Anda di halaman 1dari 9

Nama Anggota Kelompok

1. Annisa Cahyaning Jannah


2/01

XI MIIA

2. Debie Prasetyo
2/04

XI MIIA

3. Kirana Alif Fatika


4. Muhammad Danastain A.
2/21

XI MIIA 2/16
XI MIIA

PENDAHULUAN
A. Tujuan Percobaan
-

Untuk mengamati dan menjelaskan proses terjadinya difusi pada larutan

Untuk mengamati dan mengetahui osmosis melalui selaput telur

Mengetahui perbedaan pada percobaan proses osmosis pada kentang, yaitu antara
larutan garam dan air biasa.

B. Dasar Teori
1. Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu :
a. difusi sederhana (simple difusion),
b. difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion
by chanel formed),
c. difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah
atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel
terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahanbahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel
terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil
khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui
saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori
dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari
diameter pori tersebut dapat melaluinya.
Sementara itu, molekul molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa,
dan beberapa garam garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara
langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus
membrane. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan
difusi difasilitasi, yaitu pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein
pembawa atau protein transforter. Protein transporter tergolong protein transmembran
yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam
sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk
pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk

mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan
pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel sel tersebut
selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu
a. Ukuran partikel/konsentrasi
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
b. Ketebalan membran.
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
c. Luas suatu area.
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
d. Jarak.
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
e. Suhu.
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang
tidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi.
Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam
membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan
energi atau ATP(Adenosine Tri-Phosphate).
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang
memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam
perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat
melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam
difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
2. Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari
larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat
pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel.
Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam
suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan

glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan
konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari
larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan
glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air
berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang
konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi
zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai
larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam
sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat
terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah
ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbedabeda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal
bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran
normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras.
Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam
larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri
karena sei hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan
kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari
dinding sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan hipertonis
menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi
keriput karena kehilangan air.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke
larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan
osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.Osmosis terbalik
adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah
fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul solvent (biasanya air) akan mengalir
dari daerah solute rendah ke daerah solute tinggi melalui sebuah membran
semipermeable. Membran semipermeable ini menunjuk ke membran sel atau membran
apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari
solvent berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi
membran.

Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah:


a. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
b. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.

METODE

Alat dan Bahan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

2 Gelas kimia ukuran besar


Gelas kimia ukuran kecil
Pipet tetes
Pisau/ cutter
Stopwatch
Pinset
Neraca

8. Pewarna tekstil Bubuk


9. Pewarna makanan cair
10. Kentang
11. Garam
12. Susu Cair
13. Telur
14. Air Panas

Langkah Kerja :
a. Difusi (I)
1. Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
percobaan dapat berjalan dengan lancar
2. Mengisi gelas kimia dengan air kran
(usahakan air di kedua gelas memiliki tinggi
yang sama)
3. Meneteskan kira-kira 1 tetes pewarna cair
dan sejumput pewarna bubuk di gelas
berbeda dengan waktu bersamaan .
4. Mencatat lama waktu yang diperlukan
pewarna untuk menyebar atau merata ke
dalam gelas kimia yang berisi air.

b. Difusi (II)
1. Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar percobaan dapat berjalan dengan lancar
2. Mengisi 1 gelas kimia dengan air kran dan gelas yang lain diisi dengan air panas
(usahakan air di kedua gelas memiliki tinggi yang sama)
3. Meneteskan kira-kira 1 tetes susu cair di gelas berbeda dengan waktu bersamaan .
4. Mencatat lama waktu yang diperlukan susu untuk menyebar atau merata ke dalam
gelas kimia yang berisi air.
c. Osmosis I (Osmosis pada Telur)
1. Isi gelas kimia dengan air (jangan sampai penuh)
2. Ambil sebutir telur, kemudian pukul-pukulah pelan-pelan pada bagian ujung telur yang
tumpul sehingga cangkangnya retak. Jangan sampai selaput di dalamnya pecah
3. Bersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang sudah retak-retak dengan
cara mengambil retak-retakan cangkang dengan hati-hati sehingga didapatkan ujung
telur yang tanpa cangkang kurang lebih cm.
4. Pada ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) dibuat lubang untuk keluarnya air

5. Masukkan telur ke dalam gelas kimia kecil dengan hati-hati dan jangan sampai
tenggelam semua permukaan telur.
6. Tunggu sampai air keluar dari lubang atas telur tersebut
d. Osmosis II (Osmosis pada kentang)
1. Campurkan tiga sendok makan garam ke dalam
air kemudian masukkan ke baskom A. air juga
di masukkan ke dalam baskom B dengan ukuran
air yang sama dengan baskom A, namun tanpa
di beri garam.
2. Kupas kentang kemudian bentuk menyerupai
meja(seperti gambar di samping) sebanyak 2
kemudian timbang berat masing masing kentang
dan catat berat kedua kentang itu.
3. Masukkan kentang dalam baskom A dan B.
4. Diamkan selama 10 menit.
5. Setelah itu ambil kentang, dan tes kekerasan dari kentang dalam dua baskom tersebut.
6. Timbang juga kedua berat kentang itu dan bandingkan antara baskom A dan B.

HASIL PERCOBAAN

1. Difusi I (Percobaan difusi yang dipengaruhi oleh wujud/konsentrasi)


Waktu

NO

Nama Bahan

1.
2.

Pewarna Bubuk
Pewarna Cair

(dalam sekon)
22.45
> 22.45

2. Difusi II (Percobaan difusi yang dipengaruhi oleh suhu)


NO

Nama Bahan

1.
2.

Pewarna Bubuk
Pewarna Cair

Waktu (dalam sekon)


Air Panas
Air dingin
25.10
> 25.10
37.36
>37.36

3. Osmosis I (Osmosis pada Telur)


Telur berhasil mengeluarkan cairan.

4. Osmosis II (Osmosis pada kentang)


NO
1.

2.

Nama Bahan
Kentang pada
air biasa
Kentang pada
larutan garam
(garam 30%)

Berat (dalam gram)


Sebelum di rendam Sesudah di rendam
18,05

18,24

18,30

17,35

Kesimpulan
1. Difusi
Pewarna cair dan pewarna bubuk mengalami difusi sederhana yaitu perpindahan
zat dari konsentrasi tinggi atau hipertonis ke konsentrasi rendah atau hipotonis tanpa
melalui membran. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi pada percobaan
yang kami lakukan adalah wujud/kosentrasi dan suhu.
Pewarna bubuk memiliki konsentrasi (kerapatan tinggi) sehingga lebih cepat
terlarut nya daripada pewarna cair. Sedangkan untuk suhu, Suhu yang lebih tinggi
meningkatkan energi dan karena itu gerakan molekul, meningkatkan laju difusi. Suhu
yang lebih rendah menurunkan energi molekul, sehingga mengurangi laju difusi.
2. Osmosis
Proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan sebagai proses
osmosis karna dilihat dari pengertiannya osmosis merupakan proses perpindahan molekul air
dari kosentrasi rendah ke kosentrasi tinggi.
Cairan yang terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air yang merupakan pelarut
yang memilki konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki
konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput membrane telur yang selektif permeable
dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses osmoregulasi. Maka air tersebut yang
mengakibatkan tekanan pada cairan telur tersebut naik dari konsentrasi rendah samapai
tinggi.
Saat kentang direndam juga terjadi proses osmosis dengan adanya pengaruh
perbedaan konsentrasi (antara larutan garam dan air biasa) terhadap kecepatan proses osmosis
maka terjadilah perubahan massa kentang sebelum dan sesudah percobaan.

Anda mungkin juga menyukai