Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

“ANALISIS VEGETASI DENGAN METODE TRANSEK DAN


KUADRAN”

Oleh Kelompok 1 :
Siti Anisa Nuri (180210103007)
Dinda Tri Permatasari (180210103058)
Berlian Sari Pamungkas (180210103071)
Wardza Izza Wulandari (180210103083)
Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
BAB III. METODE PENELITIAN.........................................................................6
3.1 Tempat, Hari, dan Waktu Percobaan.........................................................6
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................6
3.3 Desain Percobaan......................................................................................7
3.4 Skema Kerja..............................................................................................8
BAB IV. HASIL PENGAMATAN.......................................................................10
4.1 Tabel Hasil Pengamatan Line Transek (Jalur)........................................10
4.2 Tabel Hasil Pengamatan Kuadran...........................................................10
BAB V. PEMBAHASAN......................................................................................11
BAB VI. PENUTUP..............................................................................................17
6.1 Kesimpulan..............................................................................................17
6.2 Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
LAMPIRAN GAMBAR........................................................................................19
LAMPIRAN BUKU-JURNAL..............................................................................20

i
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jumlah vegetasi sangat mempengaruhi ekosistem dimana vegetasi
sangat memegang peranan pendting dalam interaksi antar organisme satu
dengan lainnya. Vegetasi dalam ekosistem tidak semua baik dan stabil
dalam keseimbangannya. Untuk mengetahui apakah vegetasi tersebut dalam
keseimbangan maka terlebih dahulu harus mengerti tentang persebaran
vegetasi dalam suatu ekosistem, untuk memudahkan dalam penelitian serta
perhitungan vegetasi maka perlu dilakukannya suatu metode yang mampu
mewakili dari setiap vegetasi, untuk jenis rerumputan dapat menggunakan
metode transek agar lebih efektif, sedangkan untuk menghitung vehgetasi
pohon menggunakan metode kuadran. Metode transek dibagi menjadi 2
yaitu line intercept dan belt transek, metode line intercept digunakan untuk
mempelajarai komunitas padang rumput sedangkan untuk belt transect
digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum
diketahui keadaan sebelumnya.
Dalam perhitungan metode transek dan kuadran di butuhkan panjang
penutupan dimana panjang penutupan ini adalah proyeksi tegak lurus bagian
basal atau arieal coverage yang terpotong garis transek ke tanah.
1.2 Rumusan Masalah
1.1.1 Apa pengertian dari metode transek dan metode kuadran ?
1.1.2 Bagaimana cara penerapan teknik sampling tumbuhan dengan
menggunakan metode tansek ?
1.1.3 Rumus apa saja yang digunakan dalam menganalisis data metode transek
dan kuadran?
1.1.4 Bagaimana cara melakukan sampling vegetasi pohon dengan
menggunakan metode kuadran?
1.3 Tujuan
1.1.1 Mengetahui definisi dari metode transek dan kuadran

1
2

1.1.2 Mengetahui cara penerapan teknik sampling tumbuhan menggunakan


metode transek
1.1.3 Memahami rumus dalam menganlisi data metode transek dan kuadran
1.1.4 Mengetahui cara melakukan sampling vegetasi pohon dengan
menggunakan metode kuadran
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Vegetasi merupakan bagian penting dari ekosistem dan berperan penting


dalam mengatur iklim, melestarikan tanah dan air, memperindah lingkungan, dan
menjalankan fungsi ekologis. Dalam beberapa tahun terakhir, karena kekurangan
sumber daya, bencana alam, gangguan manusia, perubahan iklim dan faktor
negatif lainnya, spesies dan keanekaragaman vegetasi telah menurun dan
ekosistem menjadi jauh lebih rapuh, dan sulit untuk dipulihkan. Oleh karena itu,
penelitian tentang vegetasi harus difokuskan sebagai komponen kunci dari
ekosistem darat, (Zang, et al., 2020 : 1).
Petak vegetasi dapat diklasifikasikan menjadi tipe vegetasi atau habitat
dengan kekayaan spesies dapat dipetakan untuk tipe yang berbeda secara terpisah.
Kerugian dari database plot vegetasi adalah intensitas pengambilan sampel yang
tidak merata secara spasial dan akibatnya perbedaan besar dalam kepadatan plot
vegetasi antar wilayah. Ahli konservasi memerlukan peta kekayaan spesies untuk
mengidentifikasi titik api keanekaragaman hayati, tetapi untuk perencanaan
pengelolaan, penting untuk mengetahui di habitat mana titik panas ini ditemukan.
Bahkan di dalam habitat, penting untuk mengetahui tidak hanya di mana hotspot
dari total kekayaan spesies, tetapi juga di mana hotspot spesies yang terancam
punah atau berpotensi membahayakan, (Divisek dan Chytry, 2017 : 2).
Kepadatan atau panjang tepi antara tipe vegetasi, kepadatan jalan, atau
jumlah garis kontur yang dilintasi transek yang memancar dari unit bekas dapat
dengan mudah diukur dalam penyangga yang mengelilingi lokasi bekas atau unit
studi yang diambil sampelnya secara acak di sebuah GIS. Banyak metode formal
berdasarkan variabel terukur telah dikembangkan untuk mengakses heterogenitas
pada berbagai skala menggunakan rentang, varian, dan koefisien variasi.
Heterogenitas juga dapat diekspresikan dalam dimensi vertikal dan horizontal.
Pelapisan vegetasi di komunitas tumbuhan adalah cara yang umum untuk
mengekspresikan heterogenitas vertikal. Teknik, seperti yang menggunakan
papan kerapatan vertikal, telah digunakan untuk menggambarkan heterogenitas
(Silvy, 2012).

3
4

Komunitas alam menunjukkan banyak contoh dari hidup berdampingan


spesies serupa, dan ini pasti dilakukan dengan prinsip kompetitif pengecualian.
Salah satu pendekatan untuk memecahkan paradoks ini adalah dengan
menunjukkan bahwa komunitas alami selalu ada keadaan fluks sehingga
persaingan terputus di alam, dan karenanya perpindahan ekologis terakhir tidak
diamati, (Krebs, 2014).
Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan dipelajari/diselidiki.
Metode transek bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan
perubahan lingkungan serta untuk mengetahui hubungan vegeterasi yang ada
disuatu lahan secara cepat. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis
yang digunakan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang
digunakan sekitar 50m-100m, sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis
yang digunakan cukup 5m-10m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi
yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m. Garis transek
merupakan garis sampling yang ditarik menyilang pada sebuah bentukan atau
beberapa bentukan. Transek juga dapat dipakai dalam studi altituide dan
mengetahui perubahan komunitas yang ada, (Hidayat et al., 2017 : 85-86).
Tujuan metode transek merupakan untuk mengetahui hubungan perubahan
vegetasi dan perubahan lingkungan, ataupun untuk mengetahui jenis vegetasi
yang terdapat pada suatu lahan secara cepat. Apabila vegetasi sederhana maka
garis yang digunakan semakin pendek. Transek sendiri jalur sempit melintang
lahan yang akan dipelajari / diselidiki, (Arista et al., 2017 : 148).
Transek garis (Line transect) digunakan jika ingin mengilustrasikan gradien
atau pola linier tertentu di mana komunitas tumbuhan dan, atau hewan berubah.
Mereka memberikan cara yang baik untuk dapat memvisualisasikan dengan jelas
perubahan yang terjadi di sepanjang garis. Tergantung pada seberapa detail
transek garis tersebut, transek garis biasanya dapat diselesaikan dengan cukup
cepat. Perbedaan metode transek garis dan transek sabuk adalah sebagai berikut :
Metode Transek Garis (Line Transect)
1. Garis terukur yang diletakkan di seluruh area ke arah gradien lingkungan
5

2. Semua spesies yang menyentuh garis dicatat sepanjang garis atau pada titik-
titik tertentu di sepanjang garis
3. Mengukur ada atau tidaknya spesies
Metode Transek Sabuk (Belt Transect)
1. Garis transek ditata dan kuadran ditempatkan pada setiap interval survey
2. Sampel diidentifikasi dan diperkirakan kelimpahan hewan dikumpulkan
untuk tanaman diperkirakan persentasenya
3. Pengumpulan data harus dilengkapi dengan perkiraan iklan individu dapat
bervariasi orang ke orang, (Basvarajaiah, 2018 : 116-118).
Metode kuadran biasanya diukur tutupan kanopi didefinisikan sebagai
proyeksi vertikal vegetasi pada tanah yang mencakup area celah kanopi .
Sebaliknya,Metode intersep titik sering mengukur tutupan daun didefinisikan
sebagai proyeksi tutupan vertikal tanaman yang tidak termasuk celah kanopi,
(Kristin et al., 2018).
Analisis dengan menggunakan metode kuadrat yaitu Kerapatan ditentukan
berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area
tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh
populasi jenis tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan
dari jenis tumbuhan yang dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan
dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%),
(Ufiza et al., 2018 : 210).
BAB III. METODE PENELITIAN

1. Tempat, Hari, dan Waktu Percobaan


Percobaan analisis vegetasi dengan metode transek dilakukan secara mandiri
di daerah masing-masing praktikan (Kab. Jember). Sedangkan, percobaan
analisis vegetasi dengan metode kuadran dilakukan di kebun Biologi
Gedung 3 FKIP UNEJ pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 4 November 2020
Waktu : 06.00 – 08.40
2. Alat dan Bahan
3.2.1 Metode Transek
a. Alat
1. Penggaris
2. Meteran
3. Palu
4. Gunting
5. Bolpoin
6. Kalkulator
7. Hand counter
b. Bahan
1. Tali rafia sepanjang 3 m
2. Lahan
3. Rumput
4. Patok / paku sebanyak 6 buah
5. Alat tuli
3.2.2 Metode Kuadran
a. Alat
1. Meteran
2. Kompas
3. Penggaris

6
7

4. Palu
5. Bolpoin
6. Kalkulator
7. Hand counter
8. Cetok
9. Lux meter
10. Soil meter
11. Termohigrometer
b. Bahan
1. Pohon
2. Tali raffia/tali plastic
3. Patok/ pasak
4. Kapas
5. Aquades
6. Buku Identifikasi
3. Desain Percobaan
3.3.1 Metode Transek
8

3.3.2 Metode Kuadran

4. Skema Kerja
3.4.1 Metode Transek

Menentukan daerah pengamatan analisis vegetasi dengan


vegetasi padang rumput.

Menggunakan tali rafia atau tali plastik, menarik garis sepanjang 3


meter, kemudian membuat segmen dengan panjang tiap segmen 60
cm.

Melakukan pengamatan terhadap tumbuhan tiap segmennya.

Menghitung panjang penutupan semua spesies tumbuhan pada


segmen tersebut.

Menganalisis vegetasi dengan menghitung indeks nilai


penting.
9

3.4.2 Metode Kuadran

Menentukan titik pusat utama, kemudian menentukan arah


dengan menggunakan kompas.

Menarik garis transek dengan menggunakan tali plastik sepenajng


10 m, menentukan titik pada garis tersebut setiap 5 m.

Setiap titik tersebut dpandang sebagai pusat dari arah kompas.


Dari titik tersebut di dapat 4 buah kuadran.

Pada masing-masing kuadran dilakukan pengamatan dengan


mencatat jenis pohon, luas penutupan dan jarak antar pohon
terdekat dengan pusat kuadran.
BAB IV. HASIL PENGAMATAN

1. Tabel Hasil Pengamatan Line Transek (Jalur)

Jenis Tanaman Jumlah D RD F RF C RC IV


Tumbuhan A 12 2.4 0.300 1 0.263 0.453 0.389 0.952
Tumbuhan B 1 0.2 0.025 0.2 0.053 0.043 0.037 0.115
Tumbuhan C 5 1.0 0.125 0.8 0.211 0.060 0.051 0.387
Tumbuhan D 6 1.2 0.150 0.8 0.211 0.173 0.149 0.509
Krokot 16 3.2 0.400 1 0.263 0.437 0.374 1.037

2. Tabel Hasil Pengamatan Kuadran

Jenis Tumbuhan D TD RD |D| C RC F RF IV

Tumbuhan A 88.4 0.559 0.750 0.419 9.065 0.709 0.750 0.750 2.209

Tumbuhan B 88.4 0.559 0.250 0.140 3.729 0.291 0.250 0.250 0.791

10
BAB V. PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini digunakan dua metode sampling yaitu metode
transek dan kuadran. Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan
dipelajari / diselidiki. Metode transek merupakan metode yang digunakan untuk
mempelajari vegetasi padang rumput.
Metode transek di bagi menjadi 2, yaitu line intercept (Line transect) dan
belt transect. Metode line intercept (Line transect) adalah metode yang digunakan
untuk menganalisis vegetasi ekosistem di padang rumput menggunakan 2 titik
pusat. Setelah itu, menarik garis sesuai dengan kebutuhan penelitian, dimana garis
tersebut kemudian di bagi menjadi beberapa segmen untuk memudahkan dalam
proses pengamatan. Setelah itu, mencatat , mengukur, dan menghitung setiap
segmen tersebut. Metode belt transect adalah metode yang digunakan untuk
mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan
sebelumnya. Selain itu, metode belt transect dapat digunakan untuk mempelajari
perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi, dan elevasi,
dimana transek dilakukan dengan cara memotong garis-garis topografi, dari tepi
laut ke pedalaman, memotong sungai atau menaiki dan menuruni lereng
pegunungan.
Metode kuadran biasanya dilakukan untuk vegetasi tingkat pohon, dimana
metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui
komposisi,dominasi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini tidak
menggunakan petak, penggunaan metode ini menggunakan teknik point-quarter
dimana syarat dari point-quarter adalah distribusi pohon yang akan di teliti secara
acak . pada metode point-quarter harus menentukan titik-titik di sepanjang garis
transek dengan menentukan secara acak jarak antar satu titik dengan titik yang
lain. Menentukan titik pusat dnegan menggunakan kompas , kemudian menetukan
pengukuran luas penutupan satu pohon yang terdekat dengan titik pusat selain itu
juga di ukur antara jarak antara pohon terdekat dengan titik pusat kuadran
kemudian dilakukan pengukuran disemua titik hingga akhir garis transek.

11
12

Langkah kerja untuk metode transek dengan line transect antara lain :
Langkah pertama yaitu menentukan daerah pengamatan analisis vegetasi dengan
vegetasi padang rumput. Hal tersebut karena pada metode transek ini vegetasi
yang dipelajari adalah padang rumput. Langkah kedua yaitu menarik garis transek
sepanjang 3 meter dengan menggunakan tali rafia atau tali plastik, kemudian
membuat segmen dengan panjang tiap segmen 60 cm yang diberi tanda dengan
pasak. Garis transek sepanjang 3 m menunjukkan bahwa spesies rumput yang
akan dihitung sepanjang 3 m. Hal tersebut untuk mempermudah proses
pengamatan dan dengan adanya pembagian segmen maka pengamatan spesies
dapat lebih teliti lagi dengan wilayah yang telah diperkecil. Langkah ketiga yaitu
melakukan pengamatan terhadap tumbuhan tiap segmennya. Hal tersebut untuk
mengetahui jenis dan jumlah spesies yang ditemukan. Langkah keempat yaitu
menghitung panjang penutupan semua spesies tumbuhan pada segmen tersebut.
Fungsinya untuk keperluan data dalam analisis vegetasi dengan menghitung
Indeks Nilai Penting yang dimilki. Langkah kelima yaitu menganalisis vegetasi
dengan menghitung Indeks Nilai Penting. Tujuannya untuk mengetahui gambaran
dari peran suatu jenis spesies dalam habitanya.
Adapun langkah kerja untuk metode kuadran antara lain : Langkah pertama
yaitu menentukan titik pusat utama, kemudian menentukan arah dengan
menggunakan kompas. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pembuatan
garis transek yang akan dibuat. Dalam hal ini titik pusatnya adalah pohon.
Langkah kedua yaitu menarik garis transek dengan menggunakan tali plastik
sepanjang 10 m, lalu menentukan titik pada garis tersebut setiap 5 m. Langkah
ketiga yaitu memandang tiap titik tersebut sebagai pusat dari arah kompas. Dari
titik tersebut didapat 4 buah kuadran, Langkah keempat melakukan pengamatan
pada masing-masing kuadran dengan mencatat jenis pohon, luas penutupan, dan
jarak antara pohon terdekat dengan pusat kuadran. Hal tersebut dilakukan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam menganalsis vegetasi dari pohon
tersebut.
13

Cara pengukuran panjang penutupan pada metode transek dengan


memproyeksikan secara tegak lurus pada bagian basal atau arieal coverage yang
terpotong garis transek ke tanah. Dengan rumus :

Keterangan :
Ci = luas penutupan spesies i
Li =panjang penutupan total spesies i
L=panjang total garis transek yang disampling
Cara mengukur luas penutupan dari metode kuadran dengan menentukan
satu pohon terlebih dahulu,kemudian mengukur dengan melihat/memproyeksikan
bagian atas pohon mana yang telah menutup bagian bawah pohon dan di ukur
menggunakan meteran dari situ dapat di temukan panjang penutupan yang
kemudian menentukan jari-jarinya dan dihitung luas penutupannya menggunakan
rumus πr² dan dan bisa di hitung menggunakan rumus :

Keterangan :
Ai = luas penutupan jenis i
Di = kepadatan utlak jenis i
ni = jumlah pohon jenis i
Langkah selanjutnya setelah diketahui jumlah masing-masing spesies pada
setiap segmen lalu melakukan perhitungan dan analisis pada data yang telah
diperoleh. Adapun parameter yang diukur pada metode transek (jalur) meliputi
kepadatan (D), kepadatan relatif (RD), frekuensi (F), frekuensi relatif (FR),
panjang penutupan (C), panjang penutupan relatif (RC), dan nilai penting (IV).
Sedangakn parameter yang diukur pada metode kuadran meliputi jarak pohon
rata-rata (D), kepadatan seluruh jenis (TD), kepadatan relatif (RD), kepadatan
mutlak suatu jenis (|D|), luas penutupan (C), luas penutupan relatif (RC), frekuensi
(F), frekuensi relative (RF), dan nilai penting (IV).
Berdasarkan pengamatan transek yang dilakukan ditemukan 5 jenis tanaman
meliputi tumbuhan A, tumbuhan B, tumbuhan C, tumbuhan D, dan krokot.
14

Pertama adalah tumbuhan A sejumlah 12, memiliki nilai D = 2,4 dengan nilai RD
= 0,300. Lalu nilai F = 1 dengan nilai RF = 0,263. Nilai C = 0,453 dan nilai RC =
0,389. Sementara itu nilai IV yang dimiliki tumbuhan A sebesar 0,952. Kedua
adalah tumbuhan B yang ditemukan sejumlah 1 memiliki nilai D = 0,2 dengan RD
= 0,025. Nilai F = 0,2 dan RF = 0,053. Lalu nilai C = 0,043 dan RC = 0,037.
Sementara itu nilai IV yang dimiliki sebesar 0,115. Ketiga adalah tumbuhan C
ditemukan sejumlah 5 dengan nilai D = 1,0 dan RD= 0,125. Nilai F = 0,8 dan RF
= 0,211. Nilai C = 0,060 dan nilai RC = 0,051. Nilai penting atau IV tumbuhan C
sebesar 0,387. Keempat adalah tumbuhan D ditemukan sejumlah 6 dengan nilai D
= 1,2 dan nilai RD = 0,150. Nilai F = 0,8 dan nilai RF = 0,211. Nilai C = 0,173
dan nilai RC = 0,149. Tumbuhan D ini memiliki nilai IV = 0,509. Kelima adalah
krokot sejumlah 16, memiliki nilai D = 3,2 dan nilai RD = 0,400. Nilai F = 1 dan
nilai RF = 0,263. Nilai C = 0,437 dan nilai RC = 0,374. Nilai penting atau IV
yang dimiliki sebesar 1,037.
Berdasarkan data ditemukan lima spesies yang berbeda pada lokasi yakni
tumbuhan A, tumbuhan B, tumbuhan C, tumbuhan D, dan krokot. Kepadatan
paling tinggi yaitu pada krokot dengan jumlah vegetasi sebanyak 16, makin besar
kepadatan suatu spesies, makin banyak individu spesies tersebut per satuan luas.
Kemudian frekuensi suatu spesies menunjukkan penyebaran suatu spesies-spesies
di dalam suatu area, spesies yang menyebar secara merata mempunyai nilai
frekuensi yang besar (krokot), sebaliknya spesies-spesies yang mempunyai nilai
frekuensi yang kecil mempunyai daerah sebaran yang kurang luas (tumbuhan A,
tumbuhan B, tumbuhan C, dan tumbuhan D). Panjang penutupan terbesar dimiliki
oleh tumbuhan A yakni 0,453 dan terendah dimiliki oleh tumbuhan B yakni
0,043. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa nilai kepadatan,
frekuensi, dan luas penutupan berbanding lurus. Berdasarkan nilai IV spesies yang
memiliki nilai penting tertinggi adalah krokot yakni 1,037 dan terendah adalah
tumbuhan B yakni 0,115.
Berdasarkan pengamatan kuadran yang dilakukan diperoleh dua jenis
tumbuhan yaitu tumbuhan A dan tumbuhan B. Pertama adalah tumbuhan A,
memiliki nilai D = 88,4, nilai TD = 0,559, nilai RD = 0,75, nilai |D| = 0,419, nilai
15

C = 9,065, nilai RC = 0,709, nilai F = 0,75, nilai RF = 0,75, dan nilai penting (IV)
yang dimiliki sebesar 2,209. Sementara itu pada tumbuhan B memiliki nilai D =
88,4, nilai TD = 0,559, nilai RD = 0,25, nilai |D| = 0,140, nilai C = 3,729, nilai RC
= 0,291, nilai F = 0,25, nilai RF = 0,25, dan nilai penting (IV) yang dimiliki
sebesar 0,791. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa tumbuhan A memiliki
nilai penting tertinggi yaitu 2,209 sedangkan tumbuhan B memiliki nilai penting
0,791. Menurut Sosilawaty (2019) bahwa pengaruh nilai penting tersebut yakni
semakin besar nilai penting yang dimiliki oleh suatu spesies maka menunjukkan
bahwa peranannya semakin besar dalam ekosistem.
Tumbuhan yang mendominasi pada praktikum menggunakan metode
transek terlihat pada spesies krokot, dimana dengan tingginya nilai penting maka
spesies krokot mendominasi dalam suatu komunitas. Sedangkan pada
penggunaan metode kuadran Vegetasi yang dominan ialah spesies A, dimana nilai
penting yang dihasilkan berdasarkan urutan nilai tertinggi ke terendah ialah :
Spesies A dengan nilai 2,209 ; Spesies B 0,791. Hal tersebut menunjukkan bahwa
spesies krokot cocok dengan lingkungan hidupnya karena pada daerah tumbuhnya
terdapat naungan yang mana merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi, yang mana tumbuhan tingkat herba merupakan tumbuhan yang
mudah tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi lingkungan yang tidak
ternaungi dan memiliki cahaya matahari yang cukup. Pengamatan yang dilakukan
oleh Dinda Tri mungkin pada kawasan yang cukup terbuka serta tidak jarang
terdapat pohon yang menyebabkan cahaya matahari cukup untuk pertmbuhan
tumbuhan krokot. Faktor lain yaitu tanah, yaitu tepatnya tipe tanah humus yang
tanah humus mempunyai ciri gembur, sehingga bunga krokot dapat tumbuh
dengan baik selanjutnya ada faktor dari kecukupan kebutuhan airnya karena
tanaman krokot hanya bisa tumbuh pada media tanam nya yang lembab.
Kelimpahan suatu jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : persistensi
(daya tahan), agresivitas (daya saing), kemampuan tumbuh kembali akibat
manipulasi lahan, sifat tahan kering dan tahan dingin, penyebaran produksi
musiman, kemampuan menghasilkan biji, kesuburan tanah, serta iklim terutama
curah dan distribusi hujan.
16

Berdasarkan hasil pengamatan masing-masing praktikan, terdapat perbedaan


pada tiap-tiap lokasi pengamatan terhadap vegetasinya. Contohnya pada data hasil
pengamatan Dinda Tri Permatasari, dimana vegetasi yang mendominasi adalah
krokot dan Spesies A, pada data hasil pengamatan Annisa Nuri vegetasi yang
mendominasi adalah rumput A. Pada data hasil pengamatan Berlian Sari
Pamungkas vegetasi yang mendominasi adalah rumput B. Pada data hasil
pengamatan Wardza Izza Wulandari vegetasi hanya terdapat 1 spesies saja, yaitu
rumput A. Hal ini dapat terjadi karena faktor Abiotik, seperti cuaca, iklim, suhu,
nutrisi, dll, serta interaksi yang berlangsung pada setiap lokasi pengamatan
berbeda-beda. Selain itu, tumbuhan juga memiliki toleransi dan faktor
pembatasnya masing-masing, sehingga dapat menyebabkan vegetasi yang tumbuh
di masing-masing lokasi pengamatan berbeda.
BAB VI. PENUTUP

1. Kesimpulan
Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan
dipelajari/diselidiki. Metode transek merupakan metode yang digunakan
untuk mempelajari vegetasi padang rumput . Metode kuadran merupakan
metode dimana biasa digunakan untuk sampling pada jenis vegetasi tingkat
pohon saja. Tumbuhan yang mendominasi terlihat pada spesies krokot,
dimana dengan tingginya nilai penting maka spesies krokot mendominasi
dalam suatu komunitas. Faktor yang dapat mempengaruhi, yang mana
tumbuhan tingkat herba merupakan tumbuhan yang mudah tumbuh dan
berkembang dengan baik pada kondisi lingkungan yang tidak ternaungi dan
memiliki cahaya matahari yang cukup. Faktor lain yaitu tanah, yaitu
tepatnya tipe tanah humus yang tanah humus mempunyai ciri gembur,
sehingga bunga krokot dapat tumbuh dengan baik selanjutnya ada faktor
dari kecukupan kebutuhan airnya karena tanaman krokot hanya bisa tumbuh
pada media tanam nya yang lembab. pada penggunaan metode kuadran
Vegetasi yang dominan ialah spesies A, dimana nilai penting yang
dihasilkan berdasarkan urutan nilai tertinggi ke terendah ialah : Spesies A
dengan nilai 2,209 ; Spesies B 0,791. Kelimpahan suatu jenis dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti : persistensi (daya tahan), agresivitas (daya
saing), kemampuan tumbuh kembali akibat manipulasi lahan, sifat tahan
kering dan tahan dingin, penyebaran produksi musiman, kemampuan
menghasilkan biji, kesuburan tanah, serta iklim terutama curah dan
distribusi hujan.
2. Saran
Kerja sama yang baik antar praktikan satu dengan yang lainnya,
kemudian saat praktikum, asisten menjelaskan kembali dengan sejelas-
jelasnya sehingga tidak salah konsep dari praktikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arista, C. D. N., I. S. Widimulya, K. Rahma dan Mulyadi. 2017. Analisis vegetasi


tumbuhan menggunakan metode transek garis (line transect) di kawasan
Hutan Lindung Lueng Angen Desa Iboih Kecamatan Sukakarya Kota
Sabang. Prosiding Seminar Nasional Biotik. 147-152.
Basvarajaiah, D. M. 2018. Biodiversity Modeling and Tribal Livelihood Status in
Western Ghats. India : Educreation Publishing.
Divisek, J. dan M. Chytry. 2017. High-resolution and large-extent mapping of
plant species richness using vegetation-plot databeses. Ecological
Indicators. 1-12.
Hidayat, M., Laiyanah, L., Silvia, N., Putri, Y. A., & Marhamah, N. 2018.
Analisis Vegetasi Tumbuhan Menggunakan Metode Transek Garis (Line
Transek) di Hutan Seulawah Agam Desa pulo Kemukiman Lamteuba
Kabupaten Aceh Besar. Prosiding Biotik. 4(1).
Krebs, J., Charles. 2014. Ecology : The Experimental Analysis Of Distribution
and Abundance. America : British Library Cataloguing-in-Publication Data.
Kristin, B., Hulvey, B., Thomas, K., Eric, T. 2018. A Comparison of Two
Herbaceous Cover Sampling Methods to Assess Ecosystem Services in
High-Shrub Rangelands : Photography-Based Grid Point Intercept (GPI)
Versus Quadrat Sampling. Rangelands. 40(5) : 152-159.
Silvy, N. J. (Ed.). (2012). The wildlife techniques manual. 1. Research.
Maryland : Johns Hopkins University Press.
Ufiza, S., Salmiati, S., & Ramadhan, H. 2019. ANALISIS VEGETASI
TUMBUHAN DENGAN METODE KUADRAT PADA HABITUS
HERBA DI KAWASAN PEGUNUNGAN DEUDAP PULO NASI ACEH
BESAR. Prosiding Biotik. 5(1).
Zhang, L., X. Sun, Y. Zhang, J. Su, X. Liu and J. Sun. 2020. Discussion on
Sampling Methods in Island Vegetation Survey of Species Richness and Biomass.
2nd International Conference on Air Pollution and Environmental Engineering.
doi:10.1088/1755-1315/450/1/012004.

18
LAMPIRAN GAMBAR

1. Siti Anisa Nuri

2. Dinda Tri Permatasari

3. Berlian Sari Pamungkas

4. Wardza Izza Wulandari

19
LAMPIRAN BUKU-JURNAL

1. Buku

a.

20
b.

21
c.
2. Jurnal Internasional

a.

22
b.

c.
3. Jurnal Nasional

a.

23
b.

c.

24

Anda mungkin juga menyukai