(Zea mays) dengan berbagai manajemen yang dilakukan seperti pengolahan tanah, penyiraman,
penyiangan gulma, pemupukan, pembubunan, dan pemberian pestisida. Usaha-usaha tersebut
bertujuan untuk peningkatan produktivitas tanaman budidaya. Pada praktikum ini juga dilakukan
perlakuan jarak tanam dengan ukuran 60cm x 25cm, 70cm x 25cm, dan 80cm x 25cm. Pengaturan
jarak tanam tersebut berfungsi untuk mengetahui perlakuan dengan jarak tanam mana yang
menghasilkan produk tanaman yang paling tinggi. Selain itu pengaturan jarak tanam juga berfungsi
untuk memudahkan pemeliharaan, pemanenan, serta pengendalian gulma sehingga produktivitas
tanaman optimal. Selain itu, pengaturan jarak tanam berfungsi untuk efisiensi penggunaan lahan
dan mengurangi kompetisi antar tanaman untuk mendapatkan unsur hara.
Pengolahan tanah yang dilakukan adalah pengelolaan lahan yang telah disediakan untuk
penanaman jagung yang berukuran 10m x 6m. Kemudian dibagi menjadi 3 petak beserta dengan
jarak antar bedengan. Pembuatan bedengan berfungsi sebagai media tumbuh tanaman,
mempermudah irigasi lahan, dan mempermudah praktikan dalam pemantauan tanaman.
Selanjutnya tanah diolah ataupun dicangkul dan dibersihkan dari gulma serta akar-akar tanaman
sebelumnya, kemudian permukaan tanah diratakan dan barulah tanah diberikan pupuk kandang
secukupnya (sekitar 4 ember atau 1 ember untuk 1 petak lahan) sebagai pupuk dasar dengan cara
menaburkan dan mencampurkan pupuk kandang ke lahan hingga merata. Setelah pengolahan
tanah selesai barulah dilakukan penanaman.
Pembumbunan adalah usaha mencangkul sedikit atau ringan tanah yang berada disela jarak
tanam tanaman budidaya kemudian digundukkan dipangkal batang tanaman. Pembubunan
biasanya dilakukan saat penyiangan ataupun pemupukan. Manfaat pembubunan adalah
memperbaiki drainase tanah mengingat ketinggian tanah berbeda agar tidak ada genangan air yang
menganggu pertumbuhan tanaman. Pembumbunan berfungsi untuk menggemburkan tanah
sehingga umbi dan akar tanaman dapat berkembang secara maksimal dan tidak mudah terserang
hama. Selain itu pembubunan berfungsi supaya tanaman tidak mudah roboh dan menutup akar
yang bermunculan akibat aerasi. Sedangkan kegiatan penyiangan adalah membersihkan lahan dari
gulma/rumput yang tumbuh disekitar tanaman jagung dengan harapan tidak ada persaingan dalam
menyerap unsur hara.
Pada praktikum ini tanaman jagung diserang oleh hama ulat grayak atau Spodoptera
frugiperda. Ulat grayak merusak tanaman jagung pada fase larva atau ulat. Hama ulat grayak
merusak pertanaman jagung dengan cara menggerek daun tanaman jagung. Bahkan pada
kerusakan berat, kumpulan larva hama ini seringkali menyebabkan daun tanaman hanya tersisa
tulang daun dan batang tanaman jagung saja. Tanaman jagung yang diserang oleh hama jagung
ulat grayak kerusakannya ditandai dengan adanya bekas gesekan dari larva atau ulat dan pada
permukaan atas daun atau disekitar pucuk tanaman jagung ditemukan serbuk kasar seperti serbuk
gergaji. Ulat grayak merusak bagian pucuk dan daun muda. Ketika populasi ulat grayak ini sangat
tinggi, maka bagian tongkol jagung juga akan diserang oleh hama ini. Pengendalian yang
dilakukan untuk mengatasi hama ulat grayak adalah penyemprotan pestisida. Fungsi dari
pemberian pestisida yaitu untuk mengendalikan ulat grayak yang mengganggu tanaman jagung.
Namun aplikasi pestisida harus berdasarkan anjuran dan aturan pemakaian karena residu dari
pestisida dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan (Arif, 2017). Menurut
Prof. Dadang, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB dalam berita Agrina (2019) menyarankan
pengendalian ulat grayak bisa dilakukan melalui beberapa cara seperti pemantauan dengan lampu
perangkap, penggunaan feromon, pengamatan langsung pada tanaman, strategi hit and run (coba-
coba), menanam tanaman resisten atau tahan hama, penggunaan perlakuan benih (seed treatment),
dan tumpang sari dengan tanaman noninang. Kemudian dilakukan pula eksplorasi musuh alami
dan menguji efikasinya. Contoh musuh alami dari ulat grayak antara lain adalah Bacillus
thuringiensis, Baculovirus spodoptera, Beauveria bassiana, dan Trichogramma.
DAFTAR PUSTAKA