Di Susun Oleh:
Kelompok Praktikum Ekologi Tumbuhan
Dosen pembimbing:
Mahya Ihsan, M.Si
Fitri Wahyuni,M.Si
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................4
1.4 Manfaat......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Pengertian Hutan........................................................................................5
2.2 Analisis Vegetasi Tumbuhan......................................................................5
2.3 Macam-Macam Metode Analisis Vegetasi.................................................6
2.4 Analisis Transek.........................................................................................8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................11
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................11
3.2 Alat dan Bahan.........................................................................................11
3.3 Cara Kerja................................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................12
4.1 Hasil.........................................................................................................12
4.2 Pembahasan.............................................................................................14
BAB V PENUTUP.................................................................................................18
5.1 Kesimpulan..............................................................................................18
5.2 Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ekosistem merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan yang saling mempengaruhi.
Hubungan ini dikatakan suatu sistem karena memiliki komponen-komponen
dengan fungsi berbeda yang terkoordinasi dengan baik sehingga masing-masing
komponen terjadi hubungan timbal balik. Komponen-komponen penting dalam
ekosistem adalah komponen abiotik (komponen makhluk hidup) dan komponen
abiotik (komponen benda mati). Komponen biotik misalnya hewan, tumbuhan dan
mikroba, sedangkan komponen abiotik misalnya air, udara, tanah, dan energi
(Indriyanto, 2008).
Komunitas tumbuhan atau vegetasi merupakan salah satu komponen
penting dalam ekosistem. Komunitas tumbuhan atau vegetasi mempunyai peranan
penting dalam ekosistem. Kehadiran vegetasi pada suatu kawasan akan
memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala lebih luas.
Vegetasi berperan penting dalam ekosistem terkait dengan pengaturan
keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik,
kimia, biologis tanah dan pengaturan tata air dalam tanah. Secara umum vegetasi
memberikan dampak positif terhadap ekosistem, tetapi pengaruhnya bervariasi
tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada setiap
kawasan.
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi
vegetasi secara struktur vegetasi tumbuh-tumbuhan. Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks
nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi
dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu
komunitas tumbuhan (Greig-Smith, 1983). Komunitas akan ditentukan oleh
keadaan individu-individu atau populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada
secara keseluruhan. di samping itu analisis vegetasi merupakan studi untuk
mengetahui komposisi dan struktur tumbuhan.
Berdasarkan
tujuan
pendugaan
kuantitatif
komunitas
vegetasi
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
diatas
dapat
dirumuskan
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mempelajari struktur vegetasi tumbuhan di kawasan hutan Universitas Jambi.
2. Mempelajari keanekaragaman tumbuhan di kawasan hutan Universitas Jambi.
3. Mempelajari pengaruh parameter lingkungan terhadap keanekaragaman
tumbuhan di kawasan hutan Universitas Jambi.
1.4
Manfaat
struktur
vegetasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
lingkungan dari sejarah dan faktor-faktor itu mudah di ukur dan nyata.
Dengandemikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai sebagai alat untuk
memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen komponen lainnya
darisuatu ekosistem. Ada dua fase
yaitu
juga
sintesis
sehingga
akan
sangat
membantu
dalam
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini berlangsung pada hari selasa 17 mei 2016, yang berlokasi
di kawasan hutan pendidikan Universitas Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kamera digital, kompas,
meteran, alat tulis, tali raffia. Sedangkan bahan yang diguanakan yaitu tumbuhan
yang termasuk kedalam kriteria pohon.
3.3 Cara Kerja
Pengukuran pohon dilakukan di hutan Universitas Jambi melalui
observasi lapangan secara langsung dengan metode transek/jalur. Pertama kali
dibuat transek sepanjang 100m dengan menggunakan tali raffia sebanyak 3 plot.
Kemudian tiap 1 plot dibuat subplot sepanjang 20 m, yang selanjutnya dibuat
garis khayal. Untuk pohon yang diukur yaitu jenis spesies, DBH (diameter breast
high) dan dianalisa data yang diperoleh.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1.Faktor fisik lingkungan
Transek
Faktor Fisik
Transek I
pH tanah
Suhu Udara
Suhu tanah
GK 1
GK 2
GK3
GK4
GK 5
6.1
5.5
6
6
5.9
270C
27.50C
27.50C
27.50C
27.50C
Transek II
pH tanah
Suhu Udara
270C
270C
270C
270C
27.50C
Faktor Fisik
Suhu tanah
GK 1
GK 2
GK 3
GK 4
GK 5
5.9
5.8
5.9
5.9
6
28 0C
28 0C
29.5 0C
28.5 0C
29 0C
Transek
III
GK 1
GK2
GK3
GK4
GK5
pH tanah
6.1
6
5.9
6
6.9
Suhu Udara
0
28 C
28.5 0C
29 0C
29 0C
28.5 0C
K
seluruh
jenis
3.71
270C
27 0C
27.50C
27.5 0C
Faktor Fisik
Suhu tanah
0
28 C
27.5 0C
27.5 0C
29 0C
27.5 0C
Kelembaba
Kelembaban
n udara
86 %
84 %
86 %
86 %
86 %
tanah
40 %
40 %
40 %
40 %
40 %
Kelembaba
Kelembaban
n udara
76 %
86 %
76 %
76 %
76 %
tanah
40 %
40 %
41 %
49 %
42 %
Kelembaba
Kelembaban
n udara
76 %
76 %
76 %
78 %
76 %
tanah
40 %
44 %
48 %
44 %
48 %
KR
KA
keliilin
g
keliling^
2
LBD
D/sp
7.14
0.27
91.00
8281.00
659.32
21977.18
Vitexsp.
1.79
0.07
73.00
5329.00
14142.78
Arthrocarpus sp.
Sengon
1
1
1.79
1.79
0.07
0.07
116.00
145.50
13456.00
21170.25
424.28
1071.3
4
1685.5
Spesies
Eugenia sp.
35711.25
56184.32
12
DR
0.0
9
0.0
6
0.1
4
0.2
0.2
0.0
0.0
0.0
3
Canariumsp.
1.79
0.07
63.00
3969.00
316.00
10533.44
Lypcea sp.
5.36
0.20
80.00
6400.00
509.55
16985.14
Urophilum sp.
0.07
77.00
5929.00
472.05
15735.14
Sp 1
11
0.73
78.23
6119.93
487.26
16241.86
Sp 2
10
0.66
82.21
6758.48
538.10
17936.53
Sp 3
13
0.86
92.21
8502.68
676.97
22565.51
sp 4
10
56
1.79
19.6
4
17.8
6
23.2
1
17.8
6
0.66
102.42
10489.86
835.18
27839.32
255852.46
Tabel 2.AnalisisVegetasi
13
2
0.0
4
0.0
7
0.0
6
0.0
6
0.0
7
0.0
9
0.11
0.0
0.2
0.0
0.7
0.6
0.8
0.6
3.7
4.2 Pembahasan
Analisis
vegetasi
dalam ekologi
tumbuhan
adalah
cara
untuk
14
Sementara itu, nilai frekuensi tertinggi (Tabel 2), ditemukan pada spesies
3 yaitu sebesar 0.87 yang berarti dari total 3 trasek yang diamati di lokasi
pengamatan,hampir semuanya terdapat jenis spesies 3. Tingginya frekuensi
spesies 3 menunjukkan bahwa spesies tersebut mampu beradaptasi dengan baik
yang tercermin dari tingkat kerapatannya serta tersebar pada hampir seluruh lokasi
pengamatan.
INP suatu jenis merupakan nilai yang menggambarkan peranan
keberadaan suatu jenis dalam komunitas. Makin besar INP suatu jenis makin
besar pula peranan jenis tersebut dalam komunitas. INP dengan nilai yang tersebar
merata pada banyak jenis lebih baik dari pada bertumpuk atau menonjol pada
sedikit jenis karena menunjukkan terciptanya relung (niche) yang lebih banyak
dan tersebar merata, spesifik dan bervariasi. INP yang merata pada banyak jenis
juga sebagai indikator semakin tingginya keanekaragaman hayati pada suatu
ekosistem dan perkembangan ekosistem yang baik untuk mencapai kestabilan
pada tahap klimaks (Kainde et al., 2011).
Dalam pengamatan ini diketahui bahwa spesies 3 merupakan spesies
yang mendominasi di areal hutan belakang Universitas Jambi karena memiliki
nilai INP tertinggi yaitu 46.52%. Keberhasilan spesies 3 untuk hidup serta mampu
mendominasi di wilayah tersebut menunjukkan kemampuan adaptasi yang cukup
tinggi dengan kondisi lingkungan pada seluruh wilayah pengamatan.
Indeks keragaman spesies menggabungkan antara kekayaan spesies dan
kemerataan spesies. Kekayaan spesies menunjukkan banyaknya jenis spesies yang
ditemukan, kemerataan spesies menunjukkan jumlah individu dari masing-masing
spesies yang relatif sama. Semakin banyak jenis spesies yang ditemukan dan
semakin merata jumlah individunya, nilai indeksnya semakin tinggi (Kurniawan
(2007) dalam Nento (2014)).
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan keanekaragaman
Shannon-Wiener, yaitu:
H = < 1, keanekaragaman rendah
H = 1-3, keanekaragaman tergolong sedang
H = > 3, keanekaragaman tergolong tinggi (Bengen (2000) dalam Rizkya et al.
(2012)).
15
kelembaban Tanah, dan pH Tanah. Salah satu faktor fisik kimia yang berpengaruh
adalah suhu, baik suhu udara maupun suhu tanah. Tidak semua organime mampu
bertahan hidup pada suhu yang tinggi ataupun terlalu rendah. Menurut Campbell
al et., (2004), suhu lingkungan merupakan Faktor penting dalam persebaran
organism karena pengaruhnya para proses biologis.
Selain suhu terdapat faktor lain yang masih berhubungan dengan suhu
yaitu kelembaban, baik kelembaban tanah dan udara merupakan faktor yang
cukup diperhitungkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Menurut
Salisbury (1992), naiknya suhu udara akan menyebabkan menurunnya kelebaban
udara, begitu pula sebaliknya.
16
lingkungan yang cendrung dipengaruhi oleh keberadaan jenis pohon. Variasi tajuk
pohon akan menyebabkan beragamnya intnsitas cahaya yang diterima oleh lantai
hutan, hal ini akan berpengaruh pada kelembaban tanah dibawahnya.
Faktor kimia yang mempengaruhi keberadaan tumbuhan adalah pH. pH
tanah adalah faktor kimia tanah penting yang menggambarkan sifat asam atau
basa tanah. Menurut Rosmarkam dan yuwono (2002), pada umumnya tanah yang
memiliki usia tua memiliki pH yang rendah begitu sebaliknya. Pada tanah yang
kering disebabkan karena penguapan yang tinggi. Tanah yang terlalu asam
ataupun basa dapat menyebabkan pertumbuhan tumbuhan terganggu. Saat
dilakukan pengukuran pH didapatkan nilai pH sebesar berkisar antara 5-6
sehingga cukup banyak tanaman yang ditemukan.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa nilai kerapatan dari 11 spesies yang terdapat di hutan belakang Universitas
Jambi cukup bervariasi. Analisis Indeks Keanekaragaman (H) memiliki tingkat
keanekaragaman yang sedang karena jenis spesies yang ditemukan cukup banyak
dan merata jumlahnya nilai 1.98.
Sedangkan nilai indeks keseragaman (E) pada ekosistem ini memiliki
nilai 0.83. Menurut Odum (1993) dalam Fikri (2014), indeks keseragaman (E)
berkisar 0-1. Bila nilai mendekati 0 berarti keseragaman rendah karena adanya
jenis yang mendominasi, dan bila mendekati 1 keseragaman tinggi yang
menunjukkan tidak ada jenis yang mendominasi.
5.2 Saran
Adapun saran yang bisa diberikan untuk pelaksanaan praktikum yaitu
sebaiknya pada saat membuat plot, garis hayal dan pengukuran jarak pohon harus
teliti agar tidak terjadi kesalahan data dan pengolahan data menggunakan rumus
yang tepat.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 1995. Biologi lingkungan. Bandung: Ganexa Exact.
Campbell, N.A., Reece, J.B dan Mitchell, L.G..2004.Biologi.Jakarta: Erlangga
Daubenmire, R. 1968. Plant Communities: A Text Book of Plant Synecology. New
York: Harper & Row Publishers.
Fikri, N. 2014. Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Pantai
Kartika Jaya Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Guritno. 1995.Analisis Pertumbuhan Tanaman.Jakarta: Rajawali Press.
Haddy. 1986.Fisiologi Tumbuhan. Malang: UMM Press.
Ilma, S., F. Rohman, dan Ibrohim. 2014. Analisis Vegetasi Nepenthes spp. di
Hutan Penelitian Universitas Borneo Tarakan. Seminar Nasional XI
Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Indriyanto, 2008. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.
Indriyanto. 2008. Pengantar Budidaya Hutan. Jakarta. Penerbit: PT Bumi Aksara
Kainde, R.P., S.P. Ratag, J.S. Tasirin, dan D. Faryanti. 2011. Analisis Vegetasi
Hutan Lindung Gunung Tumpa. Eugenia, 17(3): 1-10.
Kurniawan.A dan Perkesit.2008.Persebaran Jenis Pohon di Sepanjang Faktor
Lingkungan di Cagar Alam Pangandaran, Jawa Barat.Biodiversity.Vol
13(3): 151-158.
Lewoema, Z. K. 2008. Kelestarian Hutan di Indonesia, Tanggung Jawab Setiap
Warga Negara. http://www.kabarindonesia.com/ diakses pada tanggal 06
Juni 2016 pukul: 14.40 WIB.
Marno. Vegetasi Tumbuhan. http://marno.lecture.ub.ac.id/ diakses pada tanggal 5
Juni 2016
Mueller-Dombois, D.; H. Ellenberg. 1974. Aimand Methods of Vegetation
Ecology. John Willey and Sons. Canada
Nento, R.N. 2014. Kelimpahan, Keanekaragaman dan Kemerataan Gastropoda di
Ekosistem Mangrove di Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten
Gorontalo Utara. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo.
Odum,E.P.1993.Dasar-dasar ekologi.Edisi ke-3.Yogyakarta: UGM Press.
Ramazas. 2012.Ekologi Umum Edisi Kedua.Yogyakarta: UGM Press.
19
20