F.S. 2023.Percobaan Difusi dan Osmosis Sel.Kediri.Jawa Timur

Nastiti G.P. 2023.Percobaan Difusi dan Osmosis Sel.Kediri.Jawa Timur

Yaksa R.A. 2023.Percobaan Difusi dan Osmosis Sel.Kediri.Jawa Timur

Putra R.A. 2023.Percobaan Difusi dan Osmosis Sel.Kediri.Jawa Timur

Kirani T.A. 2023.Percobaan Difusi dan Osmosis Sel.Kediri.Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai