Anda di halaman 1dari 3

WAWANCARA DENGAN PETANI MENGENAI HAMA

Petani :
 Narasumber : Bapak Yoyok
 Alamat : Area sawah, Sambirejo, Pakembinangun, Pakem,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wawancara dengan petani selada hijau (Lactuca sativa L.) dilaksanakan pada hari Sabtu,
4 Mei 2019 di daerah area sawah, Sambirejo, Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Narasumber atau petani bernama Bapak Yoyok. Sebenarnya Bapak
Yoyok merupakan seorang petani yang menanam berbagai komoditas seperti selada hijau, selada
merah, padi, mint, sengon, dan cabai. Tetapi komoditas utama dari lahan sawahnya adalah
tanaman selada hijau.

Dari wawancara yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa di lahan sawah yang
digarapnya, sebagian besar hanya mengusahakan satu jenis tanaman, yaitu tanaman hortikultura
berupa selada hijau. Selain itu, beliau juga menanam hijau secara terus menerus. Hama-hama
yang menyerang lahan beliau berupa jamur, ulat, bekicot, dan uret. Frekuensi kemunculan hama
yang paling besar dan merugikan petani adalah jamur.

a) Jenis tanaman: Selada hijau, selada merah, padi, mint, sengon, cabai
b) Tanaman utama yang ditanam: Selada hijau dengan jenis rakula dan basil
c) Lahan sawah petani merupakan milik perseorangan dengan sistem sewa
kontrak yang ditotal mencapai 2 hektare dengan harga sewanya per 1000 m 2
adalah 1.5 juta/tahun
d) Urutan luas tanaman dari yang terluas adalah selada hijau, selada merah, padi,
cabai, dan mint. Sedangkan nilai ekonomi tertinggi adalah selada hijau.
e) Pola penanaman lahan sawah yaitu selada hijau secara terus-menerus dan
kontinyu
f) Perawatan selada hijau tidak susah dan hampir seperti sawi
g) Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang yang didapat dari para
pengepul di peternakan ayam. Pupuk kandang dari peternakan ayam cocok
digunakan untuk tanaman hortikultura yang umurnya pendek seperti selada
hijau karena kandungan nitrogennya yang tinggi.
h) Pembibitan selada dilakukan secara mandiri (individu) secara kontinu setiap
10 hari sekali. Pembibitan dimulai dari biji lalu tumbuh menjadi kecambah
yang memiliki daun kecil berjumlah dua dan kemudia menjadi bibit. Setelah
itu bibit dipindah ke tray hingga siap ditanam ke lahan langsung.
i) Pembibitan di lahan pembibitan dilakukan dengan cara dibiarkan dengan
syarat lahan bebas dan bersih dari rumput dan tidak kehujanan hingga bibit
selada berbunga. Jika sudah dewasa atau sudah mencapai 40 hari maka selada
siap untuk dipanen.
j) Pembibitan dilakukan pada musim kemarau karena suhunya yang panas dan
tidak ada hujan. Hal tersebut dilakukan karena apabila pembibitan dilakukan
pada musim hujan maka pertumbuhannya tidak optimal, daun selada banyak
yang sobek dan cepat membusuk.
k) Sebelum dilakukan pembibitan harus dilakukan pengolahan lahan sawahnya
terlebih dahulu dengan cara membongkar mulsa, tanah dicangkul dan
membalik susunan tanahnya, serta meratakan permukaan tanahnya. Kemudian
tanah dilubangi kecil untuk tempat biji tumbuh.
l) Penjualan selada hijau dipasarkan ke rumah makan, supermarket, dan
konsumen yang langsung datang membeli ke petani (malam order pagi
diantar)
m) Masalah petani selada hijau adalah masalah pemasaran selada yang sulit
khususnya di daerah Yogyakarta karena banyaknya supplier dan distributor
dari luar daerah seperti bandung yang masuk dan memasarkan produknya
didaerah Yogyakarta dan berakibat mematikan petani di Yogyakarta sendiri
n) Jenis hama yang menyerang selada hijau adalah jamur, ulat, bekicot dan uret
o) Status hama jamur temasuk hama penting dan utama karena lebih sering
menyerang tanaman selada dan dapat menimbulkan kerugian yang berarti.
p) Untuk mengatasi hama ulat dan bekicot petani menggunakan insektisida
berupa lannate, hama jamur menggunakan fungisida berupa antracol, dan
hama uret menggunakan furaden tetapi tidak dianjurkan.
q) Petani kurang mengerti dan mengenal musuh alami dari hama-hama tersebut.
r) Meminimalkan penggunaan pestisida karena dapat membahayakan konsumen
dimana selada dikonsumsi secara langsung
s) Menurut petani tindakan pengendalian yang efektif adalah dengan
pengendalian mekanik dengan menghilangkan bagian tanaman yang terserang
oleh penyakit atau hama dan langkah terakhir apabila pengendalian mekanik
tidak mempan maka menggunakan pestisida
t) Petani mendapat info dan pengendalian dari penyuluh yang datang dan
pengecer pestisida yang datang untuk menawarkan dagangan.
u) Kendala yang dialami dalam pengendalian hama adalah tenaga kerja atau
tidak adanya regenerasi tenaga kerja dalam pertanian.
v) Harapan petani untuk pemerintah, masyarakat, universitas, dan mahasiswa
adalah adanya pasar khusus komoditas selada yang dapat menampung hasil
mereka agar mereka dapat menjual hasil pertaniannya berupa selada.

Anda mungkin juga menyukai