Anda di halaman 1dari 15

Sagu metroxylon sagu

KELOMPOK 7A:
Ramli
Asrar
Anriana
Karmila
Jusmiati Hiswan
Muhammad Ihsan
Rizqi Sanihiyyah
Hardianti Pratiwi
Latar belakang

Sagu merupakan salah satu penghasil


karbohidrat yang sangat penting dan
dapat menjadi alternatif tanaman pangan
selain padi, jagung dan umbian untuk
mendukung ketahanan nasional (Fadila A.
2011).
Tujuan dan Metodologi

TUJUAN
Untuk mengetahui mengenai tumbuhan sagu

METODOLOGI
Mencari beberapa sumber atau informasi mengenai
tumbuhan sagu
Definisi pohon Sagu
Metroxylon sp. atau disebut juga sagu adalah nama sejenis
palma penghasil tepung sagu. Nama-nama lainnya di berbagai
daerah di Sumatra dan Sulawesi adalah rumbieu, rembie, rembi,
rembiau, rambia, hambia, humbia, lumbia, rombia, rumpia.
Sagu adalah tepung atau olahan yang diperoleh dari
pemrosesan teras batang rumbia atau "pohon sagu"
(Metroxylon SP). Tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang
mirip dengan tepung tapioka
Pohon sagu adalah pohon yang hidup secara berumpun diareal
rawa-rawa dengan akar rimpang yang panjang dan bercabang-
cabang. Pohon sagu atau rumbia berbunga dan berbuah hanya
sekali (monocarpic) dan sudah itu mati (Papilaya. 2008).
Potensi sagu

Dibandingkan dengan tanaman penghasil karbohidrat lain, sagu


menjadi sumber karbohidrat paling tinggi dapat mencapai 15-40 ton
pati kering/ha/tahun, pohon sagu dapat tumbuh hingga setinggi 20
m, bahkan 30 m. Dari satu pohon dapat dihasilkan 150 sampai
300kg pati. Suatu survei di Kabupaten Kendari menunjukkan bahwa
untuk mengolah dua pohon sagu diperlukan 4 orang yang bekerja
selama 6 hari.Tanaman sagu dapat berperan sebagai pengaman
lingkungan karena dapat mengabsorbsi emisi gas karbondioksida
yang berasal dari lahan rawa dan gambut ke udara (Bintoro, 2008).
Faktor- faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Sagu

Pertumbuhan dan perkembangan sagu akan lebih


cepat jika tidak ada gangguan, misalnya gulma
(Amarilis, 2009)

Sinar matahari dalam jumlah banyak (Bintoro, dkk,


2010)

Suhu udara atau kelembaban udara (Flach, 1983)

Lingkungan tumbuhnya (Andrew, 2006)


Ciri- ciri Pohon Sagu Siap
Panen
diameter 60-70
umur 6-7 tahun tinggi pohon 10-15 m
cm

tebal batang yang


tebal kulit luar 10 cm
mengandung sagu 50-
60 cm

ujung batang mulai membengkak


disusul keluarnya selubung bunga dan
pelepah daun berwarna putih terutama
pada bagian luarnya

Andrew,
2006
Proses Produksi Sagu

TRADISIONAL PA B R I K A S I

Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, 2007


Penebang
an pohon
sagu

Pengering Pemotong
an dan an dan
pengemas pengupas
an an kulit

Penampung Penghancu
an dan ran
pengendap empulur
an

Ekstraksi
pati
Bunga, Batang, Daun, & Ulat Sagu
BUNGA
DAUN
Bunga sagu berwarna kecoklatan
Daun sagu berbentuk memanjang
dan bercabang banyak. Pada
dan agak lebar, dan memiliki
cabang terdapat sepasang bunga
pelepah daun. Pelepah daun
jantan dan betina, namun bunga
tersusun berlapis-lapis, lalu akan
jantan mengeluarkan tepung sari
terlepas setelah dewasa dan
sebelum bunga betina terbuka
melekat sendiri di ruas batang
atau mekar (Flach, 1983).
(Achmad, 2010).

BATANG
ULAT
Batang sagu merupakan tempat
Ulat sagu merupakan makanan yang
penimbunan utama pati yang
kaya protein. Ulat sagu diperoleh dari
dihasilkan melalui proses
pembusukan pohon sagu setelah
fotosintesis. Batang terbentuk
sebagian besar dagingnya diolah
setelah ada russet berakhir yaitu
menjadi tepung sagu.
setelah berumur 45 bulan dan
Setelah bagian dalam batang sagu
kemudian membesar dan
membusuk, biasanya ada larva yang
memanjang dalam waktu 54 bulan.
berasal dari telur kumbang kepala
Batang tanaman sagu memiliki kulit
merah dan dalam waktu tertentu akan
luar yang keras (lapisan epidermal)
berubah menjadi anak ulat hingga
dan empulur tempat menyimpan pati
menjadi ulat dewasa (Rachmat, 2014).
(Flach, 1983).
Kandungan gizi
Menurut Fadila 2011, Tepung sagu
kaya dengan karbohidrat (pati)
namun sangat miskin gizi lainnya.
Ini terjadi akibat kandungan tinggi
pati di dalam teras batang maupun
proses pemanenannya.
Seratus gram sagu kering setara
dengan 355 kalori. Di dalamnya
rata-rata terkandung:
a. 94 gram karbohidrat f. 1,2mg
besi
b. 0,2 gram protein g. lemak
Pemanfaatan sagu
Pati sagu dalam
Dapat diolah industri
menjadi digunakan
makanan, baik sebagai bahan
pokok / selingan perekat
(Telly, 2016) (Yandraini, dkk,
2006)

Limbah batang
Ampasnya dapat
sagu dapat diolah
pula menjadi bahan
menjadi briket
bakar, medium
untuk industri kimia
jamur, hard board,
(Ika, 2015)
dsb (Andrew, 2006)
kesimpulan

Tanaman sagu adalah tanaman yang memiliki potensi tinggi dan kegunaan yang
banyak. Pati sagu memiliki sifat fisis dan khemis yang dapat digunakan tidak hanya
sebagai bahan makanan tradisional tapi juga sebagai bahan pangan modern dan
bahan baku industri.
DAFTAR PUSTAKA
Amarilis, S. 2009. Pengelolaan tanaman sagu (Metroxylon spp.) di PT National Timber
and Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang, Riau, dengan studi kasus
persemaian [skripsi]. Bogor : Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian IPB.

Bintoro, M.H. 2008. Bercocok tanam sagu. Bogor : IPB Press.

Bintoro, M.H, dkk. 2010. Sagu di Lahan Gambut. Bogor : IPB Press.

Chafid, Achmad. 2010. MODIFIKASI TEPUNG SAGU MENJADI MALTODEKSTRIN


MENGGUNAKAN ENZIM -AMYLASE. Semarang : Universitas Diponegoro.

Fadila A. 2011. Potensi Sagu dalam Upaya Diversifikasi Pangan. Tangerang Selatan
(ID): Universitas Terbuka

Papilaya,E,C. Sagu Sebagai Pangan Organis-Fungsional Untuk Kesehatan, Widyakarya


Nasional Pangan Dan Gizi (WNPG) IX 26 27 Agustus 2008

Permatasari, Ika Yudita. 2015. Pembuatan dan Karakteristik Briket Arang dari Limbah
Tempurung Kemiri (Aleurites Moluccana ) dengan Menggunakan Variasi Jenis Bahan
Perekat dan Jumlah Bahan Perekat. Surakarta : UNS.
Syaban, Rachmat. 2014. Potensi Ulat Sagu dan Prospek Pemanfaatannya. Bogor :
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Tangkere, Telly. 2016. PEMANFAATAN SAGU MENJADI MAKANAN SELINGAN.


Manado : Universitas Manado.

Tejahusada, Andrew. 2006. SAGU SEBAGAI BAHAN PANGAN. Ebook.pangan.com.

Yunida, Yandraini, dkk. 2006. PEMBUATAN DESTRO.FOSFAT DARI PATI SAGU


SEBAGAI EKSTENDER PEREKAT KAYU. Padang : Politeknik Negeri Padang.

Anda mungkin juga menyukai