Anda di halaman 1dari 2

Dasar Teori Metode Kuadrat

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari


beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga
merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. (Suhadi, 2003).
Menurut Soerianegara dan Indrawan (1978) yang dimaksud analisis vegetasi
atau studi komunitas adalah suatu cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Menurut Suhadi
(2003), analisis vegetasi mengkaji tentang struktur vegetasi dan sistematik vegetasi.
Pengetahuan ini banyak digunakan dalam penelitian komposisi jenis dan interaksi
jenis dalam suatu komunitas.
Analisis vegetasi mempelajari :
1.

Keadaan geografi pada tingkat komunitas tumbuhan dari formasi


tundra, savana, gurun, sampai pada pola floristik.

2.

Hubungan antara lingkungan dengan vegetasi yang disebabkan formasi


komunitas.

Kuadrat adalah daerah persegi dengan berbagai ukuran. Ukuran tersebut


bervariasi dari 1 dm2 sampai 100 m2. Bentuk petak sampel dapat persegi, persegi
panjang atau lingkaran. Dalam metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat
berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya
bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas
minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan
terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Syafei, 1990).
Sistem Analisis dengan metode kuadrat diantaranya:
1. Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan
di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah
cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan
berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel

(n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya
dalam persen (%) (Syafei, 1990).
2. Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu
daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari
seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric sebagai
indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu
komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya
bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).
3. Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai
relative dari sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relative, kerimbunan
relative, dan frekuensi relatif).
Daftar Rujukan untuk dasar teori ini:
Michael, P. 1994. Metode Ekologi untuk
Laboratorium. Jakarta : UI Press.

Penyelidikan

Ladang

dan

Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.
Suhadi. 2003. Analisis Vegetasi. Malang : Universitas Negeri Malang.
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : ITB.

Anda mungkin juga menyukai