Anda di halaman 1dari 15

BIOKIMIA I

REKAYASA GENETIKA DENGAN TEKNIK DNA REKOMBINAN


PADA TANAMAN

Disusun oleh :

Kadek Pebri Anggreni Ristia Dewi (1813081006)

Program Studi Kimia


Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “ Rekayasa Genetika dengan Teknik DNA Rekombinan
pada Tanaman ” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah
pada mata kuliah Biokimia I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang rekayasa genetika pada tanaman bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat saya butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian dan terima kasih.

Busungbiu, 21 Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………2

1.3 Tujuan……………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rekayasa Genetika…………………………………………....3


2.2 Pengertian Teknik DNA Rekombinan……………………………………4
2.3 Tahapan dari DNA Rekombinan…………………………………………4
2.4 Mekanisme dari Teknik DNA Rekombinan pada Tanaman……………..7
2.5 Contoh dari Rekayasa Genetika pada Tanaman………………………….9

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan………………………………………………………………...11

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari
makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa. Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi
semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lainnya, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia ,matematika, dan
lain sebagainya.
Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik bioteknologi yang
dilakukan dengan cara pemindahan gen dari satu makhluk hidup ke makhluk
hidup lainnya (dikenal juga dengan istilah transgenik). Tujuannya adalah untuk
menghasilkan tanaman/hewan/jasad renik yang memiliki sifat-sifat tertentu
sehingga mendatangkan keuntungan yang lebih besar bagi manusia. Gen
merupakan suatu unit biologis yang menentukan sifat-sifat makhluk hidup yang
dapat diturunkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau
rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk
menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk
hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan.
Teknologi DNA rekombinan merupakan teknik penggabungan DNA dari
spesies yang berbeda sehingga akan diperoleh organisme baru dengan sifat-sifat
yang diinginkan (Hala, 1999). Dalam hal modifikasi genetik, itu diciptakan
melalui pengenalan yang relevan DNA ke dalam DNA organisme yang ada
seperti plasmid dan bakteri, untuk kode atau mengubah ciri yang berbeda
dengan tujuan tertentu seperti resistensi antibiotik. Ini berbeda dari rekombinasi
genetika dalam hal itu tidak terjadi melalui dalam sel, tetapi di rekayasa.
Berdasarkan hal – hal yang sudah diuraikan diatas, penulis bermaksud untuk
membahas mengenai rekayasa genetika dengan teknik DNA rekombinan pada
tanaman.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yang
dibahas dalam penulisan makalah ini, antara lain :
1. Apakah pengertian rekayasa genetika ?
2. Apa yang dimaksud dengan DNA rekombinan ?
3. Bagaimana tahapan dari DNA rekombinan ?
4. Bagaimana mekanisme dari teknik DNA rekombinan pada tanaman ?
5. Apa saja contoh dari rekayasa genetika pada tanaman ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah in agar dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya. Adapun tujuan inti dari penulisan makalah ini, diantaranya :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian rekayasa genetika.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian DNA rekombinan.
3. Untuk mengetahui dan memahami tahapan pada DNA rekombinan.
4. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme dari teknik DNA
rekombinan pada tanaman.
5. Untuk mengetahui dan memahami contoh dari rekayasa genetika pada
tanaman.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika merupakan proses manipulasi gen dengan tujuan untuk


mendapatkan organisme yang lebih unggul. Rekayasa genetika juga dapat diartikan
sebagai suatu usaha memanipulasi sifat genetik suatu makhluk hidup untuk
menghasilkan makhluk hidup yang memiliki sifat yang diinginkan. Rekayasa
genetika dapat dilakukan dengan menambah, mengurangi, atau menggabungkan
dua materi genetik (DNA) yang berasal dari dua organisme berbeda. Rekayasa
genetika dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cara, yaitu sebagai berikut :

1. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA merupakan salah satu teknik pemisahan dan
penggabungan DNA yang berasal dari satu spesies dengan DNA dari
spesies lain yang bertujuan untuk mendapatkan sifat baru yang unggul
pada masing-masing spesies.
2. Fusi Sel
Fusi sel merupakan suatu teknik yang mana terjadi peleburan dari
dua sel yang berbeda menjadi satu namun akan tetap mengandung gen
asli dari kedua spesies yang digunakan. Fusi sel lebih dikenal dengan
hibridoma. Hibridoma ini sering digunakan untuk memperoleh antibodi
di alam pemeriksaan kesehatan serta pengobatan. Tujuan dari adanya
fusi sel ini adalah untuk menghasilkan hibridoma berupa antibodi yang
mampu untuk membelah dengan cepat.
3. Transfer Inti (Kloning)
Transfer inti atau kloning merupakan suatu proses reproduksi
aseksual yang bertujuan untuk menciptakan replika yang tepat bagi
suatu organisme. Teknik kloning ini akan dapat menghasilkan suatu
spesies jenis baru yang mana secara genetik akan sama seperti induknya.
Kloning biasanya dikerjakan di dalam sebuah laboratorium.

3
2.2 Pengertian DNA Rekombinan
Teknologi DNA rekombinan merupakan suatu ilmu yang mempelajari
tentang pembentukan kombinasi materi genetik baru dengan cara penyisipan
molekul DNA ke dalam suatu vector sehingga memungkinkan untuk terjadinya
integrasi dan mengalami perbanyakan dalam suatu sel organisme lain yang
berperan sebagai sel inang. Teknik DNA rekombinan adalah rekayasa genetika
untuk menghasilkan sifat baru dengan cara merekombinasikan gen tertentu
dengan DNA genom. Teknik DNA rekombinan bertujuan untuk merekombinasi
gen dalam tabung reaksi. Teknik DNA rekombinan meliputi isolasi DNA,
teknik memotong DNA, teknik menggbung DNA dan teknik untuk memasukan
DNA ke dalam sel hidup. DNA rekombinan adalah alat dalam memahami
struktur, fungsi, regulasi gen dan produknya.
2.3 Tahapan dari DNA Rekombinan
Sebelum melakukan tahapan DNA rekombinan perlu diketahui perangkat
yang digunakan dalam tahapan DNA rekombinan. Perangkat yang digunakan
dalam teknologi DNA rekombinan adalah perangkat-perangkat yang ada pada
bakteri. Perangkat tersebut antara lain adalah : enzim restriksi, enzim DNA
ligase, plasmid, transposon, pustaka genom, enzim transkripsi balik, pelacak
DNA/RNA. Adapun tahapan – tahapan dari DNA rekombinan sebagai berikut:
1. Isolasi sumber DNA
Elusi atau isolasi fragmen tunggal DNA adalah proses pemisahan
fragmen DNA target dari campuran fragmen-fragmen DNA
pengotornya. Hal ini penting dalam rekayasa genetik karena fragmen
tersebut dapat digunakan untuk pelacak dalam mendeteksi gen DNA
lain dan dapat dicangkokkan ke fragmen DNA lainnya. Fragmen DNA
yang tidak tercampur dengan fragmen DNA lainnya diperoleh melalui
beberapa tahap.
 Tahap pertama adalah pemisahan fragmen yang ingin
diisolasi dari fragmen lainnya dengan pemotongan
menggunakan enzim restriksi atau hasil PCR, yang
dilanjutkan dengan elektroforesis menggunakan gel agarose.

4
 Tahap selanjutnya adalah mendeteksi fragmen yang akan
diisolasi dan memotong gel agarose yang mengandung
fragment tersebut.
 Tahap terakhir adalah mengisolasi fragmen DNA dari gel
agarose dengan cara melewatkannya pada membran Hybon
N netral dan memberi larutan buffer elusi yang berisi Tris
buffer dan Sodium Dodesil Sulfat.
2. Pemotongan Gen
Restriksi plasmid merupakan proses pemotongan fragmen DNA
pada situs tertentu sesuai yang diinginkan dengan menggunakan enzim
restriksi. Molekul DNA rekombinan tidak dapat dibuat dengan mudah
tanpa adanya dua jenis enzim, yaitu: enzim restriksi endonuklease yang
berperan sebagai “gunting” untuk memotong DNA pada situs spesifik.
Setiap enzim restriksi mengenali urutan spesifik dan memotong hanya
di tempat-tempat tertentu dari urutan basa tersebut. Enzim restriksi
memotong DNA double strands dengan memutus ikatan kovalen di
antara phosphat dari satu deoksiribonukleotida dengan gula dari
deoksiribonukleotida yang berbatasan dengannya.
Terdapat dua tipe hasil pemotongan, ujung rata (blunt end) dan
ujung kohesif (sticky end). Ujung rata (blunt end) dihasilkan ketika dua
utas molekul dipotong pada posisi yang sama, bagian akhirnya rata dan
tidak ada nukleotida yang tidak berpasangan. Ujung kohesif (sticky end)
dihasilkan ketika setiap molekul DNA dipotong pada posisi yang tidak
sama sehingga salah satu utas (5’ atau 3’) menggantung dengan
beberapa nukleotida. Akhiran single strand yang tidak rata ini dapat
berpasangan secara spontan dengan basa pasangannya sehingga disebut
“sticky” (mudah lengket) atau kohesif.
3. Penggabungan Gen
Ligasi adalah proses penyambungan antara satu fragmen DNA
dengan fragmen DNA lainnya. Di dalam pengklonan gen, DNA insert
disambungkan dengan vector pengklonan. Terdapat beberapa jenis
vector, diantaranya vector untuk bakteri adalah plasmid, phage dan

5
cosmid, serta beberapa vector lain yang digunakan untuk organisme
selain bakteri, yaitu Yeast Artificial Chromosomes (YAC), Bacterial
Artificial Chromosomes (BAC), Plant Cloning Vectors dan Mammalian
Cell Vectors.
Faktor yang sangat berperan dalam proses ligasi adalah Enzim
Ligase. Ligasi berhasil bila kedua ujung yang akan disambungkan
berkomplemen. Kecocokan yang sangat spesifik dibutuhkan bila
fragmen DNA yang akan disambungkan mempunyai ujung tidak rata
(sticky end), karena penyambungannya harus mengikuti kaidah
Chargaff, yaitu T berpasangan dengan A dan G berpasangan dengan C.
Sedangkan fragmen DNA yang mempunyai ujung rata (blunt end) dapat
disambungkan dengan sembarang fragmen DNA lain yang berujung
rata. Oleh karena itu untuk mengklon suatu fragmen DNA yang spesifik
menggunakan ujung tidak rata sedangkan pengklonan DNA yang tidak
memerlukan spesifikasi tertentu menggunakan ujung rata.
4. Penyisipan Gen ke dalam Bakteri
Penyisipan gen dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:
 Konjugasi
Konjugasi merupakan perpindahan DNA dari satu sel (sel
donor) ke dalam sel bakteri lainnya (sel resipien) melalui
kontak fisik antara kedua sel.
 Transformasi
Transformasi merupakan pengambilan DNA oleh bakteri
dari lingkungan di sekelilingnya.
 Transduksi
Transduksi merupakan cara pemindahan DNA dari satu sel
ke dalam sel lainnya melalui perantara fage.
DNA yang masuk ke dalam bakteri dapat berintegrasi dengan DNA
atau kromosom bakteri sehingga terbentuk DNA rekombinan atau
kromosom rekombinan. Adapun proses rekombinasi DNA dari
pemotongan hingga penggabungan seperti yang ditampilkan pada
gambar berikut :

6
5. Memasukkan DNA Rekombinan ke Sel Target
Memasukkan DNA rekombinan ke sel target dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu:
 Transformasi
Transformasi merupakan proses pengambilan DNA
rekombinan dari lingkungan di sekelilingnya.
 DNA-packaging
DNA-packing merupakan proses memasukkan molekul
DNA-phage ke dalam partikel phage.
 Minkroinjection
Mikroinjection merupakan proses memakai jarum super
kecil untuk menginjekasikan DNA rekombinan langsung ke
inti sel yang ditransformasi.
2.4 Mekanisme dari Teknik DNA Rekombinan pada Tanaman
Teknik DNA rekombinan dimanfaatkan untuk pembuatan tanaman
transgenik. Transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup
kemakhluk hidup lainnya, baik dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau dari
gen hewan ke tanaman.
a. Pembuatan DNA rekombinan terhadap organisme tumbuhan baru
Secara alami, rekombinasi dapat terjadi sehingga memungkinkan suatu
gen dapat berpindah dari satu organisme ke organisme lainnya. Peristiwa
tersebut biasanya terjadi diantara organisme yang memiliki kekerabatan
yang dekat. Dengan kemajuan molekuler, perpindahan gen dapat terjadi
meskipun antara organisme yang tidak memiliki hubungan kekerabatan.
Untuk membuat DNA rekombinan digunakan dua macam enzim yaitu
enzim restriksi yang berfungsi memotong molekul DNA dan enzim ligase
yang berfungsi menggabungkan molekul DNA. Biasanya DNA rekombinan
merupakan gabungan antara DNA vektor dan DNA asing yang merupakan
gen target. Selanjutnya adalah memasukkan DNA vektor yang mengandung
DNA asing ke dalam sel bakteri. Proses masuknya DNA rekombinan ke sel
bakteri disebut transformasi.

7
Transformasi tanaman ini dimediasi dengan Agrobacterium
Tumefaciens dan merupakan metode yang paling umum digunakan.
Agrobacterium Tumefaciens menginfeksi tumbuhan dikotil dan
menyebabkan tumor yang disebut ‘crown gall’. Bakteri in merupakan
bakteri gram negatif yang menyababkan ‘crown gall’ dengan mentransfer
bagian DNA nya (dikenal sebagai T-DNA) dari Tumour Inducing Plasmid
(Ti Plasmid) ke dalam inti sel dan berintegrasi dengan genom sehingga
menyebabkan penyakit ‘crown gall’. T-DNA mengandung z tipe gen, gen
onkogenik yang menyandikan enzim termasuk sintesis auksin dan sitokinin
membentuk formasi tumor, serta gen yang menyandikan sintesis opin, hasil
dari kondensasi asam amino dan gula. Opin dihasilkan dan di ekskresikan
sel ‘crown gall’ dan digunakan oleh Agrobacterium Tumefaciens sebagai
sumber karbon dan nitrogen.
Agrobacterium Tumefaciens melakukan pelekatan pada permukaan sel
tanaman dengan membentuk mikrofibril sehingga menyebabkan terjadinya
luka pada tanaman yang akan mengeluarkan senyawa fenolik yaitu
asetorisingone sebagai respon sinyal. Sinyal tersebut mengaktifkan vir A
yang merupakan protein kinase untuk mengaktifkan vir G dan
memfosforilasinya menjadi vir G-P. dengan aktifnya vir G-P in akan
mengaktifkan gen-gen vir lainnya untuk mulai dapat bersifat virulen dan
melakukan transfer vir D untuk memotong situs spesifik pada Ti Plasmid,
pada sisi kiri dan kanannya sehingga melepaskan T-DNA yang akan
ditransfer dari bakteri ke tanaman. T-DNA utas tunggal akan diikat oleh
protein vir E yang merupakan single strand binding protein sehingga
terlindung dari degradasi. Bersamaan dengan itu, protein vir B membentuk
saluran trans membran yang menghubungkan sel Agrobacterium
Tumefaciens dan sel tanaman sehingga T-DNA dapat masuk ke sel tanaman.
Gen pada T-DNA yang meliputi gen auksin, sitokinin, dan opin ikut
terekspresi sehingga memacu pertumbuhan sel tanaman menjadi banyak
tumor. Dengan adanya teknologi transformasi yang dimediasi oleh
Agrobacterium Tumefaciens ini berperan dalam menghasilkan tanaman

8
transgenik, seperti tanaman tembakau yang tahan terhadap antibiotik
tertentu.
b. Pembuatan klon DNA terhadap organisme tumbuhan baru
Untuk memproduksi tanaman klon dilakukan dengan cara membuat
potongan. Potongan adalah bagian kecil dari tanaman, seperti daun atau
batang yang dipotong dari tanaman. Tanaman dapat tumbuh menjadi
tanaman baru yang utuh. Tanaman baru identik secara genetik terhadap
tanaman yang dipotong.
2.5 Contoh dari Rekayasa Genetika pada Tanaman
Beberapa contoh tanaman transgenik yaitu :
a. Kedelai Transgenik
Kedelai merupakan produk Genetically Modified Organism terbesar
yaitu sekitar 33,3 juta ha atau sekitar 63% dari total produk GMO yang ada.
Dengan rekayasa genetika, dihasilkan tanaman transgenik yang tahan
terhadap hama, tahan terhadap herbisida dan memiliki kualitas hasil yang
tinggi. Saat ini secara global telah dikomersialkan dua jenis kedelai
transgenik yaitu kedelai toleran herbisida dan kedelai dengan kandungan
asam lemak tinggi.
b. Kapas Transgenik
Kapas yang telah mengalami rekayasa genetika dapat menurunkan
jumlah penggunaan insektisida. Diantara gen yang paling banyak digunakan
adalah gen cry (gen toksin) dari Bacillus thuringiensis, gen-gen dari bakteri
untuk sifat toleransi terhadap herbisida, gen yang menunda pemasakan
buah. Bagi para petani, keuntungan dengan menggunakan kapas transgenik
adalah menekan penggunaan pestisida atau membersihkan gulma tanaman
dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas. Serangga
merupakan kendala utama pada produksi tanaman kapas. Di samping dapat
menurunkan produksi, serangan - serangga hama dapat menurunkan
kualitas kapas.
c. Tomat Transgenik
Pada pertanian konvensional, tomat harus dipanen ketika masih hijau
tapi belum matang karena tomat cepat lunak setelah matang. Dengan

9
demikian, tomat memiliki umur simpan yang pendek, cepat busuk dan
penanganan yang sulit. Hal tersebut terjadi karena buah tomat memiliki gen
yang menyebabkan buah tomat mudah lembek yang disebabkan oleh enzim
poligalakturonase yang berfungsi mempercepat degradasi pektin.
Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut antisenescens
yang memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara
memperlambat sintesa enzim poligalakturonase sehungga menunda
pelunakan tomat. Dengan mengurangi produksi enzim poligalakturonase
akan dapat diperbaiki sifat-sifat pemrosesan tomat. Varietas baru tersebut
dibiarkan matang di bagian batang tanamannya untuk waktu yang lebih
lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi tomat
sebelumnya, tomat jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan
terhadap penanganan dan ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah
atau rusak selama pemrosesan lebih sedikit.
d. Kentang Transgenik
Jenis kentang hybrid tersebut mengandung materi genetik yang
memnungkinkan kentang mampu melindungi dirinya terhadap serangan
Colorado potato beetle. Dengan demikian tanaman tersebut dapat
menghindarkan diri dari penggunaan pestisida kimia yang digunakan pada
kentang tersebut. Selain resisten terhadap serangan hama, kentang
transgenik ini juga memiliki komposisi zat gizi yang lebih baik bila
dibandingkan dengan kentang pada umumnya. Daya perlindungan kentang
transgenik tersebut berasal dari bakteri Bacillus thuringiensis sehingga
kentang transgenik ini disebut juga dengan kentang Bt. Sehingga
diharapkan melalui kentang transgenik ini akan membantu suplai kentang
yang berkesinambungan, sehat dan dalam jangkauan daya beli masyarakat.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Rekayasa genetika merupakan proses manipulasi gen dengan tujuan untuk


mendapatkan organisme yang lebih unggul. Rekayasa genetika dapat
dilakukan dengan menambah, mengurangi, atau menggabungkan dua
materi genetik (DNA) yang berasal dari dua organisme berbeda. Salah satu
teknik rekayasa genetika pada tanaman adalah DNA rekombinan. Teknik
DNA rekombinan adalah rekayasa genetika untuk menghasilkan sifat baru
dengan cara merekombinasikan gen tertentu dengan DNA genom. Teknik
DNA rekombinan meliputi isolasi DNA, teknik memotong DNA, teknik
menggbung DNA dan teknik untuk memasukan DNA ke dalam sel hidup.
DNA rekombinan adalah alat dalam memahami struktur, fungsi, regulasi
gen dan produknya. Teknik DNA rekombinan dimanfaatkan untuk
pembuatan tanaman transgenik. Transgenik terdiri dari kata trans yang
berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat. Jadi transgenik adalah
memindahkan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup lainnya, baik
dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau dari gen hewan ke tanaman.
Mekanismenya meliputi pembuatan DNA rekombinan terhadap organisme
tumbuhan baru dan pembuatan klon DNA terhadap organisme tumbuhan
baru. Adapun beberapa tanaman transgenic yaitu kedelai, tomat, jagung,
kentang, dan kapas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aidya. 2011. Ligasi dan Transformasi DNA. http://aidya73.wordpress. com.


Diakses tanggal 4 Januari 2011

Hala, Y. 1999. Penggunaan Gen Penanda Molekular untuk Deteksi Pelekatan


dan Kolonisasi Vibrio harveyi pada Larva Udang Windu (Penaeus
monodon). Tesis Program Pascasarjana IPB, Bogor. 16 pp.

Kimballl, J.W., Tjitro, S.S dan Sugiri, N. 1983. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima.
Erlangga. Jakarta.

P. Bayer, S. Al-Babili, X. Ye, P. Lucca, P. Schaub, R. Welsch, dan I. Potrykus.


2002. Golden Rice: Introducing the-Carotene Biosynthesis Pathway
into Rice, Endosperm by Genetic Engineering to Defeat Vitamin A
Deficiency, J. Nutr. March 1, vol. 132 no. 3, 506S-510S.
Raven dkk. 2005. Biology, 7th Edition, New York: McGraw Hill Higher
Education.

12

Anda mungkin juga menyukai