Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

EKOSISTEM

Disusun oleh :
Kelompok 1
Dita Ardianti (17308141009)
Septiana Tri Wulandari (17308141014)
Ananda Virgiana PrimaDewi (17398141015)
Kurnia Savitri (17398141020)
Afrida Lista Nuryani (17398141027)
Khomsa Amar Baiki (17398144035)
Biologi E 2017

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKATA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lahan atau tanah merupakan sumberdaya alam fisik yang mempunyai
peranan penting dalam segala kehidupan manusia, karena lahan atau tanah
diperlukan manusia untuk tempat tinggal danhidup, melakukan kegiatan
pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, pertambangan dan sebagainya.
Karena pentingnya peranan lahan atau tanah dalam kehidupan manusia, maka
ketersediaannya juga menjadi terbatas. Keadaan ini menyebabkan manusia
memanfaatkan lahan yang ada disekitar mereka misalnya tegalan atau lahan
kering.
Tegalan merupakan suatu daerah dengan lahan kering yang bergantungpada
pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan danterpisah dari
lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulituntuk dibuat
pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saatmusim kemarau
lahan tegalan akan kering sehingga sulit untuk ditumbuhi tanamanpertanian pada
umumnya, maka biasanya ditanami tanaman yang tahan dengan kondisi tanah
kering, seperti ketela, jagung, dan kacang-kacangan. Tegalan termasuk kategori
lahan kering yang disebut lahantegalan, topografinya miring, tidak pernah
tergenang air, danpengairannya hanyamengandalkan air hujan. Oleh karena itu,
pertumbuhan tanaman diatasnyasangat tergantung dari air hujan.
Lokasitegalan yang
strategisdanmudahdijangkaumelatarbelakangidilakukannyapengamatanpadaekosis
temini.Selainitu, pengamatan di lokasitegalandiharapkandapatmenambah data
keanekaragamanekosistem yang ada.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengidentifikasidanmenganalisiskomponenpenyusunekosistemtegalan.
2. Mengklasifikasikomponenabiotikekosistemtegalanberdasarkanjenisnya.
3. Mengklasifikasikomponenbiotikekosistemtegalanberdasarkantingkatantrofik
nya.
4. Menemukaninteraksiantarkomponenekosistemtegalandanmengidentifikasibe
ntuk-bentukinteraksinya.
5. Mendesainbaganrantaimakanandanjaring-jaringmakanan yang
terjadipadaekosistemtegalan.
6. Menganalisiskeseimbangandankestabilanekosistempadaekosistemtegalan.

C. Manfaat
Manfaat yang kami peroleh selama melakukan praktikum ini yaitu :
1. Dapatmengidentifikasidanmenganalisiskomponenpenyusunekosistemtegala
n.
2. Dapatmengklasifikasikomponenabiotikekosistemtegalanberdasarkanjenisny
a.
3. Dapatmengklasifikasikomponenbiotikekosistemtegalanberdasarkantingkata
ntrofiknya.
4. Dapatmenemukaninteraksiantarkomponenekosistemtegalandanmengidentifi
kasibentuk-bentukinteraksinya.
5. Dapatmendesainbaganrantaimakanandanjaring-jaringmakanan yang
terjadipadaekosistemtegalan.
6. Dapatmenganalisiskeseimbangandankestabilanekosistempadaekosistemtegal
an.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Ekologi
Ekologi merupakan pendekatan holistik (memiliki dasar yang beragam dan
integratif) terhadap pemahaman akan organisme-organisme hidup dalam konteks
relasinya baik dengan lingkungan fisik (aspek-aspek abiotik) maupun dengan satu
sama lain (aspek-aspek biotik) (George H. and George J., 1999 : 297).
Ekologi dapat dibagi menjadi empat tahap kajian yang semakin menyeluruh
sifatnya, mulai dari interaksi individu organisme dengan lingkungan abiotik
hingga ke dinamika ekosistem (Campbell, dkk., 2004 : 272) antara lain :
1. Organisme, berhubungan dengan cara-cara berperilaku, fisiologis, dan
morfologis yang digunakan suatu organisme individu dalam menghadapi
tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan abiotiknya.
2. Populasi, yaitu suatu kelompok individu dari spesies yang sama yang hidup
dalam daerah geografis tertentu.
3. Komunitas, terdiri dari semua organisme yang menempati suatu daerah tertentu.
Merupakan kumpulan populasi dari spesies yang berbeda
4. Ekosistem, meliputi semua faktor-faktor abiotik selain komunitas spesies yang
ada dalam suatu daerah tertentu.

B. Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup denganlingkungannya. Ekosistem
bisadikatakan juga suatu tatanan kesatuan secarautuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang salingmempengaruhi (Soemarmo, 2010 : 1).
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem
yangmelibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan
fisiksehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu danterjadi
suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Mataharisebagai sumber
dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organismealam komunitas
berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisiksebagai suatu sistem.
Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga
mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluanhidup. Pengertian ini didasarkan
pada hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-
sama dengan lingkungan fisikmenghasilkan sutu sistem kontrol yang menjaga
keadaan di bumi cocokuntuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan
bahwa kandungan kimiaatmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda
dengan planet laindi tata surya (Soemarmo, 2010 : 1).
Tegalan sendiri merupakantanah kering yang terletak disekitar daerah
pemukiman (desa) karena keadaannya yang kering tidak dapat diubah menjadi
sawah (Sugeng HR, 1989 : 62). Menurut YT. Prasetiyo (2006), tegalan adalah
suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada turunnya air hujan atau
lahan yang tidak memperoleh pengairan teknis atau setengah teknis.
Menurut YT. Prasetiyo (2006), dilihat dari segi iklim tegalan atau lahan
kering dibedakan menjadi :
1. Lahan kering beriklim basah
Lahan kering beriklim basah ini ditandai dengan curah hujan lebih dari
2.200mm per tahun dengan penyebaran relatif merata.
2. Lahan kering beriklim kering
Lahan kering beriklim kering mempunyai curah hujan antara 1.000-1.500
mm per tahun selama 3-4 bulan dengan penyebaran yang tidak teratur.

C. Faktor Abiotik dan Biotik dalam Suatu Ekosistem


Di dalam ekologi, tentunya tidak akan lepas dari yang namanya lingkungan.
Ada dua macam lingkungan, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
Lingkungan biotik ialah segala makhluk yang hidup di sekitar dan di dalam
organisme, yaitu bakteri, jamur, tumbuhan, hewan, dan manusia. Sedangkan
lingkungan abiotik adalah segala sesuatu dalam lingkungan organisme yang tidak
hidup, misalnya tanah, air, cuaca, cahaya matahari, dan lain-lain. Kedua
lingkungan tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu
kesatuan yang teratur. Misalnya pada ekosistem tegalan, ekosistem ini terdiri dari
tanaman warga danrerumput sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk
komponen abiotik adalah tanah, air, pasir, batu, mineral dan oksigen, dan lain-lain
(Idjah, dkk., 1984 : 35).
1. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia.
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut :
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat
hidup pada kisaran suhu tertentu. Suhu lingkungan merupakan faktor penting
dalam ekosistem karena pengaruhnya pada proses fisiologis organisme penghuni
ekosistem. Naiknya suhu 10oC pada suhu yang masih dapat ditoleransi suatu
organisme maka metanolisme tubuh naik dua kali lipat. Terlalu tinggi suhu
menyebabkan enzin terdenaturasi dan rendahnya suhu lingkungan menyebabkan
enzim organisme terkait tidak bekerja secara optimal (Isnaeni, 2006).
b. Cahaya Matahari
Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Cahaya matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan
oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Matahari menjadi sumber
energi utama yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem, meskipun hanya
tumbuhan dan organisme fotosinetik lain yang menggunakan sumber energi ini
secara langsung dan menyerap sekitar λ 400 – 700 nm(Salisbury dan Ross, 1995).
Cahaya juga penting bagi perkembangan dan perilaku tumbuhan dan hewan yang
sensitif terhadap fotoperiode, yaitu panjang relatif siang dan malam hari (Slamet
dan Sri, 2007 : 268).
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji. Bagi hewan dan manusia, air
diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi
manusia dan tempat hidup ikan. Bagi unsur abiotik lainnya, misalnya tanah dan
batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk. Sifat-sifat air yang unik
berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. Air sangat penting bagi
kehidupan tetapi ketersediaanya bervariasi secara dramatis di berbagai habitat.
Organisme air tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu lingkungan
akuatik, tetapi organisme tersebut dapat menghadapi permasalahan keseimbangan
air. Organisme di lingkungan terestrial menghadapi ancaman kekeringan
(Campbell et al, 2004).
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga
menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan. Struktur fisik, pH, dan komposisi mineral batuan serta tanah akan
membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya, sehingga menjadi
salah satu penyebab timbulnya pola mengelompok pada area tertentu yang acak
pada ekosistem terestrial (Campbell et al, 2004).
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat
tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan
kimia yang berbeda (Slamet dan Sri, 2007 : 271).
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembaban juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu. Angin juga dapat mempengaruhi suhu udara
pada suatu ekosistem. Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada
organisme dengan cara meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan
(evaporasi) dan konveksi. Angin juga menyebabkan hilangnya air di organisme
dengan cara meningkatkan laju penguapan pada hewan dan laju transpirasi pada
tumbuhan. Empat faktor utama yaitu suhu,air, cahaya, dan angin merupakan
komponen utama iklim (climate). Iklim adalah kondisi cuaca yang dominan pada
suatu lokasi (Campbell et al, 2004).
g. Kelembaban
Kelembaban adalah kadar air dalam udara. Kelembaban udara mempunyai
pengaruh besar terhadap proses penguapan air dari permukaan tubuh organisme.
Penguapan air memberikan pengaruh besar terhadap ketersediaan air dalam tubuh.
Tersedianya air dalam tubuh berperan besar dalam menunjang proses
metabolisme (Slamet dan Sri, 2007 : 269).
h. Derajat keasaman/pH
Derajat keasaman/pH memberikan pengaruh yang besar terhadap distribusi
organisme. Ada beberapa jenis hewan atau tumbuhan yang mampu hidup pada
medium yang netral, ada yang suka pada media asam, dan media yang bersifat
basa. Dengan demikian, pada lingkungan yang berbeda pH-nya akan ditemukan
organisme yang berbeda pula (Slamet dan Sri, 2007 : 270).
i. Garam Mineral
Garam mineral sebagai sumber zat hara atau unsur hara dari tanah atau air di
lingkungan yang berupa ion garam-garam mineral untuk tumbuhan. Beberapa
tumbuhan ada yang mensyaratkan medianya mengandung unsur-unsur tertentu.
Ada lagi organisme yang untuk mendapatkan suatu unsur memerlukan bantuan
oraganisme lain (Slamet dan Sri, 2007 : 271).
2. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di
bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Faktor biotik meliputi :
a. Produsen
Produsen yaitu organisme yang dapat menyusun senyawa organik atau
membuat zat makanan sendiri.termasuk dalam kelompok ini adalah semua jenis
makhluk hidup yang berklorofil mulai dari algae yang mikroskopiks sampai
dengan tumbuhan tingkat tinggi. Karena organisme produsen mampu
menghasilkan zat makanan sendiri maka disebut organisme autotrof(Slamet dan
Sri, 2007 : 271).
b. Konsumen
Konsumen yaitu organisme yang tidak mampu membuat zat makanan
sendiri. Organisme ini bergantung kepada organisme lain sehingga disebut
organisme heterotrof. Konsumen ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu :
1) Herbivora, konsumen yang makanannya berupa tumbuhan.
2) Karnivora, konsumen yang makanannya hewan lain.
3) Omnivora, konsumen yang makanannya sembaran (hewan dan tumbuhan).
4) Parasit, konsumen yang hidup dalam jaringan organisme lain.
(Slamet dan Sri, 2007 : 272)
c. Detritivora
Detritivora yaitu organisme yang memakan partikel-partikel organik atau
detritus. Merupakan hancuran jaringan hewan atau tumbuhan yang melapuk.
Yang termasuk dalam golongan ini antara lain cacing tanah, siput, lipan, keluwing,
teripang, dan berbagai jenis heterotrof lainnya (Slamet dan Sri, 2007 : 272).
d. Dekomposer
Dekomposer atau perombak yaitu organisme yang bertugas menghancurkan
partikel-partikel organisme lain. Terdiri atas bakteri dan jamur, dimana fungsinya
adalah merombak senyawa komplek yang terdapat pada tumbuhan dan hewan
yang sudah mati menjadi senyawa sederhana berupa nutrien yang sangat
dibutuhkan oleh tumbuhan (Slamet dan Sri, 2007 : 273).

D. Aliran Energi dalam Ekosistem


Proses yang berlangsung pada ekosistem, yaitu jaring-jaring makanan (food
web), siklus komponen-komponen kimia dan aliran energi yang terus menerus.
Jaring-jaring makanan dilakukan oleh produser, konsumer, dan dekomposer
(Campbell et al, 2004).
Siklus unsur kimia merupakan suatu perputaran dari zat organik menjadi
anorganik lalu diubah menjadi zat organik yang baru dan melibatkan komponen
biotik dan abiotik suatu ekosistem, sehingga perputaran itu disebut juga siklus
biogeokimia (Campbell et al, 2004).
Aliran energi terjadi dalam rantai makanan ke dalam tingkat urutan
makanan yang disebut tingkat trofik. Setiap perpindahan trofik terjadi kehilangan
energi. Kehilangan energi yang terjadi dapat diketahui dengan hukum
termodinamika II, yaitu setiap perubahan energi menimbulkan hilangnya energi
yang dipakai (Campbell et al, 2004).
Energi memasuki sebagian besar ekosistem dalam bentuk cahaya matahari
ini kemudian diubah menjadi energi kimia oleh organisme autotrof, yang
kemudian diteruskan ke organisme heterotrof dalam bentuk senyawa-senyawa
organik dalam makanan, dan dibuang dalam bentuk panas. Unsur-unsur kimia,
seperti karbon dan nitrogen, bersiklus diantara komponen-komponen abiotik dan
biotik ekosistem. Organisme fotosintetik mendapatkan unsur-unsur ini dalam
bentuk anorganik dari udara, tanah dan air dan mengasimilasikan unsur-unsur
tersebut menjadi molekul-molekul organik yang sebagian dikonsumsi oleh hewan.
Unsur ini dikembalikan dalam bentuk anorganik ke udara, tanah dan air melalui
metobolisme tumbuhan dan hewan, serta melalui organisme lain seperti bakteri
dan fungi, yang menguraikan buangan organik dan organisme mati (Campbell,
2009).
Pergerakan energi dan materi melalui ekosistem saling berhubungan karena
keduanya berlangsung melalui transfer zat-zat melewati hubungan makan-
memakan. Akan tetapi karena energi berbeda dengan materi, tidak dapat didaur
ulang (disiklus ulang), suatu ekosistem harus diberi tenaga dengan terus-menerus
mengalirkan energi baru dari suatu sumber eksternal (matahari). Dengan demikian
energi mengalir melewati ekosistem, sementara materi bersiklus di dalam
ekosistem tersebut(Campbell, 2009).

E. Interaksi antar Komponen


Setiap makhluk hidup selalu berinteraksi, baik antarindividu sejenis maupun
individu lain jenis. Dalam sebuah ekosistem, bentuk interaksi di antara individu
dapat berupa simbiosis, kompetisi, predasi, parasitisme, komensalisme, dan lain-
lain (Slamet dan Sri, 2007 : 281-284).
1. Interaksi Simbiosis
Simbiosis adalah interaksi yang sangat erat antarindividu dan lain jenis.
Simbiosis dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah :
a. Simbiosis mutualisme, yaitu interaksi antara dua individu ataupun
populasi yang saling menguntungkan.
b. Simbiosis parasitisme, yaitu interaksi antara dua individu/populasi dimana
salah satu individu untung, sedang simbion pasangannya rugi.
c. Simbiosis komensalisme, yaitu interaksi antara individu atau populasi,
dimana salah satu untuk sedangkan individu atau populasi lainnya tidak
untung dan juga tidak rugi.
2. Interaksi Predasi
Predasi adalah interaksi antarindividu ataupun populasi, dimana populasi
yang satu memangsa populasi yang lain. Pemangsa disebut predator, sedangkan
yang dimakan atau dimangsa disebut mangsa.
3. Interaksi Kompetisi
Kompetisi atau persaingan terjadi apabila dua populasi menempati habitat
dan nisia yang sama. Bila dalam kompetisi tersebut ada salah satu pesaing yang
kalah, maka pesaing yang kalah tersebut akan mati atau menyingkir dari areal
tempat tinggalnya.

F. Alat Ukur Edafik dan Klimatik


Alat yang dapat digunakan untuk mengukur klimatik dan edafik antara
lain :
1. Anemometer
Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan angin dan untuk mengukur arah. Anemometer merupakan salah satu
instrument yang sering digunakan oleh balai cuaca seperti Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Anemometer harus ditempatkan di daerah
terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling atau mangkok yang terdapatpada
anemometer akan bergeraksesuai arah angin. Makin besarkecepatan angin meniup
mangkok-mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan berputarnyapiringan mangkok-
mangkok. Darijumlah putaran dalam satu detikmaka dapat diketahui kecepatananginnya.
Di dalam anemometerterdapat alat pencacah yang akanmenghitung kecepatan angin
(Saputra, Raja Eka, 2014 : 3).
2. Lux meter
Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu
untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang
cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah
sensor yang cukup peka dan linear terhadap cahaya. Sehingga cahaya yang
diterima oleh sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital
(Gunadhi, Albert., 2002 : 49).
3. Soiltester
Soiltester merupakan sebuah alat untuk kontrol kelembaban tanah sangat
penting bagi pengguna dibidangnya. Soiltester dapat dimanfaatkan sebagai unit
pengolahan informasi yang dipungut dari sensor tertentu dan hasilnya dapat
ditampilkan dalam bentuk digital (I Made Sudana, 2010 : 62).
4. Termometer Udaradan Termometer Tanah
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau
alat yang digunakan untuk mengetahui nilai derajat panas suatu benda atau
ruangan. Pada kehidupan sehari hari termometer sangat dibutuhkan
misalnyauntuk mengetahui nilai suhu pada ruangan. Tidak hanya itu, di ilmu
kesehatan termometer juga sangat dibutuhkan seperti sebagai alat pegukur
suhu badan manusia (Sulbi dan Erna Hastuti, 2009 : 55)
5. pH stick
Merupakan alat ukur keasaman untuk mendeteksi kadar keasaman (pH)
yang berfungsi pada air, kadar keasaman menentukan kualitas air. Sistem ini
dapat digunakan pada segala jenis air, dengan mengunakan sensor derajat
keasama (pH) yang berfungsi sebagai pendeteksi kadar keasaman yang
terkandung dalam air (Zulfian Azmi, et al., 2016 : 101)
6. Higrometer
Higrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban pada
suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas (container)
penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembaban yang terjaga seperti dry
box penyimpanan kamera. Higrometer juga banyak dipakai untuk pengukuran
kelembaban dalam suatu ruangan (Gunawan Dewantoro, 2015 : 5).
7. Lup
Lup merupakan alat optik yang terdiri dari sebuah lensa cembung
dipergunakan untuk melihat benda kecil supaya tampak lebih jelas atau lebih
besar dari ukurannya.
8. Hand Counter
Alat penghitung objek manual, berbentuk seperti stopwatch dan berfungsi
untuk memudahkan dalam penghitungan objek agar tidak lupa pada saat
menghitung.
BAB III
METODE KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat


Hari, tanggal : Senin, 10 September 2018
Waktu : 14.30 - 16.00
Tempat : Dusun Gempol, Condongcatur, Depok, Sleman

B. Alat dan Bahan


Alat
No NamaAlat Fungsi Jumlah
1 Luxmeter digunakanuntukmengukurbesarnyaintensitascahaya di 1 buah
dalam plot
2 Anemometer digunakanuntukmengukurkecepatanangin di dalam plot 1 buah
3 Soil tester digunakanuntukmengukur pH 1 buah
danmengujikelembabantanah
4 Termometerud digunakanuntukmengukursuhu (temperatur) pada plot 1 buah
ara
5 Higrometer digunakanuntukmengukurtingkatkelembaban 1 buah
6 Hand counter digunakanuntukmenghitungbanyaknyaobjek yang ada 1 buah
di dalam plot
7 Rafia digunakanuntukmembuatbatas plot 80 meter
8 Pasak (pathok) digunakanuntukmenandaisudut-sudut plot 16 buah

Bahan :
Ekosistem tegalan
C. Langkah Kegiatan

Lokasi pengamatan ditentukan terlebih dahulu

Dibuat 4 plot pengamatan dengan tali rafia berukuran 5 x 5 m

Organisme yang ada di dalam plot diidentifikasi dengan teliti

pH tanah, kelembapan udara, intensitas cahaya, suhu udara, dan


kecepatan angin diukur menggunakan alat klimatik edafik

Jumlah interaksi antar komponen ekosistem diamati dan


diidentifikaksi bentuk-bentuk interaksinya

Hasil pengamatan yang telah diperoleh dicatat ke dalam tabel


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Data kondisi faktor lingkungan abiotik dilingkungan pengamatan yaitu
ditegalan
a. Data klimatik
Kelembaban Suhu udara Intensitas cahaya
No. Plot
udara (%) (°C) (lux/Candela)
1 47% 32°C 1955x10
2 47% 32°C 1955x10
3 47% 32°C 1955x10
4 47% 32°C 1955x10

b. Data edafik
Kelembaban
No. pH
tanah Struktur tanah Tekstur tanah
Plot tanah
(kering/basah)
Kering, sedikit
Tanah
1 Kering berbatu, tanah sedikit 5,5
berpasir
menggumpal
Kering, sedikit
Tanah
2 Kering berbatu, tanah sedikit 5,5
berpasir
menggumpal
Kering, sedikit
Tanah
3 Kering berbatu, tanah sedikit 6
berpasir
menggumpal
Kering, sedikit
Tanah
4 Kering berbatu, tanah sedikit 5
berpasir
menggumpal
c. Komponen abiotik
No Nama Keterangan
Banyaknya komponen abiotik

Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4


1. Batu 1% 1% 1% 1%
2. Tanah 97 % 97% 97% 97%
3. Kerikil 2% 2% 2% 2%
4. Cahaya 1955x10 1955x10 1955x10 1955x10
Matahari lux lux lux lux

2. Data kondisi lingkungan biotik di lokasi pengamatan


a. Tumbuhan
No NamaTumbuhan Keterangan
JumlahIndividu
Plot Plot Plot Plot
1 2 3 4
1. Ketela 21 - 22 -
2. Cabai 6 - - - Tumbuhancabaimasihkecildanbelumadacab
3. Terong 4 - - - Tumbuhanterongmasihkecil/muda.
Belumadaterongnya.
4. Lembayung 1 1 - 1
5. Rumput Liar 30 45 - 80
6. UbiJalar - 61 104 81
7. Pepaya - - 1 -
8. Krokot - - 1 -
9. Jagung - - - 67
10. PutriMalu - - - 3
11. Kacang - - - 3
12. Kenikir - - - 4
13. RumputTeki - - - 5

b. Hewan
No NamaSpesies Keterangan
JumlahIndividu
Plot Plot Plot Plot
1 2 3 4
1. Semut 30 53 40 35 Semutkeluarmasukdarilubangtanah.
2. Belalang - 3 2 - Hinggap di
tumbuhandanmemakandauntumbuhan.
3. Laba-Laba - 1 - Laba-laba di tanah yang kering.
4. Ulat - - 1 - Hinggap di tumbuhankrokot.
5. Kupu-Kupu - - - 1 Kupu-kupukecilhinggap di
tumbuhandanterbang di area plot 4
6. Kepik - - - 1 Hinggap di bebatuan.
7. Lalat - - - 1 Lalatterbang di area plot 4.
B. Pembahasan
Laporan praktikum ini akan membahas tentang distribusi populasi
tumbuhan pada kawasan tegalan. Pengamatan telah dilakukan secara langsung
pada tanggal 10 September 2018 yang bertempat di salah satu area tegalan di
dusun Gempol, Condongcatur, Depok, Sleman.
Laporan ini memiliki tujuan antara lain yaitu mempelajari pola distribusi
populasi tumbuhan dan mengungkap latar belakang penyebab terjadinya suatu
pola distribusi tumbuhan. Agar dapat memenuhi tujuan tersebut maka harus
mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu yang akan dipergunakan dalam
praktikum terebut. Alat yang digunakan seperti tali rafia, patok, cetok, soiltester,
higrometer, termometer, serta lux meter dan bahan yang digunakan yaitu semua
komponen ekosistem tegalan.
Pengamatan ekosistem tegalan dimulai dengan membuat 4 plot yang
berukuran 5x5 m, plot tersebut dibuat secara berdekatan dan dilakukan pencatatan
dari pengukuran menggunakan alat-alat untuk memperoleh data klimatik maupun
edafik, juga menghitung jumlah komponen biotik dan abiotiknya, sehingga
didapatkan hasil pengamatan seperti dalam grafik di atas.
Ekosistem merupakan konsep sentral dalam ekologi karena ekosistem
(sistem ekologi) itu terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya (Otto Soemarwoto, 1983).
Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem
tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem
dibedakan menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar,
ekosistem tegalan) dan ekosistem perairan (tawar, payau, asin) (Joko Waluyo,
2013 : 23).
Energi yang dimiliki oleh setiap organisme hidup adalah energi kimia yang
diperoleh dari makanannya dalam bentuk protein, karbohidrat, lemak, dan
sebagainya. Energi tersebut diciptakan pertama kali pada tingkatan produsen,
yaitu tumbuhan hijau dengan mengubah energi matahari ke dalam bentuk energi
potensial. Energi potensial adalah energi yang tersimpan dan dapat digunakan
untuk melakukan kerja, contohnya protein, karbohidrat, dan lemak. Adapun
energi kinetik merupakan energi yang terlepaskan atau energi yang dibebaskan
oleh organisme berupa energi gerak (Indriyanto, 2010 : 29).
Dalam suatu aliran energi ada 3 peran penting yang harus dimiliki meliputi
produsen yang berfungsi sebagai organisme yang membuat makanan sendiri
(autotrof) peran ini biasanya diambil oleh tumbuhan yang menghasilkan makanan
melalui proses fotosintesis, kemudian konsumen sebagai organisme yang tidak
mampu membuat makanan sendiri (heterotrof), dan dekomposer merupakan
organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme yang menguraikan sisa-sisa
organime yang telah mati menjadi zat-zat organic sederhana. Zat-zat sederhana ini
digunakan kembali oleh produsen sebahgai bahan nutrisi untuk membuat
makanan. (R. Soedirman Resosoedarmo, 1986 : 16).
Pada data klimatik di semua plot memiliki kelembapan udara, suhu udara,
dan intensitas cahaya yang sama. Lalu pada data edafik di semua plot juga hampir
memiliki kelembapan tanah, struktur tanah, dan tekstur tanah yang sama.
Sedangkan untuk pH tanah berbeda-beda di setiap plot. Kesamaan data ini
dikarekanan area plot satu dengan plot yang lainnya hanya berjarak sedikit jadi
tekstur dan kondisinya hampir sama di setiap plot. Sedangkan perbedaannya
hanya selisih dikit antara pH tanah plot satu dengan plot lainnya. Sehingga tidak
terlihat jelas perbedaan yang signifikan antara plot satu dengan plot lainnya.

DiagaramPersebaranTumbuhan
Pada pengamatan yang telah dilakukan,perbandingan tumbuhan yang berada
padaekosistemtegalankeanekaragamantumbuhan :
Ketela,Cabai,Terong, Lembayung, Rumput Liar, UbiJalar, Pepaya,
Krokot,Jagung, PutriMalu, Kacang, Kenikir, RumputTeki.Tanamanlembayung
dominankarenateksturtanah yang mendukungpertumbuhannya,
jugacahayamatahari, suhu, kelembaban.Tanamanubijalardominan di plot 3
karenatempattersebuttidakadagulmadanteksturtanah yang
gemburdanberpasirsehinggamemungkinkantanamanubijalarberkembangdenganbai
kdanmenghasilkanumbidenganukuranrelatifbesar. Tanamanketeladominan di plot
1 dan 3 karenaunsurtanah,
strukturtanahmaupunteksturnyasangatmendukungpertumbuhannya.Tanamanjagun
gdominan di plot 4
karenaditempattersebutmemangsengajadijadikanlahanuntukpenanamanjagungters
ebut.Disemuatempatekosistemtegalantersebutbanyakterdapatrumputakantetapidise
tiaptransek/plot yangdibuatjumlahrumputnyaberbeda-beda.

Diagram PersebaranHewan
Keanekaragamanhewanpadasemua plot antara lainsemut, belalang, laba-laba,
ulat, kupu-kupu, kepik, lalat.Semutdominan di plot
2.Perilakusemuttersebutkeluarmasukpadalubangtanahuntukmecarimakanan,
sebenarnyasemuttersebuttersebardisemuatempatakantetapipadasaatpengamatan
yang terlihat paling banyakterdapatpada plot 2.
Beberapajenissemutmemakanseranggapengganggu
(hama).Semutmenyuburkantanahketikamemprosesmakanannya,
sebagaidekomposer,danmembantu penyebaran biji-bijianyang
cenderungbijiberukurankecildanringan.Belalangdominan di plot 2,
karenasumbermakanan yang dibutuhkanterdapatpadatempattersebut.

C. Jaring-JaringMakanan

Lembayung

BelalangBatu
UbiJalar

SemutHitam
UlatHypolimn
Rumput Liar asmissipus

Laba-Laba
KrokotMerah
Kepik

Kacang Tanah
Kupu-
KupuJamides
PutriMalu sp.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa setiap individu
akan menempati dan menjelajahi area dalam habitatnya apabila kondisi
lingkungan mendukung dan sumber daya tersedia tanpa harus bersaing dengan
individu lainnya. Melalui hal tersebut, hewan maupun tumbuhan dapat hidup
dalam kelompok, menyebar secara acak, dan ditemukan di seluruh area. Namun,
pada plot yang diamati lebih dominan penyebaran mengelompok yang terjadi
karena adanya persaingan antar individu yang mendorong untuk mendapatkan
habitat yang sama, sehingga pada setiap plot terdapat perbedaan organisme yang
menempati. Selain itu, komponen abiotik dan biotik yang saling berhubungan
dapat menjaga keseimbangan ekosistem.

B. Saran
Dalam melakukan percobaan, diperlukan sifat waspada, ketelitian yang
tinggi, dan pemahaman dalam menggunakan alat praktikum sehingga dapat
diperoleh hasil yang memuaskan, akurat dan tidak terjadi kesalahan dalam proses
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, Zulfian, Saniman, dan Ishak. Sistem Penghitung pH Air Pada Tambak Ikan
Berbasis Mikrokontroller. Jurnal Saintikom, 15 (2), 101-108.
Campbell, Neil A. 2009. Biologi Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Campbell, Neil A., et al. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. (Alih bahasa oleh
Wasmen Manalu). Jakarta : Erlangga.
Dewantoro, Gunawan, Sri Hartini, dan Agustinus Hery Waluyo. 2015. Alat
Optimasi Suhu dan Kelembaban Untuk Inkubasi Fermentasi dan
Pengeringan Pasca Fermentasi.Jurnal Rekayasa Elektrika, 11 (3), 1-6.
Fried, George H., dan George J. Hademenos. 2006. Biologi Edisi Kedua. (Alih
bahasa oleh Damarin Tyas). Jakarta : Erlangga.
Gunadhi, Albert. 2002. Perancangan dan Implementsi Alat Ukur Cahaya
Sederhana. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002),
49-58.
Indriyanto. 2010. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara.
Isnaeni, W. 2006.Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius.
Prasetiyo, T.Y., 2006. Budidaya Sawah TOT (Tanpa Olah Tanah). Yogyakarta :
Kanisisus.
Prawirohartono, Slamet, dan Sri Hidayati. 2007. Biologi I. Jakarta : Bumi Aksara.
Resosoedarmo, R. Soedirman. 1986. Pengantar Ekologi. Bandung : Remadja
Karya.
Salisbury, F., dan C. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Penerjemah : Diah,
Lukman dan Sumayono. Bandung : ITB Press.
Saputra, Raja Eka. 2014. Sistem Monitoring Pengukuran Kecepatan Angin Pada
Alat Prototype Anemometer, 1-10.
Soemarmo. 2010. Ekosistem Sawah. Psip-ppsub.
Soemarwoto, Idjah, Indrawati G., Guhardja E., dkk. 1984. Biologi Umum I.
Jakarta : Gramedia.
Soemarwoto, Otto. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta :
Penerbit Djambatan.
Sudana, I Made. 2010. Alat Ukur Kadar Air Dalam Tanah (Soil Tester) Berbasis
Mikrokontroler AT89C51.Jurnal Teknik Elektro, 2 (1), 62-70.
Sugeng, HR. 1989. Bercocok Tanam Padi. Semarang : Rineka Ilmu.
Sulbi dan Erna Hastuti. 2009. Pengukuran Temperatur Jarak Jauh Secara Real
Time Berbasis PC Menggunakan Gelombang Radio. Jurnal Neutrino, 2 (1),
55-63.
Waluyo, Joko. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : Universitas
Jember.
LAMPIRAN

A. Hasil Diskusi

B. Data Mentah
1. Data kondisi faktor lingkungan abiotik dilingkungan pengamatan yaitu
ditegalan
a. Data klimatik
Kelembabanudara Suhuudara Intensitascahaya
No. Plot
(%) (°C) (lux/Candela)
1 47% 32°C 1955x10
2 47% 32°C 1955x10
3 47% 32°C 1955x10
4 47% 32°C 1955x10

b. Data edafik
No. pH
Kelembabantana Teksturtana
Plo Strukturtanah tana
h (kering/basah) h
t h
Kering,sedikitberbatu,
Tanah
1 Kering tanahsedikitmenggump 5,5
berpasir
al
Kering, sedikitberbatu,
Tanah
2 Kering tanahsedikitmenggump 5,5
berpasir
al
Kering, sedikitberbatu,
Tanah
3 Kering tanahsedikitmenggump 6
berpasir
al
Kering, sedikitberbatu,
Tanah
4 Kering tanahsedikitmenggump 5
berpasir
al
c. Komponenabiotik
No Nama Keterangan
Banyaknyakomponenabiotik

Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4


1. Batu 1% 1% 1% 1%
2. Tanah 97 % 97% 97% 97%
3. Kerikil 2% 2% 2% 2%
4. CahayaMatahari 1955x10 1955x10 1955x10 1955x10
lux lux lux lux

2. Data kondisifaktorlingkunganbiotik di lokasipengamatan


a. Tumbuhan
No NamaTumbuhan Keterangan
JumlahIndividu
Plot Plot Plot Plot
1 2 3 4
1. Ketela 21 - 22 -
2. Cabai 6 - - - Tumbuhancabaimasihkecildanbelumadacab
3. Terong 4 - - - Tumbuhanterongmasihkecil/muda.
Belumadaterongnya.
4. Lembayung 1 1 - 1
5. Rumput Liar 30 45 - 80
6. UbiJalar - 61 104 81
7. Pepaya - - 1 -
8. Krokot - - 1 -
9. Jagung - - - 67
10. PutriMalu - - - 3
11. Kacang - - - 3
12. Kenikir - - - 4
13. RumputTeki - - - 5
b. Hewan
No NamaSpesies Keterangan
JumlahIndividu
Plot Plot Plot Plot
1 2 3 4
1. Semut 30 53 40 35 Semutkeluarmasukdarilubangtanah.
2. Belalang - 3 2 - Hinggap di
tumbuhandanmemakandauntumbuhan.
3. Laba-Laba - 1 - Laba-laba di tanah yang kering.
4. Ulat - - 1 - Hinggap di tumbuhankrokot.
5. Kupu-Kupu - - - 1 Kupu-kupukecilhinggap di
tumbuhandanterbang di area plot 4
6. Kepik - - - 1 Hinggap di bebatuan.
7. Lalat - - - 1 Lalatterbang di area plot 4.

C. Foto Kegiatan

Plot 1
Plot 2
Plot 3 Plot 4

Lubang tempat keluar masuk semut Higrometer

Lux meter Soiltester Plot 1 dan 2


Soiltester plot 3 Soiltester Plot 4

Ketela Pohon

Ubi Jalar

Pohon Pepaya Tanaman Krokot


Rumput Tanaman Jagung

Kupu-kupu hinggap di tanaman ubi jalar

Ulat di tanaman krokot

Anda mungkin juga menyukai