Oleh Kelompok 1 :
Siti Anisa Nuri (180210103007)
Dinda Tri Permatasari (180210103058)
Berlian Sari Pamungkas (180210103071)
Wardza Izza Wulandari (180210103083)
Kelas B
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
BAB III. METODE PENELITIAN.........................................................................6
3.1 Tempat, Hari, dan Waktu Percobaan.........................................................6
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................6
3.3 Desain Percobaan......................................................................................7
3.4 Skema Kerja..............................................................................................8
BAB IV. HASIL PENGAMATAN.......................................................................10
4.1 Tabel Hasil Pengamatan Line Transek (Jalur)........................................10
4.2 Tabel Hasil Pengamatan Kuadran...........................................................10
BAB V. PEMBAHASAN......................................................................................11
BAB VI. PENUTUP..............................................................................................17
6.1 Kesimpulan..............................................................................................17
6.2 Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
LAMPIRAN GAMBAR........................................................................................19
LAMPIRAN BUKU-JURNAL..............................................................................20
i
BAB I. PENDAHULUAN
1
2
3
4
2. Semua spesies yang menyentuh garis dicatat sepanjang garis atau pada titik-
titik tertentu di sepanjang garis
3. Mengukur ada atau tidaknya spesies
Metode Transek Sabuk (Belt Transect)
1. Garis transek ditata dan kuadran ditempatkan pada setiap interval survey
2. Sampel diidentifikasi dan diperkirakan kelimpahan hewan dikumpulkan
untuk tanaman diperkirakan persentasenya
3. Pengumpulan data harus dilengkapi dengan perkiraan iklan individu dapat
bervariasi orang ke orang, (Basvarajaiah, 2018 : 116-118).
Metode kuadran biasanya diukur tutupan kanopi didefinisikan sebagai
proyeksi vertikal vegetasi pada tanah yang mencakup area celah kanopi .
Sebaliknya,Metode intersep titik sering mengukur tutupan daun didefinisikan
sebagai proyeksi tutupan vertikal tanaman yang tidak termasuk celah kanopi,
(Kristin et al., 2018).
Analisis dengan menggunakan metode kuadrat yaitu Kerapatan ditentukan
berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area
tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh
populasi jenis tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan
dari jenis tumbuhan yang dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan
dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%),
(Ufiza et al., 2018 : 210).
BAB III. METODE PENELITIAN
6
7
4. Palu
5. Bolpoin
6. Kalkulator
7. Hand counter
8. Cetok
9. Lux meter
10. Soil meter
11. Termohigrometer
b. Bahan
1. Pohon
2. Tali raffia/tali plastic
3. Patok/ pasak
4. Kapas
5. Aquades
6. Buku Identifikasi
3. Desain Percobaan
3.3.1 Metode Transek
8
4. Skema Kerja
3.4.1 Metode Transek
Tumbuhan A 88.4 0.559 0.750 0.419 9.065 0.709 0.750 0.750 2.209
Tumbuhan B 88.4 0.559 0.250 0.140 3.729 0.291 0.250 0.250 0.791
10
BAB V. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini digunakan dua metode sampling yaitu metode
transek dan kuadran. Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan
dipelajari / diselidiki. Metode transek merupakan metode yang digunakan untuk
mempelajari vegetasi padang rumput.
Metode transek di bagi menjadi 2, yaitu line intercept (Line transect) dan
belt transect. Metode line intercept (Line transect) adalah metode yang digunakan
untuk menganalisis vegetasi ekosistem di padang rumput menggunakan 2 titik
pusat. Setelah itu, menarik garis sesuai dengan kebutuhan penelitian, dimana garis
tersebut kemudian di bagi menjadi beberapa segmen untuk memudahkan dalam
proses pengamatan. Setelah itu, mencatat , mengukur, dan menghitung setiap
segmen tersebut. Metode belt transect adalah metode yang digunakan untuk
mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan
sebelumnya. Selain itu, metode belt transect dapat digunakan untuk mempelajari
perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi, dan elevasi,
dimana transek dilakukan dengan cara memotong garis-garis topografi, dari tepi
laut ke pedalaman, memotong sungai atau menaiki dan menuruni lereng
pegunungan.
Metode kuadran biasanya dilakukan untuk vegetasi tingkat pohon, dimana
metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui
komposisi,dominasi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini tidak
menggunakan petak, penggunaan metode ini menggunakan teknik point-quarter
dimana syarat dari point-quarter adalah distribusi pohon yang akan di teliti secara
acak . pada metode point-quarter harus menentukan titik-titik di sepanjang garis
transek dengan menentukan secara acak jarak antar satu titik dengan titik yang
lain. Menentukan titik pusat dnegan menggunakan kompas , kemudian menetukan
pengukuran luas penutupan satu pohon yang terdekat dengan titik pusat selain itu
juga di ukur antara jarak antara pohon terdekat dengan titik pusat kuadran
kemudian dilakukan pengukuran disemua titik hingga akhir garis transek.
11
12
Langkah kerja untuk metode transek dengan line transect antara lain :
Langkah pertama yaitu menentukan daerah pengamatan analisis vegetasi dengan
vegetasi padang rumput. Hal tersebut karena pada metode transek ini vegetasi
yang dipelajari adalah padang rumput. Langkah kedua yaitu menarik garis transek
sepanjang 3 meter dengan menggunakan tali rafia atau tali plastik, kemudian
membuat segmen dengan panjang tiap segmen 60 cm yang diberi tanda dengan
pasak. Garis transek sepanjang 3 m menunjukkan bahwa spesies rumput yang
akan dihitung sepanjang 3 m. Hal tersebut untuk mempermudah proses
pengamatan dan dengan adanya pembagian segmen maka pengamatan spesies
dapat lebih teliti lagi dengan wilayah yang telah diperkecil. Langkah ketiga yaitu
melakukan pengamatan terhadap tumbuhan tiap segmennya. Hal tersebut untuk
mengetahui jenis dan jumlah spesies yang ditemukan. Langkah keempat yaitu
menghitung panjang penutupan semua spesies tumbuhan pada segmen tersebut.
Fungsinya untuk keperluan data dalam analisis vegetasi dengan menghitung
Indeks Nilai Penting yang dimilki. Langkah kelima yaitu menganalisis vegetasi
dengan menghitung Indeks Nilai Penting. Tujuannya untuk mengetahui gambaran
dari peran suatu jenis spesies dalam habitanya.
Adapun langkah kerja untuk metode kuadran antara lain : Langkah pertama
yaitu menentukan titik pusat utama, kemudian menentukan arah dengan
menggunakan kompas. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pembuatan
garis transek yang akan dibuat. Dalam hal ini titik pusatnya adalah pohon.
Langkah kedua yaitu menarik garis transek dengan menggunakan tali plastik
sepanjang 10 m, lalu menentukan titik pada garis tersebut setiap 5 m. Langkah
ketiga yaitu memandang tiap titik tersebut sebagai pusat dari arah kompas. Dari
titik tersebut didapat 4 buah kuadran, Langkah keempat melakukan pengamatan
pada masing-masing kuadran dengan mencatat jenis pohon, luas penutupan, dan
jarak antara pohon terdekat dengan pusat kuadran. Hal tersebut dilakukan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam menganalsis vegetasi dari pohon
tersebut.
13
Keterangan :
Ci = luas penutupan spesies i
Li =panjang penutupan total spesies i
L=panjang total garis transek yang disampling
Cara mengukur luas penutupan dari metode kuadran dengan menentukan
satu pohon terlebih dahulu,kemudian mengukur dengan melihat/memproyeksikan
bagian atas pohon mana yang telah menutup bagian bawah pohon dan di ukur
menggunakan meteran dari situ dapat di temukan panjang penutupan yang
kemudian menentukan jari-jarinya dan dihitung luas penutupannya menggunakan
rumus πr² dan dan bisa di hitung menggunakan rumus :
Keterangan :
Ai = luas penutupan jenis i
Di = kepadatan utlak jenis i
ni = jumlah pohon jenis i
Langkah selanjutnya setelah diketahui jumlah masing-masing spesies pada
setiap segmen lalu melakukan perhitungan dan analisis pada data yang telah
diperoleh. Adapun parameter yang diukur pada metode transek (jalur) meliputi
kepadatan (D), kepadatan relatif (RD), frekuensi (F), frekuensi relatif (FR),
panjang penutupan (C), panjang penutupan relatif (RC), dan nilai penting (IV).
Sedangakn parameter yang diukur pada metode kuadran meliputi jarak pohon
rata-rata (D), kepadatan seluruh jenis (TD), kepadatan relatif (RD), kepadatan
mutlak suatu jenis (|D|), luas penutupan (C), luas penutupan relatif (RC), frekuensi
(F), frekuensi relative (RF), dan nilai penting (IV).
Berdasarkan pengamatan transek yang dilakukan ditemukan 5 jenis tanaman
meliputi tumbuhan A, tumbuhan B, tumbuhan C, tumbuhan D, dan krokot.
14
Pertama adalah tumbuhan A sejumlah 12, memiliki nilai D = 2,4 dengan nilai RD
= 0,300. Lalu nilai F = 1 dengan nilai RF = 0,263. Nilai C = 0,453 dan nilai RC =
0,389. Sementara itu nilai IV yang dimiliki tumbuhan A sebesar 0,952. Kedua
adalah tumbuhan B yang ditemukan sejumlah 1 memiliki nilai D = 0,2 dengan RD
= 0,025. Nilai F = 0,2 dan RF = 0,053. Lalu nilai C = 0,043 dan RC = 0,037.
Sementara itu nilai IV yang dimiliki sebesar 0,115. Ketiga adalah tumbuhan C
ditemukan sejumlah 5 dengan nilai D = 1,0 dan RD= 0,125. Nilai F = 0,8 dan RF
= 0,211. Nilai C = 0,060 dan nilai RC = 0,051. Nilai penting atau IV tumbuhan C
sebesar 0,387. Keempat adalah tumbuhan D ditemukan sejumlah 6 dengan nilai D
= 1,2 dan nilai RD = 0,150. Nilai F = 0,8 dan nilai RF = 0,211. Nilai C = 0,173
dan nilai RC = 0,149. Tumbuhan D ini memiliki nilai IV = 0,509. Kelima adalah
krokot sejumlah 16, memiliki nilai D = 3,2 dan nilai RD = 0,400. Nilai F = 1 dan
nilai RF = 0,263. Nilai C = 0,437 dan nilai RC = 0,374. Nilai penting atau IV
yang dimiliki sebesar 1,037.
Berdasarkan data ditemukan lima spesies yang berbeda pada lokasi yakni
tumbuhan A, tumbuhan B, tumbuhan C, tumbuhan D, dan krokot. Kepadatan
paling tinggi yaitu pada krokot dengan jumlah vegetasi sebanyak 16, makin besar
kepadatan suatu spesies, makin banyak individu spesies tersebut per satuan luas.
Kemudian frekuensi suatu spesies menunjukkan penyebaran suatu spesies-spesies
di dalam suatu area, spesies yang menyebar secara merata mempunyai nilai
frekuensi yang besar (krokot), sebaliknya spesies-spesies yang mempunyai nilai
frekuensi yang kecil mempunyai daerah sebaran yang kurang luas (tumbuhan A,
tumbuhan B, tumbuhan C, dan tumbuhan D). Panjang penutupan terbesar dimiliki
oleh tumbuhan A yakni 0,453 dan terendah dimiliki oleh tumbuhan B yakni
0,043. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa nilai kepadatan,
frekuensi, dan luas penutupan berbanding lurus. Berdasarkan nilai IV spesies yang
memiliki nilai penting tertinggi adalah krokot yakni 1,037 dan terendah adalah
tumbuhan B yakni 0,115.
Berdasarkan pengamatan kuadran yang dilakukan diperoleh dua jenis
tumbuhan yaitu tumbuhan A dan tumbuhan B. Pertama adalah tumbuhan A,
memiliki nilai D = 88,4, nilai TD = 0,559, nilai RD = 0,75, nilai |D| = 0,419, nilai
15
C = 9,065, nilai RC = 0,709, nilai F = 0,75, nilai RF = 0,75, dan nilai penting (IV)
yang dimiliki sebesar 2,209. Sementara itu pada tumbuhan B memiliki nilai D =
88,4, nilai TD = 0,559, nilai RD = 0,25, nilai |D| = 0,140, nilai C = 3,729, nilai RC
= 0,291, nilai F = 0,25, nilai RF = 0,25, dan nilai penting (IV) yang dimiliki
sebesar 0,791. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa tumbuhan A memiliki
nilai penting tertinggi yaitu 2,209 sedangkan tumbuhan B memiliki nilai penting
0,791. Menurut Sosilawaty (2019) bahwa pengaruh nilai penting tersebut yakni
semakin besar nilai penting yang dimiliki oleh suatu spesies maka menunjukkan
bahwa peranannya semakin besar dalam ekosistem.
Tumbuhan yang mendominasi pada praktikum menggunakan metode
transek terlihat pada spesies krokot, dimana dengan tingginya nilai penting maka
spesies krokot mendominasi dalam suatu komunitas. Sedangkan pada
penggunaan metode kuadran Vegetasi yang dominan ialah spesies A, dimana nilai
penting yang dihasilkan berdasarkan urutan nilai tertinggi ke terendah ialah :
Spesies A dengan nilai 2,209 ; Spesies B 0,791. Hal tersebut menunjukkan bahwa
spesies krokot cocok dengan lingkungan hidupnya karena pada daerah tumbuhnya
terdapat naungan yang mana merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi, yang mana tumbuhan tingkat herba merupakan tumbuhan yang
mudah tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi lingkungan yang tidak
ternaungi dan memiliki cahaya matahari yang cukup. Pengamatan yang dilakukan
oleh Dinda Tri mungkin pada kawasan yang cukup terbuka serta tidak jarang
terdapat pohon yang menyebabkan cahaya matahari cukup untuk pertmbuhan
tumbuhan krokot. Faktor lain yaitu tanah, yaitu tepatnya tipe tanah humus yang
tanah humus mempunyai ciri gembur, sehingga bunga krokot dapat tumbuh
dengan baik selanjutnya ada faktor dari kecukupan kebutuhan airnya karena
tanaman krokot hanya bisa tumbuh pada media tanam nya yang lembab.
Kelimpahan suatu jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : persistensi
(daya tahan), agresivitas (daya saing), kemampuan tumbuh kembali akibat
manipulasi lahan, sifat tahan kering dan tahan dingin, penyebaran produksi
musiman, kemampuan menghasilkan biji, kesuburan tanah, serta iklim terutama
curah dan distribusi hujan.
16
1. Kesimpulan
Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan
dipelajari/diselidiki. Metode transek merupakan metode yang digunakan
untuk mempelajari vegetasi padang rumput . Metode kuadran merupakan
metode dimana biasa digunakan untuk sampling pada jenis vegetasi tingkat
pohon saja. Tumbuhan yang mendominasi terlihat pada spesies krokot,
dimana dengan tingginya nilai penting maka spesies krokot mendominasi
dalam suatu komunitas. Faktor yang dapat mempengaruhi, yang mana
tumbuhan tingkat herba merupakan tumbuhan yang mudah tumbuh dan
berkembang dengan baik pada kondisi lingkungan yang tidak ternaungi dan
memiliki cahaya matahari yang cukup. Faktor lain yaitu tanah, yaitu
tepatnya tipe tanah humus yang tanah humus mempunyai ciri gembur,
sehingga bunga krokot dapat tumbuh dengan baik selanjutnya ada faktor
dari kecukupan kebutuhan airnya karena tanaman krokot hanya bisa tumbuh
pada media tanam nya yang lembab. pada penggunaan metode kuadran
Vegetasi yang dominan ialah spesies A, dimana nilai penting yang
dihasilkan berdasarkan urutan nilai tertinggi ke terendah ialah : Spesies A
dengan nilai 2,209 ; Spesies B 0,791. Kelimpahan suatu jenis dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti : persistensi (daya tahan), agresivitas (daya
saing), kemampuan tumbuh kembali akibat manipulasi lahan, sifat tahan
kering dan tahan dingin, penyebaran produksi musiman, kemampuan
menghasilkan biji, kesuburan tanah, serta iklim terutama curah dan
distribusi hujan.
2. Saran
Kerja sama yang baik antar praktikan satu dengan yang lainnya,
kemudian saat praktikum, asisten menjelaskan kembali dengan sejelas-
jelasnya sehingga tidak salah konsep dari praktikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN GAMBAR
19
LAMPIRAN BUKU-JURNAL
1. Buku
a.
20
b.
21
c.
2. Jurnal Internasional
a.
22
b.
c.
3. Jurnal Nasional
a.
23
b.
c.
24