Anda di halaman 1dari 20

DIFUSI DAN PENETRASI

PENGERTIAN DIFUS DAN PENETRASI

Pengertian Difusi
Difusi adalah pergerakan pasif molekul dari area dengan konsentrasi molekul
tinggi ke area dengan konsentrasi lebih rendah. Di dalam sel, difusi adalah
pengangkutan molekul kecil melintasi membran sel.

Molekul selalu bergerak. Suhu, kualitas fisik yang biasa dirujuk orang dalam
kehidupan sehari-hari, secara langsung berkaitan dengan gerakan molekuler. Ini
adalah ukuran energi kinetik rata-rata molekul dalam suatu bahan.

Energi molekul menyebabkan gerakan acak yang pada gilirannya memicu difusi.

Di seluruh planet, udara di dalam atmosfer memiliki komposisi yang sama dan
terdiri dari nitrogen (78%), oksigen (sekitar 21%), argon (hampir 1%), dan gas lain
seperti CO2 yang hadir dalam jumlah yang sangat kecil ( tetapi masih cukup untuk
menghangatkan planet dengan kecepatan yang semakin cepat).

Difusi membuat komposisi udara seragam dengan mendistribusikan kembali


spesies kimiawi, seperti oksigen di udara, hingga kesetimbangan tercapai: dengan
kata lain, hingga gradien konsentrasi, perbedaan konsentrasi antara dua area,
telah dihilangkan.

Begitu berada dalam kesetimbangan, pergerakan molekul tidak berhenti karena


energi kinetiknya sama. Sekarang ada pergerakan spesies kimia yang sama di
kedua arah
Mari kita lihat beberapa contoh cara kerja difusi. Menyemprotkan parfum di
sebuah ruangan akan membuat bau harum untuk beberapa saat, tetapi dari
waktu ke waktu difusi akan mendistribusikan molekul bau sampai konsentrasi
mereka menjadi tak tercium oleh hidung manusia.

Menjatuhkan pewarna makanan ke dalam secangkir air, yang akan mengubah


warna seluruh pelarut (air), adalah contoh difusi yang bagus.

Difusi adalah proses yang meluas dan penting, baik untuk sistem tak hidup
maupun sistem kehidupan. Untuk masuk dan keluar sel, zat seperti air atau nutrisi
harus melewati membran semipermeabel. Difusi adalah salah satu proses yang
memungkinkan ini.

Sebuah membran semipermeabel atau selektif permeabel adalah membran yang


memungkinkan beberapa zat untuk melewati dengan mudah sementara
perjalanan zat-zat lain melalui sangat lambat atau tidak sama sekali.
Karena difusi terjadi dalam berbagai kondisi, para ilmuwan mengklasifikasikan
beberapa jenis difusi.

 Difusi sederhana adalah jenis difusi yang paling umum, di mana zat
diangkut tanpa bantuan protein.

 Difusi terfasilitasi membutuhkan protein transpor untuk menyebarkan zat


melintasi membran sel.

 Dialisis adalah difusi zat terlarut melintasi membran permeabel selektif.


Faktor yang mempengaruhi terjadinya difusi ada 5 yaitu:

1. area yang besar bisa mempengaruhi terjadinya difusi

2. ukuran partikel, jika partikel yang semakin kecil bisa lebih


cepat larut dan menpengaruhi kecepatan dalm proses difusi

3. ketebalan menbran, semakin tipis menbran akan semakin


mudah ditembus oleh partikel.

4. suhu yang panas juga mempengarui difusi, semakin panas


maka akan seakin baik difusi

5. jauh dekat diantara dua konsentrasi akan mempengaruhi


cepat lambat proses difusi

Proses Difusi

Proses difusi terjadi karena adanya pergerakan suatu partikel


dalam zat, partikel ini bergerak dalam konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah, sehingga proses ini disebut proses
transportasi atau perpindahan, dalam proses difusi ini tidak
diperlukan energi, tapi ada satu syarat agar partikel ini tidak
memerlukan energi yaitu partikel harus berukuran lebih kecil dari
air dan lemak, sehingga partikel bisa larut

Contoh difusi:
1. terjadi pada makanan dan garam, ketika kita menaburkan
garam pada makanan, garam akan tercampur melubur dengan
makanan dan merata.

2. gula dan air panas, ketika gula dicampur dengan air panas
maka gula tercampur dengan air panas, semakin panas air juga
akan mempengaruhi difusi.

3. konduksi panas pada benda, energi pada suatu benda yang


panas pada konsentrasi tinggi akan berpindah ke konsentrasi
rendah, sehingga benda lain juga akan mengalami panas yang
merata.

4. ketika kita menyemprotkan parfum pada ruangan, sehingga


parfum langsung akan menyebar keseluruh ruangan.

PROSES DIALISIS , OSMOSIS , ULTRAFILTRASI

Dialisis

 adalah proses perpindahanmolekul terlarut dari suatu campuran larutanyang terjadi


akibatdifusi padamembran semi-permeabel. Molekul terlarut yang berukuran lebih kecil dari pori-pori
membran tersebut dapat keluar, sedangkanmolekul lainnya yang lebih besar akan tertahan di dalam
kantungmembran.
Selulosa adalah salah satu jenis materi penyusun membran

dialisisyang cukup umum dipakai karena bersifat inert untuk berbagai jenis senyawaataumolekul yang
akan dipisahkan. Laju difusi ditentukan oleh beberapakondisi :

1.konsentrasi molekul pelarut yang akan keluar dari kantung dialysis jika konsentrasi molekul terlarut di
lingkungan lebih kecil dibandingkan dengan yang ada di dalam kantung dialisis maka laju difusi akan
semakin cepat.

2. Luas permukaan kantung dialisis. Semakin luas permukaan membranyang digunakan maka laju difusi
akan semakin cepat.

3. volume pelarut jika rasio luas permukaan membran dengan $olume pelarut besar maka laju difusi
akan berlangsung dengan cepat karenamolekul terlarut dapat berdifusi dalam jarak yang dekat.

Metode dialsis banyak digunakan dalam :

pemurnian protein %terutamaen&im Dalam proses ini, dialisis digunakan untuk menghilangkan


molekulgaram,sepertiamonium sulfat, sebelum dilanjutkan dalam proses pemurnian berikutnya
ataupun pada tahap akhir pemurnian. Dialisis juga banyak digunakandalam proses pencuciandarah pada
pasien penderita gagalginjal. (ntuk kasusini, peranan ginjal untuk menghilangkan senyawa beracun,
garamdanair  berlebih digantikan dengan sistem buatan.)emodialisis adalah metode pencucian darah
dengan menggunakan mesin, sedangkan dialisis peritonealmenggunakan membran peritoneal yang
berlokasi di daerah perut untukmenggantikan peranan ginjal.

OSMOSIS
Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut (misalnya air) melalui selaput semipermiabel dari bagian
yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat atau dari bagian yang konsentrasi pelarut (misalnya air)
rendah (hipotonis) ke konsentrasi pelarut (misalnya air) tinggi (hipertonis).

Tekanan osmosis ini dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan pada sel. Besar tekanan osmosis
ini dapat ditentukan melalui rumus yang diusulkan oleh Van’t hoff yaitu: π = M R T

π = tekanan osmosis larutan (atm)


M = molaritas larutan (mol/L)
R = tetapan gas (0,082)
T = suhu mutlak (K)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis antara lain ukuran molekul yang meresap,
keterlarutan lipid, luas permukaan membran, ketebalan membran, dan suhu.
• Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan
meresap dengan lebih mudah.

• Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada
molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.

• Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang
disediakan untuk resapan adalah lebih besar.

• Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang harus
dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang
tipis adalah lebih cepat.

• Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu
yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.

Aplikasi terbesar dari reverse osmosis yaitu pemisahan air murni dari air laut dan air payau, air laut atau
air payau bertekanan terhadap satu permukaan membran, menyebabkan transportasi garam-menipis
air melintasi membran dan munculnya air minum dari sisi tekanan rendah.

Osmosis Terbalik

Osmosis terbalik (Reverse osmosis) ialah suatu metode penyaringan yang mampu menyaring berbagai
molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan saat larutan itu
berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring).

skema osmosis terbalik

Skema osmosis terbalik (desalinasi) memakai pertukaran tekanan.


1 : Aliran masuk air laut,
2 : Aliran air bersih flow (40%),
3 : Aliran konsentrasi (60%),
4 : Aliran air laut (60%),
5 : Konsentrat (pembuangan),
A : Aliran pompa tekanan tinggi (40%),
B : Pompa sirkulasi,
C : Satuan osmosis dengan membran,
D : Penukar tekanan

Proses itu menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni
bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif yang artinya bisa
dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tetapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti
molekul berukuran besar dan ion-ion.

Contoh Osmosis

Tempatkan kentang dalam air murni, Kentang akan membengkak dari waktu ke waktu. Hal ini
disebabkan karena adanya konsentrasi yang lebih tinggi dari pati dan zat terlarut lainnya dalam sel
kentang daripada di dalam air, sehingga air mengalir ke dalam sel kentang secara osmosis.

Sel akar tanaman mengambil air dari tanah melalui osmosis

Contoh Osmosis Pada Tubuh

Garam dan mineral dari air ditransfer melalui osmosis. Air mengalir melalui membran plasma sel dan
karena konsentrasi osmosis air, glukosa dan garam dipertahankan dalam tubuh. Jadi filtrasi osmotik
penting dalam mencegah kerusakan sel.

Ikan air tawar menjaga keseimbangan cairan pada tubuh mereka melalui osmosis. Karena konsentrasi
garam dalam tubuh ikan lebih tinggi dari air di sekitarnya, mereka tidak perlu minum air. Hal ini karena
air spontan diserap oleh hadir garam dalam tubuh mereka

Contoh Osmosis Pada Kehidupan Sehari-hari

Ketika tangan kita tenggelam pada cucian untuk waktu yang lama, kulit Akan terlihat membengkak. Ini
adalah efek dari osmosis.

Ketika kita menuangkan garam ke siput, air berdifusi dan siput menyusut akibat osmosis.

Ketika kita memasak makanan dan menaruh saus di bagian cair dari piring Anda, beberapa bagian dari
zat terlarut bergerak pada bagian padat dari makanan yang kita masak. Bagian padat bisa menjadi telur,
sepotong daging tapi saus yang terbuat dari zat terlarut dan bukan air, sehingga akan pindah ke
makanan.

Perbandingan Osmosis dan Difusi

1.Osmosis terjadi saat ada membran semi-permeable, membran ini tidak dibutuhkan untuk terjadinya
difusi.

2.Keduanya bisa terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi.


3.Pada osmosis yang berpindah yaitu molekul-molekul pelarut, biasanya air. Sedangkan pada difusi yang
berpindah yaitu molekul-molekul terlarut.

4.Difusi bisa menyebar sampai jarak yang jauh, sedangkan osmosis terbatas pada jarak yang lebih dekat
saja.

5.Pada proses difusi, molekul-molekul terlarut bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah,
sedangkan pada osmosis molekul-molekul pelarut mengalir secara kebalikannya.

6.Keduanya termasuk transpor pasif sehingga tidak memerlukan energi eksternal agar kedua proses ini
bisa terjadi.

7.Difusi umumnya terjadi pada molekul-molekul gas, meski difusi juga bisa terjadi pada molekul padat-
cair atau cair-gas.

8.Osmosis hanya terjadi di antara dua larutan.

9.Osmosis terjadi relatif lebih lambat jika dibandingkan dengan difusi.

ULTRAVILTRASI
Ultrafiltrasi adalah proses pemisahan menggunakan membran yang bersifat selektif dan dibantu
dengan tekanan. Membran yang digunakan memiliki ukuran pori-pori yang berkisar dari 1 hingga
100 nm dan biasanya digunakan untuk memproses makromolekul seperti protein

Prinsip[
Ultrafiltrasi adalah proses pemisahan yang memisahkan molekul berdasarkan ukuran molekul
terlarut Sebuah membran dapat dibuat untuk mengikat molekul berukuran kecil dan membuat
molekul berukuran besar melewatinya, hal ini disebut selektifitas terbalik

Aplikasi[
Ultrafiltrasi memiliki fungsi aplikasi yang luas dan beragam, berkisar dari pemrosesan makromolekul
biologis hingga pengolahan air limbah Dari sudut pandang operasional, ultrafiltrasi dimanfaatkan
untuk membuat suatu senyawa terkonsentrasi (mengurangi jumlah zat pelarut), menghilangkan
garam (desalting) yang biasanya digunakan untuk menghilangkan partikel dengan berat molekul
rendah dari larutan protein, klarifikasi atau mencerahkan dan memurnikan suatu senyawa, dan yang
terakhir adalah fraksinasi atau pemisahan bagian-bagian tertentu dari suatu senyawa.
Keuntungan[
Ultrafiltrasi bila dibandingkan dengan metode lainnya memiliki keuntungan yaitu jumlah produk yang
dihasilkan cukup tinggi, pemasangan alat yang relatif mudah, dan kemudahan untuk membersihkan
dan merawat alat ultrafiltrasi

MEKANISME TRANSPORT SISTEM


2. Transpor Aktif

Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi
(Hipotonis->Hipertonis). Transpor aktif sangat diperlukan untuk memelihara keseimbangan
molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi untuk transpor aktif adalah ATP (adenosin trifosfat).
Transpor aktif hampir sama dengan difusi terfasilitasi. Namun berbeda pada protein pembawa
(carrier protein) saat transpor aktif, yang harus menggunakan energi agar bisa melakukan
transportasi melawan konsentrasi.

Dalam mekanisme transpor aktif, terdapat 4 macam mekanisme, yaitu :

A. Transpor Aktif Primer

Jenis mekanisme transpor aktif ini memerlukan energi dalam bentuk ATP secara langsung untuk
membawa molekul melawan gradien konsentrasi. Akibat adanya transpor aktif primer ini membuat
terjadinya potensi membran.
Contoh dari Transpor aktif primer ini adalah transpor ion K yang masuk ke dalam sel, dan menjaga
gradien konsentrasi ion K dalam sel lebih besar dari pada di luar sel. Sebaliknya terjadi pada ion
Na yang dijaga konsentrasi didalam sel lebih rendah dari pada diluar sel. Mekanisme transpor ini
juga sering disebut sebagai Sodium-Potassium pump
B. Transpor Aktif Sekunder

Memiliki energi yang bebas dipakai karena mekanisme ini menggunakan energi secara berkala.
Energi yang tersimpan dalam mekanisme ini dalam bentuk gradien konsentrasi ion. Pada transpor
aktif sekunder, terjadinya bergantung kepada potensi membran yang ada dan bergantung pada
adanya transpor aktif sekunder.

Contoh dari transpor aktif adalh transpor asam amino dan glukosa melewati membran plasma
dengan suatu protein khusus. Pada glukosa, disebut sebagai GLUT-4 (Glucose Transporter
4). Pengangkutan tersebut berbarengan dengan difusinya molekul ion Na+ yang menggunakan
transpor aktif primer yang memungkinkan adanya potensi membran untuk mendukung adanya
transpor aktif sekunder. Ada beberapa sub mekanisme transpor aktif sekunder, diantaranya adalah
:
I. Transpor aktif sekunder co-Transport.
yang disebut sebagai co-transpor pada proses transpor aktif sekunder adalah ketika
pendistribusian masuk sel molekul asam amino dan glukos menggunakan protein khusus
dan berbarengan dengan masuknya ion nartium kedalam sel. Hal tersebut menyediakan
potensial membran, mengingat transppor natrium merupakan transpor aktif primer. Hal tersebut
terus terjadi meskipun konsentrasi glukosa dan asam amino dalam sel lebih tinggi. Karena molekul
glukosa dan asam amino tersebut masuk karena menggunakan sebagian energi datri transpor
natrium.
II. Transpor aktif sekunder counter Transport. (Exchange)
Dalam counter transpor berlangsung pertukaran partikel, yaitu ketika molekul ion natrium masuk
kedalam sel, ada molekul yang akan seketika itu juga keluar dari sel. Semisal adalah Na-
Ca exchange yang terjadi ketika 1 ion Ca ditranspor keluar sel, maka akan ada 3 molekul Na yang
akan masuk ke dalam sel. Selain Na-Ca, ada pula NA-H, yang akan mentranspor 1 ion Natrium
ketika beberapa jumlah hidrogen keluar dalam sel. Dalam kasus ini, transpor aktif sekunder
counter transpor telah berjasa mengatur kadar PH dalam sel.
C. Endositosis

Merupakan proses masuknya partikel atau sel kecil ke dalam suatu sel. Membran pada awalnya
membentuk lekukan karena desakan dari pertikel yang akan masuk tersebut.
Setelah lekukan terlepas, maka akan membentuk vesikel yang kalau it berbentuk nutrisi akan
langsung masuk ke sistem didalam sel, namun jika benda asing akan langsung dicerna lisosom
dengan menggunakan enzim pencernaan lain. Ada beberapa macam endositosis, diantaranya
adalah:

1. Phagocytosis
Disebut sebagai proses penelanan yang kerap kali dijumpai pada amoeba dan leukosit. Membran
memiliki peran untuk sangat peka terhadap benda, nutrisi atau benda asing yang akan masuk sel.
Sehingga seketika itu juga akan membentuk lekukan yang akan menelan partikel tersebut.

Partikel yang terselubung oleh membran itu kemudian membentuk vesikel yang akan melepaskan
diri dan menuju kedalam sel.

 2. Pinocytosis

Reseptor membran plasma akan menempel sehingga terjadi lekukan. Lekukan lama-kelamaan
semakin dalam dan membentuk kantung. Kantung yang terlepas akan berada dalam sitoplasma.
Kantung ini disebut gelembung pinositosis. Gelembung pinositosis akan mengerut dan pecah
menjadi gelembung kecil-kecil kemudian bergabung menjadi gelembung yang lebih besar.
Pinositosis biasanya disebut sebagai peminuman zat yang bentuknya cair.
3. Pinocytosis Terfasilitasi

Proses yang hampir sama dengan pinositosis, hanya saja pada saat gelembung pinositosis kecil
meninggalkan permukaan membran, vesikel akan langsung bergabung dan berikatan dengan
protein pembawa yang terbentuk bersama vesikel.

D. Eksositosis

Merupakan proses keluarnya partikel atau zat dari suatu sel

Contoh :
Pengeluaran bahan-bahan untuk membentuk kitin, yang digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan dinding sel jamur

ABSORBSI
A.    PENGERTIAN ABSORPSI

Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan
tersebut pada permukaan zat cair yang di ikuti dengan pelarutan.
Dengan demikian dapat disimpulkan:

Absorbat         : senyawa terlarut yang  dapat terserap ( berupa campuran gas  )

Absorben         : padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang diserap

  (berupacairan)

B.     JENIS-JENIS ABSORPSI

1.            Absorbsi fisik

Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap tidak disertai dengan
reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air, metanol, propilen, dan karbonat.
Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.

Reaksi : H2S + H2O →

2.             Absorbsi kimia

Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap disertai dengan
adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi dengan adanya larutan MEA, NaOH, K2CO3,
dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 pada
pabrik amoniak.

Reaksi :CO2(g) + NaOH(aq) → NaHCO3(aq)

C.    FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA OPERASI ABSORPSI

1)      Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin baik.

2)      Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi dengan CO2(misalnya
NaOH) maka penyerapan lebih baik.
3)      Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.

4)      Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik sampai pada batas
tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih
buruk.

5)      Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas,penyerapan semakin buruk.

D.   Aplikasi Industri

Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara
merubah fasenya.

Proses Pembuatan Formalin

Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkanmelalui proses
absorbsi. Teknologi proses pembuatan formalin Formal dehid sebagai gasinput dimasukkan ke dalam
reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C di dinginkan pada kondensor
hingga suhu 550C,dimasukkan ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I
mengandung larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian terbesar dari
metanol, air, dan formal dehid di kondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan hampir
semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan
countercurrent contact dengan air proses

Proses Pembuatan Asam Nitrat

Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2). Proses pembuatan asam nitrat pada tahap akhir dari
proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada setiap tingkat kolom terjadi
reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi absorpsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi
mempunyai empat fluks masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara
pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang. Kolom
absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx
gas buang tidak lebih dari 200 ppm.

Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol, minumanberkarbonasi, fire
extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan masih banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri.

Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan gas yang dihasilkan dari fermentasi kotoran
sapi. Gas CO2 langsung bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan berkurangmya
konsentrasi CO2sebagai akibat reaksi dengan NaOH, makaperbandingan konsentrasi CH4 dengan
CO2 menjadi lebih besar untuk konsentrasi CH4. Absorbsi CO2 dari campuran biogas ke dalam larutan

NaOH dapat dilukiskan sebagaiberikut:

CO2(g)+ NaOH(aq)→ NaHCO3(aq)

NaOH(aq)+ NaHCO3→Na2CO3(s)+ HO(l)+ CO2(g)+ 2NaOH(aq)→Na2CO3(s)+ H2O(l)

Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena  bikarbonat bereaksi
dengan OH–membentuk CO32-.

Contoh alat absorpsi

Packing Tower

                        Salah satu contoh packing tower adalah Packed Bed Absorber. Packed Bed
Absorber berupa tube atau pipa yang diisi dengan beberapa packing.Cairan masuk dari bagian atas,
sedangkan gas masuk dari bagian bawah.

Packed Bed Absorber

Di dalam packed bed absorber terdapat Packing yang memberikan kontak yang bagus antar kedua
fasa sehingga luas permukaan menjadi maksimum.

Ada 3 jenis packing :

1.Raschig ring: potongan pipa

L » D » 0,5-1 in

2. Berl saddle

3. Pall

ELIMINASI
A.
 
Pengertian EliminasiMenurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan,penyingkiran, penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses
pembuangansisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada
manusiadigolongkan menjadi 2 macam, yaitu:1.
 
DefekasiBuang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidupuntuk
membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasaldari sistem pencernaan
(Dianawuri, 2009).2.
 
Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi inisering disebut buang
air kecil.
B.
 
Fisiologi Dalam Eliminasi
1.
 
Fisiologi DefekasiRektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang
mempunyaikebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada
waktuyang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanyabekerja
sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelahpencernaan dimulai
maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon,dan sisa makanan dari hari
kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulaibergerak. Isi kolon pelvis masuk ke
dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadidi dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah
perineum. Tekanan intra-abdominalbertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma
da .

 
2.Fisiologi Miksi
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal,ureter,
kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :Kandung kemih
secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkatdiatas nilai ambang, yang
kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul reflekssaraf yang disebut refleks miksi
(refleks berkemih) yang berusaha mengosongkankandung kemih atau jika ini gagal, setidak-
tidaknya menimbulkan kesadaran akankeinginan untuk berkemih.C.
 
Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasia.
 
a.faktor faktor yang mmpengaruhi defekasi
 
1.UMUR
Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga pengontrolannya.Anak-anak tidak
mampu mengontrol eliminasinya sampai sistem neuromuskularberkembang, biasanya antara
umur 2 – 3 tahun. Orang dewasa juga mengalamiperubahan pengalaman yang dapat
mempengaruhi proses pengosongan lambung. Diantaranya adalah
atony
(berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot poloscolon yang dapat berakibat pada
melambatnya peristaltik dan mengerasnya(mengering) feses, dan menurunnya tonus dari otot-
otot perut yagn juga menurunkantekanan selama proses pengosongan lambung.
2.DIET
Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses. Cukupnyaselulosa, serat
pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanantertentu pada beberapa
orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan iniberdampak pada gangguan pencernaan,
di beberapa bagian jalur dari pengairanfeses. Makan yang teratur mempengaruhi defekasi.
Makan yang tidak teratur dapatmengganggu keteraturan pola defekasi. Individu yang makan
pada waktu yang samasetiap hari mempunyai suatu keteraturan waktu, respon fisiologi pada
pemasukanmakanan dan keteraturan pola aktivitas peristaltik di colon.
3.CAIRAN
Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan cairanyang adekuat
ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang berlebihan untuk beberapa alasan, tubuh
melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ialewat di sepanjang colon. Dampaknya
chyme menjadi lebih kering dari normal,menghasilkan feses yang keras. Ditambah lagi
berkurangnya pemasukan cairanmemperlambat perjalanan chyme di sepanjang intestinal,
sehingga meningkatkanreabsorbsi cairan dari chyme
4.TONUS OTOT
Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk defekasi.Aktivitasnya juga
merangsang peristaltik yang memfasilitasi pergerakan chymesepanjang colon. Otot-otot yang
lemah sering tidak efektif pada peningkatan tekananintraabdominal selama proses defekasi
atau pada pengontrolan defekasi. Otot-ototyang lemah merupakan akibat dari berkurangnya
latihan (exercise), imobilitas ataugangguan fungsi syaraf.
5.FAKTOR PSIKOLOGI

Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-penyakit tertentutermasuk


diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai komponenpsikologi. Diketahui juga
bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah dapatmeningkatkan aktivitas peristaltik dan
frekuensi diare. Ditambah lagi orang yagndepresi bisa memperlambat motilitas intestinal, yang
berdampak pada konstipasi.6.

 
6.GAYA HIDUP
Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara. Pelathan buang airbesar pada
waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi pada waktu yang teratur,seperti setiap hari setelah
sarapan, atau bisa juga digunakan pada pola defekasi yangireguler. Ketersediaan dari fasilitas
toilet, kegelisahan tentang bau, dan kebutuhanakan privacy juga mempengaruhi pola eliminasi
feses. Klien yang berbagi saturuangan dengan orang lain pada suatu rumah sakit mungkin tidak
inginmenggunakan bedpan karena privacy dan kegelisahan akan baunya.7.
 
7.OBAT-OBATAN
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap eliminasiyang normal.
Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang besar daritranquilizer tertentu dan
diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan codein,menyebabkan konstipasi.Beberapa obat
secara langsung mempengaruhi eliminasi.Laxative adalah obat yang merangsang aktivitas usus
dan memudahkan eliminasifeses. Obat-obatan ini melunakkan feses, mempermudah defekasi.
Obat-obatantertentu seperti dicyclomine hydrochloride (Bentyl), menekan aktivitas
peristaltik dan kadang-kadang digunakan untuk mengobati diare.
A.FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIKSI
1.Jumlah air yang diminum Semakin banyak air yang diminum jumlah urinsemakin banyak.
Apabila banyak air yang diminum, akibatnya penyerapanair ke dalam darah sedikit, sehingga
pembuangan air jumlahnya lebihbanyak dan air kencing akan terlihat bening dan encer.
Sebaliknya apabilasedikit air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah
akanbanyak sehingga pembuangan air sedikit dan air kencing berwarna lebihkuning .2.
 
2.Jumlah garam yang dikeluarkan dari darahSupaya tekanan osmotik tetap, semakin banyak
konsumsi garam makapengeluaran urin semakin banyak.3.
 
3.Konsentrasi hormon insulinJika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering mengeluarkan
urin. Kasusini terjadi pada orang yang menderita kencing manis.4.
 
4.Hormon antidiuretik (ADH)Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang.
Jika darahsedikit mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalamginjal,
akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekatdan jumlahnya sedikit.
Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air,maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal
berkurang, akibatnyapenyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer
dan jumlahnya banyak.5.
 
5.Suhu lingkunganKetika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjagasuhunya
dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehinggadarah akan lebih banyak yang
menuju organ tubuh, di antaranya ginjal.Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin
banyak, makapengeluaran air kencing pun banyak.6.
 
6.Gejolak emosi dan stressJika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya
akanmeningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saatorang berada
dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi.Dengan demikian, maka timbullah
hasrat ingin buang air kecil.7.
 
7.Minuman alkohol dan kafeinAlkohol dapat menghambat pembentukan hormon antidiuretika.
Seseorangyang banyak minum alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya akanmeningkat.

Anda mungkin juga menyukai