Anda di halaman 1dari 6

TEORI TRANSPOR MOLEKUL

Membran plasma tersusun atas lipid yang merupakan fosfolipid dan protein yang
tersebar di antara bilayer fosfolipid. Protein yang terdapat di antara bilayer fosfolipid
disebut protein ekstrinsik (perifer) bersifat hidrofilik atau suka air. Protein yang
tenggelam di antara bilayer fosfolipid di sebut protein (integral) yang bersifat
hidrofobik atau menolak air. Karena susunan membran sel yang demikian maka
membran sel bersifat semipermeabel atau selektif permeabel.

Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu
lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan
transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa
mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme
khusus.

1. Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan proses perpindahan zat yang tidak memerlukan
energi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsen trasi antara zat
atau larutan. Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi
terbantu. Macam-macam transpor pasif:

a. Difusi
Difusi adalah perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan konsentrasi tinggi
(hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotonis) sehingga konsentrasi
larutannya menjadi sama (isotonis).
Syarat suatu partikel atau molekul dapat melewati membran sel dengan cara difusi
adalah (a) partikel atau molekul tersebut merupakan partikel atau molekul sederhana
(b) berukuran kecil (c) dapat larut dalam air ataupun lemak.

Difusi termasuk proses transportasi pasif karena tidak memerlukan energi. Energy
untuk proses difusi berasal dari gerak acak partikel atau molekul yang berdifusi.
Transportasi zat dengan proses difusi berjalan lambat. Diantara tiga bentuk zat yaitu
padat, cair, dan gas, molekul-molekul gaslah yang paling mudah berdifusi. Kecepatan
difusi dipengaruhi oleh :

 Konsentrasi zat = semakin tinggi konsentrasi zat, semakin cepat terlarut.


 Ukuran molekul zat = semakin kecil ukuran molekul zat, semakin cepat
proses difusi.
 Luas bidang permukaan = semakin luas bidang permukaan, semakin lama
larutnya.
 Suhu = semakin panas suhu, difusi semakin cepat.

b. Osmosis

Adalah perpindahan air melalui membran permeable selektif dari bagian yang lebih
encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus
oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan
sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat
secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi yang
lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut
melalui membran permeable selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang
lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotic merupakan sifat
koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan
bukan pada sifat zat terlarut tersebut.
Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah
ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang
berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap
normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari
ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi
keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan
dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah
/lisis, hal irri karena sei hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel
tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya
membran sel dari dinding sel) sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan
hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel
menjadi keriput karena kehilangan air.

c. Difusi terbantu (difusi dipermudah/ Facilitated Difussion)

Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna
yang melibatkan protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter
tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau
molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein
transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan
protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel.
Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot
jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan
glukosa untuk diubah menjadi energy.
Difusi terfasilitasi melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati
membran dengan bantuan protein transpor. Protein transpor merentangkan
membran sel sehingga menyediakan suatu mekanisme untuk pergerakan molekul.
Difusi terfasilitasi juga m er up ak a n t r a nsp or p a si f ka r en a h an ya
m em percep at proses di fusi dan t i dak m erubah arah gradien konsentrasi.

2. Transpor Aktif

Transpor aktif atau pompa ATP adalah pergerakan/perpindahan molekul-molekul zat


melewati membran dengan menggunakan energi. Sumber energi untuk transpor aktif
adalah energi metabolik yang dihasilkan oleh sel dalam bentuk ATP(Adenosin Tri
Phospat). Dengan adanya energi tersebut, transpor aktif dapat menggerakkan
molekul-molekul untuk bergerak melawan gradien konsentrasi dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi tinggi dan melewati perbedaan muatan (untuk pengangkutan
ion).
Selain memerlukan energy, untuk daapat memindahkan molekul-molekul dan ion-ion
dari tempat berkonsentrasi rendah ke tempat berkonsentrasi tinggi, transpor aktif
memerlukan molekul pembawa (carrier) yang berupa protein membran.
Dibandingkan difusi dan osmosis, transpor aktif memiliki beberapa kelebihan antara
lain:
1. Dapat mengangkut molekul-molekul zat yang berukuran besar
2. Dapat mengangkut molekul-molekul zat melawan perbedaan konsentrasi (dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi) dan perbedaan muatan
3. Zat yang diangkut dapat ditimbun dalam sel.

Contoh transpor aktif adalah pengangkutan ion Na+ keluar sel-sel epitel usus halus
dan pemasukan ion K+ kedalam sel-sel epitel usus halus. Konsentrasi ion Na+ di luar
sel lebih tinggi dari pada didalam sel, sehingga pengangkutan ion Na+ ini melawan
gradient konsentrasi. Sementara itu, konsentrasi K+ di dalam sel lebih tinggi dari
pada diluar sel sehinnga pengangkutan ion K+ juga melawan gradient konsentrasi.
Untuk mengangkut .kedua ion tersebut diperlukan energy berupa ATP. Pengangkutan
ion K+ dan Na+ ini terjadi secara serentak dan dikenal dengan nama Pompa sodium
(natrium)-potasium(kalium). Selain itu lkarena menggunakan ATP pompanya di
namakan Na+-K+ ATP-ase. Pada peristiwa tersebut pemecahan 1 ATP digunakan
untuk memompa 3 ion Na+ ke luar sel dan memasukkan 2 ion K+ ke dalam sel

a. Endositosis
Jika bahan makanan dalam jumlah yang besar berupa larutan atau partikel ditransfer
ke dalam sel dengan pembentukan kantong membran sel disebut endositosis.
Endositosis antara lain pinositosis dan fagositos.

1) Pinositosis
Pinositosis merupakan suatu gejala bahwa sejumlah kecil medium kultur masuk ke
dalam sitoplasma dalam lekukan lekukan membran sel, kemudian lekukan tadi
memisahkan diri membentuk kantong atau gelembung kecil dalam sitoplasma.Proses
tersebut seolah-olah sel itu minum, karena itu disebut pinositosis (Pinos = minum
dalam bahasa Yunani).Pinositosis merupakan gejala umum yang terjadi pada
berbagai macam sel seperti leukosit,sel-sel ginjal,epitelium usus,makrofag hati, dan
akar tumbuhan. Pinositosis dapat terjadi jika terdapat konsentrasi yang cocok dari
protein,asam amino atau ion-ion tertntu pada medium sekeliling sel.

Pembentukan gelembung pinositosis diduga karena terjadinya kontraksi


mikrofilamen intrasel yang ujumgnya menempel pada membran. Di dalam
gelembung sel dapat pecah menjadi gelembung yang lebih besar . air, garam, dan zat
lain masuk kedalam sitoplasma dan gelembung pinositosis dengan jalan difusi,
transpor aktif atau dengan cara transpor lain.

2) Fagositosis
Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel -sel
fagosit, dengan jalan mencernamikroorganisme/partikel asing hingga
menghancurkannya berkeping-keping. Proses fagositosis sama dengan pinositosis tetapi terjadi
pada benda padat yang ukurannya lebih besar. Misalnya Rotifera, Ciliata atau organism
mikroskopis lain yang ditelan oleh Amoeba.
Amoeba memangsa Paramecium dengan cara menggunakan kaki semu kemudian mengurungnya
dalam vakuola. Proses ini sama halnya terjadi pada sel-sel darah putih yang memangsa bibit
penyakit yang berupa bakteri.

b. Eksositosis

Eksositosis adalah kebalikan dari endositosis. Padda sel-sel yang mengeluarkan


protein dalam jumlah besar, protein tersebut pertama-tama berkumpul didalam
sebuah kantong yang dilapisi membran dalam badan golgi yang kemudian
bergerak ke permukaan sel dimana membrannya lalu melekat pada membran sel
dan mengosongkan isinya keluar.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hendra U. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit Dan Asam Basa. Edisi ke-3.
Jakarta. Badan Penerbit FK UI. 2013.

2. N Hall Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta: EGC.
1997. Hal 56-69, 375-393.

Anda mungkin juga menyukai