Anda di halaman 1dari 14

KOMPETISI EKSTRA DAN INTRA

SPESIES
DI SUSUN
Oleh:

KELOMPOK 3
GEUBRINA RIZKI (1905109010002)
MIFTAHUL AHYA (1905109010035)
JAUZA TIARA NAFIDA (1905109010044)
SELVIA FEBRIZA (1905109010049)
RISA RAHMATIKA FIKRINA (1905109010051)
QALBIN SALIM FAZLI (1905109010052)

KELAS : II
PROTEKSI TANAMAN

LABORATORIUM AGROEKOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2019
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Individu tanaman dalam satu komunitas saling berinteraksi, baik interaksi


tumbuhan sejenis (intra spesies) maupun interaksi dengan jenis lain (ekstra spesies).
Interaksi tersebut dapat saling menguntungkan atau merugikan salah satu
daripadanya. Dengan kata lain interaksi tersebut dapat bersifat mutualistic atau
kompetitif. Individu tanaman akan berkompetisi satu dengan yang lainnya dalam
memanfaatkan sumber daya seperti unsur hara, air, udara, cahaya, ruangan dan
sebagainya. Umumnya persaingan antara tumbuhan sejenis lebih ketat dari pada
persaingan tumbuhan yang berlawanan jenis. Hal tersebut disebabkan oleh karena
kebutuhan terhadap sumber daya yang relative sama dengan jumlah maupun jenisnya.
Malah satu jenis dengan jenis lainnya bila tumbuh berdekatan akan saling
menguntungkan, sehingga tidak saling terjadi penekanan. Pengaturan populasi
tanaman pada hakikatnya adalah pengaturan jarak tanam yang nantinya akan
berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari.
Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak
tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun intra
spesies. Penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak
tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh
terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman. Mengingat
pentingnya mengengetahui jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman, maka
dilakukan penelitian tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis
maupun berbeda spesies. Kacang tanah dan jagung merupakan jenis tumbuhan
dengan habitat yang berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media
bukan tidak mungkin akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa
kompetisi dimana keduanya tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga
saling memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal
ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang tanah dan jagung.
Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang tanah dan jagung akan
mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah percobaan
ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan
kacang tanah dan jagung.
1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu mengevaluasi sejauh
mana akan terjadi persaingan antara beberapa tanaman pertanian yang ditanam
berdekatan dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons
tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan tanaman.
Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan
saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang
tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya
tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan
pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu
dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut
dinamakan allelopati (Irwan,2007).

Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan
akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan
(survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing, sedangkan kompettisi
didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan
kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan
antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi dapat
didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling
memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama
yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2,
dan ruang tumbuh (Kastono,2005).

Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan
terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-
macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan
pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama.
Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi
spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk
dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi
menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan atau yang
serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive
exclusion principles ) .Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua , yaitu
kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative
competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber
daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu
usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain,
meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini
diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh
negatif pada individu lain (Noughton,1990).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum kompetisi ekstra dan intra spesies ini dilaksanakan di Fakultas Pertanian
Universitas Syiah Kuala pada hari Selasa,pukul 14.00-16.00 WIB.

3.2. Alat dan Bahan

1) Benih jagung dan kacang tanah


2) Pupuk kandang, pupuk urea, SP 36 dan KCL
3) Insektisida dan fungisida
4) Alat (cangkul, meteran, polybag)

3.3. Cara Kerja

1.      Tanah dihancurkan/ dihaluskan, kemudian dimasukkan ke dalam polybag


hingga 4/5 tingginya. Siramlah sampai tercapai kapasitas lapang.
2.      Susunlah media (polybag berisi tanah) tersebut di lokasi percobaan.
3.      Ke dalam tiap polybag tanamlah satu butir benih dengan kedalaman tanam
1,5 - 3 cm (tergantung besar benih), kemudian siram secukupnya.
4.      Rawatlah tanaman dengan baik selama percobaan, antara lain penyiraman
satu/ dua kali sehari (pagi/sore), penyiangan dan pengendalian
hama/penyakit apabila diperlakukan.
5.      Pada waktunya lakukan pengamatan terhadap:
a. Tinggi tanaman pada minggu ke II,IV,VI. Tinggi tanaman diukur dari
permukaan tanah sampai titik tumbuh (kuncup).
b. Cabutlah tanaman dengan hati-hati dari media, bersihkan permukaan
tanah.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan

Tinggi Tanaman Jagung (Tumpang Sari)

Tanaman ke- Minggu ke – (cm)

2 4 6 8

J 1 16 96 136 211

A 2 4 78 132 187

G
3 16 84 130 191
U

N 4 13 58 92 103

G 5 27 82 126 176

Rata-
rata 15,2 332,4 515,2 727,2

Tinggi Tanaman Jagung

Tanaman ke- Minggu ke – (cm)

2 4 6 8

J 1 26,5 71 144 201

A 2 14 91 130 180
G 3 14 77 131 179

U 4 25 71 150 200

N
5 11 94 131 183
G
Rata-
rata 81,7 328,8 581,2 796,6

Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah

Tanaman ke- Minggu ke – (cm)

2 4 6 8

K 1 12 40 48 75

A 2 10 34 48 69

C
3 11 37 45 82
A

N 4 13 55 64 91

G 5 12 46 50 73

Rata-
rata 48,4 175,2 215 331,6
Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah (Tumpang Sari)

Tanaman ke- Minggu ke – (cm)

2 4 6 8

K 1 4 24 20 52

A 2 18 59 63 97

C
3 10 32 55 86
A

N 4 15 45 70 112

G 5 13 52 64 100

Rata-
rata 49,6 170,4 220,8 447

Jumlah Daun Jagung (Tumpang Sari)

Tanaman ke- Minggu ke – (cm)

2 4 6 8

J 1 3 9 11 14

A 2 4 7 9 12

G
3 4 9 10 13
U 4 5 6 8 11

N 5 9 8 10 14

G Rata-
rata 17,8 32,6 40 52,8

Jumlah Daun Kacang Tanah (Tumpang Sari)

Tanaman ke- Minggu ke – (cm)

2 4 6 8

K 1 4 24 30 52

A 2 15 59 63 97

C
3 10 32 55 86
A

N 4 15 45 70 112

G 5 13 52 64 120

Rata-
rata 46,6 170,4 230,8 371

4.2. Pembahasan

Dari tabel di atas menunjukkan bagai mana fase pertumbuhan yang terjadi
terhadap dua tanaman satu spesies terhadap jumlah tanaman yang di tanami dalam
satunpolibet. Tetapi kekurangan cahaya mempunyai pengaruh yang langsung
terhadap proses-proses fisiologi yang lain. Bila proses respirasinya tak dapat
terlaksana dengan baik, bila cahaya dalam keadaan kurang dan fotosintesis sangat
dibatasi maka pembentukan akar tanaman-tanaman tersebut kebanyakan condong
untuk berkurang dan kekurangan pembentukan akar ini menyebabkan pertumbuhan
tidak kontinyu pada seluruh pertumbuhan tanaman. Beberapa kemungkinan beberapa
spesies tanaman dapat tumbuh baik di dalam situasi cahaya yang penuh jika spesies
tanaman tersebut memang membutuhkan cahaya yang tinggi dalam proses
pertumbuhannya. Tanaman-tanaman yang kekurangan cahaya sebagai faktor
lingkungan hidupnya maka gejala pertama yang tampak adalah defisiensi N. Selain
itu pertumbuhan tanaman condong akan lambat. Terganggunya fase pertumbuhan
yang terjadi terutama pada tanaman yang benihnya kurang baik maka
pertumbuhannyapun tidak terjadi karnna persaingan yang begitu ketat sehingga pada
tanaman kacang tanah tidak tumbuh akan tetapi kacang hijau tumbuh walaupun
pertumbuhannya kurang baik.
Ruang merupakan faktor yang penting dalam persaingan antar spesies karena
ruang sebagai tempat hidup dan sumber nutrisi bagi tumbuhan. Ruang yang besar
dapat menyebabkan tingginya tingkat persaingan. Faktor utama yang memengaruhi
persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya adalah kerapatan. Pengaruh
kerapatan tanaman terhadap diameter dan tinggi tanaman yaitu semakin besar
kerapatan tanaman maka semakin kecil diameter dan tinggi tanaman dan semakin
kecil kerapatan tanaman maka semakin besar diameter dan tinggi tanaman yang ada.
Hal ini disebabkan karena kerapatan yang besar berarti jumlah tanaman sejenis
banyak tumbuh di ruang sempit, saling berkompetisi untuk mendapatkan air, dan
nutrisi yang jumlahnya terbatas.
Kompetisi intraspesifik adalah persaingan yang terjadi pada tanaman
yang ditanam pada tempat yang sama. Kompetisi dapat terjadi karena tumbuhan
tersebut saling memperebutkan unsur hara yang terdapat dalam tanah dimana kedua
tanaman tersebut ditanam. Terjadinya kompetisi antara tanaman sejenis tersebut
mengakibatkan pertumbuhannya terhambat. Setelah dilakukan pengamatan selama 6
minggu maka kami peroleh bahwa hasil bahwa polybag yang ditanami tanaman lebih
sedikit maka pertumbuhannya lebih cepat, sedangkan tumbuhan yang ditanami lebih
banyak, pertumbuhannya lebih lambat, ini akibat persaingan yang terjadi antara
tumbuhan tersebut.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu
dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan terjadi bila
kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan
lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Faktor-
faktor yang memengaruhi persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon
dioksida, dan ruang. Faktor-faktor tersebut akan memengaruhi pertumbuhan tinggi
batang, diameter batang, kandungan klorofil, dan daya hasil dari tanaman tersebut.

5.2. Saran

Praktikan sebaiknya sungguh-sungguh diikuti dan harus memahami materi dengan


baik serta menjaga ketertiban agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Irwan.2007.Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Kastono.2005.Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta

Noughton.1990.Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press Yogyakarta

Soemarwoto.1983.Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit


Djambatan. Jakarta

Fadlah,S.2011.Laporan praktikum biologi ( http://syara-


fadlah.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-ekologi-kompetisi.html )
LAMPIRAN

Gambar 1. Pemberian lubang pada Gambar 2. Penaburan benih pada

setiap polybag setiap polybag

Gambar 3. Benih telah ditaburkan


Gambar 4. Pengukuran tinggi ba-

tang jagung
Gambar 5. Menghitung jumlah Gambar 6. Menghitung jumlah

daun jagung cabang kacang tanah

Gambar 7. Menghitung jumlah Gambar 8. Tinggi jagung pada

cabang kacang tanah pengamatan ke-8

Anda mungkin juga menyukai